menerapkan model AMA dalam pengukuran risiko operasional harus mempunyai database kerugian operasional sekurang-kurangnya dua hingga lima tahun
kebelakang. Bank yang ingin menggunakan metode ini harus memiliki teknologi yang tinggi sehingga dengan bantuan teknologi tersebut dapat dibuat model yang
menangkap, menyeleksi dan melaporkan informasi risiko operasional eksternal untuk tujuan validasi model.
Masing-masing dari tipe risiko operasional tersebut diukur besar pembebanan modal capital charge untuk bank adalah total pembebanan modal semua business
line dari semua jenis tipe risiko operasional. Ada tiga pendekatan menggunakan metode Advanced Measurement Approach AMA yang sering digunakan yaitu:
a. Internal Measurement Approach IMA
b. Loss Distribution Approach LDA
c. Risk Drivers and Control Approach RDCAScorecard
BSMR Tingkat 3, 2008
2.5.3.1 Internal Measurement Approach IMA
Model Internal Measurement Approach IMA merupakan model yang paling sederhana digunakan dalam mengukur pembebanan risiko operasional dalam
kelompok pendekatan AMA. Rumus yang digunakan dalam IMA adalah sebagai berikut:
2.3 2.4
Keterangan: = expected loss dalam bisnis usaha ke-i
= exposure indicator berdasarkan ij = probabilitas kejadian dari kejadian risiko operasional j
= rata-rata kerugian dari suatu kejadian risiko operasional
= multiplier untuk masing-masing bisnis usaha i dan tipe kejadian risiko operasional j
Komite Basel menyatakan besarnya untuk tiap bisnis usaha dan tipe
kejadian risiko operasional ditentukan oleh bank atau melalui konsorsium. Metode IMA mempunyai fleksibilitas dalam penentuan besarnya
sesuai dengan karakteristik tipe risiko dan bisnis usaha bank sehingga metode ini menggambarkan
nilai multiplier tiap jenis bisnis usaha daripada nilai multiplier beta. Namun untuk mendapatkan nilai multiplier
diperlukan perhitungan untuk pengukuran risiko operasional yang expected loss dan unexpected loss yang cukup rumit. Oleh karena
itu, bank lebih senang mempergunakan LDA atau scoreboard.
2.5.3.2 Loss Distribution Approach LDA
Pendekatan Loss Distribution Approach LDA didasarkan pada informasi data kerugian operasional internal. Di mana data tersebut dibagi dalam dua kelompok
distribusi yaitu: a.
Data distribusi frekuensi kejadian operasional b.
Data distribusi severitas kerugian operasional
Data distribusi frekuensi kejadian operasional merupakan distribusi yang bersifat diskrit dan proses stokastik, umumnya data mengikuti distribusi poisson,
mixed poisson, atau proses Cox. Sedangkan data distribusi severitas kerugian operasional merupakan distribusi yang bersifat kontinu, umumnya data mengikuti
distribusi eksponensial, weibull, atau pareto.
Dalam pendekatan Loss Distribution Approach LDA total kerugian operasional merupakan jumlah atau sum S dari variabel random N atas kerugian
operasional individual sehingga jumlah kerugian operasional dapat
dinyatakan sebagai:
N
X X
X S
+ +
+ =
...
2 1
2.5
Keterangan: S = jumlah kerugian operasional
N = 1,2,... X
i
= variabel random
2.5.3.3 Risk Drivers and Control Approach RDCAScorecard