Perolehan Lahan Perkebunan yang dilakukan oleh PT. Madina Agrolestari

4. Terjadinya pewarisan karena hukum dikuasai oleh para ahli waris pemegang hak 5. Perbuatan hukum yang terjadi, misalnya diperoleh melalui jual beli, hibah, tukar menukar, atau bentuk pemindahan hak lainnya. Data yuridis dapat dibaca pada Salinan Buku Tanah, yang merupakan bagian Sertipikat. 4. Kesediaan pemegang hak melepaskan hak atas tanahnya; 5. Status hukum calon pemegang hak atas tanah.

2. Perolehan Lahan Perkebunan yang dilakukan oleh PT. Madina Agrolestari

Prosedur yang ditempuh dalam pengadaan tanah oleh PT. MAL dalam rangka pemberian status Hak Guna Usahanya adalah sebagai berikut:

a. Izin Lokasi

1 pengertian Di dalam peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN No. 2 Tahun 1993 disebutkan bahwa, pengertian izin lokasi adalah izin yang diberikan kepada perusahaan untuk memperoleh tanah sesuai dengan tata ruang wilayah, yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak. Sedangkan Affan Mukti, menyatakan: “Izin lokasi adalah izin yang diberikan kepada perusahaan untuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai izin Universitas Sumatera Utara pemindahan hak dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modal.” 58 Bahwa izin lokasi ini diberikan setelah pihak yang membutuhkan tanah tersebut mengajukan permohonan kepada kapala kantor Badan Pertanahan guna usaha penanaman modalnya, setelah memenuhi beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan tersebut. Setelah mendapatkan izin lokasi, maka investor sudah dapat melakukan kegiatan perolehan tanah. Jika kegiatan perolehan tanahanya sudah selesai, maka investor dapat mengajukan permohonan hak atas tanah, maka atas tanah yang di mohonkan harus sesuai dengan status juridis pemohon dan sifat usaha kegiatannya. Dalam pelaksanaan izin lokasi bukan merupakan bukti kepemilikan, akan tetapi berupa surat keputusan dalam upaya perusahaan untuk memperoleh tanahlahan yang dibutuhkan, oleh karena itu setelah perusahaan menerima surat keputusan perusahaan baru dapat menguasai tanah apabila dapat membebaskan tanah tersebut tentunya harus dengan jual beli. Artinya di dalam perjanjian jaul beli tersebut harus ada kesepakatan baik mengenai harga ganti kerugian maupun penyerahan tanahlahan tersebut. 2 Subjektif Bahwa yang dapat menjadi subjektif dalam pemberian izin lokasi adalah: a. Pemerintah b. Perusahaan yang membutuhkan tanah 58 Affan Mukti, loc.cit Universitas Sumatera Utara c. Masyarakat yang akan menyerahkan tanahnya. 3 Luas Tanah yang diberikan bahwa tanah yang dapat ditunjuk dalam izin lokasi adalah tanah yang menurut rencana tata ruang wilayah yang berlaku diperuntukkan bagi penggunaan yang sesuai dengan rencana penanaman modal yang akan dilaksanakan oleh perusahaan menurut persetujuan penanaman modal yang dipunyai. Izin lokasi dapat diberikan kepada perusahaan yang sudah mendapatkan persetujuan penannnnaman modal sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk memperoleh tanah dengan luas tertentu sehingga apabila perusahaan tersebut berhasil membebaskan seluruh areal yang ditunjuk, maka luas penguasaan tanah yang oleh perusahaan tersebut dan perusahaan-perusahaan lain yang merupakan satu grup perusahaan dengannya tidak lebih dari luasan sebagai berikut: a. Untuk usaha pengembangan perumahan dan pemukiman: - kawasan perumahan dan pemukiman untuk 1 provinsi 400 ha untuk seluruh provinsi 4000 ha - untuk usaha resort dan perhotelan untuk 1 provinsi 200 ha untuk seluruh provinsi 2000 ha b. untuk kawasan industry untuk 1 provinsi 400 ha Universitas Sumatera Utara c. untuk usaha perkebunan yang diusahakan dalam bentuk perkebunan besar dengan pemberian Hak Guna Usaha untuk: - komoditas tebu untuk 1 provinsi 60.000 ha untuk seluruh provinsi 150.000 ha - komoditas lainnya untuk 1 provinsi 20.000 ha untuk seluruh provinsi 100.000 ha d. untuk usaha tambak - di Pulau Jawa untuk 1 provinsi 100 ha untuk seluruh provinsi 1.000 ha - di luar Pulau Jawa untuk 1 provinsi 200 ha untuk seluruh provinsi 2.000 ha Khusus untuk daerah Irian Jaya maksimum luas penguasaan tanah adlan dua kali maksimum luas penguasaan tanah untuk satu provinsi Jawa. 4 Jangka Waaktu Izin Lokasi Bahwa izin lokasi diberikan untuk jangka waktu sebagai berikut: a. Izin Lokasi sampai dengan 25 ha, jangka waktunya 1 tahun; b. Izin Lokasi untuk 25 s.d. 50 ha, jangka waktunya 2 tahun; c. Izin Lokasi untuk luas lebih dari 50 ha, maka jnagka waktunya 3 tahun. Universitas Sumatera Utara 5 Hak dan Kewajiban Pemegang Izin lokasi Sesuai dengan Pasal 8 dari Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanhan Nasional Nomor. 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi, Menyetakan: Hak Pemegang Izin Lokasi a. Pemegnag izin lokasi diizinkan membeskan tanah dalam areal izin lokasi dari hak dan kepentingan pihak lain berdasarkan kesepakan dengan pemegang hak atau pihak yang mempunyai kepentingan tersebut dengan cara jual beli, pemberian ganti kerugian, konsolidasi tanha atau cara lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Sebelum tanah yang dibebaskan oleh pemegang izin lokasi, maka semau hak atau kepentingan pihak lain yang sudah ada atas tanah yangh bersangkutan tidak nberkurang dan tetap diakui, termasuk kewenangan yang menurut hukum di punyai oleh pemegang hak atas tanah untuk memperoleh tanda bukti hak sertifikat dan kewenangan untuk menggunakna dan memanfaatkan tanahnya bagi keprluan pribadi atau usahanya sesuai rencana tata ruang ynag berlaku serta kewenangan untuk mengalihkannya kepada pihak lain. Kewajiban Pemegnag Izin Lokasi a. Pemegang izin lokasi wajib menghormati kepentingan pihak-pihak lain atas tanah yang belum dibebaskan, tidak menutup atau mengurangi aksessibilitas yang dimiliki masyarakat di sektar lokasi dan mnejaga serta melindungi kepentingan umum. b. Sesudah tanah yang bersangkutan dibebaskan dari hak dan kepentingan pihak lain, maka kepada pemegang izin lokasi dapat diberikan hak atas tanah yang memberikan kewenangan kepadanya untuk melaksanakan rencana penanaman modalnya. c. Pemegang izin lokasi berkewajiban untuk melaporkan secara berkala setiap 3tiga bulan kepada kantor pertanahan mengenai perolehan tanah yang sudah dilaksanakan berdasarkan izin lokasi dan pelaksanan penggunaan tanah tersebut. Universitas Sumatera Utara BAGAN I Mekanisme Pemberian Izin Lokasi PERMEN AGRARIAKEPALA BPN No. 21993 2 Koordinasi Permohonan Izin Lokasi 1 3 Persyaratan Permohonan: 1. Akta Pendirian Perusahaan 2. NPWP 3. Gambar Kasar Sketsa Tanah yang dimohonkan 4. Pernyatan kesanggupan akan memberikan ganti rugi atau menyediakan tempat penampungan bagi pemilik tanahyang berhak atas tanah 5. Uraian rencana proyek yang akan dibangun 6. SPPPSPPM atau persetujuan prinsip Dalam hal ini PT. MAL memperoleh SK Bupati No: 525.251242005, Tanggal 8 Maret 2005, Revisi No. 525.25427K2007, dan perpanjangan No. 525.25455K2010 tentang izin lokasi untuk keperluan perkebunan kepada PT. MAL dengan luas ± 6.500 Ha tanggal. Izin lokasi diatur dalam peraturan Kepala Daerah KANTOR PERTANAHAN DATI II INSTANSI TERKAIT INVESTOR Universitas Sumatera Utara KabupatenKota dengan Peraturan Daerah masing-masing yang esensinya sebagai berikut: 59 1. perolehan tanah harus dilaksanakan secara langsung antara pihak-pihak yang berkepentingan melalui ganti rugi, jual beli atau secara pelepasan hak yang dilaksanakan dihadapan pejabat yang berwenang dengan pemberian gantikerugian ataupun konpensasi lainnya yang berbentuk dan besarnya ditentukan secara musyawarah. 2. Pembayaran ganti rugi , tanah serta tanam yang tumbuh \, dan bangunan milik pemegang hak atas tanah, tidak dibenarkan dilaksanakan melalui perantara dalam bentuk dan nama apapun juga, melainkan harus dilaksanakan secara langsung kepada yang berhak. 3. Pemegang izin lokasi wajib menghormati kepentingan pihak-pihak lain yang tanah yang belum dibebaskan, dengan tidak menutup dan mengurangi Aksesibilitas yang dimiliki masyarakat disekitar lokasi dan menjaga serta melindungi kepentingan umum. 4. Sesudah tanah yang bersangkutan dibebaskan dari hak dan kepentingan pihak lain, maka kepada pemegang izin lokasi dapat diberikan hak atas tanah yang memberikan kewenangan kepadanya untuk menggunakan tanah tersebut sesuai dengan keperluan untuk melaksanakan rencana penanaman modalnya. 59 Surat Keputusan Bupati Mandailing Natal Nomor : 525.25427K2007 tentang pemberian izin lokasi kepada PT. MAL Universitas Sumatera Utara 5. Pemegang izin lokasi berkewajiban untuk melaporkan secara berkala setiap 3 tiga bulan kepada Kantor Pertanahan mengenai perolehan tanah yang dapat dilaksanakannya berdasarkan izin Lokasi dan pelaksanaan penggunaan tanah tersebut. 6. Perolehan tanah harus dilaksanakan dalam jangka waktu 36 tiga puluh enam bulan sejak tanggal ditetapkannya Surat Keputusan ini yang dapat diperpanjang paling lama 12 dua belas bulan dan perkembangan perolehan tanah harus dilaporkan oleh penerima Izin Lokasi kepada Bupati Mandailing Natal melalui Kantor Petanahan Mandailing Natal. 7. Pihak perusahaan agar menyesuaikan segala permasalahan tanah yang menyangkut tanah-tanah garapan masyarakat melalui musyawarah. 8. Didalam pelaksanaan pembangunan perkebunan, pihak perusahaan berkewajiban membangun kebun kemitraan melalui wadah Koperasi Unit Desa. 9. Untuk tanah yang diperoleh, penerima Izin Lokasi diwajibkan segera mengajukan permohonan pengukuran kadasteral guna penentuan batas dan luas tanah secara pasti, dan mengajukan permohonan Hak Guna Usaha HGU, kepada pemerintah melalui Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara. 10. Perusahaan berkewajiban memelihara dan menjaga jalur hijau berupa Sempadam sungai + 100 m dikiri kanan sungai besar dan + 50 m dikiri kanan sungai kecil serta radius 200m dari sumber mata air untuk dilestarikan. 11. Perusahaan berkewajiban mengadakan Analisis Dampak Lingkungan AMDAL, menyediakan serta menguasahakan sarana dan prasarana pengendalian Universitas Sumatera Utara pencemaran lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan bilaman dikemudian hari terdapat efek samping yang mengakibatkan kerusakanpencemaran lingkungan disekitar lokasi karena kegiatan perkebunan, hal ini menjadi tanggungjawab dari PT. MAL. 12. Perusahaan berkewajiban mengutamakan penggunaan tenaga kerja setempat sesuai dengan kemampuannya dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan. 13. Perusahaan berkewajiban melaporkan kepada Bupati Mandailing Natal melalui Kantor Pertanahan kabupaten setempat tentang kemajuan perolehan tanahn besarta studi AMDAL dan persyaratan lainnya setiap 3 tiga bulan sekali. 14. Mengolah sendiri tanah yang diberikan Izin Lokasi sesuai dengan peruntukannya dan tidak dibenarkan memindah tangankan Izin Lokasi dari Instansi yang berwenang. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa Izin Lokasi yang diperoleh perusahaan, bukanlah berarti hak yang bisa dimilikidikuasai oleh perusahaan tersebut, karena Izin Lokasi pada dasarnya hanyalah izin untuk memperoleh tanah, dengan kata lain pintu bagi perusahaan untuk memperoleh hak atas tanah. Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Usaha Tani Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mandailing Natal: Universitas Sumatera Utara “Di Mandailing Natal Khususnya penetapan lokasi untuk diberikan izin lokasi sering menimbulkan kesulitan, dikarenakan sebelumnya belum adanya kepastian tata ruang sesuai dengan rencana pembangunan daerah”. 60 Proses permohonan Izin Lokasi dapat memakan waktu yang cukup lama, seperti yang jelaskan oleh Direktur PT MAL : “Permohonan Izin Lokasi yang diajukan oleh perusahaan di tahun 2004 kepada Bupati Mandailing Natal baru dapat dikeluarkan di tahun 2005, hal ini tentu sangat merugikan bagi perusahaan yang telah menanamkan modalnya dalam waktu lama .” 61 Berdasarkan keterangan tersebut di atas, baik didasarkan penjelasan Pemohon Izin Lokasi Perusahaan PT. MAL maupun dari instansi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mandailing Natal bahwa dengan Izin Lokasi yang telah diperoleh oleh perusahaan PT. MAL, perusahaan langsung mengerjakan tanahnya walaupun belum ada surat keputusan pemberian HGU. Sebenarnya dengan pemberian Izin Lokasi belum berarti pengusaha tersebut berhak mengerjakan tanahnya, tetapi dalam hal ini pemerintah tidak melarangnya, alasannya hal tersebut dilakukan untuk menyelamatkan tanah dari penggarap liar, dan orang-orang yang tidak bertanggungjawab. 60 Wawancara Kepala Bidang Usaha Tani Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mandailing Natal, Bapak Panisien Nasution, SP, MM, pada tanggal 25 Maret 2011 61 Wawancara Direktur PT MAL, Bapak Drs. Rustam Honein, MBA pada tanggal 29 Mei 2011 Universitas Sumatera Utara Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal mempunyai alasan tersendiri menyikapi hal tersebut, keterangan yang diberikan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Mandailing Natal menjelaskan bahwa: Dengan Izin Lokasi yang diterima oleh perusahaan bisa langsung beroperasi, dengan terbukanya lahan, maka lowongan kerja akan terbuka juga, dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat disekitar lokasi perkebunan, di tambah lagi Kabupaten Mandailing Natal yang baru berkembang , namun dalam hal ini Bupati dengan Izin Lokasi yang telah diperoleh perusahaan harus segera memenuhi semua syarat-syarat dan kewajiiban-kewajiban yang telah ditentukan. 62 PT. MAL yang telah memperoleh Izin Lokasi dari tahun 2005, langsung beroperasi, dalam hal ini perusahan lupa akan kewajiban yang akan dilaksanakan, seperti yang dijelaskan oleh instansi yang terkait, penyimpangan yang dilakukan oleh Perusahaan dari izin yang dikeluarkan adalah: 1. Garapan-garapan masyarakat belum seutuhnya selesai; 2. Tidak melaksanakan konservasi; 3. Ganti rugi kepada masyarakat tidak berjalan lancer; 4. Adanay intervensi dari perusahaan seolah-olah memiliki seutuhnya dari izin lokasi yang dimiliki perusahaan tersebut. Penyimpangan yang terjadi di atas berdampak kepada perusahaan yang baru memperoleh status HGU setengah dari luas izin lokasi yang diberikan, hal ini 62 Wawancara Kepala Bidang Usaha Tani Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mandailing Natal, Bapak Panisien Nasution, SP, MM, pada tanggal 25 Maret 2011 Universitas Sumatera Utara dikarenakan pihak perusahaan yang tidak menyelesaikan kewajiban-kewajibannya terutama pembebasan lahan garapan masyarakat yang tidak seutuhnya dilaksanakan.

b. Pembebasan Tanah

Tanah, merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam upaya pembangunan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu dalam perolehan tanahnya, pada umumnya ditempuh suatu proses yaitu melalui acara pembebasan tanah . 63 Pembebasan tanah adalah setiap perbuatan yang bermaksud langsung atau tidak langsung melepaskan hubungan hukum yang ada antara pemengang hakpenguasaan atas tanahnya dengan cara memberikan ganti rugi kepada yang berhakpenguasa tanah Dari kenyataannya, dapat diketahui bahwa pembebasan tanah merupakan suatu masalah yang sangat rawan, terutama bagi pihak yang tanahnya akan dibebaskan. 64 Dalam hal acara pembebasan tanah seperti tersebut di atas, satu permasalahan yang muncul biasanya adalah sering tidak sepakatnya mengenai besarnya ganti kerugian antara pemilik tanah dan yang membutuhkan. Pemilik tanah merasa dirugikan, dan merasa tidak layak atas besarnya ganti kerugian yang diberikan. 65 Tanah yang menjadi objek Hak Guna Usaha yang diatasnya telah ada hak orang lain atau garapan oleh rakyat harus dibebaskan terlebih dahulu menjadi tanah 63 Tim kerja dibawah pimpinan Moh. Hasan Wargakusumah, , Analisis dan Evaluasi tentang Ganti Rugi dan Pemberian Uang Pasangan dalam Proses Penyerahan Hak Atas Tanah, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman, Jakarta, 1995, hal 1 64 B.F.Sihombing, Evaluasi Kebijakan Pertanahan dalam Hukum Tanah Indonesia, PT. Toko Gunung Agung Tbk, Jakarta, 2005, hal 202 65 Tim kerja dibawah pimpinan Moh. Hasan Wargakusumah, loc,cit Universitas Sumatera Utara yang dikuasai langsung oleh Negara. Terlaksananya pembebasan tanah ini dilakukan langsung oleh pemohon di bawah pengawasan Instansi yang berwenang. 