pelayanan ke penyedia informasi. Data kontrol ini tidak lebih dari sederetan karakter yang relatif pendek. Oleh karena itu, hanya diperlukan saluran transmisi dengan
kapasitas yang terbatas. Ada kalanya pelanggan melakukan upload ke jaringan dengan mengirimkan data – data yang cukup besar. Akan tetapi, inipun relatif lebih jarang
dilakukan dibandingkan dengan download. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan untuk download jauh lebih besar daripada keperluan upload. Jika
dipaksakan untuk mempunyai rate yang sama, hal itu akan membuat bandwidth menjadi tidak efisien.
Dari sisi aplikasinya, dewasa ini hanya diperlukan aplikasi – aplikasi yang dapat menyediakan informasi satu arah, misalnya video-on-demand, home shopping,
Internet access, remote LAN access, dan multimedia access. Oleh karena itu, dari semua penjelasan diatas, tampaknya akan lebih mudah untuk membangun sistem
ADSL.
2.9 Teknik Modulasi ADSL
Ada dua standar modulasi ADSL yang dibedakan menurut sinyal carrier-nya. Pertama adalah CAP Carrierless Amplitude Phase dan kedua adalah DMT Discrete
Multi Tone. Pada CAP, suara percakapan dibawa pada frekuensi sinyal carrier 0 sampai 4 kHz. Kanal upstream dibawa pada frekuensi 25 kHz sampai 160 kHz. Kanal
downstream mulai dari 240 kHz dan seterusnya, maksimum sampai kurang lebih 1,5 Mhz. Pemisahan frekuensi dimaksudkan meminimalkan kemungkinan interferensi
pencampuran antar kanal.
DMT menggunakan wilayah frekuensi dari 30 KHz sampai 1 MHz sebagai carrier sinyal. Frekuensi carrier tadi dibagi-bagi lagi menjadi sub carrier 4 kHz untuk
kemudian dimodulasikan. Dengan DMT juga memungkinkan proses inisialisasi jaringan untuk menentukan sampai pada tingkat kecepatan berapa jaringan tembaga
dapat mentransmisikan data dengan aman. Sementara pada teknik konvensional, jika performansi kabel turun kualitasnya, maka sinyal yang dimodulasi demodulasi oleh
modem akan rusak.
Universitas Sumatera Utara
Keuntungan sistem modulasi DMT ini adalah memiliki karakteristik saluran yang sangat baik dalam penyaluran data atau sinyal informasi, baik dari segi loss
hilangnya data maupun noise. Hal ini disebabkan karena adanya pembagian pada frekuensi carrier menjadi sub carrier tadi. Teknik line coding dan DMT memberi
keuntungan dimana sistem lebih tahan terhadap derau noise atau interferensi. Disamping itu dengan menggunakan DMT, memungkinkan ADSL menjadi rate
adaptive kecepatan transmisi dapat berubah relative mengikuti performansi jaringan kabel tembaga yang digunakan sebagai media transmisinya.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
LINK TRANSMISI KABEL TEMBAGA BERBASIS TEKNOLOGI ADSL
3.1 Konfigurasi Jaringan Kabel Tembaga pada Teknologi ADSL
Penelitian yang dilakukan di PT. TELKOM Divre I bertujuan untuk menganalisis sistem performansi DSLAM dengan melakukan pengukuran jarak lokal
akses tembaga sebagai media transmisi jaringan ADSL. Kabel tembaga yang digunakan adalah kabel tembaga yang berdiameter 0,6 mm. Pengukuran dilakukan
dengan metode pengukuran end to end. Pengukuran dimulai dengan memperhatikan apakah perangkat pada DSLAM telah terhubung dengan kabel tembaga yang akan
diukur, kemudian setelah perangkat terhubung dengan baik maka akan dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur yaitu BAMS Broadband Access
Measurement System. Pengukuran dimulai dari DSLAM hingga ke pelanggan. Pengukuran parameter – parameter kabel tembaga yang dilakukan sangat
berpengaruh pada kecepatan jaringan akses internet.
Jaringan ATM – ADSL merupakan perpaduan antara teknologi ATM dan ADSL. Sistem transport dalam ADSL menggunakan ATM. Pada sisi backbone,
jaringan ATM menggunakan kecepatan 155,52 Mbps OC-3 STM-1 , sementara pada sisi jaringan akses, menggunakan kecepatan ADSL. Interface antara kecepatan
jaringan ATM dengan kecepatan ADSL terdapat pada DSLAM Digital Subscriber Line Access Multiplexer.
Konfigurasi jaringan ATM – ADSL menurut system GDCNet Geneva Diplomatic Communication Network ditunjukkan pada gambar 3.1. Dalam
konfigurasi tersebut terdapat dua penyedia jaringan yaitu : Network Service Provider NSP dan Network Access Provider NAP. GDCNet backbone berperan sebagai
NSP yang menyediakan layanan layanan multimedia, akses internet dan lain – lain . SWISSCOM berperan sebagai NAP yang menyediakan jaringan akses ke pelanggan.
Link antara Customer Premises dengan central office NAP menggunakan kecepatan
Universitas Sumatera Utara
ADSL. Link antara NAP dengan NSP menggunakan kecepatan OC-3 STM-1 155,52 Mbps.
3.2 Komponen – komponen dalam DSLAM