B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian dan penjelasan dari latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskanlah masalah yang menjadi dasar
dalam penyusunan skripsi, yaitu: “apakah terdapat pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas pada perusahaan go public di
Indonesia?”
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan
prinsip Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas pada perusahaan go public di Indonesia .
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini selain bermanfaat bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terhadap perusahaan-perusahaan yang diteliti dan
bagi akademisi. 1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan wawasan
dan pemahaman yang mendalam berkaitan dengan Good Corporate Governance serta pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan.
2. Bagi perusahaan-perusahaan yang diteliti, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan referensi akan pendalaman mengenai prinsip
Good Corporate Governance yang telah diterapkan dan untuk mengetahui
Universitas Sumatera Utara
besarnya pengaruh yang dapat ditimbulkan atas pelaksanaan Good Corporate Governance terhadap profitabilitas perusahaan.
3. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan
berkembang.
Universitas Sumatera Utara
BAB –II TINJAUAN PUSTAKA
A. Good Corporate Governance GCG 1. Pengertian Good Corporate Governance GCG
Good Corporate Governance merupakan suatu aturan mengenai pengelolaan perusahaan yang perlu diterapkan pada setiap perusahaan terutama
perusahaan publik BUMN. Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI 2001:3 pengertian corporate governance adalah:
Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur,pemerintah, karyawan serta para pemegang
kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan. Tujuan corporate governance ialah untuk menciptakan pertambahan nilai bagi semua pihak pemegang kepentingan.
Menurut Hirata dalam Frediawan 2003 , pengertian GCG yaitu hubungan antara perusahaan dengan pihak-pihak terkait yang terdiri atas pemegang saham,
karyawan, kreditur, pesaing, pelanggan, dan lain-lain. GCG merupakan mekanisme pengecekan dan pemantauan perilaku manajemen puncak. Good
Corporate governance didefinisikan oleh Monks dan Minow dalam Darmawati 2005 adalah sebagai hubungan partisipan dalam menentukan arah dan kinerja.
Good Corporate governance didefinisikan oleh IICG Indonesian institute of Corporate Governance sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam
menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan
Universitas Sumatera Utara
stakeholders yang lain. Corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja.
Menurut jurnal World Bank dalam Wardani 2008. Good Corporate Governance di defenisikan sebagai “The blend of law, regulation and appropriate
voluntary private sector practices, Which enable a corporation to attact financial and human capital, perform efficiently and thereby prepetuale itself by generating
long term economic value for its shareholders and society of the whole”. Sementara pengertian Good Corporate Governance yang disimpulkan dalam
GCG Workshop Kantor Meneg PM BUMN Desember,1999adalah: Good Corporate Governance berkaitan dengan pengambilan keputusan yang
efektif, yang bersumber dari budaya perusahaan, etika, nilai, sistem, proses, bisnis,kebijakan dan struktur organisasi yang bertujuan untuk mendorong dan
mendukung pengembangan perusahaan, pengelolaan sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif dan pertanggungjawaban perusahaan terhadap
pemegang saham dan stakeholder lainnya
Berdasarkan beberapa defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa GCG sebagai sebuah governance system yang diharapkan dapat menumbuhkan
keyakinan investor terhadap korporasi melalui mekanisme control and balance antar berbagai organ dalam korporasi, terutama antar Dewan Komisaris dan
Dewan Direksi Zaini, 2003 Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Good Corporate
Governance adalah suatu sistem atau pun peraturan yang mengatur, mengelola, serta mengawasi perusahaan dalam menjalankan kegiatan perusahaan untuk
mendapatkan nilai tambah bagi pemegang saham ataupun stakeholder lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Sejarah Good Corporate Governance
Konsep Corporate Governance yang komprehensif mulai berkembang setelah kejadian The New York Stock Exchange Crash pada tanggal 19 Oktober
1987 dimana cukup banyak perusahaan multinasional yang tercatat di bursa efek New York, mengalami kerugian finansial yang cukup besar. Di kala itu, untuk
mengantisipasi permasalahan intern perusahaan, banyak para eksekutif melakukan rekayasa keuangan yang intinya adalah bagaimana “menyembunyikan” kerugian
perusahaan atau memperindah penampilan kinerja manajemen dan laporan keuangan. Yang dilakukan tidak hanya window dressing tetapi juga financial
engineering. Lazimnya pada situasi kondisi bisnis yang kondusif, penyimpangan kelakuan baik oleh oknum maupun secara kolektif dalam perusahaan sangat
kabur, namun pada saat kesulitan, maka mulailah terbuka segala macam sumber- sumber penyimpangan irregularities dan penyebab kerugian dan kejatuhan
perusahaan, mulai dari kelakuan profiteering, commercial crime, hingga economic crime.
Dengan kesadaran tinggi untuk meningkatkan daya saing bangsa oleh segenap negarawan ,cendikiawan dan usahawan, maka dimulailah gerakan untuk
meningkatkan praktik-praktik yang baik dalam perusahaan. Gerakan ini dimulai dari tokoh-tokoh di Inggris yang dipimpin oleh Sir Adrian Cadburt, yang pada
saat itu sebagai Direktur Bank of England dan mantan COE Group Cadbury. Sejak terbitnya Cadrury Code of Corporate Governance pada tahun 1992,
semakin banyak institusi yang terus melakukan penyempurnaan dalam prinsip- prinsip dan petunjuk teknis praktik Good Corporate Governance, antara lain
Universitas Sumatera Utara
ICGN International Corporate Governance Network yang mendorong Organization for Economic Cooperation and Development OECD
mengeluarkan OECD Principles on Corporate Governance. ICGN sangat berkepentingan dalam implementasi GCG, karena anggota mereka terdiri dari
institusi dana pensiun dan asuransi yang mengelola dana nasabah untuk investasi jangka panjang. Sejarah singkat GCG ini dikutip dari Yusuf dalam Ridwan
2008.
3. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Menurut FCGI terdapat lima prinsip utama yang penting dalam Corporate Governance
yaitu Keadilan Fairness, Transparansi Transparency, Kemandirian Independency, Akuntabilitas Accountability, dan
Pertanggungjawaban Responsibility.
a. Keadilan Fairness
Keadilan Fairness dimaksudkan untuk menjamin hak-hak pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan para
pemegang saham asing serta menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor. Hak-hak pemegang saham yang harus dilindungi menurut
prinsip GCG menurut OECD yang dikutip oleh Frediawan 2008 yang terdiri dari hak-hak dasar pemegang saham dan hak untuk berpartisipasi.
1. Hak-hak dasar pemegang saham meliputi hak untuk: a.memastikan metode registrasi saham yang dimiliki,
b.memindahtangankan saham-sahamnya,
Universitas Sumatera Utara
c.memperoleh informasi secara teratur dan tepat waktu, d.berpartisipasi dan memberikan suara dalam RUPS,
e.memilih anggota Komisaris dan Direksi, f.memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.
2. Para pemegang saham mempunyai hak untuk berpartisipasi, memperoleh informasi yang cukup, mengambil keputusan yang
berhubungan dengan perubahan-perubahan fundamental perusahaan seperti perubahan otorisasi untuk penambahan saham dan transaksi yang
luar biasa untuk mempengaruhi hasil penjualan. a. Para pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi secara efektif dan memberikan suara dalam RUPS serta harus diberi informasi tentang aturan-aturan termasuk
prosedur pemberian suara dalam pelaksanaan rapat-rapat pemegang saham.
b. Struktur permodalan dan peraturannya memungkinkan pemegang saham tertentu mendapatkan suatu tingkat pengendalian yang
tidak seimbang dengan kepemilikan sahamnya harus diungkapkan.
c. Pasar untuk pengendalian perusahaan harus dimungkinkan untuk berfungsi secara efisien dan transparan.
d. Para pemegang saham, termasuk investor institusi harus mempertimbangkan biaya dan manfaat pelaksanaan hak-haknya.
Universitas Sumatera Utara
Selain hak-hak dasar diatas, Good Corporate Governance juga memastikan perlakuan yang sama terhadap semua pemegang saham,
termasuk investor asing dan pemagang saham minoritas, yakni sebagai berikut :
e. semua pemegang saham dengan tingkatan investasi yang sama harus mendapatkan perlakuan yang sama pula,
f. transaksi orang dalam insider trading dan penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan orang dalam sendiri harus
dilarang, g. anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta para menajer harus
mengungkapkan setiap kepentingan yang berbentuk hutang atas transaksi atau juga hal-hal yang berpengaruh terhadap
perusahaan.
b. Transparansi Tranparency
Transparansi adalah adanya pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi atas hal penting bagi kinerja perusahaan,
kepemilikan, serta pemegang kepentingan. Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang
material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Hak-hak para pemegang saham, yang harus diberi
informasi dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai
perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut
Universitas Sumatera Utara
memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan. Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi mengenai semua hal
yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta para pemegang saham stakeholders. Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan
mengembangkan sistem akuntansi accounting system yang berbasiskan standar akuntansi dan best practices yang menjamin adanya laporan
keuangan dan pengungkapan yang berkualitas, mengembangkan Information Technology IT dan Management Information System MIS
untuk menjamin adanya pengukuran kinerja yang memadai dan proses pengambilan keputusan yang efektif oleh Dewan Komisaris dan Direksi,
mengembangkan enterprise risk management yang memastikan bahwa semua risiko signifikan telah diidentifikasi, diukur, dan dapat dikelola
pada tingkat toleransi yang jelas; mengumumkan jabatan yang kosong secara terbuka dan hal-hal yang menjadi hak pemegang saham untuk
diketahui.
c. Kemandirian Independency
Menurut Iman dan Amin 2002:8, kemandirian adalah sebagai keadaan dimana perusahaan bebas dari pengaruh ataupun tekanan pihak
lain yang tidak sesuai dengan mekanisme korporasi. Prinsip ini mengharuskan perusahaan menggunakan tenaga ahli dalam setiap divisi
atau bagian dalam perusahaannya sehingga pengelolaan perusahaan dapat dipercaya. Prinsip ini juga mengharuskan perusahaan memiliki kebijakan
intern dalam perusahaan yang sesuai dengan peraturan dan hukum yang
Universitas Sumatera Utara
berlaku. Prinsip kemandirian harus dilaksanakan dengan baik agar perusahaan tidak mudah terpengaruh oleh pihak-pihak dari dalam ataupun
dari luar perusahaan tidak sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku dalam mekanisme korporasi.
d. Akuntabilitas Accountability
Akuntabilitas Accountability dimaksudkan sebagai prinsip yang mengatur peran dan tanggungjawab jawab manajemen agar dalam
mengelola perusahaan dapat mempertanggungjawabkan pekerjaannya serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan
manajemen dan pemegang saham sebagaimana yang diawasi oleh Dewan Komisaris. Dewan Komisaris dalam hal ini memberikan pengawasan
terhadap manajemen mengenai kinerja dan pencapaian target return bagi pemegang saham.
Beberapa karakteristik akuntabilitas yang berkaitan yaitu pemegang saham, dewan direksi, dewan komisaris, senior manajemen, dan
stakeholder. 1 Pemegang Saham memiliki karakteristik sebagai berikut :
pemegang saham mayoritas yang memiliki kepentingan
pengendalian di dalam perseroan harus menyadari tanggung jawab pada saat menggunakan pengaruhnya atas manajemen perseroan,
baik dengan menggunakan hak suara ataupun melalui cara lain. Pemegang saham minoritas juga memiliki tanggung jawab serupa,
Universitas Sumatera Utara
yaitu mereka tidak boleh menyalahgunakan hak mereka menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2 Dewan Direksi memiliki karakteristik sebagai berikut: a. anggota dewan bertindak dengan dasar informasi yang lengkap,
niat yang baik, penelitian yang cermat dan lebih mementingkan kepentingan perusahaan dan pemegang saham,
b. dewan harus memastikan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku dan kepentingan stakeholder,
c. dewan harus dapat melaksanakan pertimbangan yang objektif tentang urusan perusahaan secara independent khususnya
terhadap manajemen. 3 Dewan Komisaris memiliki karakteristik sebagai berikut:
dewan komisaris bertanggungjawab dan berwenang mengatasi tindakan direksi dan memberi nasehat kepada direksi jika dipandang
perlu oleh dewan komisaris. Dewan komisaris juga harus memantau efektifitas GCG yang diterapkan perseroan dan bilamana diperlukan
penyesuaian. 4 Senior Manajemen yang terdiri dari:
a akuntan manajemen, b audit internal,
c manajer, d stakeholder pihak yang berkepentingan.
Universitas Sumatera Utara
e. Pertanggungjawaban Responsibility
Pertanggungjawaban responsibility berarti bahwa sebuah perusahaan harus memenuhi dan mematuhi hukum dan undang-undang
yang berlaku. Termasuk di dalamnya pemeliharaan lingkungan hidup, hak- hak konsumen, ketenagakerjaan dan sebagainya. Artinya bahwa
perusahaan merupakan bagian dari sebuah budaya sosial dan masyarakat sehingga sebuah perusahaan tidak tegak secara terisolasi dari berbagai
kepentingan sosial-budaya dan politik kelompok-kelompok lain stakeholder. Sebuah perusahaan tidak hanya harus bertanggungjawab
terhadap mereka yang berhubungan langsung dengan perusahan, tetapi mereka juga tidak berhubugan secara langsung dengannya Bakrie,2000
Carol dalam Zaim 2000, mengembangkan suatu konsep piramida tanggung jawab sosial perusahaan. Piramida ini terdiri atas empat
tanggung jawab perusahaan. 1. Tanggung jawab ekonomis, yaitu sebuah perusahaan haruslah
menghasilkan laba. 2. Tanggung jawab legal, maksudnya dalam mencapai tujuan untuk
mencapai laba sebuah perusahaan harus menaati hukum. 3. Tanggung jawab etis, artinya perusahaan berkewajiban menjalankan
hak yang baik, benar dan adil. 4. Tanggung jawab filantropis, yang mensyaratkan perusahaan untuk
memberi kontribusi kepada publik. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas hidup semua.
Universitas Sumatera Utara
Dari prinsip-prinsip GCG di atas maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menerapkan GCG di dalam pengelolaannya akan selalu
mengutamakan kepentingan pemegang saham, memberikan informasi yang terbuka kepada semua pihak baik internal maupun eksternal seta mematuhi
hukum-hukum yang berlaku di negara tersebut. Prinsip-prinsip GCG ini juga mensyaratkan adanya perlakuan yang sama atas saham-saham yang berada dalam
satu tingkatan, melarang prakrik-praktik insider trading dan self dealing, dan mengharuskan anggota dewan komisaris untuk melakukan keterbukaan jika
menemukan transaksi-transaksi yang yang mengandung benturan kepentingan conflict of interest.
4. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance
Tujuan penerapan Good Corporate Governance antara lain : a. mengoptimalkan pemberdayaan sumber daya ekonomis dari sebuah
usaha, b. melindungi kepentingan pemegang saham dan memperhatikan
kepentingan stakeholder lainnya, c. meningkatkan iklim investasi nasional,
d. memperbesar keuntungan secara nasional dari sebuah usaha yang dikelola secara baik. Pencapaian prestasi yang lebih baik dan
penghematan sumber daya dan modal secara ekonomis akan meningkatkan produktivitas dalam negeri ketika bersaing di pasar
internasional.
Universitas Sumatera Utara
5. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance
Penerapan Corporate Governance yang efektif dapat memberikan kontribusi yang penting dalam memperbaiki kondisi perekonomian, serta
menghindari krisis dan dan kegagalan serupa di masa depan, sebaliknya Corporate Governance yang tidak efektif merupakan penyebab terjadinya krisis
ekonomi dan kegagalan pada perusahaan-perusahaan. Dengan melaksanakan Corporate Governance, menurut Forum of
Corporate Governance in Indonesia FCGI ada beberapa manfaat yang diperoleh, antara lain :
a. meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi
operasional perusahaan, serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholder,
b. mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak rigid karena faktor kepercayaan yang pada akhirnya akan
meningkatkan Corporate Value, c. mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di
Indonesia, d. pemegang saham akan puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan shareholder Value dan deviden. Dari tujuan dan manfaat di atas maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang
menerapkan GCG akan selalu melindungi kepentingan pemegang saham dan
Universitas Sumatera Utara
pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan perusahaan dan selalu melaksanakan kegiatan perusahaan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan perekonomian
perusahaan dan pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan publik kepada perusahaan tersebut.
6. The Indonesian Institute for Corporate Governance The Indonesian Institute for Corporate Governance IICG yang didirikan
pada tanggal 2 Juni 2000 adalah sebuah lembaga independen yang melakukan kegiatan diseminasi dan pengembangan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good
Corporate Governance - GCG di Indonesia. Kegiatan utama yang dilakukan adalah melaksanakan riset mengenai penerapan GCG, yang hasilnya berupa
Corporate Governance Perception Index CGPI.
CGPI adalah riset dan pemeringkatan penerapan GCG di perusahaan
publik yang tercatat di BEI. Pelaksanaan CGPI dilandasi oleh pemikiran tentang pentingnya mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan publik telah
menerapkan GCG. CGPI diselenggarakan setiap tahunnya, pertama kali yaitu pada tahun 2001. Pada CGPI ini, selain menjalin kerja sama dengan Majalah
SWA, yang dikenal sebagai salah satu majalah bisnis yang unggul di Indonesia, IICG juga bekerja sama dengan Komite Nasional Kebijakan Governance
KNKG. Cakupan penilaian dan aspek yang diukur dalam CGPI adalah
pengembangan alat ukur yang dimiliki IICG, pedoman dan prinsip GCG yang diterbitkan OECD dan dari berbagai sumber, serta perangkat hukum yang
mengatur tentang penerapan prinsip-prinsip GCG. Metodologi riset yang dipakai
Universitas Sumatera Utara
meliputi empat tahapan riset yang melibatkan pihak internal dan eksternal stakeholders perusahaan.
Hasil program riset dan pemeringkatan CGPI adalah penilaian dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan peserta dengan memberikan skor
dan pembobotan nilai berdasarkan acuan yang telah dibuat. Penilaian dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Aspek yang dinilai meliputi Komitmen terhadap
Tata Kelola Perusahaan, Hak Pemegang Saham dan Fungsi Kepemilikan Kunci, Perlakuan yang Setara terhadap Seluruh Pemegang Saham, Peran Stakeholders
dalam Tata Kelola Perusahaan, Pengungkapan dan Transparansi, dan Tanggung
Jawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Tahapan riset berikutnya adalah
penyusunan makalah yang merefleksikan program dan hasil penerapan GCG sebagai sebuah sistem di perusahaan. Penyusunan makalah dimaksudkan untuk
membantu pihak perusahaan memaparkan upayanya dalam menerapkan GCG pada saat observasi. Tahapan observasi merupakan kegiatan peninjauan langsung
ke seluruh perusahaan peserta CGPI untuk memastikan praktek penerapan GCG sebagai sebuah sistem pengelolaan bisnis di perusahaan tersebut. Penilaian CGPI
meliputi empat tahapan tersebut dengan bobot nilai yang berbeda. Bobot penilaian
disajikan dalam tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1
Tahapan dan Bobot Penilaian Riset dan Pemeringkatan CGPI No
Tahapan Bobot
1 Self Assessment
20 2
Kelengkapan Dokumen 20
3 Makalah yang merefleksikan program dan hasil
20 penerapan good corporate governance sebagai sebuah
sistem di perusahaan yang bersangkutan 4
Observasi 40
Sumber: Laporan CGPI, 2009
Universitas Sumatera Utara
Pentahapan atau urutan proses riset dalam pemeringkatan penerapan GCG dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Self-assessment
Pada tahap ini perusahaan diminta mengisi kuesioner Self-assessment seputar penerapan konsep CG di perusahaannya.
