Kerangka Teori dan Konsepsi

Bahwa yang tercatat dan pernah di teliti mengenai Perolehan Hak atas tanah, tetapi lebuih siknifikan kepada Peralihan Hak atas tanah tersebut adalah dengan judul: “PERALIHAN HAK ATAS TANAH YANG BELUM BERSERTIFIKAT DI KECAMATAN MEDAN JOHOR DAN PENDAFTARAN HAKNYA DIKANTOR PERTANAHAN MEDAN” atas nama : MUAZ EFENDI077011043MKn, dengan rumusan masalah sebagia berikut: 1. Mengapa terjadi ketidakseragaman atas peralihan hak atas tanah yang belum bersertifikat di kecamatan Medan Johor? 2. Bagaimana bentuk-bentuk surat peralihan hak atas tanah sebagai landasan pengalihan hak atas tanah belum bersertifikat? 3. Bagaiman pelaksanaan pendaftaran tanah yang belum bersertifikat serta kendala-kendaka masyarakat dalam pendaftaran tanah pada kantor pertanahan medan?

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk menemukan suatu pengetahuan yang benar dengan menggunakan metode ilmiah, logis, dan dapat diverifikasi. Teori mempunyai peran penting dalam setiap kegiatan penelitian ilmiah, karena setiap kegiatan ilmiah pada umumnya diawali penelusuran teori dan membuat keputusan terakhir dengan suatu konsepsi teori. Teori adalah untuk menerangkan atau Universitas Sumatera Utara menjelaskan mengapa gejalah spesipik atau proses tertentu terjadi, 25 dan satu teori harus diuji dengan menghadapkan pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidak benarannya. 26 Menurut M. Solly Lubis, sebelum melakukan penelitian perlu melakukan penelusuran kepustakaan untuk menemukan kerangka teori. Dikatakan bahwa: Kerangka teori merupakan masukan eksternal bagi peneliti yang dapat digunakan; sebagai kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, thesis mengenai suatu kasus atau permasalahan yang dijadikan sebagai bahan perbandingan, pegangan teoritis apakah disetujui atau tidak. Dengan pegangan teori diharapkan akan memberi wawasan berpikir untuk menemukan sesuatu yang benar sesuai dengan tujuan penelitian . 27 Teori yang digunakan dalam hal ini adalah teori utilitarisme dari Jeremy Bentham. Teori utilitass merupakan pengambilan keputusan etika dengan pertimbangan manfaat terbesar bagi banyak pihak sebagai hasil akhir the greatest good for the greatest number. Artinya, bahwa hal yang besar didefenisikan sebagai hal yang memaksimalisasi apa yang baik atau meminimalisir apa yang berbahaya bagi kebayakan orang. Semakin bermanfaat pada banyak orang, maka perbuatan itu makin etis. 25 J.J.J. M. Wuisman, dalam M. Hisyam, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Asas-Asas, FE UI, Jakarta, 1996, hal. 203 26 Ibid, hal 16 27 M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, CV. Mandar Maju, Bandung, Bandung, 1994, hal. 80 Universitas Sumatera Utara Tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dapat didefenisikan sebagai komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkuangan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. 28 Jeremy Bentham dalam karya tulisnya “An Introduction to the Principles of Morals and Legislation”. Menyebutkan : Alam telah menempatkan umat manusai di bawah kendali dua kekuasaan, rasa sakit dan senang. Hanya keduanya yang menunjukkan apa yang seharusnya kita lakukan, dan menentukan apa yang akan kita lakukan. Standar benar dan salah di satu sisi, maupun rantai sebab dan akibat pada sisi lain, melekat erat pada dua kekuasaan itu. Keduanya menguasai kita dalam senua hal yang kita lakukan, dalam semau hal yang kita ucapkan, dalam semua hal yang kita pikirkan, setiap upaya yang kita lakukan agar kita tidak menyerahkan padanya hanya akan menguatkan dan meneguhkannya. Dalam kata-kata seorang manusia mungkin akan berpura-pura menolak kekuasaan mereka tapi pada kenyataannya ia akan tetap berada di bawah kekuasaan mereka. Asas manfaat utilitas mengakui ketidakmampuan ini dan menganggapnya sebagai landasan sistem tersebut, dengan tujuan merajut kebahagian melalui tangan nalar dan hukum. Sistem yang mencoba untuk mempertanyakannya 28 Gunawan Widjaja, 150 Tanya Jawab tentang Perseroan Terbata, Forum Sahabat, Jakarta, 2008, hal 96 Universitas Sumatera Utara haberurusan dengan kata-kata ketimbang maknanya, dengan dorongan sesaat ketimbang nalar, dengan kegelapan ketimbang terang. 29 Bentham menjelaskan lebih jauh bahwa asas manfaat melandasi segala kegiatan berdasarkan sejauh mana tindakan itu meningkatkan atau mengurangi kebahagian kelompok itu, atau dengan kata lain meningkatkan atau melawan kebahagian itu. 30 Menurut teori ini suatu adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus manyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat banyak sebagai keseluruhan. Jadi, utilitarisme ini tidak boleh dimengerti dengan cara egoisme. Dalam rangka pemikiran utilitarisme kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah kebahagian terbesar dari jumlah orang banyak. 31 Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan menyatakan, Perkebunan diselenggarakan berdasarkan atas asas manfaat Mengapa melestarikan lingkunagn hidup, misalnya, merupakan tanggung jawab moral individu atau korporasi? Utilitarisme menjawab karena hal itu membawa manfaat paling besar bagi umat manusia sebagai keseluruhan. Jika suatu perusahaan berhasil memainkan peranannya dengan baik di atas panggung ekonomi sosial, dengan sendirinya ia memberi kontribusi yang berarti kepada kemakmuran masyarakat. 29 Ian Saphiro, Asas Moral dalam Politik, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia Indonesia yang bekerjasama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat Jakarta dan Freedom Institute, 2006 hal. 13 30 Ibid, hal. 14 31 Bismar Nasution, Loc.cit Universitas Sumatera Utara dan berkelanjutan, keterpaduan, kebersamaan, keterbukaan, serta berkeadilan. 32 Perkebunan diselenggrakan dengan tujuan: Sementara itu, Pasal 3 dari undang-undang tersebut, menjelaskan: a. Meningkatkan pendapatan masyrakat; b. Meningkatkan penerimaan negara; c. Meningkatkan penerimaan devisi negara; d. Menyediakan lapangan kerja; e. Meningkatkan produktivitas, nilai tambah, dan daya saing; f. Memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri; dan g. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan. 33 Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka Pasal 2 dan 4 UUPA mengatur bahwa bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara, dan atas dasar hak menguasai dari negara tersebut ditentukan adanya bermacam-macam hak atas tanah yang dapat diberikan kepada perorangan maupun badan hukum subyek hak. Dengan kata lain mengalokasikan kekuasaan hak atas tanah oleh negara kepada orang atau badan hukum yang dilakukan secara terukur supaya dapat digunakan bagi kelangsungan hidup setiap orang secara bersama-sama. 34 Dari ketentuan yang terdapat dalam UUPA dapat dilihat bahwa negara memberikan hak-hak atas tanah kepada perorangan atau badan hukum Subyek Hak, bahkan menjamin, mengakui, melindungi hak-hak tersebut untuk memanfaatkan dalam rangka mensejahterakan kehidupannya dan tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun. 32 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004, tentang perkebunan pasal 2 33 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004, tentang perkebunan pasal 3 34 Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hal 33 Universitas Sumatera Utara Akan tetapi Negara tidak hanya memberikan begitu saja hak-hak atas tanah tersebut kepada subyek hak untuk dimanfaatkan dalam rangka mensejahterakan kehidupannya, tetapi Negara juga memberikan jaminan kepastian hukum terhadap hak-hak atas tanah tersebut melalui pendaftaran tanah. Kegiatan pendaftaran tanah menurut Pasal 19 ayat 2 meliputi : 1. Pengukuran, perpetaan dan pembukaan tanah; 2. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak atas tanah; 3. Pemberian surat-surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. Kegiatan pendaftaran tanah baik untuk pendaftaran pertama kali maupun untuk pendaftaran yang berkelanjutan berupa pendaftaran peralihan haknya, baru dapat dilakukan apabila subyek hak dapat membuktikan adanya hubungan baik yang bersifat keperdataan perorangan maupun bersifat public tanah yang dikuasai oleh instansi Pemerintah atau tanah hak ulat masyarakat hukum adat antara subyek hak dengan tanahnya. 2. Konsepsi Konsep adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Peranan konsepsi dalam penelitian adalah untuk menhubungkan dunia teori dan observasi, antara abstrak dengan realita. 35 35 Masri Singarimbun, dkk, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta, 1989, hal 34 Konsepsi diartikan sebagai kata yang menyatakan abstrak yang Universitas Sumatera Utara digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus, yang disebut dengan defenisi operasional. 36 Pentingnya defenisi operasional adalah untuk menghindari perbedaan pengertian atau penafsiran mendua dubius dari suatu istilah yang dipakai. Kegunaan dari adanya konsepsi supaya adanya pegangan dalam melakukan penelitian atau penguraian, sehingga dengan demikian memudahkan bagi orang lain untuk memahami batasan-batasan atau pengertian-pengertian yang dikemukakan. Agraria terdiri atas dua aspek utama yang berbeda yaitu aspek penguasaan atau kepemilikan, dan aspek penggunaan dan pengelolaan. Hal ini terliaht tegas dalam batasan tentang reformasi agrarian yang terdapat dalam Ketetapan MPR Nomor IX\MPR\2001 tentang Pembaharuan dan Pengelolaan Sumberdaya Alam pada Pasal 2, yang menyebutkan bahwa : “Pembaharuan agrarian mencakup suaatu proses yang bersinambungan berkenaan dengan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan sumber daya agrarian”. Aspek penguasaan dan pemilikan berkenaan dengan bagaiman relasi hukum amnusai dengan tanah, sedangkan aspek penggunaan dan pemanfaatan berkenaan bagaiman tanah dan sumber daya agraria lainnya digunakan dan dimanfaatkan. Penguasaan terhadap tanah merupakan permasalahan penting dalam agraria. Penelitian ini mengacu pada konsep yang melandasi UUPA, dalam upaya mewujudkan cita-cita hukum dalam Pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Maka yang Menjadi konsepsional dalam tesis ini adalah : 36 Sunadi Suryabrata, Metode Penelitian, Raja Grafindo, Jakarta, 1998, hal 3 Universitas Sumatera Utara 1. Perolehan tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah melalui pemindahan hak atas tanah atau dengan cara penyerahan atau pelepasan hak atas tanah dengan pemberiuan ganti kerugian kapada yang berhak. 37 2. Pemanfaatan dalam kamus besar Bahasa Indonesia hanya memberikan pengertian suatu proses atau cara dan suatu perbuatan . 38 3. Lahan adalah suatu lingkungan fisik yang mencakup iklim, relief tanah, hidrologi, dan tumbuhan yang sampai pada batas tertentu akan mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan . 39 4. Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah danatau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengelolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. 40 5. Perusahaan adalah perseroan atau badan hokum yang telah memperoleh izin untuk melakukan penanaman modal di Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku . 41 37 Pasal 1 angka 1, Keputusan Menteri8 Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 21 Tahun 1994 trentang Tata Cara Perolehan Tanah Bagi Perusahaan dalam Rangka Penanaman Modal 38 Anton M. Moeliiono, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hal 555 39 Purwowidodo, Defenisi Lahan, http:www.pdf-secured-engine.com , diakses 28 Februari 2011 40 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan 41 Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 tentang Iziun Lokasi Universitas Sumatera Utara 6. Perusahaan Perkebunan adalah pelaku usaha perkebunan warga Negara Indonesia atau badan hukum yang didirikan menurut hokum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia yang mengelolah usaha perkebunan dengan skala tertentu. 42

G. Metode Penelitian 1. Spesifikasi Penelitian