Kejadian risiko operasional dapat dikelompokkan kedalam empat jenis kejadian berdasarkan frekuensi dan dampak risiko operasional tersebut, yaitu:
a. Low FrequencyHigh Impact LFHI
b. High FrequencyHigh Impact HFHI
c. Low FrequencyLow Impact LFLI
d. High FrequencyLow Impact HFLI
Secara umum pengelolaan risiko operasional memfokuskan pada dua jenis kejadian, yaitu Low FrequencyHigh Impact LFHI dan High FrequencyLow Impact
HFLI. LFHI sangat sulit untuk dipahami dan sangat sulit untuk diantisipasi serta LFHI menimbulkan kerugian yang sangat besar bahkan dapat menyebabkan kejatuhan
suatu bank. Sedangkan HFLI dikelola untuk meningkatkan efisiensi kegiatan usaha.
Pada umumnya bank kurang memperhatikan kejadian yang sifatnya Low FrequencyLow Impact LFLI karena biaya pengelolaan dan pemantauannya lebih
tinggi daripada kerugian yang ditimbulkannya. Sedangkan High FrequencyHigh Impact HFHI dianggap kurang relevan karena jika jenis kejadian ini timbul pada
bank maka bank tersebut akan jatuh dalam waktu singkat. Dalam hal ini kerugian yang ada tidak akan dapat diperbaiki dan pengawas bank akan mengambil langkah-
langkah penyehatan bank.
2.3 Expected Loss dan Unexpected Loss
Pada waktu menghitung kebutuhan modal risiko operasional, bank diwajibkan untuk mempertimbangkan kerugian yang diperkirakan expected loss dan kerugian yang
tidak diperkirakan unexpected loss.
Kerugian yang diperkirakan expected loss adalah kerugian yang timbul karena dilaksanakannya kegiatan usaha bank secara normal. Untuk memprediksi
kerugian yang diperkirakan, bank menggunakan metode statistik. Dalam hal ini bank menggunakan data historis dan pengalamannya untuk memprediksi kejadian yang
akan datang. Suatu metode sederhana untuk menghitung kerugian yang diperkirakan
adalah dengan menghitung rata-rata mean kerugian yang telah terjadi selama periode tertentu.
Kerugian yang tidak diperkirakan unexpected loss adalah kerugian yang berasal dari suatu kejadian yang tidak diharapkan terjadi atau suatu peristiwa ekstrim
dan memiliki probabilitas terjadinya sangat rendah. Bank berusaha memprediksi unexpected loss dengan menggunakan metode statistik sama halnya dalam expected
loss. Untuk menghitung unexpected loss bank dapat menggunakan data internal yang tersedia, data eksternal yang berasal dari bank lain dan data yang berasal dari skenario
risiko operasional. Suatu metode sederhana untuk menghitung kerugian yang tidak diperkirakan adalah dengan menggunakan standar deviasi. Dalam hal ini standar
deviasi akan mengukur simpangan kerugian dari suatu risiko operasional terhadap rata-rata mean kerugian dari seluruh kejadian risiko operasional.
Untuk menghitung expected loss dan unexpected loss dalam Basel II, bank harus memiliki data historis kerugian risiko operasional baik itu data internal maupun
eksternal yang mencakup defenisi-definisi risiko operasional yang berbeda dan berbagai macam katagori. Untuk mendukung adanya konsistensi penerapan
pendekatan dalam menghitung kerugian risiko operasional diantara bank-bank, Basel II Accord menetapkan definisi standar mengenai jenis-jenis kerugian risiko
operasional.
2.4 Kategori Kejadian Risiko Operasional