b. Pengumpulan Dokumen Perusahaan
Pada tahap ini perusahaan diminta untuk mengumpulkan dokumen dan bukti yang mendukung penerapan CG di perusahaannya. Bagi perusahaan
yang telah mengirimkan dokumen terkait pada penyelenggaraan CGPI tahun sebelumnya boleh memberikan pernyataan konfirmasi pada
dokumen sebelumnya kecuali jika terjadi perubahan, maka revisi harus dilampirkan.
c. Penyusunan Makalah dan Presentasi
Pada tahap ini perusahaan diminta untuk membuat penjelasan kegiatan perusahaan dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG dalam dalam bentuk
makalah dengan memperhatikan sistematik penyusunan yang telah ditentukan.
d. Observasi ke Perusahaan
Pada tahap ini tim peneliti CGPI akan berkunjung ke lokasi perusahaan peserta untuk menelaah kepastian penerapan prinsip-prinsip GCG.
Nilai CGPI dihitung dengan menjumlahkan nilai akhir dari setiap tahapan di atas. Setelah keseluruhan tahapan penilaian CGPI selesai, hasil yang diperoleh
dibahas dalam Forum Panel ahli untuk menentukan hasil riset dan pemeringkatan
Universitas Sumatera Utara
CGPI. Forum Panel ahli terdiri dari Tim Peneliti beserta para pihak yang kompeten dan memiliki akses informasi tentang perusahaan peserta CGPI.
Keputusan panel ahli akan menghasilkan penyusunan peringkat perusahaan publik dan BUMN yang layak diberi penghargaan CGPI Award.
Hasil program riset dan pemeringkatan CGPI adalah penilaian dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan peserta dengan memberikan skor
dan pembobotan nilai berdasarkan acuan yang telah dibuat. Pemeringkatan CGPI didesain menjadi tiga kategori berdasarkan tingkatlevel terpercaya yang dapat
dijelaskan menurut skor penerapan. Pemeringkatan CGPI didesain menjadi tiga kategori berdasarkan tingkatlevel terpercaya yang dapat dijelaskan menurut skor
penerapan GCG seperti disajikan pada tabel 2.2 berikut ini:
Tabel 2.2 Kategori Pemeringkatan CGPI
Skor Level Terpercaya
55-69 Cukup Terpercaya
70-84 Terpercaya
85-100 Sangat Terpercaya
Sumber: Laporan CGPI, 2009
B. Profitabilitas Perusahaan 1. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas adalah hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan. Menurut Simamora 2000:528, profitabilitas merupakan suatu
ukuran pokok keseluruhan keberhasilan perusahaan. Sedangkan menurut APB Statement mengartikan profitabilitas adalah kelebihan defisit penghasilan diatas
biaya selama satu periode akuntansi Harahap, 2001: 226. Dari pengertian diatas,
Universitas Sumatera Utara
dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah ukuran keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya pada suatu periode akuntansi tertentu.
Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus
berada dalam keadaan yang menguntungkan profitable. Profitabilitas dapat diterapkan dengan menghitung berbagai tolak ukur yang relevan. Salah satu tolak
ukurnya adalah dengan menggunakan rasio keuangan sebagai salah satu alat di dalam menganalisa kondisi keuangan perusahaan dari hasil operasi dan profit
yang diterima perusahaan.
2. Indikator dalam Perhitungan Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan aspek fundamental perusahaan, karena selain memberikan daya tarik yang besar bagi investor yang akan menanamkan
dananya pada perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap efektivitas dan effisiensi penggunaan semua sumber daya yang ada di dalam proses operasional
perusahaan. Hanafi dan Halim 1996 mendefinisikan rasio profitabilitas sebagai rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
profitabilitas pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Rasio profitabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator, yaitu profit
margin, ROA return on assets, ROE return on equity, ROI return on investment, dan EPS earning per share.
a. Profit Margin
Universitas Sumatera Utara
ROA = x 100
ROE = Profit Margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Rumus yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :
Gross Profit Margin = Laba kotor Penjualan x 100 Profit Margin = EBIT Penjualan x 100
Net Profit Margin = EBIT Penjualan x 100 b. ROA Return on Asset
Return on Asset juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT.
Laba Bersih Total Aktiva
c. ROE Return on Equity Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
berdasarkan modal tertentu.Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.
Rasio ROE bisa dihitung sebagai berikut: Laba Bersih
Modal Saham
d. ROI Return on Investment Return on Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi
Universitas Sumatera Utara
yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT. Formula yang digunakan untuk
menghitung ROI adalah sebagai berikut : ROI = EAT Total Aktiva
e. Earning Per Share EPS Terkadang pemilik juga menginginkan data mengenai keuntungan yang
diperoleh untuk setiap lembar sahamnya. Keuntungan perlembar saham biasanya merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor
yang merupakan angka dasar yang diperlukan dalam menentukan harga saham. Earning per share atau laba per lembar saham merupakan ukuran
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba bagi
pemilik atau EAT. EPS = EAT Jumlah lembar saham
3. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Kinerja perusahaan ditentukan sejauh mana keseriusannya dalam menerapkan good corporate governance. Perusahaan yang terdaftar dalam skor
pemeringkatan corporate governance yang dilakukan oleh IICG telah menerapkan good corporate governance dengan baik dan secara langsung menaikkan nilai
sahamnya. Semakin tinggi penerapan corporate governance yang diukur dengan corporate governance indeks perception semakin tinggi pula tingkat ketaatan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan dan menghasilkan kinerja perusahaan yang baik. Secara teoritis praktik good corporate governance dapat meningkatkan kinerja perusahaan,
mengurangi resiko yang mungkin dilakukan oleh dewan direksi dengan keputusan yang menguntungkan sendiri dan umumnya good corporate governance dapat
meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya yang berdampak terhadap kinerjanya.
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.3
Daftar Penelitian Terdahulu
no Peneliti
tahun penelitian Variabel Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
1. Yuda Pranata 2007
Variabel Independen: Prinsip Good
Corporate Governance
Variabel Dependen: kinerja keuangan
perusahaan yang diukur memakai NPM
Analisis regresi linear sederhana simple
regression Hasil penelitian yang dilakukannya
terdapat pengaruh yang positif dan s kinerja keuangan perusahaan
2. Diah Kusuma Wardani
2008 Variabel Independen:
Pengaruh Corporate Governance
Variabel Dependen: kinerja keuangan
perusahaan yang diukur memakai ROE
Analisis regresi linier berganda multiple
regression, uji signifikan parsial t-
test Hasil penelitian ini menunjukkan
tidak terdapatnya pengaruh langsung dari penerapan
corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan yang
terdaftar pada BEJ
3.
Ridwan Frediawan 2008
Variabel Independen: Prinsip Good
Corporate Governance
Variabel Dependen: kinerja keuangan
perusahaan yang diukur memakai ROI
Analisis regresi Berganda dan Analisis
korelasi Rank Spearman
Hasil penelitisn Ridwan Frediawan menunjukkan terdapat
pengaruh yang positif terhadap kenerja keuangan perusahan
karena GCG ditetapkan dan dijalankan dengan baik
Universitas Sumatera Utara
beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan atas penelitian ini secara rinci dapat dilihat sebagai berikut.
1
Yudha Pranata 2007
Yudha Pranata melakukan penelitian untuk menguji pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan
dengan mengambil populasi seluruh perusahaan yang berdaftar di BEJ yang telah melaksanakan penerapan Good Corporate Governance.
Pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan target atau pertimbangan tertentu. Metode analisis data yang
digunakan yaitu analisis regresi linear sederhana simple regression. Hasil penelitian tersebut menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kinerja perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Kinerja perusahaan dalam hal ini diukur dengan NPM Net Profit Margin
.
2 Diah Kusuma Wardani 2008
Penelitian yang dilakukan oleh Diah berjudul “Pengaruh Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan di Indonesia, yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang sudah menerapkan corporate governance dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2001,
2002, 2003, 2004 dan 2005, yang masuk dalam pemeringkatan penerapan corporate governance yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for
Corporate Governance IICG berdasarkan skor pemeringkatan CGPI Corporate Governance Perception Index. Metode analisis data yang
digunakan dalam penetilian ini adalah analisis regresi linier berganda multiple regression dan uji signifikan parsial t-test. Kinerja perusahaan
Universitas Sumatera Utara
dalam penelitian ini diukur dengan memakai ROE dan memperoleh hasil yaitu tidak terdapat pengaruh langsung dari penerapan
corporate governance
terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar pada BEJ yang dikarenakan rendahnya kesadaran emiten menerapkan good
corporate governance. Mereka menerapkan GCG bukan karena kebutuhan, namun lebih karena kepatuhan terhadap aturan yang ada saja.
3 Ridwan Frediawan 2008
Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan berjudul “Pengaruh Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Studi Kasus pada PT. Jamsostek Kantor Cabang II Bandung”. Variabel independen yang digunakan adalah Prinsip Good
Corporate Governance, sedangkan variabel dependen adalah kinerja keuangan perusahaan. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis
regresi berganda dan analisis korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian yang dilakukan tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja keuangan PT. Jamsostek Kantor Cabang II Bandung karena penerapan prinsip Good Corporate Governance
ditetapkan dan dilaksanakan dengan baik dan menggunakan ROI sebagai pengukur kinerja keuangan PT. Jamsostek Kantor Cabang II Bandung..
Berdasarkan ketiga penelitian terdahulu, terdapat perbedaan hasil penelitian antara penelitian Pranata dan Frediawan dengan Wardani dimana
penelitian Pranata dan Frediawan memperoleh hasil yaitu terdapatnya pengaruh yang baik terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan NPM dan
Universitas Sumatera Utara
ROI yang dikarenakan diterapkan dan dilaksanakannya GCG, sedangkan penelitian Wardani menunjukkan hasil tidak terdapatnya pengaruh GCG terhadap
kinerja perusahaan yang diukur dengan ROE.
D. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang penelitian dan tinjauan pustaka, dapat diketahui bahwa GCG merupakan suatu sistem yang mengatur bagaimana
organisasi dioperasikan dan dijalankan dengan baik karena GCG sebagai sarana interaksi yang mengatur antar struktur dan mekanisme yang menjamin adanya
kontrol, namun tetap mendorong efisiensi dan kinerja perusahaan. Sebuah perusahaan akan mengalami peningkatan kinerja jika menerapkan GCG.
Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini mempunyai hasil yang tidak sama yang diukur dengan memakai rasio ROE, ROI, dan NPM, oleh
karena itu peneliti tertarik untuk mengukur pengaruh GCG terhadap profitabilitas perusahaan dengan menggunakan rasio ROA sehingga dirumuskan kerangka
konseptual penelitian ini sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Profitabiltas Perusahaan Y
Penerapan Good Corporate Governance
X
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini menggunakan penerapan GCG sebagai variabel independen variabel X dan profitabilitas perusahaan sebagai variabel dependen variabel Y,
yang diukur dengan menggunakan rasio return on assets ROA.
E. Hipotesis Penelitian