Penambahan ini meningkatkan sifat-sifat mekanik seperti kekuatan tarik, kekerasan, ketahanan sobek , dan ketahanan kikis. Bahan Pengisi Filler Ada
dua macam yaitu: 1.
Bahan pengisi yang tidak aktif Bahan pengisi yang tidak aktif hanya menambah kekerasan dan kekakuan pada
karet yang dihasilkan tetapi kekuatan dan sifat lainnya menurun. Biasanya lebih banyak digunakan untuk menekan harga karet yang dibuat karena bahan
ini berharga murah. contohnya kaolin, tanah liat, kalsium karbonat, magnesium karbonat, dan barium sulfat.
2. Bahan pengisi aktif atau penguat
Bahan pengisi aktif atau penguat mampu menambah kekerasan, ketahanan sobek, ketahanan kikisan, serta tegangan putus yang tinggi pada karet yang
dihasilkan, contohnya karbon hitam, silika, aluminium silikat dan magnesium silikat.
Kadang – kadang bahan pengisi aktif dan bahan pengisi tidak aktif diberikan dalam campuran sebagai alternatif penghematan biaya Tim Penulis,1999.
Kemampuan bahan pengisi untuk memperbaiki sifat vulkanisat dipengaruhi oleh sifat alami bahan pengisi, tipe elastomer dan jumlah bahan pengisi yang digunakan.
Komposisi kimia dari bahan pengisi menentukan kemampuan kerja dari bahan pengisi tersebut. Sifat elastomer juga turut menentukan daya kerja dari bahan pengisi. Bahan
yang baik untuk memperbaiki sifat karet tertentu, belum tentu bekerja sama baiknya untuk jenis karet lain. Peningkatan jumlah bahan pengisi menyebabkan perbaikan sifat
vulkanisat yang dihasilkan http:Yusufagussujarwo.Blogspot.ComKaret.Html.
2.7. Vulkanisasi
Sistem vulkanisasi sangat mempengaruhi sifat fisik dan sifat pengusangan barang jadi karet. Mutu produk karet yang baik yang dapat memenuhi spesifikasi yang
disyaratkan dapat dihasilkan dengan mempelajari dan menggunakan sistem vulkanisasi yang tepat. Karakterisasi vulkanisasi memberikan informasi mengenai
waktu pravulkanisasi, waktu pemasangan, laju vulkanisasi dan modulus torsi untuk sistem vulkanisasi yang diberikan pada suhu pemasakan yang diinginkan. Meskipun
dalam beberapa hal, kadar bahan yang terlibat langsung dalam proses vulkanisasi tidak lebih dari 0.5 - 5 berat keseluruhan pencampuran, vulkanisasi menjadi kunci
Universitas Sumatera Utara
keseluruhan teknologi karet. Dan proses vulkanisasi memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan sifat fisik dan sifat kimia yang diinginkan. Dalam proses
vulkanisasi ini sifat karet yang pada awalnya plastis berubah menjadi elastis, mantap dan kuat dengan cara menambahkan sejumlah aditif bahan tambahan dalam
vulkanisasi karet. Pembentukan ikatan silang antara belerang dan akselerator adalah sistem
vulkanisasi yang paling banyak digunakan dalam industri barang jadi karet. Sistem yang dipakai untuk membentuk ikatan silang yang dijembatani oleh atom belerang
antara lain sistem donor belerang, sistem konvensional, semi efisien, dan sistem efisien. Sistem vulkanisasi tanpa belerang adalah dengan uretan, peroksida, amina,
resin khusus, atau iradiasi yang digunakan spesifik untuk elastomer khusus atau elastomer umum untuk mendapatkan sifat khusus.
Vulkanisasi dikenal juga dengan istilah cure merupakan proses pengaplikasian tekanan dan panas terhadap campuran karet dan bahan kimia untuk
menurunkan plastisitas dan meningkatkan elastisitas, kekuatan, dan kemantapan. Curing menyebabkan molekul karet yang panjang dan saling terkait diubah menjadi
struktur 3 tiga dimensi melalui pembetukan crosslinking ikatan silang secara kimia. Dalam proses vulkanisasi dipakai bahan kimia yang dapat bereaksi dengan
gugus aktif pada molekul karet untuk membentuk crosslinking antara molekul. Bahan kimia ini dkenal dengan istilah curing agent.
Bahan yang pertama kali dan terutama dipakai untuk vulkanisasi curing agent adalah belerang sulfur. Crosslinking akan terbentuk lebih cepat jika sulfur
dikombinasikan dengan bahan akselerator dan bahan lainnya. Bahan lain yang dapat dipakai sebagai curing agent untuk menghasilkan karet vulkanisir dengan membentuk
crosslinking sulfur misalnya sulfur donor seperti TMTD tetramethylthiuram disulfide atau DTDM 4,4-dithiodimorpholine. Untuk vulkanisasi karet jenuh dan
karet tidak jenuh digunakan peroksida, sedangkan untuk vulkanisasi kloropren, fluorokarbon, bromobutil, dan lain - lain digunakan ZnO dan MgO.
Bahan kimia lain yang digunakan dalam proses vulkanisasi karet dikenal dengan istilah akselerator. Penggunaan akselerator bertujuan mengontrol mulainya
vulkanisasi, laju vulkanisasi dan reaksi lanjut antara belerang dan karet dalam proses vulkanisasi belerang. Bahan kimia yang digunakan sebagai akselerator ini jumlahnya
sedikit dan digunakan bersama belerang untuk mempercepat proses vulkanisasi. Untuk meningkatkan curing rate laju pematangan ditambahkan aktivator ke dalam
Universitas Sumatera Utara
sistem vulkanisasi. Kombinasi ZnO dan Asam Stearat umumnya dipakai sebagai aktivator di dalam sistem vulkanisasi yang menggunakan belerang. Bahan penting lain
adalah retarder, merupakan bahan kimia yang digunakan untuk menunda waktu pra- vulkanisasi atau mencegah terjadinya vulkanisasi prematur. Retarder ini biasanya
disebut PVI prevulcanization inhibitor, yang mana tidak mempengaruhi laju vulkanisasi, hanya menghambat
tahap awal proses vulkanisasi www.Industrikaret.Com.
2.8. Struktur dan Reaksi Karet Alam