Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat

(1)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT PERUSAHAAN GAS

NEGARA (PERSERO) TBK, JAWA BAGIAN BARAT OLEH :

NAMA : VITHA CHIRISTINA

NIM : 050503009

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan Judul :

“Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, 26 Juni 2009 Yang Membuat Pernyataan,

Nama : Vitha Chiristina NIM : 050503009


(3)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Yesus Kristus, yang telah memberi penyertaan-Nya, kesehatan, dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih yang tulus penulis ucapkan kepada kedua orang tua Pdt.Ir.B.Tamba dan T.Syelfrida Sinaga yang selalu memberikan doa, dukungan, dan perhatian dan penulis berdoa semoga kedua orang tua penulis selalu dalam perlindungan Tuhan.

Penulis mendapatkan banyak bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen

Akuntansi dan bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas waktu, kesempatan, bimbingan, dan arahan yang diberikan selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.


(4)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

4. Bapak Drs.Rustam,M.Si,Ak selaku Dosen Pembanding I dan bapak Drs.Chairul Nazwar,M.Si,Ak selaku Dosen Pembanding II, terima kasih atas masukan dan saran yang diberikan.

5. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen pengajar atas ilmu yang diberikan. 6. Staf Departemen Akuntansi dan PPAk penulis ucapkan terima kasih telah

membatu menyiapkan segala administrasi dan keperluan penulis di Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

7. Pimpinan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, juga kepada bapak Ir. B.Tamba yang membantu keperluan penulis dalam menyiapkan dokumen-dokumen serta kepada seluruh responden yang bersedia melungkan waktunya.

8. Saudara-saudara kandung penulis yaitu Edwin Baptista, Victoria Gorrety, dan Edwardo Samuel, saudara-saudara sepupu penulis yaitu Rina Wanri, dan Roma Febriyanti, serta keluarga besar Tamba. Terima kasih untuk semangat yang diberikan kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat penulis, Asty, Alicia Haurissa, Suryaningsih, Ira Vita, Pramela, Ellys, Firman, Roland, Jeffry Pasaribu, Sonya Krisnawati dan Maya Afrida terima kasih karena telah memberikan bantuan,dukungan, serta berbagi ilmu dalam penyelesaian skripsi ini dan selalu berbagi dalam banyak hal. Terima kasih yang tulus juga untuk Abraham atas perhatian, bantuan, dan dukungan serta meluangkan waktunya dalam suka dan duka.


(5)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

10. Kepada teman-teman Akuntansi 2005 yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima kasih karena kalian semuanya adalah pemacu bagi penulis untuk menjadi lebih baik lagi dalam banyak hal.

Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, 26 Juni 2009 Penulis,

Vitha Chiristina Nim:050503009


(6)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

ABSTRAK

Pembahasan tentang pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran masih menunjukkan ketidakkonsistenan sehingga hasil yang diperoleh bertentangan. Perbedaan hasil penelitian dapat diselesaikan melalui pendekatan kontijensi dengan menggunakan variabel pemoderasi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh ketidakpastian lingkungan sebagai variabel moderasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.

Objek penelitian adalah manajer dan staff yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran (36 responden). Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, enam item untuk partisipasi anggaran sebagai variabel bebas, delapan item untuk senjangan anggaran sebagai variabel terikat, dan dua belas item untuk ketidakpastian lingkungan sebagai variabel moderasi. Model analisis yang digunakan adalah regresi linear sederhana untuk hipotesis pertama dan analisis regresi moderat untuk hipotesis kedua.

Penelitian ini menghasilkan dua penemuan sebagaimana yang diajukan dalam hipotesis penelitian. Pertama, partisipasi anggaran ber pengaruh terhadap senjangan anggaran. Kedua, tidak berpengaruh dalam memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.

Kata kunci : Partisipasi Anggaran, Senjangan Anggaran, Ketidakpastian Lingkungan


(7)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

ABSTRACT

Discussion about the effect of budgetary participation to budgetary slack still inconsistent and caused a contracdictive conclusion. Different results might be solved with contingency approach by applying moderating variable. This research aim to examine the effect of organization commitment as moderating variable to the relationship between budgetary participation on the budgetary slack.

Object of this researchare managers and staffs that involved in budgetary arrangements process (36 respondents). Data were collected using quetionaries, six items for the budgetary participation as independent variable, eight items for the budgetary slack as dependent variable, and twelve items for the environmental uncertainty as moderating variable. Analysis models that used are simple linear regression for first hypothesis and moderate regression for second hypothesis.

This research resulted in two findings as had been proposed in the research hypotheses. First, the budgetary participation has effect toward budgetary slack. Second, organization commitment has no effect to the relationship between budgetary participation on budgetary slack.

Keywords : Budgetary Participation, Budgetary Slack, Uncertainty Environment


(8)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Anggaran ... 7

2. Manfaat Anggaran ... 8

3. Fungsi Anggaran ... 10

4. Proses Penyusunan Anggaran ... 11

5. Partisipasi Anggaran ... 14


(9)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

7. Pengaruh Partisipasi Anggaran

Terhadap Senjangan Anggaran ... 19

8. Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating ... 20

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 26

1. Kerangka Konseptual Penelitian ... 26

2. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ………..…… 28

B. Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 28

C. Jenis Dan Sumber Data ……….. 29

D. Metode Pengumpulan Data ………. 29

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……… 30

F. Metode Analisis Data ………..…. 32

1. Uji Validitas dan Reabilitas Data ……….…… 32

2. Uji Asumsi Klasik ……….… 33

3. Pengujian Hipotesis ……….. 35

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ……….... 37


(10)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

2. Struktur Organisasi ……….... 40

B. Analisis Hasil Penelitian ... 42

1. Statistik Deskriptif ... 42

2. Hasil Uji Kualitas Data ... 43

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 47

4. Hasil Pengujian Hipotesis ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Keterbatasan Penelitian ... 59

C. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN


(11)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24

4.1 Statistik Deskriptif ... 42

4.2 Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel Partisipasi Anggaran ... 44

4.3 Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel Ketidakpastian Lingkungan ... 45

4.4 Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel Senjangan Anggaran ... 47

4.5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 50

4.6 Uji Multikolinearitas ... 50

4.7 Hipotesis Pertama ... 52

4.8 Uji ANOVA ... 53

4.9 Uji ANOVA Coefficients ... 54

4.10 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ... 55

4.11 Hasil Uji F (F Test) ... 56


(12)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 4.1 Normal P-Plot ... 48 4.2 Histogram ... 49 4.3 Scatterplot Uji Heterokedastisitas ... 51


(13)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Tabulasi Hasil Kuesioner Partisipasi Anggaran ... 64

2 Tabulasi Hasil Kuesioner Ketidakpastian Lingkungan ... 65

3 Tabulasi Hasil Kuesioner Senjangan Anggaran ... 66

4 Reliability Validity Partisipasi Anggaran ... 67

5 Reability Ketidakpastian Lingkungan ... 68

6 Reability Senjangan Anggaran ... 69

7 Nilai R Product Moment ... 70

8 Normalitas Data ... 71

9 Heterokedastisitas ... 72

10 Multikolinearitas ... 73

11 Hasil Uji Hipotesis Satu ... 74

12 Hasil Uji Hipotesis Dua ... 75

13 Identitas Diri Responden ... 77

14 Kuesioner Partisipasi Anggaran ... 78

15 Kuesioner Ketidakpastian Lingkungan ... 80

16 Kuesioner Kesenjangan Anggaran ... 81


(14)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

BAB I PENDAHULUAN

D. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia bisnis di Indonesia saat ini dari masa ke masa terasa semakin kompetitif. Meskipun sebenarnya kondisi perekonomian Indonesia secara umum belum menunjukkan adanya perbaikan dan peningkatan yang signifikan, namun bukan berarti terjadi kondisi yang stagnasi dalam dunia bisnis. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat bertahan dalam arus persaingan bisnis, terlebih lagi bagi perusahaan lokal.

Perusahaan yang dapat bertahan dalam arus persaingan bisnis ialah perusahaan yang dapat mencapai tujuan yang ingin diperoleh. Pencapaian tujuan perusahaan juga tentu diawali dengan kinerja manajemen perusahaan yang baik. Pada umumnya tujuan perusahaan ialah memperoleh laba yang maksimal, dan hal itu berkaitan dengan kinerja manajemen perusahaan yang baik. Perolehan laba yang maksimal dilandasi oleh suatu perencanaan moneter yang digunakan oleh perusahaan. Perencanaan moneter tersebut tidak terlepas dari sistem kinerja manajemen perusahaan. Perencanaan moneter tersebut selalu dikenal sebagai anggaran.

