Hak Guna Usaha Studi Tentang Perolehan Hak Atas Tanah Dan Pemanfaatannya Pada PT. Madina Agrolestari Di Kabupaten Mandailing Natal

d. Penetapan Batas Lahan

Penetapan batas lahan ini dimaksudkan untuk mengetahui batas lahan yang dipunyai PT MAL agar tidak ada yang mengambil lahan secara liar karena sudah ditetapkan batas lahan. Dalam hal ini penetapan batas wilayah tidak dapat dipungkiri bahwa pada umumnya terutama diwilayah perkebunan akan berbatasan dengan perusahaan lain. Setelah adanya penetapan batas lahan ini barulah dikelurkan sertifikat Hak Guna Usaha

E. Proses Permohonan Hak Guna Usaha yang dilakukan Oleh PT. Madina Agrolestari

1. Hak Guna Usaha

HGU merupakan hak-hak baru guna memenuhi kebutuhan masyarakat modern dan hanya diberikan terhadap tanah-tanah yang dikuasai langsung oleh negara, jadi tidak terhadap tanah selain milik negara dan tidak terjadi atas suatu perjanjian antara pemilik suatu Hak Milik dengan orang lain. 85 Berdasarkan Pasal 28 dan Pasal 29 Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria UUPA juncto Pasal 8 Peraturan Pemerintah PP Nomor 40 Tahun 1996, pengertian Hak Guna Usaha HGU adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, dalam jangka waktu paling lama 25 atau 35 tahun , 85 AP. Parlindungan, Komentar Undang-undang Pokok Agraria Jakarta: CV. Mandar Maju,1998, Hal. 160 Universitas Sumatera Utara yang bila diperlukan masih dapat diperpanjang lagi 25 tahun, guna usaha pertanian,perkebunan, perikanan atau peternakan, dengan luas paling sedikit 5 Ha. Ketentuan tentang HGU dalam UUPA diatur dalam Pasal 28 sd Pasal 34. ketentuan lebih lanjut mengenai HGU mendapat pengaturan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak pakai Atas Tanah, dari Pasal 2 sampai dengan Pasal 18. a. Subyek Hak Guna Usaha Subyek Hak Guna Usaha sesuai Pasal 30 ayat 1 Peraturan Dasar Pokok- pokok Agraria UUPA juncto Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 adalah : 86 1. Warga negara Indonesia 2. Badan Hukum yang didirikan menurut Hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia Berdasarkan ketentuan dalam ayat 1 tersebut, maka jelaslah bahwa memiliki atau sebagai subyek dari hak ini adalah Warga Negara Indonesia dengan memperhatikan pasal 9 UUPA, yaitu : Hanya warga negara Indonesia yang dapat mempunyai hubungan yang sepenuhnya dengan bumi, air dan ruang angkasa, dalam batas batas ketentuan Pasal 1 dan Pasal 2. Tiap-tiap warga negara Indonesia,baik laki-laki maupun wanita mempunyai 86 Chadidjah Dalimunthe, Politik Hukum Agraria Nasional terhadap Hak-Hak atas Tanah, Yayasan Pencerahan Mandailing, MedaN, 2008, hal 137 Universitas Sumatera Utara kesempatan yang sama untuk memperoleh sesuatu hak atas tanah serta untuk mendapat manfaat dan hasilnya, baik bagi diri sendiri maupun keluarganya. Kemudian suatu Badan Hukum Indonesia, dalam arti Badan Hukum yang didirikan menurut Hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia serta tunduk kepada Hukum Indonesia. Apabila pemegang HGU tidak lagi memenuhi syarat sesuai dengan prinsip nasionalitas sebagaimana disebutkan pada Pasal 9 UUPA, dan Pasal 30 ayat 1, serta Pasal 2 ayat 1 PP No. 40 Tahun 1996, maka dalam jangka waktu satu tahun wajib melepaskan atau mengalihkan haknya tersebut kepada orang lain yang memenuhi syarat, jika tidak dilepaskan dalam jangka waktu tersebut, maka hak itu hapus demi hukum. 87 b. Terjadinya Hak Guna Usaha : Hak Guna Usaha dapat terjadi dengan Penetapan Pemerintah dan Konversi . 88 87 Ibit, Terjadinya Hak Guna Usaha karena Penetapan Pemerintah sebagaimana disebutkan pada Pasal 31 dan Pasal 37 Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria UUPA yakni berasal dari tanah yang dikuasai langsung oleh Negara yang diberikan Pemerintah sebagai Hak Guna Usaha kepada yang memerlukannya atas permohonan yang telah diproses sesuaidengan peraturan yang berlaku. 