untuk meminta izin atas penggunaan lagu tersebut dan memungut royalti, begitu juga sebaliknya.
Pada Putusan MA Nomor 036 KNHaKI2006 antara CV Pangrango QQ HP2 diwakili oleh Aminah Ridziq dengan kuasa hukumnya
Ezrin Rosep sebagai pemohon kasasi dahulu Tergugat; melawan Yayasan Karya Cipta IndonesiaYKCI diwakili oleh Dahuri dengan kuasa
hukumnya Efran Hemi Juni sebagai termohon kasasi dahulu Penggugat. CV Pangrango adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
penginapanperhotelan yang bernama Hotel Pangrango, dalam kegiatan usahanya tersebut telah mempergunakan karya cipta musik dan lagu dari
dalam maupun luar negeri dengan cara memutar, menyiarkan, memperdengarkan karya cipta musik tersebut melalui alatsarana pesawat
televisi, tape recorder serta dalam bentuk live music, sehingga karya cipta tersebut dapat di dengar orang lain yaitu para konsumennya. Akibat dari
perbuatan CV Pangrango dalam menjalankan kegiatan mengumumkan lagumusik di lingkungan usaha tanpa izin dari pemegang hak cipta, YKCI
mengalami kerugian materil maupun kerugian immateril. Menurut pendapat Mahkamah Agung terdapat cukup alasan untuk
mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi CV Pangrango tersebut dan membatalkan Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat
tertanggal 20 Juli 2006 Nomor : 22 HAK CIPTA 2006 PN.NIAGA,JKT.PST.. Atas dasar persona standi in judicio, YKCI tidak
berwenang untuk menagih suatu royalti atas hak cipta, karena dalam
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 hanya menyebut tentang hak dari pencipta, antara lain memberi lisensi kepada pihak lainpasal 45, yang
artinya mereka inilah yang dapat menuntut hak-haknya bila ada yang melanggar.
Oleh karena itu, penulis mencoba menganalisis kasus yang berkaitan dengan lembaga manajemen kolektif di Indonesia, yaitu kasus antara
Yayasan Karya Cipta Indonesia dengan CV. Pangranggo. Kasus ini menimbulkan ketidakpastian hukum dikarenakan belum adanya aturan
perundang-undangan yang mengatur tentang peran dan kewenangan lembaga manajemen kolektif dalam memungut royalti atas karya cipta lagu
yang bersifat komersial. Selain itu, penggunaan karya cipta lagu dalam kegiatan usaha yang dilakukan oleh CV. Pangrango ini tidak memiliki izin
lisensi dari pemegang hak cipta yakni Yayasan Karya Cipta Indonesia. Untuk menjawab persoalan-persoalan yang diuraikan di atas, maka
dibutuhkannya suatu perangkat hukum yang dapat menjembatani antara pencipta dan para pengguna karyanya untuk mengumumkan atau
memperbanyak suatu ciptaan yaitu dengan cara pemberian lisensi dari pemegang hak cipta kepada penggunanya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan terkait lembaga manajemen kolektif, yaitu:
a. Apakah tujuan didirikannya Lembaga Manajemen Kolektif?
b. Apa yang menjadi kendala Lembaga Manajemen Kolektif dalam melakukan pemungutan royalti dari para penggunausers komersial?
c. Bagaimana legal standing Lembaga Manajemen Kolektif dalam hal mengajukan gugatan terhadap hak memberikan lisensi?
d. Siapa yang berhak memberi lisensi dan mendapatkan royalti atas pemakaian lagu?
e. Jenis pemakaian lagu yang bagaimana yang harus mendapat lisensi dari pemegang hak cipta?
f. Bagaimana perlindungan lembaga manajemen kolektif dalam Undang- Undang Hak Cipta untuk melindungi karya cipta lagu di Indonesia?
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang akan penulis bahas tidak terlalu meluas sehingga dapat mengakibatkan ketidakjelasan maka penulis membuat pembatasan
masalah. Penulis hanya membahas mengenai penggunaan karya cipta lagu tanpa seizin pemegang hak cipta oleh lembaga manajemen kolektif pada
Putusan MA Nomor 036 KNHaKI2006.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana pertimbangan hukum majelis hakim dalam memutuskan perkara antara CV. Pangrango dan YKCI dalam Putusan PN Nomor
22HAK CIPTA2006PN.NIAGA.JKT.PST
serta bagaimana
pertimbangan Hakim Agung dalam Putusan MA Nomor 036 KNHaKI2006?
b. Bagaimana legal standing YKCI dalam hal mengajukan gugatan terhadap hak memberikan lisensi?
c. Bagaimana perlindungan lembaga manajemen kolektif dalam Undang- Undang Hak Cipta untuk melindungi karya cipta lagu di Indonesia?
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan
Secara umum tujuan penulisan adalah untuk mendalami tentang permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan
masalah. Secara khusus tujuan penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui dasar hukum majelis hakim dalam memutuskan perkara antara CV. Pangrango dan YKCI dalam Putusan PN Nomor
22HAK CIPTA2006PN.NIAGA.JKT.PST serta pertimbangan Hakim Agung dalam Putusan MA Nomor 036 KNHaKI2006
b. Untuk mengetahui legal standing YKCI dalam mengajukan gugatan terhadap hak memberikan lisensi?
c. Untuk mengetahui perlindungan lembaga manajemen kolektif dalam Undang-Undang Hak Cipta untuk melindungi karya cipta
lagu di Indonesia.
2. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam hukum HKI, utamanya mengenai perlindungan
hukum bagi pemegang hak cipta terhadap pemberian lisensi karya cipta lagu. Selain itu adanya tulisan ini dapat menambah
perbendaharaan koleksi karya ilmiah dengan memberikan kontribusi juga bagi perkembangan hukum HKI.
b. Manfaat Praktis Secara praktis, penulisan ini diharapkan dapat menjadi kerangka
acuan dan landasan bagi penulisan lanjutan, dan mudah-mudahan dapat menjadi bahan informasi dan masukan baik bagi pemerintah
maupun semua pihak yang terkait dalam rangka penyiapan dan penyempurnaan perangkat hukum di bidang HKI.
E. Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini dibutuhkan data yang akurat, yang berasal dari studi dokumentasi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada pada
skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode penelitian sebagai berikut: