8 |
2.1  Sistem Otomasi Perpustakaan
2.1.1  Hakikat Sistem Otomasi Perpustakaan Sebelum memahami pengertian sistem otomasi perpustakaan secara utuh, ada
baiknya  kita  memahami  masing-masing  istilah  dari  pengertian  tersebut.  Istilah sistem  dapat  diartikan  sebagai  sekumpulan  elemen,  komponen,  atau  subsistem
yang  saling  berintegrasi  dan  berinteraksi  untuk  mencapai  tujuan  tertentu  Aji, 2005:238.  Sedangkan  istilah  otomasi  berimplikasi  pada  tingkat  tingginya
mekanisasi  pekerjaan-pekerjaan  atau  operasi-operasi  yang  sifatnya  pengulangan dan  rutinitas  yang  dilakukan  dengan  mesin  dengan  sedikit  bantuan  atau  tanpa
bantuan manusia.  Lebih  sedikit  campur tangan manusia dalam kegiatan tersebut, maka  lebih  banyak  tingkat  otomasinya.  Namun  hal  ini,  bukan  berarti  otomasi
sama sekali tidak melibatkan campur tangan manusia Mishra, 2008:36. Dalam  kaitannya  dengan  otomasi  perpustakaan,  sistem  terotomasi  dapat
digambarkan  melalui  pendekatan  fungsi,  antarmuka,  dan  platform.  Istilah  sistem terotomasi  melalui  pendekatan  fungsi  dapat  berupa  sistem  yang  berdiri  sendiri
stand-alone  system  atau  sistem  terintegrasi  integrated  system.  Kemudian istilah  sistem  dengan  pendekatan  antarmuka  dapat  berupa  sistem  berbasis
karakter,  Windows,  dan  Web.  Sedangkan  istilah  sistem  terotomasi  dengan pendekatan platform, sistem dapat mendukung perangkat PC danatau Macintosh.
Sebuah  sistem  yang  berdiri  sendiri  atau  terintegrasi  dapat  berbasis  Windows danatau  Web  dan  kemungkinan  dapat  beroperasi  pada  sebuah  PC  danatau
Macintosh Bilal, 2001:3. Selanjutnya  Bilal  2001  menjelaskan  bahwa  sistem  yang  berdiri  sendiri
biasanya  terdiri  dari  satu  atau  beberapa  modul  untuk  melakukan  kegiatan  fungsi perpustakaan  seperti:  sirkulasi,  pengatalogan,  dan  OPAC,  namun  tidak
menggunakan  basis  data  tunggal.  Sedangkan,  sebuah  sistem  terintegrasi  terdiri
Bab 2 Kerangka Teori
9 |
dari  beberapa  modul  yang  saling  berhubungan  seperti:  sirkulasi,  pengatalogan, OPAC,  pengadaan,  dan  kontrol  serial  dengan  menggunakan  basis  data  tunggal.
Masing-masing modul dalam sistem terintegrasi ini merupakan bagian dan bekerja secara berbarengan dengan modul lainnya yang tersedia dalam sistem terotomasi.
Schultz-Jones 2006 menjelaskan bahwa istilah sistem otomasi merujuk pada berbagai  perangkat  lunak  dan  teknologi  perangkat  keras  yang  tersedia  untuk
mendukung  dan  memberikan  spektrum  layanan  sumber  daya  informasi  kepada pihak pengguna dan pengelola perpustakaan.
Secara  sederhana  otomasi  perpustakaan  dapat  didefinisikan  sebagai penerapan  komputer  untuk  melaksanakan  kegiatan-kegiatan  kerumahtanggaan
perpustakaan  yang  sebelumnya  dilakukan  secara  tradisional,  kegiatan  tersebut meliputi  pengadaan,  sirkulasi,  pengatalogan,  referensi  dan  kontrol  serial  Faisal,
2014. Dalam  hal  ini  Neelakandan  dkk.  2010  mempertegas  pernyataan  di  atas
bahwa:
“library  automation  refers  to  mechanization  of  library  housekeeping  operations predominantly  by  computerization.  The  most  commonly  known  housekeeping  operations
are  acquisition  control,  serials  control,  cataloguing,  and  classification  and  circulation control”.
Istilah otomasi perpustakaan ini pada awalnya secara umum digunakan untuk kerumahtanggaan  perpustakaan  seperti  digambarkan  dalam  pernyataan  di  atas.
Namun, pada masa sekarang cakupan istilah tersebut menjadi lebih luas lagi yaitu mencakup  semua  teknologi  yang  digunakan  perpustakaan  dan  pusat  informasi
untuk  pengadaan,  pengolahan,  penyimpanan,  temu  kembali,  penyebaran,  dan penyaluran  semua  jenis  informasi  secara  lokal,  regional,  nasional,  dan
internasional Dhanavandan, 2012:667. Dengan  demikian  fokus  dalam  otomasi  perpustakaan  dewasa  ini  adalah
sistem,  sumber  informasi,  dan  pengguna  yang  terkoneksi  dengan  memanfaatkan hasil  pengembangan  komputer  dan  internet.  Sistem  manajemen  perpustakaan
dilakukan  secara  terintegrasi  dengan  menerapkan  modul-modul  standar  seperti pengadaan, pengkatalogan, sirkulasi, akses katalog online dan jaringan kerjasama
melalui  fasilitas  internet.    Hal  ini  menunjukan  bahwa  sistem  yang  berkembang saat  ini  adalah  bagaimana  perpustakaan  dapat  mengatur  sumber  dayanya  agar
dapat  diakses  dalam  jangkauan  yang  lebih  luas  lagi.  Sistem  perpustakaan
10 |
terintegrasi  mempengaruhi  setiap  aspek  kegiatan  sehari-hari  perpustakaan,  mulai dari  sirkulasi  dan  pengatalogan  sampai  kepada  kemampuan  perpustakaan
memberikan  sumber  dan  layanannya  melalui  situs  WEB  dan  katalog  online Webber, 2010:xi.
Sistem  perpustakaan  terintegrasi  ini  menjadi  sistem  kritis  yang  mendukung banyak  operasi  perpustakaan  Vaughan,  2011:62.  Sistem  terpadu  yang  dapat
mengkombinasikan  semua  kegiatan  perpustakaan  dan  mendukung  kinerja perpustakaan.
Sistem  manajemen  perpustakaan  atau  sistem  perpustakaan  terintegrasi  telah dikembangkan  sebagai  ungkapan  dalam  kemajuan  kegiatan  teknis  perpustakaan
dan kebutuhan pengguna, terutama dalam mengembangkan antarmuka elektronik, standar  dalam  penyaringan  informasi  dan  akses  protokol  data,  pembelian  dan
proses akuisisi serta sistem katalogisasi Adamson, 2008:7. Istilah  “otomasi  perpustakaan”  dan  “sistem  perpustakaan  terintegrasi”  ini
mempunyai arti yang sama dan dapat digunakan untuk menggambarkan perangkat lunak  yang  mengoperasikan  sirkulasi,  pengatalogan,  katalog  online,  dan  modul-
modul lainnya yang mengoperasikan fungsi kegiatan perpustakaan. Sehubungan  dengan  penggunaan  istilah  ini  Schultz-Jones  2006:19
menjelaskan bahwa: “An alternate term sometimes used is integrated library system ILS. The
concept  behind  the  term  ILS  is  that  a  set  of  functional  components integrated  in  a  system  software  package  provides  the  delivery  of  services.
As technology has advanced our capability to support the delivery of library functions, the concept of integrated systems remains as a primary option for
automating library functions...” Dalam  hal  ini,  Kochtanek  2002:3  menjelaskan  bahwa  pada  awalnya
memang istilah otomasi perpustakaan yang digunakan oleh para profesional untuk mewadahi  kegiatan-kegiatan  internal  perpustakaan  yang  sifatnya  prosedural.
Namun pada perkembangan selanjutnya sekitar tahun 1980an istilah tersebut telah bergeser  menjadi  sistem  perpustakaan  terintegrasi.  Istilah  ini  meliputi  fungsi-
fungsi  otomasi  perpustakaan  sebagai  pendukung  pengadaan,  pengatalogan, kontrol  sirkulasi,  pemesanan  bahan,  kontrol  serial,  dan  katalog  online  yang
selanjutnya  istilah  tersebut  sepertinya  tidak  dapat  dipisahkan  lagi  atau  menjadi satu kesatuan dengan akses basis data terpasang.
11 |
Lebih  jauh  lagi  dalam  hal  ini  Cohn  2001:xv  menjelaskan  bahwa perkembangan  istilah  tersebut  berlangsung  sampai  akhir  tahun  1990an.  Selama
periode tersebut,  dengan adanya perkembangan  bidang teknologi  informasi,  para pengguna  perpustakaan  telah  memasuki  dunia  cyber  dengan  tuntutan  bahwa
perpustakaan  atau  lembaga  penyedia  informasi  diharapkan  dapat  menyediakan akses yang lebih luas terhadap berbagai macam format informasi. Sumber-sumber
tersebut  dapat  berupa  akses  yang  dilakukan  melalui  fasilitas  perpustakaan  dan jaringan  perpustakaan  terhadap  sistem  vendors,  far-flung  networks,  full-content
database, dan internet. Dengan  demikian  dapat  disimpulkan  bahwa  sistem  otomasi  perpustakaan
merupakan serangkaian kegiatan perpustakaan  yang saling terintegrasi  satu  sama lainnya melalui jaringan komputer dengan menggunakan perangkat lunak tertentu
untuk  membantu  pustakawan  dalam  melakukan  tugasnya  dan  juga  membantu pemustaka untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannya.
2.1.2  Cakupan Sistem Otomasi Perpustakaan Pada  dasarnya  cakupan  sistem  otomasi  perpustakaan  terdiri  dari  tiga  modul,
yaitu:  katalog  online  OPAC,  pengatalogan,  dan  sirkulasi.  OPAC  merupakan fasilitas  temu  kembali  informasi  yang  dapat  digunakan  melalui  pendekatan
pengarang,  judul,  subyek,  dan  kata  kunci  dengan  menggunakan  operator BOOLEAN  AND,  OR,  NOT;  penelusuran  hyperlink  untuk  menemukan
cantuman  dengan  kata  atau  subyek  yang  muncul  pada  cantuman  tersebut; penelusuran  karakter  bebas  seperti  word  truncation;  dan  pilihan  kombinasi
strategi  penelususran  seperti  pengarang-judul;  pengarang-subyek.  Modul pengatalogan  merupakan  fasilitas  yang  mempunyai  beberapa  tugas,  seperti
pengatalogan    menggunakan  protokol  MARC,  pengeditan,  penyalinan, perekaman,  dan  temu  kambali  cantuman  katalog  sebelumnya.  Kemudian,  modul
sirkulasi  adalah  modul  untuk  melakukan  fungsi  sirkulasi,  seperti  peminjaman, pengembalian,  inventarisasi,  peringatan  keterlambatan,  data  koleksi  yang  masih
tersedia dan masih dipinjam, denda, dan laporan statistik. Dan, untuk selanjutnya cakupan sistem ini dapat ditambah dengan beberapa modul lainnya, seperti modul
pengadaan, serial, dan peminjaman antar perpustakaan Bilal, 2001:2.
12 |
Dalam  hal  ini  Mishra  2008:36  menjelaskan  bahwa  perangkat  lunak manajemen  perpustakaan  pada  dasarnya  dirancang  untuk  memenuhi  beberapa
pekerjaan perpustakaan yang meliputi: 1.
Pemesanan dan Pengadaan – untuk mengontrol pemesanan dan pengadaan persediaan barang baru.
2. Pengatalogan – untuk menjaga basis data katalog.
3. Kontrol Sirkulasi – untuk mengontrol sirkulasi, seperti persediaan koleksi
yang ada, koleksi yang sedang dipinjam, pengembalian, catatan peminjam, pemesanan dan denda.
4. Katalog  Terpasang  OPAC  –  menyediakan  antar  muka  ke  basis  data
katalog sehingga pengguna dapat menelusur basis data tersebut. 5.
Kontrol  Serial  –  untuk  mengontrol  semua  proses  yang  berhubungan dengan serial seperti pemesanan, pengadaan, pengatalogan, penjilidan dan
sirkulasi. 6.
Modul-modul  tambahan  –  sarana  tambahan  untuk  mendukung  pinjam antar perpustakaan, informasi pihak manajemen dan masyarakat.
