Tabel 4.4. Nilai Total Solid Content TSC dari Kompon Lateks Karet Alam
Berat Kalsium
Karbonat Berat
Petridish +
Sampel gram
Berat Petridish
gram Berat
Sampel Basah
gram Berat
Petridish +
Sampel gram
Berat Sampel
Kering gram
TSC TSC
0 gram 46,0725
43,7299 2,3426
45,1563 1,4264
60,88 60,87
41,1839 37,4076
3,7763 39,7054
2,2978 60,85
5 gram 44,0665
39,5462 4,5203
42,3158 2,7696
61,27 61,17
40,4793 36,7415
3,7378 39,0243
2,2828 61,07
15 gram 47,3695
44,8915 2,4780
46,4100 1,5185
61,28 61,24
47,1392 44,2683
2,8709 46,0252
1,7569 61,20
25 gram 43,2062
38,2088 4,9974
41,2719 3,0631
61,30 61,26
50,1687 45,1431
5,0256 48,2192
3,0761 61,21
Harga Total Solid Content TSC dari kompon karet alam dapat dihitung dengan rumus :
TSC =
x
100 =
x 100 = 60,88
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Pengisi Kalsium Karbonat Terhadap Nilai Swelling Index
Pengaruh penambahan pengisi Kalsium Karbonat sebagai bahan pengisi lateks karet alam terhadap nilai swelling index dapat ditunjukkan pada gambar 4.1 di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1. Grafik hubungan nilai Swelling Index terhadap berat pengisi Kalsium Karbonat
Analisis swelling index adalah penentuan density sambung silang secara fisika, densitas sambung silang menunjukkan rapat ikat silang atau crosslink density .Gambar
4.1.menunjukkan bahwa nilai swelling index meningkat dengan meningkatnya penambahan bahan pengisi pada komponen filem lateks karet alam. Densitas sambung
silang meningkat menunjukkan bahwa filem lateks karet alam tersebut telah mengalami sambung silang yang baik. Swelling index ini menunjukkan peningkatan
kerapatan hubungan silang antara lateks dengan bahan lainnya. Pada berat 15 gram, diperoleh nilai swelling index optimum yaitu 1,92 mm, dimana nilai tersebut sesuai
dengan Standart nilai swelling index yang telah ditetapkan di PT.Industri Karet Nusantara Nusantara Rubber Industry. Nilai swelling index yang optimum juga
dapat menggambarkan bahwa filem lateks karet alam mengalami sambung silang yang sempurna semasa proses pemvulkanisasi dilakukan. Pada kompon lateks tanpa
penambahan bahan pengisi diperoleh nilai swelling index minimum yaitu 1,78 mm, hal ini dikarenakan belum terjadinya proses sambung silang pada filem lateks karet
alam sedangkan pada penambahan bahan pengisi 25 gram di peroleh nilai swelling indeks yaitu 2,00 mm dan nilai ini telah melampaui batas standart nilai swelling indeks
yang telah ditetapkan di PT.IKN yaitu 1,92 mm.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2. Pengaruh Pengisi Kalsium Karbonat dan Waktu Vulkanisasi Terhadap Kekuatan Tarik Filem Lateks Karet Alam
Pengaruh penambahan bahan pengisi Kalsium Karbonat dan waktu vulkanisasi terhadap kekuatan tarik filem lateks karet alam dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2. Grafik hubungan nilai Kekuatan Tarik terhadap berat pengisi Kalsium Karbonat dan waktu vulkanisasi
Pada gambar 4.2. menunjukkan bahwa penggunaan pengisi Kalsium Karbonat memberikan kekuatan tarik yang lebih tinggi dari pada tanpa penambahan bahan
pengisi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kekuatan tarik yang diperoleh pada filem lateks karet alam dengan penambahan pengisi sebanyak 5 gram dengan waktu
vulkanisasi 20 menit adalah 5,9 MPa, hasil ini menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan tanpa penambahan bahan pengisi pada waktu vulkanisasi 20 menit yaitu
5,9 MPa. Peningkatan kekuatan tarik pada tahap awal disebabkan oleh sambung silang yang terjadi terhadap filem Blackley,1973. Kekuatan tarik meningkat
berkaitan dengan interaksi antara bahan pengisi dengan karet yang mana dipengaruhi oleh derajat pendispersian pengisi di dalam fasa karet. Dispersi pengisi yang lebih
merata menghasilkan permukaan yang lebih luas bagi interaksi pengisi dan karet sehingga interaksi pengisi dengan karet menjadi kuat.
Universitas Sumatera Utara
Pada penambahan bahan pengisi kalsium karbonat sebanyak 15 gram dengan waktu vulkanisasi 20 menit diperoleh nilai kekuatan tarik optimum yaitu 10,7 MPa
dan dengan berat pengisi yang sama dengan waktu vulkanisasi 30 menit dan 40 menit kekuatan tarik yang dihasilkan menurun hal ini disebabkan karena waktu vulkanisasi
yang terlalu lama, proses vulkanisasi yang berlangsung lama menyebabkan sambung silang yang berlaku terus meningkat sehingga mengakibatkan menurunnya kekuatan
tarik dari filem yang dihasilkan.. Pengujian kekuatan tarik bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik dari karet vulkanisat dan vulkanisasi yang membentuk ikatan silang,
maka sifat kekuatan tarik akan naik hingga mencapai rapat ikatan silang tertentu kemudian turun kembali Nuyah, 2009. Kekuatan tarik menurun bila penambahan
bahan pengisi kalsium karbonat ditingkatkan sampai 25 gram. Flory 1947, menyatakan bahwa penurunan kekuatan tarik dikarenakan mengalami hanya sedikit
terjadi proses sambung silang setelah mencapai titik optimum.
