58
Tabel II.3. Perhitungan PPh Pasal 21 bulan Januari - Juni 2009 Bulan
PhB DPP
50 x Phb DPP
Kumulatif Tarif
Pasal 17 ayat 1
PPh Pasal 21
Januari 20.000.000
10.000.000 10.000.000
5 500.000
Pebruari 10.000.000
5.000.000 15.000.000
5 250.000
Maret 40.000.000
20.000.000 35.000.000
5 1.000.000
April 20.000.000
10.000.000 45.000.000
5 500.000
Mei 10.000.000
20.000.000 5.000.000
10.000.000 50.000.000
60.000.000 5
15 250.000
1.500.000 Juni
16.000.000 8.000.000
68.000.000 15
1.200.000
Total 136.000.000
58.000.000 _
_ 5.200.000
5. Pemberian Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 atas Honorarium NotarisPPAT
Setelah memotong PPh Pasal 21 atas honorarium yang diberikan kepada NotarisPPAT, pemotong pajak harus memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21
untuk setiap melakukan pemotongan PPh Pasal 21. Namun dalam prakteknya masih terdapat badan sebagai pemotong pajak yang tidak memberikan bukti pemotongan
PPh Pasal 21 atas honorarium yang diberikan kepada NotarisPPAT. Gambaran tentang pemberian bukti pemotongan PPh Pasal 21 dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
59
Tabel II.4. Pemberian Bukti Potongan PPh Pasal 21 oleh Badan yang Membayarkan Honorarium kepada NotarisPPAT di Kota Medan
n = 7
No. Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1. Semua badan memberikan bukti potong
5 71,43
2. Tidak semua badan memberikan bukti potong
2 28,57
Jumlah 7
100
Dari hasil penelitian diketahui bahwa 5 responden atau sebanyak 71,43 menyatakan semua badan yang memotong PPh Pasal 21 atas honorarium yang telah
dibayarkan kepada mereka memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21. Sedangkan 2 responden atau sebanyak 28,57 menyatakan tidak semua badan yang memotong
PPh Pasal 21 atas honorarium yang mereka terima memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21.
Berdasarkan jumlah persentase sebesar 28,57 pada tabel II.4, pemberian bukti pemotongan PPh Pasal 21 oleh Badan yang membayarkan honorarium kepada
NotarisPPAT di kota Medan persentasenya berkisar antara 50 sampai dengan 75. Dalam hal pemberian bukti pemotongan pajak PPh Pasal 21 atas jasa yang
diberikan NotarisPPAT, menurut 2 orang responden atau 100 menyatakan Badan yang memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 adalah sebesar 50 sampai
75. Jadi badan yang memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 terhadap
Universitas Sumatera Utara
60
honorarium yang dibayarkan kepada NotarisPPAT, persentasenya adalah sampai dengan 75.
Setelah dilakukan pemotongan PPh Pasal 21 oleh pemotong pajak, maka pemotong pajak wajib memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 tersebut karena
hal ini merupakan hak dari wajib pajak. Gambaran tentang saat pemberian bukti pemotongan PPh Pasal 21 atas
Honorarium yang diberikan kepada NotarisPPAT dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel II.5. Saat Pemberian Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 oleh Badan yang Membayarkan Honorarium kepada NotarisPPAT di Kota Medan
n = 7
No. Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1. Setiap kali melakukan Pemotongan PPh
Pasal 21 7
100
2. Sebulan
sekali untuk
beberapa kali
pemotongan PPh Pasal 12 -
3. Lebih dari sebulan sekali untuk beberapa
kali pemotongan PPh Pasal 21 -
Jumlah 7
100
Dari hasil penelitian sebanyak 7 responden atau 100 mendapatkan bukti pemotongan PPh Pasal 21 setiap kali mereka melakukan pemotongan PPh Pasal 21.
Berdasarkan Peraturan Dirjen Pajak, No. Per-31PJ2009 Pasal 23 ayat 3 bukti pemotongan PPh Pasal 21 diberikan pada saat melakukan pemotongan PPh Pasal 21.
Universitas Sumatera Utara
61
Apabila Honorarium yang diterima NotarisPPAT telah dipotong PPh Pasal 21, namun mereka tidak mendapat bukti pemotongan tersebut, maka mereka tidak bisa
mengkreditkan PPh Pasal 21 tersebut dalam Pajak penghasilan terutang pada akhir tahun pajak bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
62
BAB III SISTEM PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 HONORARIUM NOTARISPPAT
A. Penyetoran PPh Pasal 21 1.
Sarana penyetoran PPh Pasal 21
Apabila seseorang atau badan sudah memiliki NPWP, maka dia memiliki kewajiban melakukan perhitungan pajak yang terutang dengan menggunakan sarana
SPT. Apabila berdasarkan perhitungannya ternyata terdapat pajak yang harus dibayar, maka sarana untuk melakukan pembayaran pajak tersebut dinamakan Surat Setoran
Pajak SSP. Pembayaran dan penyetoran pajak harus dilakukan dengan menggunakan
Surat Setoran Pajak SSP atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan Surat Setoran Pajak. SSP ini berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah
disahkan oleh pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan validasi. SSP dianggap sah jika telah divalidasi dengan Nomor
Transaksi Penerimaan Negara NTPN. Adapun tempat pembayaran adalah Kantor Pos atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan sebagai tempat pembayaran
pajak.
Universitas Sumatera Utara
63
Surat Setoran Pajak SSP adalah surat yang digunakan Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara melalui
Kantor Penerima Pembayaran.
56
SSP ada 2 jenis yaitu : a. SSP Standar
SSP Standar adalah surat yang digunakan Wajib Pajak untuk
melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara dan digunakan sebagai bukti pembayaran dengan bentuk,
ukuran dan isi yang disesuaikan dengan ketentuan Direktur Jenderal Pajak.
57
Satu SSP Standar berlaku untuk satu jenis pajakmasa pajaktahun pajakketetapan pajak dengan menggunakan satu Kode MAP dan satu
kode jenis setoran. b. SSP Khusus
SSP khusus yaitu bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kantor Penerima Pembayaran yang dicetak oleh Kantor
Penerima Pembayaran dengan menggunakan mesin transaksi dan atau
56
http:www.pajakonline.comenginelearningview.php?id=102, Bentuk
Surat Setoran
Pajak , diakses tanggal 15 Juni 2011
57
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
64
alat lainnya yang isinya sesuai dengan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak dan mempunyai fungsi sama dengan SSP standar.
58
Dalam formulir SSP, Wajib Pajak harus mengisi data-data atau keterangan yang diperlukan terkait dengan pembayaran pajak tersebut. Keterangan-keteragan
tersebut adalah : 1. NPWP
2. Nama Wajib Pajak 3. Mata Anggaran Penerimaan MAP dan Kode Jenis Setoran KJS
4. Masa pajak dan tahun pajak 5. Nomor Ketetapan khusus untuk pembayaran STP atau SKPKBSKPKBT
6. Jumlah pembayaran 7. Tanggal pembayaran
59
SSP ini biasanya dibuat rangkap 4. Di mana lembar pertama dan lembar ketiga nanti diberikan kepada Wajib Pajak. Lembar pertama akan disimpan sebagai
arsip Wajib Pajak. Lembar ketiga akan dilampirkan dalam SPT yang dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Adapun SSP lembar kedua dan
keempat diambil bank. Lembar kedua akan disampaikan ke KPPN dan lembar keempat merupakan arsip bank.
Wajib Pajak yang menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa dan mata uang asing dapat membayar pajak terutang dengan mata uang rupiah
yaitu dengan cara melakukan penyetoran melalui tempat pembayaran dengan
58
http:www.dannydarussalam.comengineartikelart.php?lang=idartid=569rol=S, SSP Khusus,
diakses tanggal 15 Juni 2011.
59
http:dudiwahyudi.compajakpajak-penghasilanapa-itu-ssp.html, SSP, diakses tanggal 15 Juni 2011.
Universitas Sumatera Utara
65
menggunakan SSP sejumlah pajak terutang dalam mata uang asing yang dikonversikan ke mata uang rupiah dengan menggunakan nilai kurs Menteri
Keuangan pada saat pembayaran.
60
SSP berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan
validasi. SSP dianggap sah apabila telah divalidasi dengan Nomor Transaksi Penerimaan Pajak NTPN.
2. Tempat penyetoran PPh Pasal 21