BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan……………………………………………………… 132
B.
Saran
.................................................................................................. ….
133
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 135 LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Keterangan telah melakukan Penelitian dari Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Mandailing Natal; 2.
Surat Keterangan telah melakukan Penelitian dari Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mandailing Natal;
3. Surat Keterangan telah melakukan Penelitian dari Direktur PT. Madina
Agrolestari; 4.
Surat Keterangan telah melakukan Penelitian dari Camat Muara Batang Gadis; 5.
Surat Keterangan telah melakukan Pemelitian dari Kepala Desa Sikapas; 6.
Surat Permohonan Izin Lokasi Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Madina Agrolestari;
7. Surat Permohonan Perpanjangan Izin Lokasi PT. Madina Agrolestari;
8. Surat dari Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara perihal
Rekomendasi Kelayakan Teknis Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit an. PT. Madina Agrolestari di Kabupaten Mandailing Natal;
9. Surat Keputusan Bupati Mandailing Natal Nomor: 525.25124K2005 tanggal
8 Maret 2005 tentang Pemberian Izin Lokasi untuk Keperluan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Madina Agrolestari;
10. Surat Keputussan Bupati Mandailing Natal Nomor: 525.25427K2007
btanggal; 27 Juni 2007 tentang Revisi Keputusan Bupati Mandailing Natal Nomor: 525.25124K2005 tanggal 8 Maret 2005 tentang Pemberian Izin
Lokasi untuk Keperluan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Madina Agrolestari;
11. Surat Keputusan Bupati Mandailing Natal Nomor: 525.25455K2010 tanggal
07 Juni 2010 tentang Pemberian Perpanjangan Izin Lokasi untuk Keperluan Perkebunan Kelapa Sawit PT. Madina Agrolestari;
Universitas Sumatera Utara
12. Surat Keputusan Bupati Mandailing Natal Nomor: tanggal 28 Juni 2007
525432K2007 tentang Izin Lokasi Perkebunan PT. Madina Agrolestari; 13.
Surat Keputusan Bupati Mandailing Natal Nomor : 525.532K2008 tanggal 19 Agustus 2008 tentang Pembentukan Tim Pembina Pengembangan Perkebunan
Kabupaten Mandailing Natal; 14.
Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor : 66 HGU BPN RI 2010 tanggal 18 November 2010 tentang
Pemberian Hak Guna Usaha atas Nama PT. Madina Agrolestari, atas Tanah di Kabupaten Mandailing Natal;
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul Halaman
1. Jumlah Penduduk dan KK di Desa Sekitar dan Kecamatan
33 2.
Kepadatan Penduduk di Desa Sikapas dan Kecamatan 33
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Tanah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa mempunyai fungsi yang amat penting untuk membangun masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Penguasaan tanah
dalam berbagai bentuk hak atas tanah antara lain adalah Hak Guna Usaha HGU, Bagi suatu Badan Hukum untuk mendapatkan hak tersebut didahului dengan izin
lokasi yang digariskan oleh KBPN No. 2 Tahun 1999. Perusahaan Terbatas Madina Agrolestari PT. MAL bekerjasama dengan Pemerintahan Kabupaten Mandailing
Natal dengan mengembangkan usaha pertanian dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan mensejahterakan masyarakat dengan memanfaatkan semua potensi
Sumber Daya Alam dan kekayaan lainnya. Metode Penelitian ini bersifat Deskriptif Analitis, dengan pendekatan Yuridis Empiris
perolehan data bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dengan informa. Sedangkan data Sekunder diperoleh
melalui bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Alat pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi
dan wawancara, yang selanjutnya data dianalisis secara kualitatif. Penelitian menunjukkan bahwa tanah yang dimohonkan oleh PT. MAL dalam proses
HGU berstatus tanah negara dan tanah garapan masyarakat dengan mengurus Izin Lokasi, melakukan pembebasan tanah dengan cara ganti rugi lahan kepada
masyarakat yang dituangkan dalam Surat Pelepasan Hak dan Ganti Rugi yang diketahui oleh Camat dan Kepala Desa Sikapas, mengurus Izin Usaha Perkebunan,
menetapkan Kadasteral batas lahan. Kemudian mengurus Sertifikat Hak Guna Usaha. Kendala-kendala yang dihadapi yaitu: rumitnya masalah tentang bukti-bukti
lahan garapan yang dikuasai oleh perorangan; sebagian lahan yang dimohonkan adalah merupakan kawasan hutan; masyarakat yang tidak mau melepaskan lahan
garapan yang dimilikinya; adanya tumpang tindih Izin Lokasi dengan perusahaan lain. Upaya-upaya yang dilakukan yaitu: pendekatan secara musyawarah dengan
kelompok masyarakat disekitar lokasi; melakukan revisi Izin Lokasi terhadap masalah yang termasuk kawasan hutan dan tumpang tindih dengan perusahaan lain;
memberikan besarnya ganti rugi melalui musyawarah; dan Membiarkan lahan garapan tersebut tetap dimiliki Penggarapnya. Diharapkan perusahaan agar
memperhatikan nasib masyarakat, pemerintah daerah memperhatikan lebih objektif lagi mengenai Perda Tata Ruang Kabupaten dan menata ulang lahan-lahan yang ada,
dan melakukan sosialisasi tentang peralihan hak atas tanah dilakukan dihadapan pejabat yang berwenang. masyarakat agar lebih berhati-hati dan mempunyai
kesadaran untuk mengurus keabsahan dari lahan yang telah di kuasainya secara turun temurun.
Kata Kunci : Perolehan hak, atas tanah, Pemanfaatan oleh perusahaan Perseroan Terbatas.
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Land as the bounty of the Almighty has an important function to develop the Indonesian people in righteousness and prosperity. One of the land rights in land
acquisition is HGU Leasehold. Legal entity stipulates that before obtaining the land rights, one should obtain location permit according to KBPN No.21999. PT MAL,
cooperating with the government of Mandailing Natal District, has developed agricultural business which was aimed to improve the standard of living and the
prosperity of the people by using natural resources and other assets.
The method of the research was descriptive analytic, with judicial empirical approach. The data were collected from the primary and secondary data. The
primary data were collected by conducting interviews with the informants, while secondary data were collected through primary, secondary, and tertiary legal
materials. The devices for collecting the data in this research were documentary study and interviews. The data were analyzed qualitatively.
The result of the research showed that the land requested by PT MAL in the process of HGU Leasehold was still state land and people’s crop land which was
obtained by owning location permit. The management of PT Mal conducted land acquisition by giving land indemnity to the people which was embodied in the
Release Right Order and Indemnity Letter signed by subdistrict head and Sikapas village head, obtained Estate Business License, established the cadastral land
boundary, and obtained Leasehold Certificate. Some obstacles were as follows: complicated problems about the legal certainty of the crop land tilled by individuals,
some of the land acquisition was forest, some people did not want to release their crop land, and the location permits overlapped with other companies. Some efforts
which were done were as follows: carrying out negotiation with the people who lived surround the location, revising the location permit which involved the forest area
and overlapped with other companies, giving an amount of money for indemnity through negotiation, and letting the crop land tilled by the tillers. It is recommended
that the company should pay attention to the people. It is also recommended that local government should pay attention objectively to Regional Regulation of the
District Layout, reorganize the land, and socialize the land endorsement before authorized officials. The people themselves should be aware of obtaining legal
certainty of the land which has been traditionally tilled by them. Keywords: Land Acquisition, Utilization by Corporation
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN