47
itu.  Dengan  cara  tersebut  Nabi  SAW  telah  berhasil  menyiarkan  Islam,  dan sekaligus  berhasil  membentuk  karakter  dan  ketaatan  umat.  Nabi  SAW  juga
berhasil  membina  para  pejuang  Islam  yang  tidak  saja  gagah  perkasa  di  medan perjuangan  bersenjata  membela  dan  menegakkan  Islam,  tetapi  juga  terampil
dalam mengatur pemerintahan dan membina kehidupan masyarakat. Pengajian yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW, tersebut dilanjutkan
oleh para sahabat, tabi’ al-tabi’in dan sampai sekarang berkembang dengan nama
majelis taklim, yaitu pengajian yang diasuh dan dibina oleh tokoh agama  ulama. Pada masa puncak kejayaan Islam, terutama di saat Bani Abbas berkuasa,
majelis  taklim  di  samping  dipergunakan  sebagai  tempat  menimba  ilmu,  juga menjadi  tempat  para  ulama  dan  pemikir  menyebarluaskan  hasil  penemuan  atau
ijtihadnya. Barangkali tidak salah bila dikatakan bahwa para ilmuan Islam dalam berbagai disiplin ilmu ketika itu merupakan produk dari majelis taklim.
Sementara  di  Indonesia,  terutama  di  saat-saat  penyiaran  Islam  oleh  para wali dahulu, juga mempergunakan Majelis Taklim untuk menyampaikan dakwah.
Dengan  demikian,  majelis  taklim  juga  merupakan  lembaga  pendidikan  tertua  di Indonesia.  Barulah  kemudian  seiring  dengan  perkembangan  ilmu  dan  pemikiran
dalam mengatur pendidikan, di samping majelis taklim yang bersifat non-formal, tumbuh  lembaga  pendidikan  yang  formal,  seperti  pesantren,  madrasah,  dan
sekolah.
48
Jadi, menurut pengalaman historis, sistem majelis taklim telah berlangsung sejak awal penyebaran Islam di Saudi Arabia, kemudian menyebar ke berbagai penjuru
dunia Islam di Asia, Afrika, dan Indonesia pada khususnya sampai sekarang.
1
B. Perkembangan Majelis Taklim di Indonesia
Lembaga  pendidikan  non  formal  yang  menyelenggarakan  pengajian Islam.  Lembaga  ini  berkembang  dalam  lingkungan  masyarakat  muslim  di
Indonesia  baik  di  Jakarta  maupun  di  daerah-daerah  lain.  Penamaan  majelis taklim lebih banyak ditemukan di Jakarta, khususnya di kalangan masyarakat
Betawi,  sementara  di  daerah  lain  lebih  dikenal  dengan  “Pengajian  Agama Islam”. Meskipun kata Majlis Taklim berasal dari bahasa Arab, namun istilah
itu sendiri tidak digunakan di negaramasyarakat Arab.
2
Secara etimologis arti kata, kata „majelis taklim’ berasal dari bahasa Arab,  yakni  majlis  dan  taklim.  Kata
‘majlis’ berasal dari kata jalasa, yajlisu, julusan,  yang  artinya  duduk  atau  rapat.  Adapun  arti  lainnya  jika  di  kaitkan
dengan  kata  yang  berbeda  seperti  majlis  wal  majlimah  berarti  tempat  duduk, tempat  sidang,  dewan,  atau  majlis  asykar  yang  artinya  mahkamah  militer.
3
Majelis taklim dapat diartikan sebagai tempat untuk melaksanakan pengajaran atau  pengajian  agama  Islam.  Dalam  perkembangannya,  majelis  taklim  tidak
lagi terbatas sebagai tempat pengajaran saja, tetapi telah menjadi lembaga atau institusi yang menyelenggarakan pengajaran atau pengajian agama Islam.
1
Artikel diakses pada 8 Mei 2014 dari http:www.referensimakalah.com201206sejarah- majelis-taklim_7476.html.
2
Ibrahim, “Lembaga Pendidikan Islam Non Formal”, Artikel diakses pada 9 Mei 2014 dari http:www.anekamakalah.com201204lembaga-pendidikan-islam-non-formal.html.
3
Muhsin  MK,  Manajemen  Majelis  Taklim:  Petunjuk  Praktis  Pengelolaan  Dan Pembentukannya, Jakarta: Inter Massa, 2009, Cet. ke-1, h. 1.
49
Musyawarah  majlis  taklim  se  DKI  Jakarta  pada  tahun  1980  telah memberika batasan yang lebih defenitif tentang pengertian majlis taklim, yaitu
suatu  lembaga  pendidikan  non  formal  Islam  yang  memiliki  kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, dan diikuti ol
eh jama’ah yang relatif banyak dan bertujuan untuk membina dan membangun hubungan
yang  santun  dan  serasi  antara  manusia  dengan  Allah  SWT,  manusia  dengan sesamanya,  manusia  dengan  lingkungannya,  dalam  rangka  membina
masyarakat yang bertakwa kepada Allah swt. Majelis  taklim  berkembang  luas  dikalangan  masyarakat  muslim
Indonesia  khususnya  di  daerah  Jakarta  dan  sebagian  Jawa  Barat,  setidaknya ada  kurang  lebih  700  buah  majlis  taklim  di  daerah  Jakarta  pada  pendataan
majlis  taklim  tahun  1980.  Pada  tanggal  9-10  Juli  1980  Koordinasi  Dakwah Islam  kodi  DKI  Jakarta  menyelenggarakan  Musyawarah  majlis  taklim  se
DKI  Jakarta.  Dari  musyawarah  ini  berhasil  membentuk  wadah  koordinasi yang  diberi  nama  Badan  kontak  majlis  taklim  BKMT  DKI  Jakarta  yang
diketuai oleh Dra. H. Tutty Alawiyah.
4
Ditinjau dari kelompok sosial dan dasar pengikat jama’ahnya, majelis taklim  dapat  dikelompokkan  dalam  beberapa  macam,  majelis  taklim  yang
pesertanya terdiri dari jenis tertentu seperti kaum bapak, kaum ibu, remaja dan campuran  tua,  muda,  pria  dan  wanita  majelis  taklim  yang  diselenggarakan
4
Ibra him, “Lembaga Pendidikan Islam Non Formal”, Artikel diakses pada 9 Mei 2014
dari http:www.anekamakalah.com201204lembaga-pendidikan-islam-non-formal.html.