Hak Cipta juga memiliki hubungan dengan kepentingan- kepentingan yang bersifat hak ekonomi. Adanya kepentingan-kepentingan
yang bersifat ekonomi di dalam hak cipta tersebut, merupakan suatu perwujudan dari hak cipta itu sendiri, yaitu bahwa ciptaan yang merupakan
produk olah pikir manusia itu mempunyai nilai. Hak ekonomi adalah hak yang dimiliki oleh pencipta atau pemegang
hak cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari ciptaannya.
8
Hak ekonomi ini selalu berbeda pada setiap Undang-Undang hak cipta, baik
terminologinya, jenis hak yang diliputinya, ruang lingkup dari tiap jenis hak ekonomi tersebut. Sedangkan hal yang dimaksud dengan hak ekonomi
adalah hak yang dimiliki seorang pencipta untuk mendapatkan keuntungan atas ciptaannya.
4. Pendaftaran Hak Cipta
Menurut undang-undang hak cipta di Indonesia, sistem pendaftaran hak cipta atas karya cipta dilakukan secara pasif, artinya bahwa semua
permohonan diterima dengan tidak terlalu mengadakan penelitian hak pemohon, kecuali sudah jelas ada pelanggaran hak cipta. Sikap pasif ini
yang membuktikan bahwa Undang-Undang Hak Cipta di Indonesia menganut sistem pendaftaran deklaratif. Fungsi pendaftaran hak cipta
8
Tomy Suryo Utomo, Hak Kekayaan Intelektual di Era Global : Sebuah Kajian Kontemporer, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, h. 88.
dimaksudkan untuk memudahkan pembuktian dalam hal terjadi sengketa mengenai hak cipta.
9
Dalam pencatatan hak cipta, permohonan dapat dilakukan oleh pencipta, pegang hak cipta, pemilik hak terkait, atau kuasanya kepada
Menteri Hukum dan HAM secara tertulis dalam bahasa Indonesia. Permohonan tersebut dilakukan secara elektronik danatau non elektronik
dengan melampirkan: a. Menyertakan contoh Ciptaan, produk Hak Terkait, atau penggantinya;
b. Melampirkan surat pernyataan kepemilikan ciptaan dan Hak terkait; dan c. Membayar biaya.
Setelah itu kementrian akan melakukan pemeriksaan terhadap permohonan yang telah memenuhi persyaratan. Pemeriksaan tersebut
bertujuan untuk mengetahui Ciptaan atau Produk Hak Terkait yang diajukan tersebut tidak sama dengan ciptaan yang tercatat dalam daftar umum ciptaan
atau objek kekayaan intelektual lainnya. Dalam memberikan keputusan, kementrian dapat menerima atau
menolak permohonan dalam waktu paling lama 9 bulan terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan. Dalam hal menerima permohonan,
menteri menerbitkan surat pencatatan Ciptaan dan mencatat dalam daftar umum Ciptaan. Dalam hal menolak Permohonan, menteri memberitahukan
penolakan tersebut secara tertulis kepada pemohon disertai alasan.
9
OK. Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual Intellectual Property Rights, Jakarta: Rajawali Pers, 2013 h. 90