Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Jawa Bagian Barat,
2010.
e. Alat pengendalian kegiatan dan penilaian prestasi pusat-pusat
pertanggungjawaban dan para menajernya Anggaran yang sudah disepakati merupakan komitmen dari para pelaksana
yang ikut berperan serta di dalam penyusunan anggaran sehingga anggaran dapat difungsikan sebagai alat pengendalian kegiatan. Pada dasarnya pengendalian
adalah dengan membandingkan antara perencanaan dengan pelaksanaan shingga dapat ditentukan penyimpangan yang timbul apakah sudah menjadi “tanda
bahaya” bagi organisasi atau unit-unitnya. Penyimpangan tersebut digunakan sebagai dasar evaluasi atau penilaian prestasi dan umpan balik untuk perbaikan
masa yang akan datang. f.
Alat pengendalian para manajer Anggaran difungsikan sebagai alat untuk mendidik para manajer mengenai
bekerja secara terinci pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya dan sekaligus menghubungkan dengan pusat pertanggungjawabn lain di dalam
organisasi yang bersangkutan.
3. Fungsi Anggaran
Menurut Kadarman 2001:162 menyatakan tujuan anggaran adalah untuk menghubungkan perencanaan dan mengijinkan pendelegesian kekuasaan atau
wewenang tanpa hilangnya pengawasan. Anggaran merupakan perencanaan yang telah disepakati oleh para pelaksana yang ikut berperan serta dalam penyusunan
anggaran. Anggaran menjadi dasar bagi organisasi untuk mencapai tujuan dan alat ukur pencapaian prestasi. Agar dapat efektif, anggaran yang baik juga harus
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Jawa Bagian Barat,
2010.
menghubungkan perencanaan dan pengendalian terhadap langkah-langkah yang dilaksanakan oleh manajemen untuk menjamin bahwa semua bagian dalam
organisasi berfungsi secara konsisten dengan kebijaksanaan organisasi.
4. Proses Penyusunan Anggaran
Proses penganggaran biasanya meliputi pembentukan komite anggaran; menentukan periode anggaran; spesifikasi pedoman anggaran; penyusunan usulan
anggaran awaldasar initial budget; negosiasi anggaran, review, dan persetujuan, dan revisi anggaran Blocher,2000:356. Penyusunan anggaran merupakan proses
pembuatan rencana kerja untuk jangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif yang lain Mulyadi, 2001:488. Penyusunan
anggaran dapat diartikan sebagai perencanaan laba. Dalam menyusun perencanaan laba, manajemen menyusun rencana operasional yang mengimplikasikan
keuangan kedalam laporan keuangan perusahaan. Penyusunan anggaran adalah proses penentuan peran setiap manajer dalam
melaksanakan progaran atau bagian program Supriyono,2001:82. Dalam proses penyusunan anggaran manajer pusat pertanggungjawaban berperan serta dalam
menyusun usulan anggaran serta mengadakan negosiasi dengan manajer diatasnya yang memberikan peran kepadanya. Oleh karena itu, anggaran yang sudah
disahkan merupakan kesanggupan atau komitmen manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksanakan rencana seperti yang tercantum dalam
anggaran tersebut.
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Jawa Bagian Barat,
2010.
Proses penyusunan penganggaran dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu metoda top down metoda dari atas ke bawah, bottom up metoda dari bawah ke
atas, dan partisipasi. Dalam proses penganggaran ‘top-down’ manajer puncak menyusun anggaran untuk organisasi secara keseluruhan, termasuk untuk level
bawah Blocher,2000:384. Proses ini sering disebut dengan penganggaran otoritatif, penganggaran otoritatif memberikan pengendalian pengambilan
keputusan yang lebih baik dibandingkan dengan penganggaran partisipatif. Meskipun demikian, anggaran otoritatif sering kali mengurangi komitmen dari
para manajer tingkat bawah dan para pekerja yang bertanggung jawab untuk melaksanakan anggaran tersebut.
Menurut Shim 2000:4 “proses penganggaran ’bottom-up’ dimulai dari tingkat dasar atau tingkat operasionaldepartemental”. Sasaran dari tingkat
operasional ini harus konsisten dengan keseluruhan sasaran korporasi. Dalam hal ini, para manajer departemen mengetahui apa yang harus dicapai, peluang apa
yang muncul, wilayah permasalahan yang harus diperbaiki, apa saja sumber- sumber daya yang tersedia, dan bagaimana menggunakannya. Anggaran manajer
kemudian ditinjau, disesuaikan, dan disetujui oleh manajer puncak. Anggaran partisipatif merupakan alat komunikasi yang baik. Proses
penyusunan anggaran partisipatif sering kali memungkinkan manajemen puncak untuk memahami masalah yang dihadapi oleh karyawan dan karyawan juga lebih
dapat memahami kesulitan yang dihadapi oleh manajemen puncak, berbeda dengan penganggaran secara ‘bottom-up’ di mana manajer puncak lebih
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Jawa Bagian Barat,
2010.
memahami manajer menengah atau bawah. Anggaran partisipatif meningkatkan komitmen para karyawan untuk mencapai tujuan karyawan.
Meskipun demikian, jika tidak dikendalikan dengan baik, anggaran partisipatif dapat mengarah kepada target anggaran yang mudah dicapai atau tidak sesuai
dengan strategi organisasi atau target anggaran. Oleh karena itu, proses penganggaran yang efektif, biasanya merupakan kombinasi dari pendekatan
penganggaran ’top-down’ dengan pendekatan ‘bottom-up’. Dengan kata lain anggaran partisipatif ialah anggaran yang menyelaraskan tujuan perusahaan
dengan tujuan para karyawannya, serta mempunyai peluang sukses yang lebih untuk keberhasilan operasi.
Dalam penyusunan anggaran, program-program diterjemahkan sesuai dengan tanggung jawab setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari
program tersebut. Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari
program. Untuk menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat perencanaan dan sekaligus sebagai alat pengendalian, penyusunan anggaran
memerlukan persyaratan tertentu. Menurut Supriyono2001:87 agar anggaran dapat memanfaatkan keunggulannya sebaik mungkin dan menekan keterbatasan
sekecil mungkin maka anggaran yang baik memerlukan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:
1 Adanya organisasi perusahaan yang sehat
Organisasi yang sehat adalah organisasi yang membagi tugas tanggung jawab yang tegas.
2 Sistem akuntansi yang memadai meliputi: a penggolongan rekening
yang sama antara anggaran dan realisasinya sehingga dapat diperbandingkan dan dihitung penyimpangannya, b pencatatan
Vitha Chiristina : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating Pada Pt Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Jawa Bagian Barat,