Dampak Kinerja Konselor yang Tidak Memiliki Alokasi Jam

konseling sehingga dalam pelaksanaan program akan terhindar dari penyimpangan.

2.5 Dampak Kinerja Konselor yang Tidak Memiliki Alokasi Jam

Masuk Kelas Manajemen Berbasis Sekolah MBS memberikan otonomi kepada sekolah untuk membuat kebijakan sendiri bagi sekolahnya. Selain itu kurikulum yang diterapkan pada sekolah pada saat ini adalah kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 bimbingan dan konseling berfungsi untuk membantu peserta didik dalam menentukan dan menjalani ragam peminatan. Bimbingan dan konseling tidak memiliki alokasi jam masuk kelas sebab bimbingan dan konseling diintegrasikan ke dalam semua jenis mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler. Jam masuk kelas bagi bimbingan dan konseling memiliki banyak manfaat yang diambil, antara lain sebagai berikut: 1. dapat terjadinya interaksi atau kontak langsung dengan peserta didik, sehingga saling mengenal antara guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan peserta didik atau konseli; 2. dapat terjalinnya hubungan emosional antara guru bimbingan dan konseling dengan peserta didik sehingga akan terciptanya hubungan –hubungan yang bersifat mendidik dan membimbing; 3. dapat tercipta keteladanan dari guru bimbingan dan konseling bagi peserta didik yang dapat berpengaruh terhadap perubahan-perubahan sikap dan perilaku lebih baik pada peserta didik; 4. dapat sebagai wadah atau adanya media terjadinya komunikasi langsung antara guru bimbingan konseling dengan peserta didik, khusus bagi peserta didik dapat menyampaikan permasalahan kelas atau pribadi atau curhat di kelas; 5. dapat terjadinya kesempatan bagi guru bimbingan konseling melakukan tatap muka, wawancara dan observasi terhadap kondisi peserta didik dan suasana belajar di kelas; 6. sebagai upaya pemahaman terhadap peserta didik dan upaya pencegahan, penyembuhan, perbaikan, pemeliharaan, dan pengembangan pikiran, perasaan, dan kehendak serta prilaku peserta didik. http:anggunprihastomo.wordpress.com2012100839bimbinganklasikal diakses tanggal 28 juli 2015 Selain itu menurut Winkel 2012: 809 seorang tenaga bimbingan yang memberikan layanan bimbingan secara incidental memiliki kelemahan sebagai berikut: 1 bentuk dan cara pelayanan bimbingan kurang dipikirkan secara matang sehingga kurang dapat dipertanggungjawaBKan; 2 kontinuitas pelayanan bimbingan tidak terjamin; 3 kalau pelayanan bimbingan diharapkan sampai kepada semua peserta didik, berapa jumlah peserta didik yang akan dilayani; 4 perhatian terutama akan diberikan kepada peserta didik siswi yang memiliki masalah atau yang menimbulkan masalah di sekolah; 5 evaluasi program bimbingan menjadi sangat sukar karena tidak ada program yang memiliki sasaran tertentu; 6 citra konselor sebagai ahli professional merosot dan kehadirannya di sekolah mulai diragukan oleh rekan tenaga pendidik yang lain; 7 menimbulkan kesan bahwa tenaga bimbingan sebaiknya diganti dengan tamatan fakultas psikologi yang mendatangi sekolah pada waktu-waktu tertentu, karena yang digarap hanya masalah sulit saja. Melihat banyaknya manfaat dari jam masuk bimbingan dan konseling di kelas maka konselor yang tidak memiliki alokasi jam bimbingan dan konseling akan mendapatkan kemungkinan dampak, yaitu: 1 program yang sudah dibuat tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal, dan bahkan ada beberapa yang tidak bisa dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling karena keterbatasan waktu masuk kelas; 2 kurangnya interaksi guru bimbingan dan konseling dengan peserta didik menyebabkan sulit untuk menjalin hubungan emosional dengan peserta didik; 3 evaluasi program bimbingan dan konseling sulit untuk dilakukan; 4 pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada peserta didik kurang merata; 5 peserta didik kurang memercayai guru bimbingan dan konseling karena kurangnya intensitas bertemu. 82

BAB 3 METODE PENELITIAN