Penyelesaian sengketa tindak pidana pelanggaran hak cipta, hak terkait, dan hak moral diadili oleh pengadilan tempat tindak pidana itu
dilakukan locus delicti. Akan tetapi, gugatan keperdataan sehubungan dengan hak cipta harus diajukan ke pengadilan niaga sebagai pengadilan
khusus yang berwenang untuk mengadili sengketa di bidang niaga.
12
Penyelesaian sengketa alternatif, termasuk arbitrase di Indonesia saat ini telah diatur dalam suatu peraturan perundang-undangan tersendiri,
yaitu Undang-Undang No 30 Tahun 1999 tersebut, dapat kita temui sekurangnya ada enam macam tata cara penyelesaian sengketa di luar
pengadilan, yaitu konsiliasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, pemberi pendapat hukum, dan arbitrase.
Hal yang dinamakan arbitrase adalah pemutusan suatu sengketa oleh seorang atau berapa orang yang ditunjuk oleh para pihak yang bersengketa
sendiri, di luar hakim atau pengadilan. Agar alternatif penyelesaian sengketa ini dapat berfungsi dengan
baik sesuai kehendak para pihak, perumusan klausul alternatif penyelesaian sengketa harus dibuat sebaik mungkin dengan menghilangkan celah-celah
hukum sebanyak mungkin. Perumusan yang baik akan mencegah berlarutnya proses penyelesaian sengketa alternatif, serta memberi
kepastian pelaksanaan kesepakatan maupun putusan yang dicapai, diperoleh
12
Elyta Ras Ginting, Hukum Hak Cipta Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2012, h. 252.
atau diambil sehubungan dengan alternatif penyelesaian sengketa yang dipilih.
B. Lisensi 1. Pengertian Lisensi
Pengertian lisensi dalam Law Dictionary karya PH Collin yang ditulis kembali oleh Gunawan Widjaja dalam bukunya yang berjudul
lisensi, di mana lisensi di definisikan sebagai:
13
“Official documents which allows someone to do something or to use something. Permission given by
someone to do something which would otherwise be ilegal. ”
Rumusan tersebut lebih menekankan pada pemberian izin dalam bentuk dokumen tertulis untuk melakukan sesuatu atau untuk
memanfaatkan sesuatu, yang tanpa izin tersebut merupakan suatu perbuatan yang tidak sah atau tidak diperkenankan oleh hukum.
Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta atau
Pemegang Hak Terkait kepada pihak lain untuk mengumumkan danatau memperbanyak Ciptaannya atau produk Hak Terkaitnya dengan persyaratan
tertentu.
13
PH Collin, “Law Dictionary” dalam Gunawan Widjaja, ed., Lisensi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001, h. 8.
2. Jenis-Jenis Lisensi Hak Cipta
Dari berbagai kepustakaan dapat diketahui bahwa ada dua macam lisensi yang dikenal dalam praktek pemberian lisensi, yaitu:
14
a. Lisensi Umum; Lisensi umum adalah lisensi yang dikenal secara luas dalam praktek,
yang melibatkan suatu bentuk negosiasi antara pemberi lisensi dan penerima lisensi.
b. Lisensi Paksa, Lisensi Wajib Adapun lisensi wajib atau compulsory licenses yang diatur dalam 84
sampai 86 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan pemerintah yang mengatur
tentang lisensi wajib guna mendukung kemajuan ilmu pengetahuan, penelitian, dan pengembangan di Indonesia.
Pada dasarnya, ada empat penggunaan karya cipta yang harus melalui Pemberian Lisensi, yaitu:
15
a. Lisensi Mekanikal Mechanical Licenses Lisensi Mekanikal diberikan kepada Perusahaan Rekaman sebagai
bentuk izin penggunaan karya cipta. Seseorang pencipta lagu dapat melakukan negosiasi langsung atau melalui penerbit musiknya dengan siapa
saja yang menginginkan lagu ciptaannya untuk di eksploitir. Artinya, siapa saja yang ingin merekam, memperbanyak, serta mengedarkan sebuah karya
14
Gunawan Widjaja, Lisensi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001, h. 17
15
Syarifuddin, Perjanjian Lisensi dan Pendaftaran Hak Cipta, Bandung: PT. Alumni, 2013, h. 87