66 Kendala-kendala yang dihadapi yang dirasakan dapat menghambat jalannya pembebasan tanah adalah sebagai berikut: 1. Pada umumnya masyarakat di wilayah lokasi pembebasan adalah petani yang kehidupannya sangat bergantung kepada lahan yang dimilikinya, sehingga ada sejumlah kepala keluarga yang tidak mau menjual tanahnya terutama pada daerah-daerah subuh seperti daerah persawahan, tegalan yang sangat potensial mengahasilkan pendapatan, dan lain-lain. 2. Lokasi pembebasan yang bermacam-macam seperti terletak di lereng –lereng pegunungan dengan kecurangan yang tajam sehingga kondisi ini cukup menyulitkan dan memakan waktu, 3. Harga yang diminta oleh penduduk sangat bervariasi dan berfluktuasi dan terjadi dsaling mempengaruhi antar – perjual, sehingga harga menjadi tidak terkendali dari waktu kewaktu, dan harga menjadi cenderung semakin tinggi. Dalam kondisi seperti ini, bila dipaksakan untuk dibebaskan dapat dipastikan akan menjadi preseden kenaikan harga tanah, sedangkan sebaliknya apabila tidak dibebaskan akan menimbulkan enclave atau tidak bersambungan atau tidak lengket dengan tanah Perum Perhutani yang sudah ada. 4. Pemilik tanah sukar dihubungi, karena sudah pindah ke tempat lain, juga apabila musim kemarau penduduk banyak yang pergi ke kota untuk mencari pekerjaan lain, karena pertanian di daerah itu bersifat tadah hujan. 5. Luas tanah pengganti yang harus dibebaskan cukup luas dengan persil tiap pemilik tanah yang sangat kecil umumnya jauh dibawah 1 Ha., sehingga jumlah pemilik tanah yang harus diinventariskan satu per satu menjadi sangat banyak ribuan persil. 6. Adanya beberapa spekulasi tanah yang tentu akan mengganggu kestabilan harga yang terasa di beberapa daerah. 7. Rata-rata penduduk berpendidikan rendah jadi tingkat emosional cukup tinggi. 67 Sebagaimanaa yang di jelaskan sebelumnya bahwa tanah yang dimohonkan oleh PT. MAL adalah tanah negara dan tanah hak perorangangarapan masyarakat Sikapas, Maka dari itu untuk PT. MAL melakukan pembebasan tanah di atas tanah 66 Chadijah Dalimunthe, op,cit, hal 69 67 D. Soetrisno, op,cit, hal 37 Universitas Sumatera Utara hak perorangan tersebutgarapan masyarakat menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh negara, dengan cara: 1 Penyerahan Peralihan Jual Beli Hak atas Tanah Peralihan hak atas tanah adalah suatu perbuatan hukum yang dikuatkan dengan akta otentik yang diperbuat oleh dan di hadapan pajabat Pembuat Akta Tanah PPAT yang mengakibatkan beralihnya pemegang hak atas tanah kepada pihak lain. 68 Peralihan hak atas tanah menurut Pasal 37 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dapat dilakukan melalui perbuatan hukum seperti jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusaahaan lainnya yang dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang. Sedangkan dalam Pasal 2 Peraturan pPemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang PPAT dan Pasal 95 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997 ditentukan jenis akta yang dibuat oleh PPAT antara lain perbuatan hukum mengenai jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan kedalam perusahaan imbreng, pembagian hak bersama, pemberian Hak Guna Bangunan atau Tanggungan dan Pemberian Kuasa Membebankan Hak Tanggungan. Dalam kaitan dengan peralihan hak atas tanah tersebut maka yang termasuk disini adalah perbuatan hukum berupa: 1. Jual beli; 68 Mhd. Yamin Lubis, dan Abd. Rahim Lubis, op.cit,hal 276 Universitas Sumatera Utara 2. Tukar menukar; 3. Hibah; 4. Pemasukan dalam perusahaan;dan 5. Pembagian Hak Bersama; 6. Penggabungan atau peleburan perseroan atau koperasi yang didahului dengan likuidasi Pasal 43 ayat 2. Pasal 37 PP No. 24 Tahun 1997 menyebutkan bahwa peralihan atas tanah melalui jual beli hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat PPAT yang berwenang menurut ketentuan Peraturan Perundang-Undangan. Untuk dibuat akta peralihan hak tersebut, pihak yang memindahkan hak dan pihak yang menerima hak harus menghadap PPAT . 69 Dalam hukum pertanahan, transaksi jual beli tanah dapat dilaksanakan oleh PPAT, Camat juga dapat ditunjuk sebagai PPAT Sementara oleh Kepala BPN,. Hal ini perlu mendapat perhatian secara serius, dalam rangka melayani masyarakat dalam pembuatan akta jual beli PPAT di daerah yang belum cukup terdapat PPAT. 70 69 Adrian Sutedi, Peralihan Hak tas Tanah dan Pendaftarannya, Sinar Grafika, Jakarta, 2006 hal.80 Selain itu, karena fungsinya dibidang pendaftaran tanah sangat penting bagi masyarakat yang memerlukan, maka fungsi tersebut harus dilaksanakan di seluruh wilayah negara. Oleh karena itu, di wilayah yang belum cukup terdapat PPAT, Camat perlu ditunjuk sebagai PPAT Sementara. Yang dimaksud dengan daerah yang belum cukup terdapat PPAT adalah daerah yang jumlah PPAT-nya belum memenuhi jumlah 70 Ibid, hal 87 Universitas Sumatera Utara formasi yang ditetapkan MenteriKepala Badan Pertanahan Nasional tersebut dalam Pasal 14 PP NO. 37 Tahun 1998. Di daerah yang sudah cukup terdapat PPAT dan merupakan daerah tertutup untuk mengangkat PPAT baru, camat baru tidak lagi ditunjuk sebagi PPAT sementara. Untuk desa-desa dalam wilayah yang terpencil, Kepala Badan Pertanahan dapat menunjuk PPAT semantara. Ketentuan ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan pada rakyat di daerah terpencil yang tidak ada PPAT untuk melaksanakan perbuatan hukum peralihan hak atas tanah meraka yang ditunjuk sebagai PPAT Sementara adalah Pejabat Pemerintah yang menguasai keadaan daerah yang bersangkutan, yaitu Kepala Desa. Semantara itu di mana untuk satu daerah kecamatan belum diangkat seorang Pejabat Pembuat Akta Tanha, maka Camat yang mengepalai wilayah Kecamatan tersebut untuk sementara ditunjuk karena jabatannya sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah. 71 Diharuskan jual beli tanah dengan Akta PPAT berdasarkan PP Nomor 24 Tahun 1997, PP Nomor 37 Tahun 1998 dan Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional No. 4 Tahun 1999, juga menimbulkan persoalan lebih ruwet. Khususnya daerah pedesaan yang Camat atau Kepala Desanya yang belum ditunjuk sebagai PPAT Sementara, sedangkan banyak penduduk 71 G. Kartasapetra, dkk, Hukum Tanha jaminan UUPA bagi Keberhasilan Pendayagunaan Tanah, Rineka Cipta, Bandung,1991, hal 184 Universitas Sumatera Utara pedesaan yang melakukan jual beli tanah tanpa akta PPAT, tetapi dilakukan di hadapan Kepala Desa atau Camat. Untuk jual beli tanah dengan status hak milik adat belum berbentuk sertifikat mengharuskan adanya keterangan tertulis dari lurah tentang kebenaran tanah yang diperjual belikan diwilayah itu. 72 Tanah yang diperoleh PT. MAL untuk usaha perkebunannya yang terletak di Desa Sikapas tersebut berasal dari Tanah Negara dan Tanah hakTanah Garapan masyarakat Desa Sikapas yang belum terdaftar belum berbentuk sertifikat. Sementara itu, Desa Sikapas adalah sebuah desa yang sangat terpencil dari pusat dari kabupatenkota, dimana di daerah tersebut belum terdapat satu PPAT pun yang akan melaksanakan kegiatan jual beli seperti yang di amanatkan oleh Pasal 37 PP NO. 24 Tahun 1997, maka dari itu untuk melaksankan peralihak hak atas tanah kepada perusahaan PT. MAL dilakukan dengan “Surat Pelepasan Hak Atas Tanah dengan Ganti Rugi” yang dibuat dibawah tangan dan diketahui oleh Camat Muara Batang Gadis dan Kepala Desa. Perlu ditegaskan jual beli yang dimaksudkan adalah sama dengan Pelepasan Hak Atas dengan Ganti Rugi yang dibuat oleh Notaris atau Camat, hal ini dikarenakan tanah tersebut belum dimiliki dengan hak tertentu sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 16 UUPA dan status tanah tersebut merupakan tanah yang langsung dikuasai oleh negara. 72 Adrian Sutedi, op.cit, hal 88 Universitas Sumatera Utara Dari keterangan masyarakat di sekitar lokasi yaitu masyarakat Desa Sikapas, menjelaskan bahwa masyarakat menyamakan pengertian antara jual beli dengan ganti rugi, jual beli yang dikenal dalam Hukum Perdata Barat tidak mereka ketahui sama sekali, ini sebabkan minimnya pengetahuan masyarakat akan Hukum. Perbuatan jual beli dalam pengertian sehari-hari diartikan sebagia suatu perbuatan dimana seseorang menyerahkan uang untuk mendapatkan barang yang dikendaki dengan sukarela . 73 Pengertian jual beli tanah menurut hukum adat yaitu perbuatan hukum penyerahan tanah untuk selama-lamanya disebut dengan jual beli lepas, dimana penjual menerima pembayaran sejumlah uang dari harga penjualannya. Dengan melepaskan haknya itu, tanah yang terlibat menjadi tanah negara, yaitu dikuasai oleh negara. Langsung dikuasai artinya tidak ada pihak lain selain negara yang berhak atas tanah tersebut . 74 Tanah yang diperoleh PT. MAL yang berasal dari tanah garapan masyarakat yang belum pernah di daftarkan oleh masyarakat desa Sikapas sebagai pemilik dari tanah tersebut, maka dari itu, untuk membuktikan bahwa masyarakat tersebut mempunyai lahan garapan yang masuk dalam Izin Loaksi PT. MAL, maka masyarakat tersebut harus memenuhi syarat-syarat administrasi, antara lain: 75 1. Surat Keterangan Garapan; 73 Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, alumni, Bandung, hal 25 74 AP. Parlindungan, Konservasi Hak-Hak Atas Tanah Menurut Sistem UUPA, Mandar Maju, Bandung, 1997 hal 135 75 Wawancara dengan Kepala Desa Sikpas, dan Camat Muara Batang Gadis, pada tanggal 20- 22 Mei 2011 Universitas Sumatera Utara Yang mana surat tersebut dikeluarkan dan di tanda tangani oleh Kepala Desa dan dua orang saksi. 2. Penglepasan Hak atas Tanah dengan Ganti rugi; Yang mana surat tersebut ditanda tangani oleh pihak I sebagi penjual dan pihak II sebagai Pembeli perusahaan, dan diketahui oleh Camat dan Kepala Desa Muara Batang Gadis. 3. Surat Pernyataan; Yang menyatakan bahwa tanah yang akan dijual tersebut adalah benar garapan si penjual tersebut, dan Surat Pernyataan tersebut di tanda tangani oleh pemilik garapan tersebut dan dua orang saksi. 4. Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah; Yang mana surat tersebut ditanda tangani oleh yang membuat pernyataan pemilik garapan dan diketahui oleh Kepala Desa. 5. Surat Keterangan Silang Sengketa; Yang mana surat tersebut diketahui oleh camat dan ditanda tangani oleh Kepala desa, yang menyatakan bahwa lahan garapan tersebut tidak dalam sengketa, baik diantara masyarakat maupun di pengadilan. 6. Surat Pernyataan; Surat Pernyataan yang kedua ini berguna untuk menyatakan, bahwa yang membuat surat pernyataan tidak mempunyai lagi tanah garapan di tempat lain,yang masih masuk dalam Izin Lokasi PT. MAL, di maksudkan agar yang Universitas Sumatera Utara bersangkutan tidak bisa membuat pengakuan dan menghindari agar tidak terjadi penuntutan ganti rugi yang berulang-ulang kepada perusahaan. 7. Peta Lokasi tanah garapan si penjual lahan garapan tersebut. Dari syarat-syarat tersebut diatas dapat dilihat bahwa, begitu banyaknya prosedur yang harus dipenuhi oleh oleh masyarakat penggarap untuk menjual tanahnya kepada perusahaan, ini dilakukan oleh perusahaan supaya masyarakat tidak begitu mudah membuat pengakuan bahwa lahan garapannya ada masuk dalam Izin Lokasi PT. MAL Sementara, sebagai bukti pemindahan hak atas tanah tersebut dengan membayar sejumlah harga pada saat bersamaan dilakukan secara tunai dan terang. Tunai artinya ketika jual beli dilakukan, penjual menyerahkan tanah tersebut kepada pembeli dan penjual menerima pembayaran harganya dari pembeli, dan pembeli menyerahkan selembar Kwitansi sebagai bukti telah dilakukan pembayaran untuk selanjutnya pembuatan jual beli tersebut dianggap telah selesai. Terang artinya telah diserahkan fisik benda yang dibeli tersebut dalam hal ini adalah tanah. 