Muntilan. Setelah peneliti melakukan pengumpulan data, selanjutnya peneliti melakukan analisis data dengan menyaring data melalui tinjauan literatur.
Penyaringan ini bertujuan untuk menyempitkan informasi yang didapat agar sesuai dengan kasus yang diangkat agar dapat memberikan kemungkinan-kemungkinan
yang dapat diolah. 3.
Menganalisis dan menyimpulkan Peneliti pada tahap ketiga mengolah berbagai data dan disesuaikan kembali
dengan teori. Pada penelitian ini peneliti mengolah berbagai data dan kemungkinan mengenai dampak yang timbul pada kinerja guru bimbingan dan konseling yang
tidak memiliki alokasi jam masuk kelas. Setelah melakukan analisis peneliti menyimpulkan dan mulai memersiapkan untuk menyajikan hasil.
4. Menuliskan laporan
Laporan pada penelitian kinerja konselor pada sekolah yang tidak memiliki alokasi jam masuk kelas ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan
mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga seluruh informasi penting mudah untuk dipahami. Laporan diharapkan dapat membawa
pembaca ke dalam situasi kasus kehiclupan seseorang atau kelompok.
3.3 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini definnisi operasionalnya adalah kinerja konselor pada sekolah yang tidak memiliki alokasi masuk kelas. Operasional variabel dalam
penelitian ini apabila dijabarkan adalah sebagai berikut:
3.3.1 Kinerja Konselor
Kinerja konselor merupakan hasil kerja konselor sebagai tenaga profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam bidang bimbingan
dan konseling, yang memiliki tugas dan tanggungung jawab untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik sesuai dalam kaitannya dengan pengembangan diri
peserta didik secara optimal. Yang dimaksud konselor dalam penelitian ini adalah konselor sekolah atau guru bimbingan dan konseling yang memiliki tugas dan
tanggung jawab untuk merencanakan program bimbingan dan konseling, melaksanakan program bimbingan dan konseling, evaluasi kegiatan bimbingan dan
konseling, serta mekanisme kerja administrasi program bimbingan dan konseling.
3.3.2 Sekolah yang Tidak Memiliki Alokasi Jam Masuk Kelas
Sekolah yang tidak memiliki alokasi jam masuk kelas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sekolah yang menyediakan jam masuk kelas bagi bimbingan
dan konseling. Tidak adanya alokasi jam masuk kelas bagi bimbingan dan konseling ini bisa disebabkan oleh kurikulum yang tidak mengharuskan bimbingan dan
konseling masuk kelas atau kebijakan kepala sekolah yang tidak memberi jam masuk kelas bagi bimbingan dan konseling dengan berbagai pertimbangan.
3.4 Lokasi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tentang kinerja konselor pada sekolah yang tidak memiliki alokasi jam masuk kelas. Di Kabupaten Magelang ada beberapa
SMA Negeri yang tidak memiliki alokasi jam masuk kelas bagi bimbingan dan konseling. Alasan tidak adanya alokasi jam bagi bimbingan dan konseling
dikarenakan pada sekolah tersebut menerapkan kurikulum 2013 yang tidak mewajibkan bimbingan dan konseling memberikan layanan di dalam kelas. Beberapa
sekolah tersebut antara lain adalah sebagai berikut: SMA N 1 Muntilan, SMA N 1 Salaman, SMA N 1 Kota Mungkid, dan SMA N 1 Bandongan.
Lokasi yang dipilih dalam penelitian kali ini adalah SMA N 1 Muntilan. Pemilihan lokasi dalam penelitian ini diambil dengan pertimbangan bahwa SMA
Negeri 1 Muntilan: 1 SMA N 1 Muntilan menerapkan kurikulum 2013 yang tidak mewajibkan guru bimbingan dan konseling memberikan layanan di dalam kelas, 2
merupakan sekolah negeri favorit di Kabupaten Magelang, dan 3 lokasi sekolah yang strategis mempermudah peneliti untuk mencari data penelitian.
3.5 Subjek Dan Objek Penelitian