sistem vulkanisasi. Kombinasi ZnO dan Asam Stearat umumnya dipakai sebagai aktivator di dalam sistem vulkanisasi yang menggunakan belerang. Bahan penting lain
adalah retarder, merupakan bahan kimia yang digunakan untuk menunda waktu pra- vulkanisasi atau mencegah terjadinya vulkanisasi prematur. Retarder ini biasanya
disebut PVI prevulcanization inhibitor, yang mana tidak mempengaruhi laju vulkanisasi, hanya menghambat
tahap awal proses vulkanisasi www.Industrikaret.Com.
2.8. Struktur dan Reaksi Karet Alam
Karet terdiri dari urut ulang dari monomer isoprene dengan struktur seperti dibawah ini :
CH
3
CH
2
– C = CH – CH
2 n
1,4 – isoprene Vulkanisasi karet alam dapat dilihat pada Gambar 2.1. sebagai berikut :
CH
3
CH
3
CH
2
– C = CH – CH
2
– CH
2
– C = CH – CH
2
+ Sulfur CH
3
CH
3
CH – C = CH – CH
2
– CH
2
– C – CH = CH
2
Sx S
CH – CH = C – CH
2
– CH = CH – C – CH
2
CH
3
CH
3
CH
3
CH
3
CH – C = CH – CH
2 •S•
CH – C = CH – CH
2
+ HSX
Sx
H
Universitas Sumatera Utara
CH
3 - CH
2
– C = CH – CH
2
- - CH
2
– C = CH CH
2
-
CH – C = CH – CH
2 CH3
CH – C = CH – CH
2 CH3
Sx
•
Sx CH
2
– C
•
-- C – CH
2
CH
3
H CH
3
CH – C = CH – CH
2
H Sx CH
2
– C -- C – CH
2
CH
3
H Sulfur Crosslink
Gambar 2.1. Vulkanisasi Karet Alam Eskandari,2006
2.9. Proses Pencelupan
Proses pencelupan merupakan suau teknik yang menghasilkan barang dari lateks yang dilakukan dengan mencelup suatu pembentuk yang telah dibersihkan ke dalam
formulasi lateks, semasa pembentuk dicelupkan di dalam formulasi lateks, partikel- partikel lateks yang bersentuhan dengan permukaan pembentuk mengalami proses
penghilang kestabilan dan membentuk suatu lapisan atau filem, dimana filem yang terbentuk mempunyai bentuk yang sama dengan pembentuk cetakan yang
dicelupkan ke dalam formulasi lateks tersebut dan apabila filem ini dikeringkan produk lateks akan terhasil. Dalam industri, teknik pencelupan ini selalu digunakan
untuk menghasilkan produk yang tipis dan berongga seperti sarung tangan, balon dan lain-lain. Teknik pencelupan terdiri dari tiga cara yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Pencelupan terus straight dipping 2. Pencelupan berkoagulan coagulant dipping
3. Pencelupan pengaktifan panas heat sensitized dipping Pencelupan berkoagulan merupakan teknik pencelupan yang digunakan untuk
menghasilkan produk yang mempunyai ketebalan sederhana yaitu 0,2 – 0,8 mm. Contoh produk yang mempunyai ketebalan ini adalah sarung tangan. Pencelupan
berkoagulan pada umumnya dapat dibagi atas dua jenis yaitu : 1. Pencelupan berkoagulan basah
2. Pencelupan berkoagulan kering Pencelupan berkoagulan basah ialah teknik pencelupan dimana pembentuk
dilapisi oleh koagulan dan dicelupkan ke dalam formulasi lateks semasa koagulan itu masih basah. Contoh koagulan yang digunakan dalam pencelupan berkoagulan basah
adalah asam asetat. Pencelupan berkoagulan kering adalah teknik pencelupan dimana pembentukan dimasukkan ke dalam formulasi lateks selepas koagulan yang meliputi
pembentukan dikeringkan terlebih dahulu. Contoh koagulan yang digunakan dalam pencelupan berkoagulan kering ialah kalsium nitrat.
Pencelupan berkoaglan kering lebih sering digunakan dari pada pencelupan berkoagulan basah. Keburukan dari koagulan basah ini sering menetes ke dalam
tangki lateks menyebabkan penghilang kestabilan lateks terjadi di dalam tangki lateks dan partikel kecil karet akan terhasil. Tangki lateks yang berisi partikel kecil karet
tidak dapat digunakan untuk menghasilkan produk, karena partikel kecil karet ini akan melekat pada permukaan produk dan mengakibatkan kecacatan Harahap.H., 2008.
2.10. Kalsium Karbonat