76 Berdasarkan uraian tersebut di atas, seseorang yang melakukan jual beli tanah dengan cara sederhana seperti yang di sebutkan diatas yang buktinya hanya menggunakan selembar Kwitansi sebagai bukti pembayarannya maupun sebagai bukti peralihannnya adalah perbuatan hukum yang salah dan tidak mempunyai kekuatan hukum ketika kepentingan orang tersebut selaku pembeli terhadap pihak lain tidak terpenuhi. 76 Wawancara dengan tokoh masyarakat, Bapak Nasution, Pada tanggal 25 Mei 2011 Universitas Sumatera Utara Jual beli dalam masyarakat awam intinya adalah bergantinya subyek kepemilikan yaitu antara pemilik lama dnegan pemilik baru dengan adanya pembayaran sesuai dengan harga yang disepakati tanpa memperhatikan prosedur jual beli, aspek-aspek hukum maupun konsekuensinya di kemudian hari, baik untuk masyarakat maupun bagi perusahaan yang akan menerima dampak yang lebih banyak. 2 Musyawarah dan Penetapan Besarnya Ganti Rugi a Tinjauan Tentang Musyawarah Musyawarah menurut istilah atau etimologis adalah kegiatan untuk mencapai satu kata mufakat sedangkan menurut harfiahnya kegiatan saling mendengar dan mengutarakan pendapat untuk satu maksud tujuan kesepahaman dan kemufakatan dalam mengambil suatu keputusan secarabersama-sama 77 Musyawarah dalam penetapan ganti rugi dilakukan dalam pengertian musyawarah kualitatif, maksudnya yang dipentingkan adalah dialog secara langsung dengan warga, namun apabila jumlah pemegang hak atas tanah tidak memungkinkankan musyawarah secara efektif maka kemungkinan dengan wakil- wakilnya yang ditunjuk diantara para pemegang hak atas tanah yang sekaligus bertindak selaku kuasa mereka. Bila musyawarah telah berkali-kali dilakukan dan gagal, tidak mencapai kata mufakat maka panitia pengadaan tanah mengeluarkan 77 Woyowarsito, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Apollo, Surabaya, 1997, hal. 108 Universitas Sumatera Utara keputusan mengenai bentuk dan besarya ganti rugi dengan tetap memperhatikan aspirasi yang berkembang di masyarakat. Pemegang hak atas tanah yang tidak menyetujui keputusan tersebut, dapat mengajukan keberatan kepada GubernurKDH tingkat I, dan Gubernur mengupayakan menyelesaikannya dengan mempertimbangkan pendapat dan keinginan para pihak, untuk selanjutnya mengeluarkan keputusan yang dapat mengukuhkan atau mengubah keputusan panitia. Musyawarah adalah proses atau kegiatan saling mendengar dengan sikap saling menerima pendapat dan keinginan yang didasarkan atas kesukarelaan antara pihak pemegang hak atas tanah dengan pihak yang memerlukan tanah untuk perolehan kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti kerugian . 78 Musyawarah merupakan sarana yang paling menentukan berhasil tidaknya dengan baik pengambilan tanah dalam rangka pelaksanaan pengadaan tanah. Oleh karena itu pengertian dari musyawarah sebagai suatu kegiatan yang mengandung proses saling mendengar, saling memberi dan saling menerima pendapat, serta keinginan untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi dan masalah lain harus dilakukan dengan benar. Sehingga dalam kegiatan pengadaan tanah benar-benar aatas dasar kesukarelaan dan kesataraan antara pihak yang mempunyai tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah dengan pihaak yang memerlukan tanah. 78 D. Soetrisno, op.cit, hal 17 Universitas Sumatera Utara Tidak akan terelakkan perbedaan pendapat antara kedua belah pihak terutama kesediaan si pemilik untuk melepaskan tanahnya apalagi tentang besar dan bentuk ganti rugi. 79 Pelaksanaan musyawarah: Merupakan hal yang sangat manusiawi jika si pemilik menghendaki ganti rugi yang sebesar-besarnya dan pihak yang memerlukan tanah sebaliknya. Dalam hal inilah ditantang kemampuan Panitia Pengadaan Tanah dengan segala kemampuannya sebagai mediator menjembatani pendapat dan keinginan para pihak yang berbeda itu dan sekaligus sebagai arbiter mampu mencari solusi penyelesaian atas dasar kesukarelaan pihak-pihak. 80 a. Musyawarah dilakukan secara langsung antara tim pembebasan tanah dengan para pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan, tanaman dan atau benda-benda lain yang terkait dengan tanah yang bersangkutan yang sebaiknya didampingi oleh kepala desa atau camat. b. Dalam hal jumlah pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan, tanaman dan atau benda-benda lain yang terkait dengan tanah yang bersangkutan tidak mungkin terselenggaranya musyawarah secara efektif, musyawarah dapat dilakukan bergiliran secara parsial. Atau dengan wakil yang ditunjuk di antara dan oleh mereka. c. Dalam hak musyawarah dilaksanakan melalui perwakilan penunjukan wakil dibuat dalam bentuk surat kuasa yang diketahui oleh lurah kepala desa setempat. b Tinjauan tentang Ganti Rugi Ganti rugi dalam lapangan hukum perdata adalah pemberian prestasi yang setimpal akibat dari satu perbuatan yang menyebabkan kerugian diderita oleh salah satu pihak yang melakukan kesepakatan konsensus. Secara harfiah istilah ganti rugi 79 Tampil Anshari Siregar, Mempertahankan Hak atas Tanah, Multi Grafika, Medan, 2007, hal 93 80 D. Soetrisno, loc,cit Universitas Sumatera Utara adalah : Pengenaan ganti sebagai akibat adanya penggunaan hak dari satu pihak untuk pemenuhan kebutuhan dan kepentingan dari lain, Ganti rugi meliputi aspek: 1. Kesebandingan Ukuran untuk kesebandingan antara hak yang hilang dengan penggantinya harus adil menurut hukum dan menurut kebiasaan masyarakat yang berlaku umum. 2. Layak Selain sebanding ganti rugi harus layak jika penggantian dengan hal lain yang tidak memiliki kesamaan dengan hak yang telah hilang. 