Putusan Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat PN Nomor: 22HAK CIPTA2006PN.NIAGA.JKT.PST

dengan saja terus melakukan kegiatan pengumuman musik atau lagu di tempat usahanya. Maka berdasarkan uraian di atas, apa yang telah dilakukan Tergugat dalam melakukan kegiatan usahanya mengumumkan karya cipta lagu-lagu Indonesia atau lagu asing tanpa izin penggugat adalah bertentangan dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta sebagaimana tertuang dalam Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang berbunyi: Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun dalam provisinya, Yayasan Karya Cipta mengajukan permohonan kepada hakim agar ada tindakan sementara sebagai berikut: Pertama, kegiatan pengumuman yang dilakukan oleh tergugat membawa kerugian bagi penggugat baik kerugian materiil maupun kerugian yang lebih besar di kemudian hari, berdasarkan pasal 56 ayat 3 Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang berbunyi : Sebelum menjatuhkan putusan akhir dan untuk mencegah kerugian yang lebih besar pada pihak yang haknya dilanggar, hakim dapat memerintahkan pelanggar untuk menghentikan kegiatan Pengumuman danatau Perbanyakan Ciptaan atau barang yang merupakan hasil pelanggaran Hak Cipta. Sehingga Penggugat mohon kepada ketua Pengadilan Niaga Jakarta c.q majelis hakim yang memeriksa perkara ini, untuk memerintahkan kepada tergugat untuk menghentikan kegiatan pengumuman lagu atau musik sampai dengan adanya kelautan hukum yang tetap. Kedua, penggugat mohon kepada majelis ketua Pengadilan Niaga Jakarta untuk segera melakukan sita jaminan convesartoir beslag terhadap harta kekayaan tergugat berupa: a. Sebidang tanah dan bangunan di atasnya yang terletak di Jalan Padjajaran Nomor 32 Kota Bogor milik tergugat; b. Seluruh alat-alat yang digunakan untuk mengumumkan lagu atau musik tergugat. Adapun dalam pokok perkara, Yayasan Karya mengajukan gugatan kepada Hotel Pangrango, sebagai berikut: Pertama, akibat dari perbuatan tergugat dalam menjalan kegiatan mengumumkan lagu atau musik di lingkungan usaha tanpa izin penggugat sejak 18 Mei 2004 sampai dengan gugatan ini diajukan, penggugat mengalami kerugian materil, di mana bahwa kerugian material berupa hak ekonomi pencipta atas ciptaannya telah Siangar oleh tergugat, maka Penggugat menggugat Tergugat untuk membayar ganti rugi sebesar Rp. 9.428.400.000,- sembilan miliar empat ratus dua puluh delapan juta empat ratus ribu rupiah. Secara tunai dan seketika kepada Penggugat, dengan perincian sebagai berikut. Kedua, selain kerugian material yang diderita oleh penggugat juga mengalami kerugian immateril berupa hilangnya kepercayaan penggugat terhadap perlindungan hukum dan penegakan undang-undang hak cipta khususnya karya cipta lagu atau musik. Sehingga mengakibatkan semangat berkreasi dalam industri musik atau lagu menjadi berkurang atau menjadi tidak sama sekali. Maka sudah sewajarnya jika penggugat menggugat tergugat untuk membayar ganti rugi immateril sebesar Rp 10.000.000.000,- sepuluh miliar rupiah secara tunai dan seketika kepada penggugat. Ketiga, adanya perbuatan tergugat, penggugat memohon kepada tergugat untuk meminta maaf di Harian Umum Pikiran Rakyat, Kompas, dan Media Indonesia selama 3 hari. Keempat, untuk menjamin kepastian hukum, penggugat kepada majelis ketua Pengadilan Niaga Jakarta untuk membayar uang paksa sebesar Rp 1.000.000,- satu juta rupiah Kelima, untuk menghindari tergugat tidak mematuhi perkara ini, penggugat mohon kepada majelis ketua Pengadilan Niaga Jakarta untuk menjatuhkan putusan yang dapat dijatuhkan terlebih dahulu uitvoerbar bij voorad Keenam, Tergugat dihukum untuk membayar biaya perkara Atas gugatan Penggugat, tergugat mengajukan eksepsi pada pokoknya: 1. Surat Kuasa tidak memenuhi ketentuan biaya materi 2. Antara Pimpinan Pusat PHRIPerhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, sedang melakukan negosiasi 3. Mohon diputus terlebih dahulu putusan sela dengan dasar sebagai berikut - Karena syarat formal dalam penggunaan bea materi tidak dipenuhi oleh penggugat, maka telah melanggar Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1985 yaitu Pasal 7 ayat 5 dan ayat 9 dan Pasal 11 ayat 1, maka cukup alasan untuk diputus terlebih dahulu. - Antara Pengurus Pusat PHRI dengan YKCI sedang mengadakan negosiasi mengenai royalti lisensi musik. Terhadap gugatan yang diajukan di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, maka hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengambil putusan tanggal 20 Juli 2006 yaitu Putusan Nomor : 22 HAKCIPTA 2006 PN.NIAGA.KT.PST yang amar putusannya berbunyi: Dalam Provisi : -Menolak tuntutan Provisi Penggugat Dalam Eksepsi: -Menolak Eksepsi tergugat; Dalam Pokok Perkara: 1. Mengabulkan gugatan penggugat sebagian 2. Menyatakan gugatan tergugat telah melakukan pengumuman karya cipta lagu atau musik tanpa izin penggugat 3. Menghukum tergugat membayar kerugian materil sebesar Rp 100.000.000,- seratus juta rupiah 4. Menghukum tergugat membayar biaya perkara sebesar Rp.5.000.000lima juta rupiah 5. Menolak gugatan tergugat selebihnya;