Anggaran digunakan oleh manajer tingkat atas sebagai suatu alat untuk melaksanakan tujuan – tujuan organisasi ke dalam dimensi kuantitatif dan waktu, serta mengkomunikasikannya kepada manajer – manajer tingkat bawah sebagai rencana kerja jangka panjang dan jangka pendek. Proses penyusunan anggaran


(15)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

yang baik adalah yang melibatkan banyak pihak, baik manajemen tingkat bawah maupun manajemen tingkat atas. Keterlibatan banyak pihak dalam proses penyusunan anggaran mempunyai dampak langsung terhadap perilaku manusia. Proses yang seperti ini selalu dikenal dengan istilah partisipasi anggaran. Partisipasi anggaran adalah proses yang menggambarkan keterlibatan individu-individu terlihat dalam penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap target anggaran dan perlunya penghargaan atas pencapaian target anggaran tersebut (Brownell,1982).

Disamping mengandung kebaikan, partisipasi anggaran juga mengandung kelemahan dan masalah. Masalah yang sering muncul dari adanya keterlibatan manajer tingkat bawah/menengah dalam penyusunan anggaran adalah penciptaan senjangan anggaran (budgetary slack). Senjangan anggaran biasanya dilakukan dengan meninggikan biaya atau merendahkan pendapatan dari yang seharusnya, supaya anggaran mudah dicapai (Merchant,1981).

Para peneliti akuntansi menemukan bahwa senjangan anggaran dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk diantaranya partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran (Yuwono,1999). Young (1985) dan Merchant (1985) telah menguji secara empiris bahwa senjangan anggaran terjadi karena bawahan memberikan informasi yang bias kepada atasan dengan cara melaporkan biaya yang lebih besar atau melaporkan pendapatan yang lebih rendah. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan senjangan anggaran mempunyai hubungan positif, yaitu peningkatan partisipasi semakin meningkatkan senjangan anggaran, sedangkan penelitian Camman (1976), Dunk


(16)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

(1993), Merchant (1985) dan Onsi (1973) menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat mengurangi senjangan anggaran. Hal ini terjadi karena bawahan membantu memberikan informasi pribadi tentang prospek masa depan sehingga anggaran yang disusun menjadi lebih akurat. Jadi, terlihat adanya hubungan yang tidak konsisten antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran.

Selain partisipasi dalam penyusunan anggaran, beberapa peneliti mengidentifikasi bahwa senjangan anggaran dapat disebabkan oleh pandangan terhadap lingkungan. Ketidakpastian lingkungan merupakan persepsi dari anggota organisasi dalam mengantisipasi pengaruh faktor lingkungan terhadap organisasi. Ketidakpastian lingkungan (environment uncertainty) yang ada akan menyulitkan manajer dalam membuat perencanaan dan melakukan pengendalian terhadap operasi perusahaan. Duncan (1972) mendefinisikan lingkungan sebagai totalitas faktor sosial dan fisik yang berpengaruh terhadap perilaku pembuat keputusan dalam organisasi.

Penelitian ini memposisikan variabel ketidakpastian lingkungan sebagai variabel moderating dalam menguji hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan senjangan anggaran. Menurut Govindarajan (1986) hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran adalah positif dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi. Sedangkan di dalam lingkungan relatif stabil (ketidakpastian rendah), individu dapat memprediksi keadaan di masa yang akan datang sehingga langkah-langkah yang akan dilakukannya dapat membantu organisasi menyusun rencana dengan lebih akurat (Duncan,1972). Pihak


(17)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

manajemen tingkat atas maupun tingkat bawah yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan memiliki kemampuan menghadapi ketidakpastian lingkungan, sehingga dapat memprediksi masa depan dan menciptakan senjangan anggaran yang tidak terlalu tinggi.

PT. PGN merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan khususnya dalam transmisi dan distribusi gas. Pada saat ini, usaha utama perseroan adalah distribusi gas bumi ke pelanggan industri, komersial dan rumah tangga dan transmisi gas bumi. Untuk mencapai sasaran penjualan yang lebih responsif dengan harga yang kompetitif maka perusahaan menggunakan anggaran sebagai acuan penentuan harga operasional produk.

Perusahaan Gas Negara dalam anggaran operasionalnya memiliki perbedaan yang signifikan dengan realisasi anggaran perusahaannya, khususnya dalam bidang pengadaan dan skedul penjadwalan unit yang sering terhambat dari lingkungan internal perusahaan pada Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2008. Lingkungan eksternal perusahaan (pada umumnya) juga mempengaruhi anggaran operasional perusahaan, contohnya ialah nilai kurs, inflasi, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai masalah ini pada Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Strategi Bisnis Unit Distrik Wilayah I dan menuliskannya dalam sebuah skripsi yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Pada Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Strategi Bisnis Unit, Distrik Wilayah I Jawa Bagian Barat)”


(18)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

E. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, permasalahan pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan berikut :

1. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran ?

2. Apakah ketidakpastian lingkungan memoderasi hubungan

antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran ?

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui dengan membuktikan secara empiris keterkaitan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan senjangan anggaran.

2. Membuktikan secara empiris pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan berfikir mengenai proses penyusunan anggaran dan variabel moderating yang mengakibatkan timbulnya senjangan anggaran.


(19)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau informasi untuk kemajuan perusahaan dalam penyusunan anggaran untuk perbaikan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi yang bermanfaat dan masukan sesuai dengan yang dibutuhkan.


(20)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana jangka panjang yang ditetapkan dalm proses penyusunan program (programing) (Mulyadi,2001:448). Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun (Supriyono,2001:62). Jadi, anggaran merupakan laporan terinci yang diinterprestasikan menurut angka keuangan dan angka yang bersifat non-keuangan untuk satu periode waktu tertentu, dengan memanfaatkan sumber-sumber organisasi.

Penganggaran adalah perumusan rencana dalam angka-angka untuk periode tertentu di masa depan (Kadarman,2001:162). Anggaran disusun oleh manajemen utnuk jangka waktu satu tahun bertujuan untuk membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya tertentu yang diperhitungkan. Jadi, anggaran merupakan rencana manajemen yang berdasarkan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil oleh penyusun anggaran agar realisasi kegiatan sesuai dengan rencana yang telah disusun.


(21)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

2. Manfaat Anggaran

Anggaran mempunyai beberapa manfaat menurut Supriyono (2001:83). Manfaat anggaran antara lain untuk :

a. Perencanaan kegiatan organisasi atau pusat pertanggungjawaban dalam jangka pendek.

b. Membantu mengkoordinasikan rencana jangka pendek.

c. Alat komunikasi rencana kepada berbagai manajer pusat

pertanggungjawaban.

d. Alat untuk memotivasi para manajer untuk mencapai tujuan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.

e. Alat pengendalian kegiatan dan penilaian prestasi pusat-pusat pertanggungjawaban dan para manajernya.

f. Alat pengendalian para manajer.

Manfaat anggaran yang disebutkan di atas diuraikan sebagai berikut :

a. Perencanaan kegiatan organisasi atau pusat pertanggungjawaban dalam jangka pendek

Menurut Supriyono (2001:84) “anggaran ini berfungsi sebagai alat perencanaan jangka pendek dan merupakan kesanggupan manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksanakan program atau bagian dari program dalam jangka pendek, umumnya satu tahun.” Langkah utama sebelum menyusun anggaran ialah penentuan tujuan. Penentuan tujuan yang ingin dicapai misalnya: Berapa tingkat pertumbuhan yang ingin dicapai? Dapatkah perusahaan menguasai pasar? Apa perusahaan dapat memberikan inovasi baru untuk menguasai pasarnya tidak?

Setelah menetapkan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan maka langkah selanjutnya ialah penentuan strategi pokok yang akan digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Penentuan strategi pokok yang tepat akan dilanjutkan


(22)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

dengan penyusunan program. Penyusunan program yang telah dibuat akan masuk ke dalam tahap akhir dari fungsi perencanaan ialah penyusunan anggaran untuk setiap pusat pertanggungjawaban.

b. Membantu mengkoordinasikan rencana jangka pendek

Menurut Supriyono (2001:84) “anggaran berfungsi sebagai alat mengkoordinasikan rencana dan tindakan berbagai unit atau segmen yang ada di dalam organisasi agar dapat bekerja secara selaras ke arah pencapaian tujuan”. Jadi, anggaran sebagai acuan organisasi untuk menentukan langkah-langkah manajemen agar mencapai tujuan dengan tidak mengenyampingkan individu.

c. Alat komunikasi rencana kepada berbagai manajer pusat

pertanggungjawaban

Keefisiensian organisasi ditentukan dari saluran komunikasi yang diarahkan ke berbagai unit dalam organisasinya. Menurut Supriyono (2001:84) “komunikasi yang diartikan ialah penyampaian informasi yang berhubungan dengan tujuan, strategi, kebijaksanaan, rencana, pelaksanaan, dan penyimpangan yang timbul”. Dengan memfungsikan anggaran sebagai alat komunikasi maka, penyampaian informasi dalam arah saluran komunikasi yang tepat akan menghasilkan organisasi yang efisien.

d. Alat untuk memotivasi para manajer untuk mencapai tujuan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya

Pencapaian tujuan yang direncanakan dapat dicapai jika anggaran berfungsi sebagai alat motivasi. Motivasi untuk melaksanakan tugas-tugas yang didorong dengan pemberian insentif dalam bentuk hadiah berupa uang, penghargaan, dan sebagainya kepada para pelaksana yang mencapai prestasi.


(23)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

e. Alat pengendalian kegiatan dan penilaian prestasi pusat-pusat pertanggungjawaban dan para menajernya

Anggaran yang sudah disepakati merupakan komitmen dari para pelaksana yang ikut berperan serta di dalam penyusunan anggaran sehingga anggaran dapat difungsikan sebagai alat pengendalian kegiatan. Pada dasarnya pengendalian adalah dengan membandingkan antara perencanaan dengan pelaksanaan shingga dapat ditentukan penyimpangan yang timbul apakah sudah menjadi “tanda bahaya” bagi organisasi atau unit-unitnya. Penyimpangan tersebut digunakan sebagai dasar evaluasi atau penilaian prestasi dan umpan balik untuk perbaikan masa yang akan datang.

f. Alat pengendalian para manajer

Anggaran difungsikan sebagai alat untuk mendidik para manajer mengenai bekerja secara terinci pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya dan sekaligus menghubungkan dengan pusat pertanggungjawabn lain di dalam organisasi yang bersangkutan.

3. Fungsi Anggaran

Menurut Kadarman (2001:162) menyatakan tujuan anggaran adalah untuk menghubungkan perencanaan dan mengijinkan pendelegesian kekuasaan atau wewenang tanpa hilangnya pengawasan. Anggaran merupakan perencanaan yang telah disepakati oleh para pelaksana yang ikut berperan serta dalam penyusunan anggaran. Anggaran menjadi dasar bagi organisasi untuk mencapai tujuan dan alat ukur pencapaian prestasi. Agar dapat efektif, anggaran yang baik juga harus


(24)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

menghubungkan perencanaan dan pengendalian terhadap langkah-langkah yang dilaksanakan oleh manajemen untuk menjamin bahwa semua bagian dalam organisasi berfungsi secara konsisten dengan kebijaksanaan organisasi.

4. Proses Penyusunan Anggaran

Proses penganggaran biasanya meliputi pembentukan komite anggaran; menentukan periode anggaran; spesifikasi pedoman anggaran; penyusunan usulan anggaran awal/dasar (initial budget); negosiasi anggaran, review, dan persetujuan, dan revisi anggaran (Blocher,2000:356). Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk jangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif yang lain (Mulyadi, 2001:488). Penyusunan anggaran dapat diartikan sebagai perencanaan laba. Dalam menyusun perencanaan laba, manajemen menyusun rencana operasional yang mengimplikasikan keuangan kedalam laporan keuangan perusahaan.

Penyusunan anggaran adalah proses penentuan peran setiap manajer dalam melaksanakan progaran atau bagian program (Supriyono,2001:82). Dalam proses penyusunan anggaran manajer pusat pertanggungjawaban berperan serta dalam menyusun usulan anggaran serta mengadakan negosiasi dengan manajer diatasnya yang memberikan peran kepadanya. Oleh karena itu, anggaran yang sudah disahkan merupakan kesanggupan atau komitmen manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksanakan rencana seperti yang tercantum dalam anggaran tersebut.


(25)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

Proses penyusunan penganggaran dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu metoda top down (metoda dari atas ke bawah), bottom up (metoda dari bawah ke atas), dan partisipasi. Dalam proses penganggaran ‘top-down’ manajer puncak menyusun anggaran untuk organisasi secara keseluruhan, termasuk untuk level bawah (Blocher,2000:384). Proses ini sering disebut dengan penganggaran otoritatif, penganggaran otoritatif memberikan pengendalian pengambilan keputusan yang lebih baik dibandingkan dengan penganggaran partisipatif. Meskipun demikian, anggaran otoritatif sering kali mengurangi komitmen dari para manajer tingkat bawah dan para pekerja yang bertanggung jawab untuk melaksanakan anggaran tersebut.

Menurut Shim (2000:4) “proses penganggaran ’bottom-up’ dimulai dari tingkat dasar atau tingkat operasional(departemental)”. Sasaran dari tingkat operasional ini harus konsisten dengan keseluruhan sasaran korporasi. Dalam hal ini, para manajer departemen mengetahui apa yang harus dicapai, peluang apa yang muncul, wilayah permasalahan yang harus diperbaiki, apa saja sumber-sumber daya yang tersedia, dan bagaimana menggunakannya. Anggaran manajer kemudian ditinjau, disesuaikan, dan disetujui oleh manajer puncak.

Anggaran partisipatif merupakan alat komunikasi yang baik. Proses penyusunan anggaran partisipatif sering kali memungkinkan manajemen puncak untuk memahami masalah yang dihadapi oleh karyawan dan karyawan juga lebih dapat memahami kesulitan yang dihadapi oleh manajemen puncak, berbeda dengan penganggaran secara ‘bottom-up’ di mana manajer puncak lebih


(26)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

memahami manajer menengah atau bawah. Anggaran partisipatif meningkatkan komitmen para karyawan untuk mencapai tujuan karyawan.

Meskipun demikian, jika tidak dikendalikan dengan baik, anggaran partisipatif dapat mengarah kepada target anggaran yang mudah dicapai atau tidak sesuai dengan strategi organisasi atau target anggaran. Oleh karena itu, proses penganggaran yang efektif, biasanya merupakan kombinasi dari pendekatan penganggaran ’top-down’ dengan pendekatan ‘bottom-up’. Dengan kata lain anggaran partisipatif ialah anggaran yang menyelaraskan tujuan perusahaan dengan tujuan para karyawannya, serta mempunyai peluang sukses yang lebih untuk keberhasilan operasi.

Dalam penyusunan anggaran, program-program diterjemahkan sesuai dengan tanggung jawab setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari program tersebut. Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari program. Untuk menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat perencanaan dan sekaligus sebagai alat pengendalian, penyusunan anggaran memerlukan persyaratan tertentu. Menurut Supriyono(2001:87) agar anggaran dapat memanfaatkan keunggulannya sebaik mungkin dan menekan keterbatasan sekecil mungkin maka anggaran yang baik memerlukan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:

1) Adanya organisasi perusahaan yang sehat

Organisasi yang sehat adalah organisasi yang membagi tugas tanggung jawab yang tegas.

2) Sistem akuntansi yang memadai meliputi: (a) penggolongan rekening yang sama antara anggaran dan realisasinya sehingga dapat diperbandingkan dan dihitung penyimpangannya, (b) pencatatan


(27)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi anggaran, (c) laporan didasarkan kepada akuntansi pertanggungjawaban..

3) Adanya penelitian dan analisis

Penelitian dan analisa diperlukan untuk menetapkan alat pnegukur prestasi sehingga anggaran dapat dipakai untuk menganalisa operasi. 4) Adanya dukungan para pelaksana

Anggaran dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika ada dukungan aktif dari para pelaksana dari tingkat atas maupun bawah.

5. Partisipasi Anggaran

Di dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan aspek perilaku manusia. Oleh karena itu, penyusunan anggaran perlu menggunakan azas partisipatif. Anggaran partisipatif tidak berarti bahwa setiap manajer dapat memilih dengan bebas apa yang dia tuju di dalam anggarannya, namun anggaran partisipatif berarti bahwa manajer setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai kesempatan untuk menjelaskan dan memberikan alasan mengenai anggarn yang diusulkannya (Supriyono,2001:96). Penyusunan anggaran partisipatif harus memperhatikan tingkat kesulitan, partisipasi manajemen puncak, kewajaran dan keadilan, dan laporan yang teliti dan tepat waktu ( Supriyono,2001:120).

Definisi partisipasi anggaran menurut Brownell dalam Sumarno (2005), adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran sementara Chong (2002) menyatakan sebagai proses bawahan/pelaksana anggaran diberikan kesempatan untuk terlibat dalam dan mempunyai pengaruh dalam proses penyusunan anggaran. Menurut Kennis (1979) ”partisipasi adalah sebagai tingkat keikutsertaan manajer dalam menyusun anggaran dan pengaruh anggaran tersebut terhadap pusat pertanggungjawaban manajer yang bersangkutan”. Anggaran menunjuk dengan sejelas-jelasnya pelaksanaan tugas-tugas manajer dan


(28)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

mengarahkan perhatian yang lebih besar dari atasannya kepada titik- titik rawan, sehingga anggaran kadang-kadang dianggap oleh manajemen menengah sebagai petunjuk dari sikap manajemen puncak yang pelit, membatasi kebebasan organisasi , dan negatif.

Iksan dan Ishak (2005:173) memaparkan bahwa partisipasi telah menimbulkan sikap positif pada karyawan, meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi dan meningkatkan kerjasama diantara manajemen yang pada gilirannya cenderung untuk meningkatkan kinerja mereka. Selanjutnya Anthony dan Govindradjan (2001) menyatakan bahwa mekanisme anggaran akan mempengaruhi perilaku bawahan yaitu mereka akan merespom positif atau negatif tergantung pada penggunaan anggaran. Sebab, anggaran yang akan digunakan sebagaimana mestinya akan menjadi alat pembantu yang positif dalam menetapkan standar prestasi kerja, dalam mendorong tercapainya sasaran, dalam mengukur hasil, dan dalam mengarahkan perhatian pada bidang yang memerlukan penyelidikan.

6. Senjangan Anggaran

Senjangan anggaran (budgetary slack) adalah perbedaan jumlah anggaran yang diajukan oleh bawahan dengan jumlah estimasi yang terbaik dari organisasi ( Anthony dan Govindradjan,2001). Dalam keadaan terjadinya senjangan anggaran bawahan cenderung mengajukan anggaran dengan merendahkan pendapatan dan menaikkan biaya dibandingkan dengan estimasi terbaik yang diajukan, sehingga target akan mudah dicapai.


(29)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

a. Teori Agensi (agency theory)

Hansen dan Mowen(1997) mengungkapkan didalam anggaran partisipatif dapat pula timbul permasalahan, antara lain:

1). Atasan atau bawahan akan menetapkan standar anggaran yang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah;

2). Bawahan akan membuat budgetary slack dengan cara mengalokasikan sumber dari yang dibutuhkan;

3). Terdapat partisipasi semu.

Masalah yang sering muncul dari adanya keterlibatan manajer tingkat bawah/menengah dalam menyusun anggaran (partisipasi anggaran) adalah penciptaan senjangan aggaran. Senjangan anggaran ( budgetary slack ) timbul bila manajer sengaja menetapkan terlalu rendah pendapatan atau menetapkan terlalu besar biaya (Hansen,1999:374). Setiap tindakan tersbut menyebabkan tingginya kemungkinan manajer memenuhi anggaran yang dibuat, dan menurunkan risiko yang dihadapinya. Pembuatan anggaran seperti ini juga menyebabkan sumber daya yang tidak perlu menjadi terikat, padahal dapat dimanfaatkan secara produktif di tempat lain.

Para peneliti akuntansi menemukan bahwa senjangan anggaran dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk diantaranya partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran (Yuwono,1999). Menurut Schiff dan Lewin (1970) bahwa bawahan menciptakan senjangan anggaran karena dipengaruhi oleh keinginan dan kepentingan pribadi sehingga akan memudahkan pencapaian target anggaran, terutama jika penilaian prestasi manajer ditentukan berdasarkan pencapaian


(30)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

anggaran. Untuk meningkatkan penilaian prestasi manajer bawahan cenderung mengajukan anggaran dan merendahkan pendapatan dan menaikkan biaya dibandingkan dengan estimasi terbaik yang dapat dicapainya, sehingga target akan mudah dicapai.

Hilton dalam Hermanto (2003) menyatakan tiga alasan utama manjer melakukan senjangan anggaran :

(a) Orang-orang selalu percaya bahwa hasil pekerjaan mereka akan terlihat bagus di mata atasan jika mereka dapat mencapai anggarannya;

(b) Budgetary slack selalu digunakan untuk mengatasi kondisi ketidakpastian, dimana mungkin ada kejadian yang tidak terduga,

sehingga dengan budgetary slack tersebut manajer dapat

melampaui/mencapai anggarannya;

(c) Rencana anggaran selalu dipotong dalam proses pengalokasian sumber daya.

Senjangan pada anggaran dapat dihilangkan bila manajemen puncak menentukan anggaran beban yang lebih rendah; namun manfaat yang diperoleh dari metode partisipatif jauh melebihi biaya yang berkaitan dengan senjangan anggaran. Walaupun demikian, manajemen puncak harus memeriksa kembali anggaran yang diusulkan bawahannya secara seksama serta memberikan masukan bila dibutuhkan, agar timbulnya senjangan dalam anggaran dapat diminimalkan.

Agency theory menjelaskan fenomena yang terjadi bilamana atasan

mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan untuk melakukan suatu tugas atau otoritas untuk membuat keputusan (Anthony dan Govindarajan,1988). Di


(31)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

dalam penelitiannya, Baiman (1982) menyatakan, jika bawahan (agent) yang terlibat dalam partisipasi anggaran mempunyai formasi khusus tentang kondisi lokal, akan memungkinkan bagi mereka untuk melaporkan informasi tersebut kepada atasan (principal). Atau dengan kata lain, partisipasi anggaran akan menyebabkan bawahan memberikan informasi yang dimilikinya untuk membantu organisasi.

b. Pendekatan Kontijensi (contingency approach)

Penerapan pendekatan kontinjensi dalam menganalisis dan mendesain sistem pengendalian khususnya dalam bidang sistem akuntansi manajemen telah menarik minat para peneliti. Beberapa penelitian dalam bidang akuntansi manajemen melalui pendekatan kontijensi bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel-variabel kontekstual dengan desain sistem akuntansi manajemen dan untuk mengevaluasi berbagai hubungan anatara dua variabel (misalnya: hubungan anatara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial) dengan menggunakan variabel kontekstual sebagai variabel moderating.

Ketidakkonsistenan hasil penelitian yang mengungkapkan hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran menurut Govindarajan (1986) memungkinkan dilakukan pendekatan kontijensi (contigency approach) untuk mengevaluasi ketidakpastian faktor kondisional yang dapat mempengaruhi efektivitas penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran. Penelitian ini disamping menguji kembali hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan senjangan anggaran, juga didekati oleh faktor kontijensi dengan


(32)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

memasukkan variabel moderasi seperti yang dilakukan oleh Dunk (1993), Duncan (1972), Govindarajan (1986) dalam menguji hubungan tersebut.

i. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran

Aspek sumber daya manusia sebagai penyususn dan pelaksana anggaran haruslah dipertimbangkan karena anggaran akan dipengaruhi oleh perilaku manusia terutama bagi pihak yang terlibat langsung dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran. Jika bawahan yang berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran mempunyai informasi khusus tentang kondisi lokal, akan memungkinkan bawahan memberikan informasi yang dimilikinya untuk membantu kepentingan perusahaan. Namun, sering keinginan atasan tidak sama dengan bawahan sehingga menimbulkan konflik diantara mereka.

Siegel dan Marconi (1989) menyatakan bahwa partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran mempunyai hubungan yang positif dengan pencapaian tujuan organisasi. Sesuai dengan agency theory, bawahan akan membuat target yang lebih mudah untuk dicapai dengan cara membuat target anggaran yang lebih rendah pada sisi pendapatan, dan membuat ajuan biaya yang lebih tinggi pada sisi biaya. Perbedaaan antara anggaran yang dilaporkan dengan anggaran yang sesuai dengan estimasi terbaik bagi perusahaan ini disebut senjangan anggaran.