3. Perhitungan cermat Perhitungan harus cermat termasuk didalamnya penggunaan waktu, nilai dan derajat. Persoalan mengenai ganti rugi adalah menyangkut masalah hak-hak dari si pemilik tanah yang tanahnya dibebaskan, sehingga dapatlah dikatakan bahwa unsur mutlak harus ada dalam pelaksanaan pengadaan tanah harus mengadakan musyawarah dengan para pemilikpemegang hak atas tanah dan atau bendatanaman yang ada di atasnya berdasarkan harga umum setempat. Mengenai ganti kerugian harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 81 a. Nilai tanah berdasarkan nilai nyata atau sebanarnya dengan memperhatikan Nilai Jual Objek Pajak dan Bangunan NJOP tahun terakhir untuk tanah yang bersangkutan. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga tanah : 1. Letaklokasi tanah 2. Jenis hak atas tanah 3. Status penguasaan tanah 81 D. Soetrisno, op,cit, hal 18 Universitas Sumatera Utara 4. Peruntukan tanah 5. Kesesuaian penggunaan tanah yang direncanakan tata ruang wilayah 6. Prasarana yang tersedia 7. Fasilitas dan utilitas 8. Lingkungan 9. Lain-lain yang mempengaruhi harga tanah. c. Nilai taksiran bangunan, tanaman, benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah. Ganti kerugian diupayakan dalam bentuk yang tidak menyebabkan perubahan terhadap pola hidup masyarakat sesuai dengan Pasal 13 Keppres no. 55 Tahun 1993 ganti kerugian dapat berupa: a. Uang; b. Tanah pengganti; c. Pemukiman kembali; d. Gabunagn dari dua atau lebih bentuk ganti kerugian sebagaimana dalam huruf b dan huruf c dan; e. Bentuk lain yang disetujuai oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Ganti rugi yang biasanya merupakan hal yang paling sensitif harus benar- benar dipahamkan sebagai penggantian terhadap kerugian akibat pengadaan tanah kepada yang mempunyai tanah, bangunan, tanaman dan atau benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah yang dapat memberikan kelangsungan hidup yang lebih baik dari tingkat kehidupan sosial ekonomi sebelum terkena pengadaan tanah. Ganti rugi yang diberikan pihak yang memerlukan tanah kepada si pemilik tanah harus memberikan kelangsungan hidup yang lebih baik dari tingkat sosial ekonominya sebelum terkena pengadaan tanah tersebut dan ketentuan ini dianggap sudah lebih tinggi dari pengertian ganti rugi yang layak sebagaimana ketentuan Universitas Sumatera Utara UUPA dan UU No. 20 Tahun 1961. Karena pengertian ganti rugi yang layak adalah jangan sampai mundur tingkat sosial ekonomi si pemilik tanah setelah tanahnya diambil. Ganti rugi yang diberikan dapat berupa uang danatau tanah pengganti danatau pemukiman kembali. Sekalipun ketentuannya dapat dilakukan secara alternatif namun akan lebih baik bentuk ganti rugi yang diberikan itu komulatif gabungan dari dua atau lebih bentuk ganti rugi diatas bahkan terbuka kemungkinannya dalam bentuk lain yang disetujui oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Musyawarah sama sekali tidak boleh dimanupulasi, apalagi pemaksaan, harus jelas tempatnya dengan surat undangan resmi yang dilaksanakan langsung antara kedua belah pihak dan dipimpin langsung oleh Ketua Panitia Pengadaan Tanah. Jika jumlah pemilik tanah sangat besar, agar musyawarahnya lebih efektif dapat ditunjuk wakil-wakil dari pemilik tanah sebagai kuasa mereka menghadiri musyawarah tersebut namun harus dengan suatu surat kuasa yang bermaterai cukup yang diketahui oleh Kepala DesaLurah atau pejabat yang berwenang. Dalam hal demikian para pemilik tanah harus cermat jangan sampai posisi mereka menjadi lebih lemah akibat harus sepengetahuan Kepala DesaLurah untuk penunjukan wakil-wakil mereka. Demikian juga batas waktu musyawarah. Persoalan yang dihadapi oleh masyarakat adalah persoalan pembayaran ganti kerugian dimana setelah menerima ganti kerugian terkadang muncul sifat Universitas Sumatera Utara konsumerisme dalam memanfaatkan uang dan lupa akan masa depan, sehingga dengan penggantian ini hidupnya bukan lebih baik tetapi malah semakin jelek. Berdasarkan hasil musyawarah yang dilaksanakan oleh PT. MAL dengan masyarakat Desa Sikapas yang difasilitasi oleh Camat dan Kepala Desa menetapkan bahwa besarnya ganti rugi terhadap lahan garapan masyarakat di dasarkan atas 2 dua hal, yaitu : 82 1. Tanah yang sudah di Tanami tumbuhan seperti ladangperkebunan milik masyarakat 2. Tanah kosong yang sama sekali belum digarap atau diatanami apapun. Berdasarkan hal tersebut diatas maka harga jual tanah keduanya berbeda, dimana tanah yang sudah di garapditanami masyarakat harganya lebih tinggi dari tanah kosongatau tanah yang sama sekali belum digarap masyarakat, dengan syarat masyarakat tersebut mempunyai bukti atas kepemilikan tanah tersebut. Kesepakatan itu merupakann suatu kesepakan yang baik, dimana lahan yang sudah ditanami lebih banyak kerugian yang ditimbulkan dari pada lahan lahan yang belum sama sekali diolah. Selanjutnya, berdasarkan wawancara dengan beberapa mayarakat Desa Sikapas yang melakukan ganti rugi tersebut, menjelaskan bahwa: 82 Wawancara dengan staf PT. MAL, PT. MAL, Bapak Johannes Diodemus M. Sitepu, SH pada tanggal 30 Mei 2011 Universitas Sumatera Utara Besarnya ganti rugi yang meraka terima adalah Rp. 200.000,-m duaratus ribu rupiah per meter, sementara terhadap tanah ynag sudah di Tanami masyarkata tersebut besarnya ganti rugi sebesar Rp. 300.000,-m tigaratus ribu rupiah per meter.