Namun,  pada  perkembangan  selanjutnya  Grant  2012:5  menjelaskan  bahwa saat ini telah banyak perpustakaan yang memulai memikirkan kembali efektivitas
perangkat  otomasi  untuk  memberikan  layanan  perpustakaan  baik  dari  dalam maupun  luar  gedung  dengan  sebuah  sistem  yang  diberi  istilah  “library  services
platforms ”.  Pengembangan  sistem  ini  dilakukan  dengan  beberapa  alasan  karena
produk  sistem  perpustakaan  terintegrasi  sebelumnya  belum  dapat  dikonfigurasi ulang dengan baik dan efesien dalam menangani integritas alur kerja yang berbeda
untuk  koleksi  tercetak  dan  digitalnya.    Kemudian  sistem  yang  lama  juga  belum dapat  mengambil  beberapa  kelebihan  yang  ditawarkan  dari  hasil  perkembangan
teknologi bidang komputer, khususnya dalam masalah cloud computing. Untuk  itu  dalam  kesempatan  ini  Grant  2012:13  memberikan  gambaran
bahwa cakupan sistem otomasi perpustakaan ke depan meliputi: 1.
Ciri-ciri: multi-tenancy, mendukung SaaSCloud, kemungkinan installasi secara  lokal,  bersertifikat  SAS  70  atau  ISO  27001,  mendukung  DaaS
shared data service;
13 |
2. Target jenis pelanggan: perpustakaan umum, akademik, khusus, nasional,
dan konsorsium; 3.
Fungsi:  seleksipengadaan,  sirkulasi,  pengatalogan,  temukembali, Environmental  Resources  Management  ERM,  ILL,  pendaftaran,
analitis,  pelaporan,  interface  tunggal,  knowledgebase,  dukungan  data terkoneksi,  Open  APIs  danatau  SOA,  manajemen  kegiatan,  mobile
support,  dukungan  video,  multi-lingual  subject  heading,  dukungan Functional  Requirements  for  Bibliographic  Records  FRBR,  dukungan
Resource  Description  and  Access  RDA,  kemampuan  pemeliharaan, dukungan buku elektronik.
2.1.3  Manfaat dan Kekurangan Sistem Otomasi Perpustakaan Beberapa  manfaat  penerapan  sistem  otomasi  perpustakaan  yang  sudah
terbukti  selama  ini  antara  lain  dapat  mengembangkan  layanan  perpustakaan  dan meningkatkan produktivitas, efesiensi, dan akurasi dalam melaksanakan berbagai
macam  operasional  perpustakaan.  Selain  itu  sistem  terotomasi  juga  dapat memberikan manfaat lainnya, yaitu:
a. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan strategi pencarian yang lebih
bervariasi dari pada mereka yang menggunakan katalog kartu. b.
OPAC berbasis Windows memungkinkan untuk hyperlink pencarian, yaitu fitur  baru  yang  tidak  mungkin  dilakukan  pada  sistem  berbasis  karakter
seperti, DOS. c.
Memungkinkan pengguna untuk menelusur koleksi perpustakaan dari tanpa harus datang ke perpustakaan secara fisik.
d. Menyediakan pengguna dengan akses yang tepat terhadap bahan pustaka.
e. Mendukung  sarana  baru  pencarian  informasi  dengan  memperkenalkan
pengguna untuk informasi global. f.
Mengurangi  tugas-tugas  rutin  atau  mengerjakan  tugaas  tersebut  lebih efisien.
g. Mempercepat dan menyederhanakan proses inventarisasi bahan pustaka.
h. Mendorong  kerjasama    pengembangan  koleksi  dan  berbagi  sumber  daya
misalnya, pinjaman antar perpustakaan.
14 |
i. Memungkinkan pusat-pusat media dan perpustakaan untuk mengimpor dan
mengekspor cantuman MARC. j.
Memotivasi  pengguna,  dengan  cara  melengkapi  mereka  dengan keterampilan  pemecahan  masalah  dan  penelusuran  informasi,  dan
menyediakan mereka dengan pengalaman belajar seumur hidup. k.
Memungkinkan  untuk  katalogisasi  sumber  daya  Internet  dan  untuk mengimpornya ke dalam sistem lokal.
l. Dapat digunakan dalam pemetaan koleksi Bilal, 2001:4.
Dalam  hal  ini  Bilal  2001:6  juga  menjelaskan  bahwa  selain  beberapa manfaat  yang  bisa  didapatkan  dari  penerapan  sistem  terotomasi  ini,  ternyata  ada
beberapa kekurangan yang biasa muncul, di antaranya: a.