Hasil penelitian-penelitian yang menguji hubungan partisipasi dengan senjangan anggaran masih menunjukkan hasil yang bertentangan. Penelitian yang dilakukan oleh Lowe dan Shaw dalam Yuwono (1998), Lukka (1988) dan Young (1985) telah menguji secara empiris bahwa senjangan anggaran terjadi karena


(33)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

bawahan memberi informasi yang bias kepada atasan dengan cara melaporkan biaya yang lebih besar atau melaporkan pendapatan yang lebih rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berpartisipasi bawahan yang dalam penyusunan anggaran cenderung untuk melakukan senjangan anggaran. Sedangkan pemelitian menurut Camman (1976), Dunk (1993), Merchant (1985) dan Onsi (1973) menyatakan bahwa dengan adanya partisipasi bawahan dalam proses penyusunan anggaran justru akan mengurangi kecenderungan untuk menciptakan senjangan anggaran.

ii. Hubungan Antara Partisispasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating

Menurut Darlis (2000) ketidakpastian lingkungan merupakan kondisi lingkungan yang tidak pasti yang akan membuat individu untuk melekukan senjangan anggaran. Hal ini disebabkan, individu tersebut tidak memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi masa depan secara tepat. Suatu organisasi hidup di tengah-tengah lingkungannya sehingga organisasi tersebut harus berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam dekade akhir-akhir ini, kemerosotan lingkungan telah menjadi keprihatinan yang meluas.

Lingkungan yang dihadapi perusahaan telah berubah dan mengalami turbulensi (pergolakan) yang semakin cepat. Lingkungan adalah pola kondisi atau faktor eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan pengembangan perusahaan (Supriyono,2002:4). Lingkungan yang mengelilingi bisnis meliputi lingkungan


(34)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

ekonomi, lingkungan industri, dan lingkungan global (Jeff,2001:15). Blocher (2005:12) mengungkapkan perubahan-perubahan utama dalam lingkungan bisnis yang telah menyebabkan modifikasi yang signifikan dalam praktik-praktik manajemen biaya :

1) Peningkatan kompetisi global, 2) Kemajuan dalam teknologi produksi,

3) Kemajuan dalam teknologi informasi,internet, dan e-commerce, 4) Fokus yang lebih besar pada pelanggan,

5) Bentuk-bentuk baru organisasi manajemen, dan

6) Perubahan sosial, politik, dan lingkungan budaya bisnis.

Ada 4 faktor yang mempengaruhi turbulensi lingkungan yaitu (Jemsly,2006:46) :

1) Kompleksitas dari kejadian,

2) Kebiasaan dari kejadian yang berulang (successive), 3) Kecepatan meperkirakan kejadian/perkiraan, serta 4) Visibilitas (penglihatan ke masa depan) dari kejadian.

Ketidakpastian lingkungan identik dengan ketidakpastian masa depan. Masa depan memiliki karakteristik tersendiri yang tidak (selalu) berhubungan dengan masa lalu. Ketidakpastian yang akan terjadi, oleh Huhg Courtney dkk dalam Jemsly (2006:47), dikelompokkan menjadi 4 tingkatan yaitu :

a) Masa depan yang jelas (a clear enough future)

Yaitu ramalan tunggal akan masa depan dapat dilaksanakan dengan tepat, ramalan akan cukup terarah pada strategi tunggal.

b) Masa depan berseling/alternate (alternate future)

Yaitu tidak dapat mengetahui hasil yang akan didapatkan, tetapi setidaknya membantu mengembangkan beberapa alternatif.


(35)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

c) Lingkup masa depan (a range of future)

Yaitu ruang lingkup masa depan yang potensial dapat diidentifikasi. Ruang lingkup didefinisikan oleh batasan nomor ndari variabel kunci, tetapi hasil yang terjadi terletak disepanjang perubahan di dalam ruang lingkup tersebut.

d) Kebenaran yang samar (true ambiquity)

Ketidakpastian saling memengaruhi dalam membentuk lingkungan yang sesungguhnya tidak mungkin diprediksi. Situasi seperti ini sangat jarang terjadi, dan cenderung berpindah ke tingkat yang lain. Ketidakpastian lingkungan merupakan salah satu faktor yang sering menyebabkan organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi dengan lingkungan. Individu akan mengalami ketidakpastian lingkungan yang tinggi jika merasa lingkungan tidak dapat diprediksi dan tidak dapat memahami bagaimana komponen lingkungan akan berubah (Miliken, 1978). Menurut Duncan dalam Fauziyah (2000) dalam ketidakpastian lingkungan yang rendah (lingkungan relatif stabil), individu dapat memprediksi keadaan di masa datang sehingga langkah-langkah yang akan dilakukannya dapat direncanakan dengan lebih akurat.

Kondisi yang relatif stabil ini dapat dimanfaatkan oleh anggota organisasi untuk membantu organisasi membuat perncanaan yang akurat. Kemampuan memprediksi keadaan di masa datang pada kondisi ketidakpastian lingkungan yang rendah dapat juga terjadi pada individu yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Informasi pribadi (private information) yang dimiliki


(36)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

bawahan mampu mengatasi ketidakpastian di wilayah tanggung jawabnya dan dapat digunakan untuk memprediksi kejadian di masa datang.

Kemampuan menganalisis informasi tersebut akan dapat mendukung atasan dalam penyusunan anggaran jika bawahan bersedia memberikan infromasinya kepada atasannya. Namun dapat juga terjadi sebaliknya, bawahan tidak memberikan informasi tersebut kepada atasannya karena ada pertimbangan kepentingan pribadinya. Dalam kondisi tersebut, bawahan dapat melakukan senjangan anggaran.

Pernyataan ini mengacu pada pendapat Govindarajan (1986), yang dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kondisi ketidakpastian lingkungan yang rendah akan mempengaruhi bawahan yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran untuk melakukan senjangan anggaran. Menurut Simon (1962) bagi atasann kemudahan untuk memperoleh informasi bukan berarti memudahkannya menyusun perencanaan yang akurat. Atasan tetap akan kesulitan memahami semua informasi yang masuk apalagi dalam hal yang menyangkut bidang yang kondisi teknisnya hanya dapat dipahami oleh bawahan yang membidanginya. Sebaliknya, penelitian oleh Gul dan Chia dalam Ikhsan (2007) menunjukkan bahwa kinerja akan meningkat pada ketidakpastian lingkungann yang tinggi, karena manajer akan berusaha mencari innformasi yang cukup untuk kepentingan perusahaan.


(37)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

B. Tinjauan Penelitian terdahulu

Tabel 2.1

No Nama

Peneliti

Judul Penelitian

Jenis Variabel Hasil Penelitian

1 2 Ikhsan (2007) Asriningati (2006) Pengaruh Partisipasi anggaran terhadap senjangan Anggaran dengan menggunak an lima variabel pemoderasi Pengaruh Komitmen Organisi dan ketidakpasti an lingkungan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran (studi kasus pada Variabel independen partisipasi anggaran. Variabel independen (pemoderasi): • Gaya kepemimpi nan • Komitmen organisasi • Ketidakpast ian lingkungan, • Ketidakpast ian strategik Variabel dependen senjangan anggaran Variabel independen: • partisipasi anggaran • komitmen organisasi • ketidakpast ian lingkungan . Variabel dependen senjangan anggaran Dikatakan bahwa partisipasi anggaran, ketidakpastian lingkungan dan ketidakpastian strategik secara bersama-sama berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa, korelasi ini positif tidak signifikan terhadap senjangan anggaran


(38)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010. 3 Wirakusum ah (1987) perguruan tinggi swasta di daerah istimewa Yogyakarta) Hubungan Persepsi Tugas Manajer Lini dengan Apresiasi Lingkungan Organisasi dan Penganggar an Partisipatif (Suatu Survey Sistem Akuntansi Manajemen pada Tiga Badan Usaha Milik Negara Perkebunan) Yang menjadi variable independen adalah kombinasi persepsi tugas manajer lini dengan apresiasinya terhadap lingkungan organisasi dan penganggaran partisipastif aktual

dan harapan.

Adapun yang menjadi variable dependen ialah persentase dari klasifikasi nilai apresiasi (baik, sedang, kurang, buruk) yang masing-masing digabungkan dengan jabatan manajer lini yang bersangkutan.

Persepsi tugas manajer lini tidak menunjukkan pola apresiasi yang proporsional konsisten dengan jabatannya, terhadap lingkungan organisasi dan sistem penganggaran partisipatif, sebagai kondusivitas dukungan terhadap azas pencapaian sekaligus tujuan pribadi dan tujuan perusahaan,

sebagaimana lazim dicanangkan oleh sistem akuntansi manajemen.