c. Izin Usaha Perkebunan

1 Jenis dan Perizinan Usaha Perkebunan Usaha perkebunan merupakan suatu yang berdimensi luas, sebab usaha perkebunan juga dapat berupa usaha budidaya yang terkait dengan tanaman dan usaha budi daya yang terkait dengan tanaman dan usaha industry pengelolahan hasil perkebunan. 83 Dalam Pasal 15 ayat 1 UU Nomor 18 Tahun 2004 Tentang perkebunan menyatakan bahwa usaha perkebunan terdiri atas usaha budi daya tanaman perkebunan danatau usaha industry pengelolahan hasil perkebunan, sedangkan ayat 2 menyebutkan : usaha budi daya tanaman perkebunan sebagaiman dimaksud dalam ayat 1 merupakan serangkaian kegiatan pratanam, penanaman, pemeliharaan tanaman, pemanenan, dan sortasi. Selain itu, usaha perkebunan merupakan usaha yang berdimensi luas, karena dapat mempekerjakan tenaga kerja yang begitu banyak dan menyumbang pendapatan hasil daerah PAD. Sejalan dengan ketentuan yang termaktub dalam Pasal 15 di atas, khususnya jenis tanaman yang akan ditanam dalam perkebunan tersebut ditentukan sepenunya oleh Menteri yang mempunyai kewenangan untuk itu. Hal ini sesuai dengan 83 Supriadi, op.cit, hal 552 Universitas Sumatera Utara ketentuan dalam Pasal 16 UU Nomor 18 Tahun 2004 dinyatakan bahwa: jenis tanaman perkebunan pada budi daya tanaman perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat 1 ditetapkan oleh menteri. Oleh karena itu, selain penentuan jenis tanaman yang akan ditanam dalam usaha budi daya perkebunan tersebut, maka dalam ketentuan ini, ini juga mengatur mengenai kewajiban usaha perizinan usaha perkebunan bagi pelaku usaha perkebunan yang mengusahakan perkebunan dengan luas tertentu. b Tata Cara Memperoleh Izin Usaha Perkebunan PT MAL Usaha perkebunan adalah usaha yang menghasilkan barang danatau jasa perkebunan. Dalam Peraturan Menteri Pertanian nomor 26PermentanOT.14022007 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan, pasal 5 Ayat 1 disebutkan bahwa perkebunan di bawah 25 hektare harus didaftarkan ke BupatiWalikota dan diatas itu harus ada IUP. Maka dari itu PT MAL mendapatkan Izin Usaha Perkebunan, dengan : SK Bupati Mandailing Natal No: 525.432K2007 tentang persetujuan izin usaha perkebunan kepada PT. Madina Agrolestari tanggal 28 Juni 2007. Persetujuan Izin Usaha Perkebunan IUP ini diberikan kepada PT MAL berlaku selama perusahaan yang bersangkutan melakukan kegiatan usaha dengan baik sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku, dengan data – data sebagai berikut: a. Jenis Tanaman : Kelapa Sawit b. Luas Areal : + c. Alamat Perusahaan : Jalan P. Diponegoro No. 51 Medan. 6.500 Ha Universitas Sumatera Utara d. Lokasi : Desa : Sikapas Kecamatan : Muara Batang Gadis Kabupaten : Mandailing Natal Propinsi : Sumatera Utara Pemberian Izin Usaha Perkebunan ini dengan ketentuan sebagai berikut: 84 1. Perusahaan wajib menyelesaikan hak atas kebun tanah selambat-lambatnya 2 dua tahun diterbitkannya Izin Usaha Perkebunan; 2. Merealisasikan pembangunan kebun dan atau unit pengelolahan sesuai dengan studi kelayakan, baku teknis dan ketentuan yang berlaku; 3. Mengelola usaha budidaya dengan baik sesuai dengan teknologi yang dianjurkan serta melaksanakan teknik konservasi guna menjga kelestarian lingkungan; 4. Bibit yang digunakan merupakan Benih Bina yang direkomendasikan oleh Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian Republik Indonesia; 5. Dalam pemesanan bibit pihak perusahaan harus mendapatkan Surat Persetujuan Penyaluran Benih SP2B DARI Dinas Perkebunan Kabupaten Mandailing Natal; 6. Pembukaan lahan tidak diizinkan melaksanakan pembakaran sesuai dengan pedoman penangulangan kebakaran di bidang perkebunan berdasarkan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1992 dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 serta Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000; 84 SK Bupati Mandailing Natal No: 525.432K2007 tentang persetujuan izin usaha perkebunan kepada PT. Madina Agrolestari tanggal 28 Juni 2007 Universitas Sumatera Utara 7. Memiliki sarana dan prasarana Alat Pemdam Kebakaran berdasarkan surat Direktur Jendral Perkebunan No: 253VIIIPRT-51999 Tanggal 5 Mei 1999; 8. Memiliki sarana dan prasarana dan system untuk melakukan pengendalian organisasi penggunaan tumbuhan; 9. Pihak perusahaan tidak diizinkan melaksanakan kegiatan lapangan sebel;um perizinan untuk pengelollahan lahan diperoleh dari instansi terkait; 10. Dalam pembukaan lahan pihak perusahaan diwajibkan mengurus Surat Persetujuan Land Clearing dari pejabat yang berwenang sesuai dengan perundang-undnagan yang berlaku; 11. Apabila didalam lahan yang akan di land clearing terdapat kayu-kayu tegakan, sebelum mengolah lahan perusahaan harus terlebih dahulu mengurus Izin Pemanfaatan Kayu IPK dari pejabat yang berwenang sesuai dengan perundang- undangan yang berlaku; 12. Pihak perusahaan tidak diizinkan mengelolah lahan yang berda pada areal hutan sebelum memperoleh pelepasan kawasan huta atau perubahan peruntukan dari kawasan hutan menjadi kawasan budidaya non kehutanan KBNK dari menteri kehutanan repubvlik Indonesia; 13. Pihak perusahaan wajib membangun kebun kelapa sawit bagi masyarakat sekitar operasional dilapangan dalam rangka menumbuhkembangkan dan memberdayakan masyarakat setempat; Universitas Sumatera Utara 14. Menerapkan Analisis Mengenai Dampak Lingklungan Hidup AMDAL dan upaya pengelolaan lingkunga hidup UPL sesuai dengan peraturan perundang- undangan berlaku; 15. Pihak perusahaan segera mengajukan permohonan Hak Guna Usaha HGU dan permohonan Pengukuran Kadasteral guna penentuan batas dan luas tanah yang apasti kepada pemerintah melalui Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Mandailing Natal; 16. Menyampaikan laporan kegiatan usaha setiap 6 enam bulan sekali kepada Pemerintahan Kabupaten Mandailing Natal cq Dinas Perkebunan Kabupaten Mandailing Natal; 17. Memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Pemerintahan Kabupaten Mandailing Natal terhadap setiap perubahan dari hal-hal yang tercantum dalam Keputusan ini, dan selanjutnya akan dikeluarkan Surat Keputusan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dai keputusan ini. Berdasarkan Izin Usaha Perkebunan yang telah di sebutkan di atas, maka Pemanfaatan lahan yang dilakukan oleh PT. MAL adalah di manfaatkan untuk Kebun Kelapa Sawit, dan berdasarkan Izin Lokasi yang diperoleh PT. MAL maka pemanfaatan lahan dimanfaatkan untuk areal budidaya Perkebunan Besar. Namun saat ini areal yang telah diberikan HGU dalam tahap penanaman dan Land Clearing, sementara areal yang belum berstatus HGU masih berupa tanaman hutantanaman kayu yang siap ditebang, karena proses HGU tahap ke dua ini masih dalam pembebasan lahan. Universitas Sumatera Utara

d. Penetapan Batas Lahan

Penetapan batas lahan ini dimaksudkan untuk mengetahui batas lahan yang dipunyai PT MAL agar tidak ada yang mengambil lahan secara liar karena sudah ditetapkan batas lahan. Dalam hal ini penetapan batas wilayah tidak dapat dipungkiri bahwa pada umumnya terutama diwilayah perkebunan akan berbatasan dengan perusahaan lain. Setelah adanya penetapan batas lahan ini barulah dikelurkan sertifikat Hak Guna Usaha