Pelaksanaan sistem terotomasi perpustakaan memerlukan waktu yang tidak sedikit.
Perencanaan, pemilihan,
dan penerapan
sistem otomasi
membutuhkan  komitmen  jangka  panjang  yang  signifikan  dari  pengelola. Setelah  dipilih  dan  dilaksanakan,  sistem  otomasi  harus  dipelihara  secara
teratur.  Dengan  memiliki  sistem  otomasi  yang  tergabung  dalam  jaringan menambahkan  tuntutan  lebih  lanjut  tentang  waktu  untuk  ahli  media  atau
profesional informasi. b.
Penerapan sistem terotomasi  memerlukan dana  yang  cukup banyak.  Biaya permulaan, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan, kabel, dan perangkat
lunak;  furniture;  beban  keberlangsungan  seperti  persediaan  untuk  printer dan label barcode; pemeliharaan tahunan dan dukungan teknis; dan konversi
dari daftar kalalog manual perpustakaan menjadi  sebuah format terbacakan mesin seperti MARC mungkin lebih  banyak dibandingkan dengan pusat-
pusat media dan perpustakaan kecil. c.
Tuntutan  sistem  terotomasi  mungkin  tidak  memberikan  waktu  yang memadai    bagi  staf  untuk  memberikan  layanan  baru  atau  untuk  bekerja
dengan  siswa,  guru,  dan  klien  lain.  Pada  satu  sisi  otomasi  mengurangi beberapa  tugas,  tetapi  pada  sisi  lain  menghasilkan  tugas  yang  baru.
Pelatihan  bagi  pengguna  akhir,  keberlangsungan  pemecahan  masalah hardware dan software, dan pemeliharaan  database menempatkan tuntutan
bagi ahli media atau profesional informasi.
15 |
d. Akses ke sistem terotomasi tidak tersedia ketika sistem bermasalah. Hal ini
akan  menghambat  akses  pengguna  ke  koleksi,  terutama  jika  katalog  kartu atau shelflist tidak lagi ada di pusat media atau perpustakaan.
2.1.4  Platform Sistem Otomasi Perpustakaan Senayan SLiMS Salah  satu  langkah  yang  sangat  penting  dalam  perencanaan  sistem  otomasi
perpustakaan adalah menentukan perangkat  lunak  yang sesuai  dengan kebutuhan fungsi  kegiatan  perpustakaan.
Dari  beberapa  platform  perangkat  lunak  yang sudah  dikenal  di  kalangan  pustakakwan  atau  perpustakaan  di  Indonesia  di
antaranya: SIP-ISIS, Athenium, Ibra, dan Senayan. “Senayan” atau dikenal juga dengan sebutan SLiMS merupakan salah satu
perangkat  lunak  yang  disediakan  oleh  Kemendiknas  RI  yang  dapat  diunduh secara    gratis    di    situs
http:slims.web.idweb karena    software    ini  bersifat
freeware.  Selain  itu  perangkat  lunak  ini  adalah  sebuah  open  source software yang  tentunya  bisa  dikembangkan  dan  didalami  oleh  si  pemakai,  tetapi  tetap
dengan harus memperhatikan  kaidah  dalam  memakai  karya  orang  lain  dengan tidak mengubah  developer  ataupun  tidak  merubah  nama  yang  sudah  menjadi
hak cipta dari si pemilik software itu sendiri. SLiMS    merupakan  perangkat  lunak  sistem  manajemen  perpustakaan
berbasis    web    untuk  memenuhi  kebutuhan  otomasi  perpustakaan  untuk  skala kecil hingga  skala  besar.  Perangkat lunak ini  cukup  lengkap  dan  masih  terus
aktif  dikembangkan,    sehingga    sangat    cocok    digunakan    bagi    perpustakaan yang memiliki  koleksi,  anggota  dan  staf  banyak  di  lingkungan  jaringan,  baik
itu jaringan lokal intranet maupun  internet. Keunggulan SLiMS lainnya adalah multi-platform,    yang    artinya    bisa    berjalan    secara    native    hampir    di    semua
sistem  operasi  yang  bisa  menjalankan  bahasa  pemograman  PHP dan RDBMS MySQL  Ridha, 2014.
