Tata Cara Perolehan Hak Guna Usaha

Sebagaimana lahirnya Hak Guna Usaha dicatat dalam Buku tanah, maka hapusnya Hak Guna Usaha juga harus dicatat menurut ketentuan Pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 d. Objek Hak Guna Usaha Objek HGU adalah disebut dalam Pasal 28 ayat 1 UUPA dan Pasal 4 PP No. 40 Tahun 1996 adalah yang dikuasai langsung oleh Negara atau disebut juga tanah Negara. Oleh karena itu HGU hanya dapat terjadi berdasarkan Penetapan Pemerintah dengan suatu Surat Kepeutusan Pemberian HGU. HGU tidak dapat terjadi karena perjanjian antara pemilik hak dengan yang memperoleh HGU, karena HGU tidak dapat berasal dari hak milik. 90 Perolehan HGU berdasarkan suatu Surat Keputusan Pemberian Hak harus didaftarkan pada Kantor Pertanahan untuk dibuat buku tanahnya dan sertifikat. HGU terjadi sesudah didaftarkan.

2. Tata Cara Perolehan Hak Guna Usaha

a. Syarat-syarat Permohonan Hak Guna Usaha Sesuai Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 juncto Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999 bahwa sebelum mengajukan permohonan hak maka pemohon terlebih dahulu harus mengajukan permohonannya secara tertulis 90 Chadijah Dalimunthe, op,cit, hal 138 Universitas Sumatera Utara kepada Kepala Kantor Pertanahan. Permohonan tersebut harus memuat keterangan tentang : 91 1 Diri pemohon 1. Akta Notaris atau PeraturanKeputusan tentang Pendirian Badan Hukum Jika Badan Hukum tersebut berbentuk PerseroanTerbatas, permohonan tersebut dilengkapi : - Surat Keputusan Menteri Kehakiman tentang Pengesahan Badan Hukum; - Tambahan Berita Negara yang memuat atau mengumumkan Akta Pendirian Badan Hukum. 2. Surat Referensi Bank Pemerintah, yang menunjukkan bonafiditas Pemohon 3. Studi kelayakan atau Proyek Proposal atau Rencana dalam mengusahakan tanah perkebunan yang dilegalisir oleh Dinas Perkebunan Disbun Propinsi 4. Surat Pernyataan tersedianya tenaga ahli yang berpendidikan dan berpengalaman dalam pengusahaan perkebunan disertai riwayat hidupnya. 2 Tanah yang Dimohon 1. Surat Keterangan Pendaftaran tanah SKPT dari Kantor Pertanahan KabupatenKotamadya setempat, jika mengenai tanah Hak ; 2. Bila mengenai tanah adatgarapan masyarakat ; 91 Ali Achmad Chomzah, Hukum Pertanahan Seri Hukum Pertanahan I Pemberian Hak atas Tanah Negara dan Seri Hukum Pertanahan II Sertipikat dan Permasalahan, Prestasi Pustaka, 2002, Jakarta, Hlm. 20. Universitas Sumatera Utara 3. Bukti Perolehan hak Pembebasan atau Jual Beli ; 4. Gambar Situasi atau Surat Ukur yang dibuat oleh Kantor Pertanahan KabupatenKotamadya atau Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi setempat. 5. Rekomendasi dari PejabatInstansi yang terkait misalnya : - Dinas Kehutanan - Dinas Pertanian bila tanah yang dimohon merupakan kawasan hutantanah Pertanian. 6. Fatwa Tata Guna Tanah yang dibuat oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Propinsi. 7. Pertimbangan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi, apabila tanah yang dimohon merupakan tanah negara yang belum diusahakan sebagai perkebunan. permohonan harus melampirkan hal-hal sebagaimana yang dijelaskan dalamPasal 19 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN Nomor 9 tahun1999, yaitu : a. foto copy identitas permohonan atau akta pendirian perusahaan yang telah memperoleh pengesahan dan telah didaftarkan sebagai badan hukum; b. rencana pengusahaan tanah jangka pendek dan jangka panjang. c. izin lokasi atau surat izin penunjukan penggunaan tanah atau sura izin pencadangan tanah sesuai dengan Rencana tata ruang Wilayah; Universitas Sumatera Utara d. bukti pemilikan dan atau bukti perolehan tanah berupa pelepasankawasan hutan dari instansi yang berwenang, akta pelepasan bekas tanah milik adat atau surat- surat bukti perolehan tanah lainnya; e. persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN atau PenanamanModal Asing PMA atau surat persetujuan dari Presiden bagiPenanaman Modal Asing tertentu atau surat persetujuan prinsip dariDepartemen Teknis bagi non Penanaman Modal Dalam Negeri atau Penanaman Modal Asing; f. surat ukur apabila ada. Mengenai syarat izin lokasi sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 19huruf c prosedur untuk mendapatkan izin lokasi tersebut diatur dalam pasal 6 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 tahun 1999 tentang Izin Lokasi.

3. Tata Cara Pemberian Hak Guna Usaha