jaringan kabel tembaga. Nilai standar BER yang direkomendasikan menurut CCITT Comite Consultatif International Telephonique et Telegraphique adalah 10
-7
.
2.7 Teknologi ADSL
Teknologi ADSL Asymmetric Digital Subscriber Line adalah suatu teknologi modem yang memiliki kecepatan pentransferan data 1.5 Mbps sampai 8 Mbps untuk
mendukung implementasi layanan multimedia pada jaringan broadband dengan menggunakan satu pair kabel tembaga.. Disebut asymmetric karena rate kecepatan
transmisi dari arah downstream sentral ke pelanggan lebih besar dari arah upstream pelanggan ke sentral, atau dapat dikatakan bahwa kecepatan transmisi dari arah
downstream berbeda dengan dari arah upstream.
Adanya perbedaan kecepatan transmisi antara sisi downstream dan upstream dikarenakan kebutuhan koneksi internet lebih banyak digunakan untuk mengambil
data download dari jaringan utama dibandingkan dengan pengiriman informasi upload. Perbedaan antara modem konvensional dengan modem ADSL pada
dasarnya dikarenakan perbedaan penggunaan frekuensi untuk mengirimkan sinyaldata. Pada modem konvensional frekuensi yang digunakan di bawah 4 KHz,
sedangkan pada modem ADSL digunakan frekuensi di atas 4 KHz.
Dengan membatasi frekuensi yang dibawa melalui kabel telepon, sistem telepon dapat mengemas sejumlah kabel dalam bentuk yang kecil tanpa harus
berinteferensi satu sama lainnya. Data digital ADSL dapat menggunakan kapasitas jalur telepon dengan aman. ADSL adalah teknologi yang terpengaruh oleh jarak.
Sejalan dengan bertambah jauhnya pelanggan dari sentral ADSL, kualitas sinyal menurun dan kecepatan juga turun. Batas terjauh untuk ADSL adalah 5,7 km.
Gambar 2.14 Spektrum Frekuensi ADSL
Universitas Sumatera Utara
Melalui teknologi ADSL ini akan membawa kedua sinyal analog serta digital pada satu kabel tembaga tersebut. Sinyal digital untuk komunikasi data, sementara
sinyal analog untuk suara. Seperti halnya yang digunakan telepon sekarang yang disebut sebagai POTS Plain Ordinary Telephone Service. Kemampuan untuk
memisahkan sinyal suara dan data merupakan suatu keuntungan dari teknologi ADSL yang mempunyai lebar data yang lebih besar.
2.8 Transmisi Data ADSL
ADSL mentransmisikan data secara asimetrik, yaitu kapasitas transmisinya berbeda antara saat downstream dari sentral ke pelanggan yaitu sekitar 1,544 Mbps
sampai 8,19 Mbps dan saat upstream dari pelanggan ke sentral yaitu sekitar 64 kbps sampai 1 Mbps untuk ADSL ADSL 2 dengan batas terjauh sekitar 5,7 km. Kapasitas
downstream lebih tinggi daripada kapasitas upstream. Ada beberapa alasan mengenai transmisi datanya yang asimetrik, antara lain karena kebutuhan kapasitas
transmisinya, sifat saluran transmisi, dan sisi aplikasinya.
Dilihat dari kapasitas transmisinya ADSL dibedakan menjadi ADSL yang kapasitas transmisi untuk downstream yaitu 8 Mbps dan untuk upstream 1 Mbps, ada
juga ADSL 2 yang kapasitas transmisi untuk downstream sebesar 12 Mbps dan upstream sebesar 1 Mbps, dan ADSL2+ yang menjadi standar baru yang disetujui oleh
ITU-T dan dipakai di Telkom dengan kapasitas transmisi untuk downstream sebesar 24 Mbps dan upstream sebesar 1 Mbps.
Kebutuhan kapasitas yang tidak perlu sama dapat dilihat dari kebiasaan yang ada sampai saat ini, yaitu biasanya para pelanggan misalnya pelanggan layanan
internet hanya memerlukan pengambilan data download dari penyedia informasi. Jika informasi yang diambil tersebut berupa informasi multimedia atau apapun yang
memiliki ukuran data yang relatif besar, seharusnya diperlukan saluran transportasi dengan kapasitas yang besar untuk keperluan download tersebut.
Di sisi lain, pelanggan jarang sekali melakukan pengiriman data ke jaringan upload. Jika dilakukan, biasanya hanya berupa data – data kontrol atau permintaan
Universitas Sumatera Utara
pelayanan ke penyedia informasi. Data kontrol ini tidak lebih dari sederetan karakter yang relatif pendek. Oleh karena itu, hanya diperlukan saluran transmisi dengan
kapasitas yang terbatas. Ada kalanya pelanggan melakukan upload ke jaringan dengan mengirimkan data – data yang cukup besar. Akan tetapi, inipun relatif lebih jarang
dilakukan dibandingkan dengan download. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan untuk download jauh lebih besar daripada keperluan upload. Jika
dipaksakan untuk mempunyai rate yang sama, hal itu akan membuat bandwidth menjadi tidak efisien.
Dari sisi aplikasinya, dewasa ini hanya diperlukan aplikasi – aplikasi yang dapat menyediakan informasi satu arah, misalnya video-on-demand, home shopping,
Internet access, remote LAN access, dan multimedia access. Oleh karena itu, dari semua penjelasan diatas, tampaknya akan lebih mudah untuk membangun sistem
ADSL.
2.9 Teknik Modulasi ADSL