Dalam  dokumen  SLIM  2014  dijelaskan  bahwa  SLiMS  sendiri dikembangkan  di  atas    platform    GNULinux  dan  berjalan  dengan  baik  di  atas
platform  lainnya  seperti Unix  BSD dan Windows.  SLiMS merupakan aplikasi berbasis  web  dengan  pertimbangan  cross-platform.  Sepenuhnya dikembangkan
menggunakan  software  open  source    yaitu:  PHP  Web  Scripting  Language,
16 |
www.php.net    dan    MySQL    Database    Server    www.mysql.com.  Untuk meningkatkan    interaktifitas    agar    bisa    tampil    seperti    aplikasi    desktop,  juga
digunakan    teknologi    AJAX    Asynchronous    Java  Script    And    XML.  SLiMS juga    menggunakan        open    source    software  untuk    menambah    fitur  seperti
PhpThumb    dan    Simbio    development    platform    yang    dikembangkan  dari proyek    Igloo.    Untuk    itu    Senayan    dilisensikan    dibawah    GPLv3    yang
menjamin  kebebasan  dalam  mendapatkan,  memodifikasi  dan  mendistribusikan kembali    rights    to    use,    study,    copy,    modify,    and    redistribute    computer
programs. Beberapa fitur yang terdapat dalam SLiMS antara lain:
1. Online Public Access Catalog OPAC dengan pembuatan thumbnail  yang di- generate  on-the-fly.  Thumbnail  berguna  untuk  menampilkan  sampul buku.
Mode    penelusuran    tersedia    untuk    yang    sederhana    Simple    Search  dan tingkat  lanjut  Advanced  Search.  Mendukung  Boolean  Logic, pencarian
menggunakan suara dan keyword suggestions. 2.   Detail  record  juga  tersedia  format  XML  Extensible  Markup  Language
standar MODS untuk kebutuhan web service. 3.   Fitur OAI-PMH sebagai pertukaran data standar.
4.   Realy Simple Syndication 5.   Fitur  Z39.50,  p2p  service  dan  SRU  untuk  copy  cataloging  dari  berbagai
Perpustakaan 6.   Manajemen  data  bibliografi  yang  efisien  meminimalisasi  pengulangan
data. 7.   Manajemen  master  file  untuk  data  referensial  seperti  GMD  General
Material Designation, 8.   Tipe Koleksi, Penerbit, Pengarang, Lokasi, Supplier, dan lain-lain.
9.   Sirkulasi dengan fitur:  a.  Transaksi peminjaman dan pengembalian;  b. Reservasi koleksi; c.  Aturan peminjaman yang fleksibel; d.  Informasi
keterlambatan dan denda. 10. Manajemen  keanggotaan,  termasuk  capture  foto  anggota  langsung  di
sistem. 11. Inventarisasi koleksi stocktaking
17 |
12. Laporan dan Statistik 13. Pengelolaan terbitan berkala
14. Dukungan  pengelolaan  dokumen  multimedia  .flv, .mp3  dan  dokumen digital. Khusus untuk pdf dalam bentuk streaming.
15. SLiMS  mendukung  beragam  format  bahasa  termasuk  bahasa  yang  tidak menggunakan penulisan selain latin.
16. Menyediakan  berbagai  bahasa  pengantar  Indonesia,  Inggris,  Spanyol, Arab,  Jerman,  Bengali,  Thailand  dan  lainnya.  Pengguna  dapat  secara
mandiri mengembangkan bahasa pengantar yang diinginkan. 17. Dukungan  untuk  membentuk  katalog  induk  dan  federated  search  dengan
aplikasi UCS dan Nayanes. 18. Counter pengunjung perpustakaan
19. Member  Area  untuk  menuliskan  komentar  pada  koleksi,  melihat  dan mengunduh koleksi sedang dan pernah dipinjam.
20. Notifikasi keterlambatan dan pemesanan anggota 21. LDAP server
22.  Modul  sistem  dengan  fitur:  a.    Konfigurasi  sistem  global;  b.    Manajemen modul; c.  Manajemen User Staf Perpustakaan dan grup; d.  Pengaturan hari
libur; e.  Pembuatan barcode otomatis; f.  Utilitas untuk backup.
2.2  Model Penerimaan Teknologi TAM