88 K.Wantjik Saleh, Hak Anda atas Tanah, Ghalia Indonesia, 1977, Jakarta, hal. 41 Universitas Sumatera Utara Sedang terjadinya Hak Guna Usaha karena Konversi sebagaimana diatur dalam ketentuan-ketentuan tentang Konversi dalam Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria UUPA antara lain ditentukan : - Hak Erfpacht untuk perusahaan kebun besar, yang ada pada mulai berlakunya Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria UUPA, menjadi Hak Guna Usaha untuk sisa waktunya, selama-lamanya 20 tahun ; - Hak-hak atas tanah seperti : Hak Agrarisch Eigendom, Hak Milik Adat, Hak Grant Sultan, Hak Usaha atas Bekas Tanah Partikulir dan hak-hak lainnya, apabila yang mempunyai hak tidak memenuhi syarat untuk memiliki Hak Milik, sejak mulai berlakunya Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria UUPA menjadi Hak Guna Usaha bila tanahnya merupakan tanah pertanian. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 diatur lebih lanjut pada Pasal 6 dan Pasal 7 sebagai berikut : 1. Hak Guna Usaha diberikan dengan Keputusan Pemberian Hak oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk; 2. Pemberian Hak Guna Usaha tersebut wajib didaftar dalam Buku Tanah pada Kantor Pertanahan. 3. Hak Guna Usaha terjadi sejak didaftarkan oleh Kantor Pertanahan dalam Buku tanah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan Pasal 29 PeraturanPemerintah Nomor 24 Tahun 1997 yang menyebutkan bahwatujuan dari pendaftaran tersebut adalah untuk melakukan pembukuan atas Hak Guna Usaha yang telah diberikan tersebut. Universitas Sumatera Utara c. Hapusnya Hak Guna Usaha Hapusnya Hak Guna Usaha ditentukan dalam Pasal 34 Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria UUPA juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 disebabkan : 89 1. Jangka waktunya berakhir sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Pemberian atau Perpanjangannya; 2. Dihentikandibatalkan haknya oleh pejabat yang berwenang sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu syarat tidak terpenuhi, misalnya : - tidak terpenuhinya danatau dilanggarnya kewajibankewajiban pemegang hak; - adanya Putusan Pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap. 3. Dilepaskan oleh pemegang haknya secara sukarela sebelum jangka waktunya berakhir ; 4. Dicabut untuk kepentingan umum ; 5. Tanah diterlantarkan ; 6. Tanahnya musnah ; 7. Orang atau Badan Hukum yang mempunyai hak itu, tidak lagi memenuhi syarat untuk memiliki hak tersebut. Diatur secara khusus dalam Pasal 30 ayat 2 Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria UUPA juncto Pasal 3 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996. 89 Ibid, hal 43 Universitas Sumatera Utara Sebagaimana lahirnya Hak Guna Usaha dicatat dalam Buku tanah, maka hapusnya Hak Guna Usaha juga harus dicatat menurut ketentuan Pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 d. Objek Hak Guna Usaha Objek HGU adalah disebut dalam Pasal 28 ayat 1 UUPA dan Pasal 4 PP No. 40 Tahun 1996 adalah yang dikuasai langsung oleh Negara atau disebut juga tanah Negara. Oleh karena itu HGU hanya dapat terjadi berdasarkan Penetapan Pemerintah dengan suatu Surat Kepeutusan Pemberian HGU. HGU tidak dapat terjadi karena perjanjian antara pemilik hak dengan yang memperoleh HGU, karena HGU tidak dapat berasal dari hak milik. 90 Perolehan HGU berdasarkan suatu Surat Keputusan Pemberian Hak harus didaftarkan pada Kantor Pertanahan untuk dibuat buku tanahnya dan sertifikat. HGU terjadi sesudah didaftarkan.

2. Tata Cara Perolehan Hak Guna Usaha