4.2.3. Pengaruh Pengisi Kalsium Karbonat dan Waktu Vulkanisasi Terhadap Kemuluran
ε Filem Lateks Karet Alam
Pengaruh penambahan bahan pengisi Kalsium Karbonat dan waktu vulkanisasi terhadap kemuluran filem lateks karet alam dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3. Grafik hubungan nilai Kemuluran terhadap berat pengisi Kalsium Karbonat dan waktu vulkanisasi
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar 4.3. menunjukkan bahwa penggunaan pengisi Kalsium Karbonat memberikan nilai kemuluran yang lebih tinggi dari pada tanpa penambahan bahan
pengisi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai kemuluran yang diperoleh pada filem lateks karet alam dengan penambahan pengisi sebanyak 5 gram dengan
waktu vulkanisasi 20 menit adalah 808,4 , hasil ini menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan tanpa penambahan bahan pengisi pada waktu vulkanisasi 20
menit yaitu 589 . Pada penambahan bahan pengisi kalsium karbonat sebanyak 15 gram dengan waktu vulkanisasi 20 menit diperoleh nilai kemuluran optimum yaitu
1.196 dan untuk berat pengisi yang sama dengan waktu vulkanisasi 30 menit dan 40 menit nilai kemuluran yang dihasilkan menurun.
4.2.4. Pengaruh Variasi Berat Pengisi Kalsium Karbonat Terhadap Nilai Total
Solid Content TSC
Pengaruh penambahan berat Kalsium Karbonat sebagai bahan pengisi lateks karet alam terhadap nilai Total Solid Content TSC dapat ditunjukkan pada gambar 4.4.
Gambar 4.4. Grafik hubungan nilai Total Solid Content TSC terhadap berat Kalsium Karbonat
Total Solid Content TSC diukur untuk mengetahui ketebalan dari kompon yang di buat agar dihasilkan produk filem lateks karet alam dengan ketebalan yang merata.
Menurut ASTM D.1076 – 80 dan ISO 2004 Kandungan Total Solid Content TSC maksimal dari suatu kompon yang diperbolehkan adalah 61,5. Gambar 4.4.
menunjukkan bahwa penambahan berat pengisi kalsium karbonat dapat meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
TSC dari kompon lateks karet alam, pada berat pengisi kalsium karbonat 25 gram diperoleh hasil TSC sebesar 61,26, sedangkan pada pembuatan kompon karet
alam tanpa penambahan bahan pengisi di peroleh hasil TSC sebesar 60,87, jadi dengan penambahan bahan pengisi kalsium karbonat pada kompon lateks karet alam
TSC yang dihasilkan masih memenuhi standart yang diperbolehkan menurut ASTM D.1076-80 dan ISO 2004.
4.2.5. Hasil Karakteristik Filem Lateks Karet Alam
Hasil karakterisasi filem lateks karet alam dilakukan dengan analisis Scanning Electron Microscopy SEM. SEM adalah salah satu jenis mikroskop elektron yang
menggunakan berkas elektron untuk menggambar profil permukaan benda. Alat SEM berfungsi untuk menunjukkan bentuk morfologie dan perubahan dari suatu
permukaan bahan. Hasil fotografi permukaan spesimen filem lateks karet alam tanpa penambahan
bahan pengisi dengan waktu vulkanisasi 20 menit dan perbesaran 500 x diperlihatkan pada gambar 4.5 berikut.
Gambar 4.5. Fotografi Mikroskopi permukaan filem lateks Karet Alam tanpa penambahan pengisi dengan waktu vulkanisasi 20 menit dan
perbesaran 500 x
Pada gambar 4.5 terlihat bahwa hasil fotografis mikroskofis filem lateks karet alam tanpa penambahan bahan pengisi dengan waktu vulkanisasi 20 menit dan perbesaran
Universitas Sumatera Utara
500 x memberikan gambaran kurangnya homogenitas dari campuran lateks tersebut. hal ini terlihat dari kurang banyaknya agregat yang terbentuk pada permukaan filem
lateks karet alam tersebut, hal ini disebabkan belum adanya bahan pengisi pada campuran lateks karet alam tersebut.
Hasil fotografi permukaan spesimen filem lateks karet alam dengan penambahan bahan pengisi Kalsium Karbonat sebanyak 15 gram dengan waktu
vulkanisasi 20 menit dan perbesaran 500 x diperlihatkan pada gambar 4.6 berikut.
Gambar 4.6. Fotografi Mikroskopi Permukaan Filem Lateks Karet Alam dengan penambahan pengisi Kalsium Karbonat sebanyak 15 gram dengan
waktu vulkanisasi 20 menit dan perbesaran 500 x
Pada gambar 4.6 terlihat bahwa hasil fotografis mikroskofis filem lateks karet alam dengan penambahan bahan pengisi Kalsium Karbonat sebanyak 15 gram dengan
waktu vulkanisasi 20 menit perbesaran 500 x memberikan gambaran homogenitas yang lebih baik daripada hasil fotografis mikroskofis filem lateks karet alam tanpa
penambahan bahan pengisi. Hal ini terlihat dari banyaknya agregat yang terbentuk pada permukaan filem lateks karet alam yang disebabkan adanya penambahan bahan
pengisi kalsium karbonat pada campuran lateks karet alam tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan