Sejarah Majelis Taklim GAMBARAN UMUM BKMT KOTA TANGERANG SELATAN

49 Musyawarah majlis taklim se DKI Jakarta pada tahun 1980 telah memberika batasan yang lebih defenitif tentang pengertian majlis taklim, yaitu suatu lembaga pendidikan non formal Islam yang memiliki kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, dan diikuti ol eh jama’ah yang relatif banyak dan bertujuan untuk membina dan membangun hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah SWT, manusia dengan sesamanya, manusia dengan lingkungannya, dalam rangka membina masyarakat yang bertakwa kepada Allah swt. Majelis taklim berkembang luas dikalangan masyarakat muslim Indonesia khususnya di daerah Jakarta dan sebagian Jawa Barat, setidaknya ada kurang lebih 700 buah majlis taklim di daerah Jakarta pada pendataan majlis taklim tahun 1980. Pada tanggal 9-10 Juli 1980 Koordinasi Dakwah Islam kodi DKI Jakarta menyelenggarakan Musyawarah majlis taklim se DKI Jakarta. Dari musyawarah ini berhasil membentuk wadah koordinasi yang diberi nama Badan kontak majlis taklim BKMT DKI Jakarta yang diketuai oleh Dra. H. Tutty Alawiyah. 4 Ditinjau dari kelompok sosial dan dasar pengikat jama’ahnya, majelis taklim dapat dikelompokkan dalam beberapa macam, majelis taklim yang pesertanya terdiri dari jenis tertentu seperti kaum bapak, kaum ibu, remaja dan campuran tua, muda, pria dan wanita majelis taklim yang diselenggarakan 4 Ibra him, “Lembaga Pendidikan Islam Non Formal”, Artikel diakses pada 9 Mei 2014 dari http:www.anekamakalah.com201204lembaga-pendidikan-islam-non-formal.html. 50 oleh lembaga-lembaga sosial keagamaan, kelompok penduduk disuatu daerah, instansi dan organisasi tertentu. Metode penyajian majelis taklim dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu: pertama metode ceramah, terdiri dari ceramah umum, yakni pengajar ustadkiai bertindak aktif memberikan pengajaran sementara jama’ahnya pasif, dan ceramah- ceramah khusus, yaitu pengajar dan jama’ah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi, kedua metode halaqah, yaitu pengajar membacakan kitab tertentu, sementara jama’ah mendengarkan, ketiga metode campuran, yakni melaksanakan berbagai metode sesuai kebutuhan. Materi yang dipelajari dalam majelis taklim mencakup pembacaan al- qur’an serta tajwidnya, tafsir bersama ulum al-qur’an, hadis dan mustalah-nya, fikih dan usul fikih, tauhid, akhlaq, ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jama’ah misalnya masalah penanggulangan kenakalan pada anak, masalah undang-undang perkawinan, dan lain-lain. Majelis taklim dikalangan masyarakat betawi biasanya memakai buku-buku berbahasa Arab atau bahasa Arab Melayu seperti tafsir jalalain, nail al-authar, dan lain-lain. Pada majelis-majelis taklim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai pegangan, misalnya fikih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku terjemahan. 5

C. Sejarah Berdiri BKMT Kota Tangerang Selatan

Pertama kali Badan Kontak Majelis Taklim BKMT Kota Tangerang Selatan didirikan pada tanggal 24 Juni 2009.BKMT lahir dari kesepakatanatas 5 Ibid. 51 Musyawarah Daerah MUSDA yang dihadiri oleh Para Tokoh Ulama dan Para Tokoh Majelis Taklim.Para Ulama dan Para Tokoh Majelis Taklim bermusyawarah yang bertujuan untuk membentuk suatu wadah. 6 Pada dasarnya, Pemerintah Kota Tangerang Selatan berkeinginan untuk menciptakan kota yang berpendidikan, menjadi kota modern yang selalu berorientasi kepada kemajuan zaman, tetapi tetap memiliki nuansa religious yang kental. Dan cita-cita itu menjadi slogan atau motto dari kota yang hampir separuh penduduknya dari suku betawi ini, yaitu “Cerdas, Modern dan Religius”. Slogan dan motto ini merupakan cita-cita dan harapan untuk mewujudkan masyarakat Tangerang Selatan yang cerdas yaitu memiliki pengetahuan yang luas, memiliki ketrampilan baik, dan disertai prilaku positif.Modern yaitu memiliki peradaban yang dinamis sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Religious, yaitu adanya kecerdasan dan kemajuan peradaban yang senantiasa dibingkai oleh nila-nilai agama yang dianut masyarakat secara utuh dan benar. 7 Karena dari situlah untuk mewujudkan ‘Religious’ yang terdapat di slogan atau motto Kota Tangerang Selatan, maka Para Tokoh Ulama dan Para Pimpinan Majelis Taklim berkeinginan untuk membentuk Badan Kontak 6 Wawancara Pribadi dengan Ketua PD. BKMT Kota Tangerang Selatan, Dra. Hj. Tati Astariati, Tangerang Selatan, 13 Maret 2014 7 Fachmi Ali, Pemikiran dan Aktivitas Dakwah KH. M. Saidih pada masyarakat Betawi diKota Tangerang Selatan, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, h. 5.