67
c. Mendapatkan pertimbangan tertulis dari Direktur Jenderal Pajak.
63
3. Jatuh tempo penyetoran PPh Pasal 21
Di dalam Pasal 9 ayat 1 UU No.28 Tahun 2007 diatur bahwa Menteri Keuangan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak yang
terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak bagi masing-masing jenis pajak, paling lama 15 hari setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak. Lebih lajut
ketentuan tangal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80PMK.032010.
Berdasarkan ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80PMK.032010 tanggal 1 April 2010 yang merupakan perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 184PMK.032007, PPh Pasal 21 yang dipotong oleh Pemotong PPh harus disetor paling lama tanggal 10 sepuluh bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir. Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak bertepatan
dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pembayaran atau penyetoran pajak dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. Dalam pengertian hari
libur nasional termasuk hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum yang ditetapkan oleh Pemerintah dan cuti bersama secara nasional yang
63
Pasal 2 ayat 3 angka 3 dan 4 KMK No. 5KMK.011993 stdtd KMK No. 296KMK.01 2003.
Universitas Sumatera Utara
68
ditetapkan oleh Pemerintah sebagaimana ditentukan dalam Pasal ayat 1 dan 2 Permenkeu No.184PMK.032007.
4. Sanksi keterlambatan penyetoran PPh Pasal 21
Sesuai dengan Pasal 9 ayat 2a UU KUP, apabila pembayaran atau penyetoran pajak dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran
pajak, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 dua persen per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal
pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh satu bulan.
B. Pelaporan PPh Pasal 21 1.
Sarana Pelaporan PPH Pasal 21
Apabila masa pajak telah berakhir, pemotong PPh Pasal 21 wajib melaporkan pemotongan yang telah dilakukan dalam masa pajak tersebut. Pelaporan ini dilakukan
dengan menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 21 ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak pemotong PPh Pasal 21 terdaftar.
SPT ada 2 yaitu SPT Tahunan dan SPT Masa. SPT Tahunan PPh Pasal 21 sudah tidak ada lagi. Fungsi utama SPT Tahunan PPh Pasal 21 adalah untuk
melaporkan PPh Pasal 21 terutang dan PPh Pasal 21 yang sudah dibayar dalam satu tahun. Untuk pegawai tetap dan penerima pensiun bulanan, SPT Tahunan PPh Pasal
21 berfungsi untuk melakukan koreksi atas perhitungan yang telah dilakukan secara
Universitas Sumatera Utara
69
bulanan. Koreksi ini dilakukan karena perhitungan bulanan didasarkan pada perkiraan, sedangkan perhitungan tahunan sudah didasarkan pada jumlah riil imbalan
yang dibayarkan.
64
Perhitungan PPh Pasal 21 setahun untuk pegawai tetap dan penerima pensiun bulanan ini dituangkan dalam formulir 1721 A1 atau 1721 A2, yang berfungsi juga
sebagai bukti pemotongan PPh Pasal 21 bagi keduanya. Dihilangkannya SPT Tahunan PPh Pasal 21 ini, maka peranannya digantikan
oleh SPT Masa PPh Pasal 21 bulan Desember. Dengan demikian, pelaporan SPT Masa PPh Pasal 21 bulan Desember adalah pelaporan PPh Pasal 21 yang terutang
dalam satu tahun kalender dari Januari sampai Desember, dan pembayaran yang telah dilakukan selama Januari sampai Nopember.
2. Bentuk SPT Masa PPh Pasal 21