(39)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Penelitian

Partisipasi penyusunan anggaran melibatkan para manajer tingkat bawah ikut serta dalam pembuatan anggaran. Partisipasi anggaran menciptakan rasa bertanggung jawab pada para manajer tingkat bawah dan dapat meningkatkan motivasi para manajer untuk mencapai sasaran anggaran. Untuk mencapai sasaran anggaran dengan pendekatan partisipasi anggaran akan menciptakan suatu kesempatan para pihak yang terlibat yaitu membuat kelonggaran/kesenjangan anggaran. Kelonggaran/kesenjangan yang dimaksudkan ialah dengan sengaja memperkirakan pendapatan rendah dan biaya yang tinggi sehingga akan menurunkan risiko yang dihadapi seorang manajer.

Penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran merupakan variabel independen yang mempunyai hubungan dengan senjangan anggaran sebagai variabel dependen. Hasil peneliti terdahulu, menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Oleh karena itu, dalam model penelitian ini digunakan variabel lain yang berperan sebagai variabel moderasi. Menurut Sugiyono (2006) variabel moderasi adalah variabel yang secara teoritis memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel yang dijadikan variabel moderasi ialah ketidakpastian lingkungan. Variabel ini diharapkan dapat memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Variabel ini diyakini akan memberikan kontribusi terbaik mereka agar mencapai sasaran anggaran. Kerangka konseptual yang digunakan adalah sebagai berikut :


(40)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

Gambar 2.1

Model hubungan partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan ketidakpastian lingkungan sebagai variabel moderating

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris (Erlina,2007:41). Untuk itu, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Hubungan partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran H1: Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap senjangan

anggaran.

2. Ketidakpastian lingkungan memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.

H2: Ketidakpastian lingkungan memoderasi hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran

KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN PARTISIPASI

ANGGARAN (X)

SENJANGAN ANGGARAN


(41)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Menurut Erlina (2007:61) “Desain Penelitian merupakan cetak biru bagi pengumpulan, pengukuran, dan penganalisisan data.” Dalam hal ini peneliti menggunakan desain kausal yaitu desain penelitian yang bergunna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2001:63).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : Obyek/Subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2007:72). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer tingkat menengah dan bawah di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Wilayah I Jawa bagian barat.

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina 2007:74). Dalam penelitian ini seluruh populasi dijadikan sebagai sample. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 36 responden yang terdiri atas 12 responden manajemen tingkat menengah dan 22 responden manajemen tingkat bawah .


(42)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

C. Jenis Dan Sumber Data

Peneliti menggunakan data primer dalam penelitian ini. Data primer ialah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner (Umar,2001:69). Dimensi waktu dalam penelitian adalah cross section yaitu melibatkan suatu waktu tertentu dengan banyak sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang terdiri dari hasil jawaban responden atas beberapa. Jumlah pertanyaan yang tercantum dalam kuesioner mengenai partisipasi anggaran, senjangan anggaran, dan ketidakpastian lingkungan.

D. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan ialah data primer, yang berupa persepsi para responden terhadap variabel-variabel yang digunakan. Modus komunikasi untuk memperoleh data dari responden dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner yang diberikan berisi sejumlah pertanyaan yang akan dibagikan kepada manajer tingkat menengah dan bawah secara langsung.

Kuesioner terdiri dari dua bagian, yaitu : Pertama, berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang demografi responden. Kedua, berisikan pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan data yang berkaitan dengan variabel penelitian. Setiap kuesioner yang didistribusikan kepada para responden disertai surat permohonan pengisian kuesioner. Dalam surat permohonan pengisian kuesioner dinyatakan identitas peneliti, tujuan penelitian dan pemotivasian responden untuk mengisi kuesioner secara lengkap, serta jaminan atas kerahasiaan responden.


(43)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel yang diteliti dapat dikelompokkan menjadi tiga variabel yakni variabel independen, variabel dependen, dan variable moderasi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah partisipasi anggaran, variabel dependen adalah senjangan anggaran, sedangkan variabel moderasi adalah ketidakpastian lingkungan. Berikut ini akan diuraikan defenisi dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Partisipasi Anggaran

Partisipasi anggaran dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kesempatan para bawahan untuk terlibat dalam proses penyusunana anggaran bersama manajer-manajer pusat pertanggungjawaban.

Ada enam item yang digunakan untuk mengukur partisipasi yaitu item-item anggaran. digunakan instrumen yang dikembangkan oleh Milani (1975) dengan nilai dalam skala Likert 1-5. Satu berarti sangat tidak setuju dan skala lima berarti sangat setuju. Enam item yang digunakan untuk mengukur partisipasi anggaran adalah :

a) Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran b) Kepuasan dalam penyusunan anggaran c) Kebutuhan memberikan pendapat d) Kerelaan dalam memberikan pendapat

e) Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir f) Frekuensi untuk memberikan pendapat/usulan


(44)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

2. Senjangan Anggaran

Senjangan anggaran dalam penelitian ini didefinisikan sebagai tindakan bawahan yang mengecilkan kapabilitas produktifnya ketika dia diberi kesempatan untuk menentukan standar kerjanya. Untuk mengukur senjangan anggaran digunakan instrumen yang dikembangkan oleh Dunk (1993) yang terdiri dari enam item pertanyaan dengan skala likert 1-7. Adapun enam item tersebut adalah:

a) standar yang digunakan dalam anggaran mendorong produktifitas yang tinggi

b) kepastian mengenai terlaksananya anggaran departemen c) memonitor pengeluaran yang menjadi wewenang d) anggaran yang menjadi tanggung jawab

e) adanya target anggaran yang harus dicapai f) kesulitan pancapaian anggaran

Dalam mengukur item-item tersebut digunakan skala interval dengan teknik penilaian skala likert, dimana skor terendah (poin1) menunjukkan partisispasi rendah, sedangkan skor tertinggi (poin7) menunjukkan partisipasi tinggi.

3. Ketidakpastian Lingkungan

Ketidakpastian lingkungan dalam penelitian ini didefenisikan sebagai rasa atau persepsi ketidakmampuan individu dalam memprediksi sesuatu secara tepat yang berasal dari lingkungan organisasi. Untuk mengukur persepsi manajer atas ketidakpastian lingkungan yang dirasakan digunakan instrument yang dikembangkan oleh Dunk (1993) yang terdiri dari 12 item pertanyaan dengan


(45)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

skala likert 1-5, menunjukkan satu untuk menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan lima berarti sangat setuju.

Adapun 12 item tersebut adalah : (a)Keyakinan dengan metode yang digunakan;(b)Perolehan informasi penting untuk mendukung keputusan;(c)Mengukur benar/tidaknya suatu keputusan yang telah diambil;(d)Unsur diluar pengendalian yang dapat mempengaruhi suatu keputusan;(e)Keyakinan dalam mengambil suatu tindakan;(f)Keyakinan dengan penyesuaian untuk menangani perubahan;(g)Keyakinan dalam tindakan yang sesuai dengan sasaran anggaran;(h)Bekerja sesuai dengan informasi yang diperoleh;(i)Mengetahui harapan dari pihak luar demi kemajuan instansi;(j)Kesulitan dalam menentukan metode untuk mencapai sasaran anggaran;(k)Keyakinan dalam melakukan pekerjaan;(l)Frekuensi menghadapi masalah baru.

F. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas dan Reabilitas Data

Di dalam penelitian yang dilakukan data yang diperoleh harus menunjukkan kualitas penelitian. Kualitas dari data yang dipeoleh tergantung dari instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reabilitasnya oleh peneliti sebelumnya. Namun demikian, uji validitas dan reabilitas tetap dilakukan karena mempertimbangkan perbedaan waktu dan kondisi yang dialami oleh penelitian sekarang dan penelitian sebelumnya.


(46)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

Menurut Sugiyono (1999:109) “valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mnegukur apa yang seharusnya diukur”. Jika validitas telah diperoleh, maka peneliti harus mempertimbangkan pula reabilitas pengukuran. Instrumen yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,1999:110). Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable.

2. Uji Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistic harus bebas dari asumsi- asumsi klasik. Untuk itu peneliti menggunakan alat bantu program statistik untuk menguji hasil output. Berdasarkan hasil output itulah dilakukan analisis terhadap asumsi- asumsi klasik tersebut.

a) Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas menggunakan uji statistic non-parametik Kolmogorov Smirnof Test yang akan didukung dengan analisis grafik histogram dan normal probabilitas.

Apabila nilai probabilitas melebihi taraf signifikasi yang ditetapkan yaitu 0,05 maka data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka data dalam penelitian ini


(47)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

tidak berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan melihat histogram atau normal probability

b) Uji Heterokedastisitas

Metode ini digunakan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variable dari suatu residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Erlina,2007:108). Jika varian dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.

Cara yang dipakai dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variable terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnnya SPRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antar SPRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah distudentized.

Dasar analisis yang digunakan untuk menentukan heterokedastisitas antara lain:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik- titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telahterjadi heterokedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y,maka tidak terjadi heterokedastisitas.


(48)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

c).Uji Multikolinearitas

Multikolineaitas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linear diantara variable-variable bebas dan regresi. Untuk deteksi terhadap ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat pada nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai toleransi. Pada pengujian ini regresi yang bebas multikolinearitas adalah mempunyai nilai VIF kurang dari 10.

Untuk menentukan hubungan yang berlaku antara pemahaman terhadap partisipasi anggaran, senjangan anggaran dan ketidakpastian lingkungan, maka dibuat model persamaan:

Y =a+b1+x1+e………….………(1) Y = a+b1X1+b2X2+b3[{X1-X2}]………..(2) Dimana:

Y = Senjangan Angaran X1 = Partisipasi Anggaran

X2 = Ketidakpastian Lingkuangan

X1X2 = Interaksi antara partisipasi anggaran dan ketidakpastian lingkungan a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi Partisipasi Anggaran b2 = Koefisien Regresi Ketidakpastian Lingkungan

b3 = Koefisien regresi interaksi antara partisipasi anggaran dengan ketidakpastian lingkungan


(49)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis pertama diuji dengan model regresi sederhana (simple linear regression). Dari hasil pengolahan data dengan program statistic, dapat diuji ada tidaknya pengaruh variable independen terhadap variable dependen. Hal ini dapat diperoleh dari hasil regresi yang terdiri dari Model Summary, Anova, dan Coefficient.

Untuk hipotesis kedua diuji dengan MRA (Moderated Regression Analysis). MRA merupakan bentuk regresi yang dirancang secara hirarki untuk menentukan hubungan antara dua variable yang dipengaruhi oleh variable ketiga atau variable moderating Nunnaly dan Berstein (1994) dalam Arfan Ikhsan (2007).

Untuk menentukan hubungan yang berlaku antara pemahaman terhadap partisipasi anggaran, senjangan anggaran dan ketidakpastian lingkungan, maka dibuat model persamaan:

Y =a+b1+x1+e………….………(1) Y = a+b1X1+b2X2+b3[{X1-X2}]………..(2) Dimana:

Y = Senjangan Angaran X1 = Partisipasi Anggaran

X2 = Ketidakpastian Lingkuangan

X1X2 = Interaksi antara partisipasi anggaran dan ketidakpastian lingkungan a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi Partisipasi Anggaran b2 = Koefisien Regresi Ketidakpastian Lingkungan


(50)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

b3 =Koefisien regresi interaksi antara partisipasi anggaran dengan ketidakpastian lingkungan


(51)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang deskripsi data penelitian dan hasil-hasil dari pengujian yang dilakukan yang terdiri dari deskripsi responden, statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan hasil pengujian hipotesis berupa analisis regresi.

A. Deskripsi Data Penelitian

2. Gambaran Umum Perusahaan

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara. Untuk dapat mengetahui perkembangan perusahaan sejak berdirinya, berikut ini akan dikemukakan sejarah perusahaan yang menunjukkan perjalanan hidup perusahaan tersebut.

a. Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau sering disebut PGN dengan kode transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia “PGAS”, merupakan sebuah perusahaan milik negara yang dirintis sejak tahun 1859, ketika masih bernama Firma LJN Einthoven & Co. Gravenhage. Pada tahun 1863, oleh Pemerintah Belanda, perusahaan tersebut diberi nama NV Netherland Indische Gaz Maatschapij (NV NIGM). Namun, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih kepemilikan Firma tersebut dan merubah namanya menjadi Badan Pengambil Alih Perusahaan-perusahaan Listrik dan Gas (BP3LG).


(52)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

Seiring dengan perkembangan Pemerintah Indonesia, pada tahun 1961 status perusahaan itu beralih menjadi BPU-PLN.

Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19/1965, perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan negara dan dikenal sebagai Perusahaan Gas Negara (PN Gas). Kemudian, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1984, PN Gas diubah menjadi perusahaan umum (“Perum”) dengan nama Perusahaan Umum Gas Negara.

Setelah itu, status perusahaan diubah dari Perum menjadi Perseroan Terbatas yang dimiliki oleh negara sehingga namanya berubah menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 dan Akta Pendirian Perusahaan No. 486 tanggal 30 Mei 1986 yang diaktakan oleh notaris Adam Kasdarmaji, S.H.

Anggaran Dasar Perusahaan terakhir diubah dengan Akta Notaris No.5 dari Fathiah Helmi, S.H. tanggal 3 Nopember 2003, antara lain tentang perubahan nilai nominal saham, peningkatan modal dasar, modal ditempatkan, dan disetor penuh Perseroan serta perubahan status Perseroan menjadi perusahaan terbuka. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-26467 HT.01.04 Th.2003 tanggal 4 Nopember 2003, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dengan No.94 Tambahan No.11769 tanggal 24 Nopember 2003.

Pada tahun 2003, Perseroan melalui PGN Euro Finance 2003 Limited (PGNEF), Anak Perusahaan, mencatatkan USD 150 juta Guaranteed Notes yang jatuh tempo pada tahun 2013 di Singapore Exchange Securities Trading Limited.


(53)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

Pada tahun 2004, Perseroan melalui PGNEF mencatatkan USD 125 jutaGuaranteed Notes yang jatuh tempo pada tahun 2014.

Pada tanggal 5 Desember 2003, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal untuk melakukan penawaran umum saham perdana kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 saham, yang terdiri dari 475.309.000 saham dari divestasi saham Pemerintah Republik Indonesia, pemegang saham Perusahaan dan 820.987.000 saham baru.

Sejak saat itu, nama resmi Perseroan menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Saham perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 15 Desember 2003 dengan kode transaksi perdagangan “PGAS”.

b. Bidang Usaha Perseroan

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, perseroan bertujuan untuk melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di bidang pengembangan pemanfaatan gas bumi untuk kepentingan umum serta penyediaan gas dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk melayani kebutuhan masyarakat. Guna mencapai tujuan tersebut, perseroan telah melaksanakan perencanaan, pembangunan, pengelolaan dan usaha hilir bidang gas bumi yang meliput i kegiatan pengangkutan dan niaga.

Pada saat ini, bidang usaha utama perseroan adalah distribusi gas bumi ke pelanggan industri, komersial dan rumah tangga dan transmisi gas bumi. Untuk


(54)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

mencapai target pengelolaan gas, Perseroan membagi wilayah usaha menjadi Strategic Business Unit (SBU) Distribusi dan SBU Transmisi, yaitu :

1. SBU Distribusi Wilayah I, Jawa Bagian Barat

SBU Distribusi Wilayah I yang mencakup wilayah Jawa bagian barat sampai dengan Sumatera Selatan, memiliki 7 (tujuh) Distrik dan 1(satu) rayon, yaitu: Distrik Jakarta, Banten, Bekasi, Karawang, Bogor, Cirebon, dan Palembang, serta Rayon Bandung.

2. SBU Distribusi Wilayah II, Jawa Bagian Timur

SBU Distribusi Wilayah II yang mencakup wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Makassar memiliki 4(empat) Distrik dan 1(satu) Rayon yaitu: Distrik Surabaya-Gresik, Sidoarjo-Mojokerto, Pasuruan-Probolinggo, Semarang serta Rayon Makassar.

3. SBU Distribusi Wilayah III, Sumatera Bagian Utara

SBU Distribusi Wilayah III yang mencakup wilayah Sumatera Utara, Kepulauan Riau dan Riau memiliki 3(tiga) Distrik yaitu Distrik Medan, Batam, dan Pekanbaru.

4. SBU Transmisi Sumatera-Jawa

SBU Transmisi Sumatera-Jawa yang mencakup wilayah Sumatera dan Jawa.

2. Struktur Organisasi

Dalam rangka memberikan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang seimbang, maka perlu dibentuk struktur organisasi yang baik, sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara efisien, sistematis dan terkoordinir.


(55)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

1. Organisasi dan Manajemen Perusahaan

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah badan tertinggi dalam organisasi perusahaan. Dalam rangka untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi fungsi organisasi di lingkungan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk., dianggap perlu untuk menyempurnakan organisasi dan tata kerja Strategic Business Unit Distribusi Wilayah I. Untuk memenuhi maksud tersebut perlu ditetapkan dalam suatu keputusan direksi.

SBU I dipimpin oleh seorang General Manager. General Manager secara struktural berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Pengusahaan dan secara fungsional bertanggung jawab kepada Direktur yang terkait sesuai dengan fungsi dan bidang tugas serta tanggung jawabnya.

2. Maksud dan Tujuan Perusahaan

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, Perseroan bertujuan untuk melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di bidang pengembangan pemanfaatan gas bumi untuk kepentingan umum serta penyediaan gas dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk melayani kebutuhan masyarakat.

Guna mencapai tujuan tersebut, Perseroan telah melaksanakan perencanaan, pembangunan, pengelolaan, dan usaha hilir bidang gas bumi yang meliputi kegiatan pengangkutan dan niaga.

3. Visi dan Misi Perusahaan

Visi Perusahaan adalah menjadi perusahaan publik terkemuka di bidang penyedia energi gas bumi.


(56)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

Misi Perusahaan adalah meningkatkan pemanfaatan gas bumi bagi kepentingan industri, komersial, dan rumah tangga melalui jarigan pipa transmisi, moda transportasi lain, jaringan pipa distribusi dan kegiatan niaga serta usaha lain yang mendukung pemanfaatan gas bumi.

B. Analisis Hasil Penelitian

Analisis hasil penelitian menyajikan pembahasan hasil-hasil pengujian yang dilakukan, yang terdiri dari statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan analisis regresi sederhana dan regresi linear berganda yang menggunakan variabel pemoderasi.

1. Statistik Deskriptif

Tabel 4.1 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Partisipasi 36 24,00 42,00 31,4444 4,63801

Ketidakpastian 36 13,00 35,00 28,5833 3,80507

Senjangan 36 5,00 15,00 11,8056 2,16227

Valid N

(listwise) 36

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer dengan alat bantu program statistik,2009(data diolah)

Tabel deskriptif yang tersaji dalam tabel 4.1 di atas memberikan suatu gambaran lingkungan, dan senjangan anggaran. Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa untuk variabel partisipasi anggaran jawaban nilai terendah bernilai 24 dan jawaban nilai tertinggi bernilai 42, sehingga diperoleh skor jawaban rata-rata (mean) 31,4444 yang apabila dibagi dengan 6 butir pertanyaan, maka diperoleh rata-rata jawaban responden adalah pada skala 5. Dapat


(1)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

7 6 5 4 3 2 1

Sangat banyak jumlahnya Tidak ada

e) Bagaimana Anda memandang kontribusi Anda terhadap anggaran? Kontribusi saya sendiri adalah:

7 6 5 4 3 2 1

Sangat penting Sangat tidak penting

f) Seberapa sering atasan Anda meminta pendapat dan/atau usulan ketika anggaran sedang disusun?

7 6 5 4 3 2 1

Sangat sering Tidak pernah


(2)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN

Pertanyaan berikut akan menggambarkan persepsi terhadap ketidakpastian lingkungan yang dirasakan. Pilihlah jawaban berupa skala 1 sampai 5 yang menunjukkan ‘sangat tidak setuju’ sampai ‘sangat setuju’. Instrumen ini dikembangkan oleh Duncan (1972). Mohon dijawab dengan melingkari salah satu jawaban sesuai dengan skala nomor dari 1 sampai dengan 5 yang menurut Anda paling tepat, dengan ketentuan sebagai berikut :

STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju

RR : Ragu-ragu S : Setuju

SS : Sangat Setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Saya yakin tentang metode mana yang

terbaik untuk Instansi saya.

1 2 3 4 5

2 Saya mempunyai seluruh informasi penting untuk membuat keputusan-keputusan di Instansi saya.

1 2 3 4 5

3 Ketika mengerjakan pekerjaan, sulit untuk mengukur apakah saya membuat keputusan yang benar.

1 2 3 4 5

4 Unsur-unsur yang tidak masuk dalam

pengendalian saya secara rutin, mempengaruhi keputusan-keputusan yang saya buat di Instansi saya.

1 2 3 4 5

5 Saya yakin tentang bagaimana bertindak dalam Instansi

1 2 3 4 5

6 Saya yakin tentang penyesuaian-penyesuaian yang saya buat untuk menangani perubahan-perubahan yang terjadi.

1 2 3 4 5

7 Saya dapat menyatakan bahwa tindakan-tindakan saya akan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan anggaran.


(3)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

8 Saya mengetahui bagaimana bekerja sesuai dengan informasi

1 2 3 4 5

9 Saya dapat mengetahui apa yang diharapkan orang lain di Instansi ini.

1 2 3 4 5

10 Sulit bagi saya untuk menentukan apakah metode-metode yang saya gunakan mampu mencapai sasaran anggaran saya di Instansi ini.

1 2 3 4 5

11 Saya yakin bagaimana pekerjaan saya harus dilakukan.

1 2 3 4 5

12 Saya sering menghadapi masalah baru atau tidak biasa berkenaan dengan anggaran saya.

1 2 3 4 5

KESENJANGAN ANGGARAN

Pertanyaan berikut akan menggambarkan persepsi terhadap senjangan anggaran. Pilihan jawaban berupa skala 1 sampai dengan 5 yang menunjukkan ‘sangat tidak setuju’ sampai ‘sangat setuju’. Instrumen ini dikembangkan oleh Onsi (1973). Mohon dijawab dengan melingkari salah satu jawaban sesuai dengan skala nomor dari 1 sampai dengan 5 yang menurut Anda paling tepat, dengan ketentuan sebagai berikut :

STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju

RR : Ragu-ragu S : Setuju

SS : Sangat Setuju N

o

Pernyataan STS TS RR S SS

1 Bagi saya Instansi ini adalah yang terbaik dari semua kemungkinan Instansi yang


(4)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

dipilih untuk bekerja.

2 Pada keadaan bisnis yang baik, manajer Instansi bersedia menerima adanya kelonggaran (slack) sampai pada level tertentu yang dianggap wajar.

1 2 3 4 5

3 Kelonggaran dalam anggaran adalah baik untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat dibuktikan secara resmi.

1 2 3 4 5

4 Standar yang digunakan di dalam anggaran mendorong produktivitas yang tinggi di wilayah tanggung jawab saya.

1 2 3 4 5

5 Anggaran untuk departemen saya dapat saya pastikan bisa terlaksana.

1 2 3 4 5

6 Karena adanya keterbatasan jumlah

anggaran yang disediakan, saya harus memonitor setiap pengeluaran-pengeluaran yang menjadi wewenang saya.

1 2 3 4 5

7 Adanya target anggaran yang harus saya capai, tidak terlalu membuat saya ingin memperbaiki tingkat efisiensi.

1 2 3 4 5

8 Sasaran yang dijabarkan dalam anggaran sangat susah untuk dicapai / direalisasikan.


(5)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

Saran dari Bapak/Ibu/Saudara :

ANGKET PENELITIAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Medan, April 2009 Kepada Ibu/Bapak

Manajemen PT,Perusahaan Gas Negara Responden Terpilih

Daerah SBU I Wilayah Jawa Bagian Barat Di tempat.

Dengan Hormat,

Pertama, saya ucapkan selamat kapada Ibu/Bapak/Saudara, karena terpilih sebagai responden dalam penelitian ini. Untuk itu saya mohon Ibu/Bapak/Saudara berkenan mengisi kuisioner sebagimana terlampir. Jawaban dari Ibu/Bapak/Saudara akan dipergunakan untuk keperluan penelitian dan akan dirahasiakan. Data jawaban tersebut selanjutnya merupakan salah satu sumber data dalam penyusunan Skripsi saya pada program Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu saya mohon dapat menjawabnya dengan teliti sesuai dengan kondisi yang terjadi pada organisasi Ibu/Bapak/Saudara.

Jawaban diberikan dengan cara memberikan tanda pada kolom yang tersedia pada salah satu jawaban yang dianggap paling tepat menurut pendapat


(6)

Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Jawa Bagian Barat, 2010.

Ibu/Bapak/Saudara. Atas segala bantuan dan kesediaan Ibu/Bapak/Saudara sekalian saya ucapkan terimakasih.

Peneliti Vitha Chiristina


Dokumen yang terkait

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN , KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

0 4 91

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 2 13

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 3 13

PENDAHULUAN PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 3 6

PENUTUP PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 3 43

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating(Studi pada PT.

0 1 16

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris

0 0 16

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGANANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Dan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Ruma

0 0 17

Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating pada PT. KAI Bandung.

2 6 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating

0 0 15