C. Putusan Hakim Mahkamah Agung Putusan Nomor 036KNHaKI2006

Setelah sudah dijatuhkannya putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam sidang terbuka untuk umum pada tanggal 20 Juli 2006, kemudian Tergugat dengan perantara kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 9 Agustus 2006 diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 16 Agustus 2006 sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor: 25 Kas HKI-Hak Cipta 2006 PN.Niaga Jkt Pst. jo. Nomor 22 HKI-Hak Cipta 2006 PN.NIAGA JKT.PST yang dibuat oleh Panitera Pengadilan NegeriNiaga Jakarta Pusat, permohonan mana disusul oleh memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di kepaniteraan Pengadilan NegeriNiaga Jakarta Pusat pada tanggal 23 Agustus 2006 Setelah itu Termohon KasasiPenggugat yang pada tanggal 25 Agustus 2006 telah menerima salinan memori kasasi dari pemohon kasasi, pengajuan kontra memori kasasi yang diterima di kepaniteraan Pengadilan NegeriNiaga Jakarta Pusat pada tanggal 28 September 2006. Atas keberatan-keberatan yang diajukan oleh pemohon kasasi, dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya adalah: Pertama, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dalam perkara a quo tidak menerapkan hukum serta melanggar hukum sehingga putusan a quo harus dibatalkan Kedua, pertimbangan hukum putusan yang dihubungkan dengan keterangan saksi-saksi diperoleh fakta-fakta yang menyatakan terbuktitergugat melakukan kegiatan pengumuman lagu atau musik. Bahwa menurut Pemohon Kasasi, pertimbangan hukum tersebut adalah keliru dan tidak tepat serta tidak berdasarkan hukum, karena di dalam persidangan saksi dari TergugatPemohon KasasiBrahim Arsyad telah menjelaskan: “Tidak ada live show dan tidak punya alat audio memutar lagu yang disalurkan ke kamar” Ketiga, pemohon kasasi keberatan dengan pertimbangan hukum yang menyimpulkan telah terbukti tergugat melakukan pengumuman karya cipta lagu atau musik tanpa izin dari Penggugat. Antara pemohon kasasi dengan termohon kasasi belum pernah mengadakan pertemuan, hanya dalam bentuk surat peringatan. Keempat, penggugat dalam memungut royalti pernah dapat somasi dari Asosiasi Industri Rekaman Indonesia ASIRI dalam Harian Kompas 10 Juli 2006 dengan judul “Pemberitahuan dan Somasi terbuka terhadap YKCI”, menyatakan YKCI yang menagih dan memungut royalti tersebut tidak sah dan tidak berdasarkan hukum. Dengan adanya somasi dari ASIRI, maka legalitas dari YKCI dalam memungut royalti dan memberikan izin untuk mengumumkanmenyiarkan lagu-lagu tidak sah. Terlepas dari alasan-alasan kasasi tersebut di atas dengan tidak perlu mempertimbangkan alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi menurut pendapat Mahkamah Agung, Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah salah menerapkan hukum yaitu kurang mempertimbangkan persona standi in judicio dari Penggugat. Bahwa persona standi in judicio dari Penggugat sangat penting dipertimbangkan lebih dahulu untuk menghindari terjadinya kekeliruan siapa yang sebenarnya berwenang untuk bertindak menagih suatu royalti atas suatu hak cipta. Menurut majelis hakim pada Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, hanya disebut tentang hak dari pencipta, yaitu antara lain memberikan lisensi kepada pihak lain Pasal 45, yang artinya mereka inilah yang dapat menuntut hak-haknya bila ada yang melanggar. Bahwa penggugat di dalam gugatannya menuntut Tergugat karena telah mengumumkan lagu: - Greased Ligtning, cipt. J. Travolta, Olivia N. Jhon, B. Palace Boy, Warren Casey Jim; - It Must Have Been Love, cipt Piere H. Gessel; - I Don’t Want Miss A Thing, cipt Steven Taylor; Penggugat dalam mengajukan gugatan ini atas nama Yayasan Karya Cipta Indonesia, sehingga menentukan pertanyaan apakah YKCI ini berhak untuk mewakili ketiga pencipta lagu yang disebutkan di atas; apakah YKCI mempunyai hubungan hukum dengan ketiga orang pencipta lagu tersebut di atas, maka hakim melihat dari beberapa bukti; 1. Dalam bukti P-7, berupa surat kuasa dengan Juliane Andanti, pekerjaan karyawati, memberi kuasa kepada YKCI. Di dalam surat ini tidak jelas pemberi kuasa mewakili siapa dan apakah seorang karyawati berhak untuk mewakili suau perusahaan 2. Di dalam bukti P-8, berupa surat kuasa dari Anton Sastra Wijaya, Direktur Suara Mobishindo, memberi kuasa kepada YKCI, surat kuasa ini berlaku sampai dengan tanggal 18 November 1999 dan dapat diperpanjang 3 tahun berikutnya. 3. Di dalam bukti P-9, berupa surat kuasa dari Johannes AK. Soerjoko, Direktur Utama AquariusEMI, memberi kuasa kepada YKCI yang berlaku sampai dengan tanggal 7 Febuari 1997 dan dapat dipernjang 3 tahun; Surat kuasa bukti P-7 adalah tidak sah, karena pemberi kuasa tidak jelas mewakili siapa dan apakah seorang karyawati berhak untuk mewakili suatu perusahaan, sedangkan surat kuasa Buki P.8 dan P.9 sudah tidak berlaku lagi. Bahwa dari pertimbangan tersebut diatas maka legal standing penggugat untuk mewakil ketiga pencipta lagu yang diklaim oleh penggugat telah diumumkan oleh Tergugat, tidak ada, sehingga gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima;

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Hak Cipta Terhadap Karya Cipta Lagu dan Musik Dalam Bentuk Ringtone Pada Telepon Seluler

13 202 108

Analisis Yuridis mengenai Perlindungan Hukum Pemegang Hak Cipta atas praktik Pembajakan Lagu dan Musik dengan Format Mp3 (Motion Picture Experts Layer III)

1 107 90

Perlindungan Hukum Pemegang Hak Cipta Terhadap Pembajakan Hak Cipta Lagu Atau Musik

3 107 147

Perlindungan hukum bagi pemegang hak cipta terhadap pemberi lisensi karya cipta lagu

2 16 198

PERAN KARYA CIPTA INDONESIA DALAM PERLINDUNGAN HAK CIPTA LAGU YANG DIGUNAKAN SECARA KOMERSIAL Peran Karya Cipta Indonesia Dalam Perlindungan Hak Cipta Lagu Yang Digunakan Secara Komersial(Studi Perlindungan Hukum Terhadap Lagu).

1 11 17

PERAN KARYA CIPTA INDONESIA DALAM PERLINDUNGAN HAK CIPTA LAGU YANG DIGUNAKAN SECARA KOMERSIAL Peran Karya Cipta Indonesia Dalam Perlindungan Hak Cipta Lagu Yang Digunakan Secara Komersial(Studi Perlindungan Hukum Terhadap Lagu).

0 4 12

PENDAHULUAN Peran Karya Cipta Indonesia Dalam Perlindungan Hak Cipta Lagu Yang Digunakan Secara Komersial(Studi Perlindungan Hukum Terhadap Lagu).

0 4 11

PERLINDUNGAN HAK CIPTA TERHADAP KARYA SENI Perlindungan Hak Cipta Terhadap Karya Seni (Studi Perlindungan Hukum Terhadap Lukisan).

0 4 19

PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA MUSIK Perlindungan Hak Cipta Atas Karya Musik (Studi Tentang Perlindungan Hukum Terhadap Pencipta Lagu).

0 2 14

PERLINDUNGAN HAK CIPTA ATAS KARYA MUSIK Perlindungan Hak Cipta Atas Karya Musik (Studi Tentang Perlindungan Hukum Terhadap Pencipta Lagu).

0 2 22