Teori Suku Bunga Suku Bunga

2.4.1 Teori Suku Bunga

1. Teori Klasik Tabungan, menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungan. Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil. Alasannya, seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayar untuk dana investasi tersebut yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana. Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan lebih terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga makin kecil. Tingkat bunga dalam keadaan seimbang artinya tidak ada dorongan naik atau turun akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi. 2. Teori Bunga dari Aliran Neo Klasik Teori ini dikemukakan oleh Roberson dan dinamakan “The Loanable Fund Theory of Interest”. Dasar teori ini hampir sama dengan teori bunga aliran klasik. Perbedaannya terletak pada suatu perbaikan ke arah segi penawaran akan modal saja, menurut aliran klasik, saving Universitas Sumatera Utara supply of capital hanya berbentuk simpanan saja. Sedangkan menurut teori Loanable Fund, saving itu sendiri terdiri atas simpanan, penciptaan uang baru, dan saldo uang yang diaktifkan active idle balance. Maka dari itu supply of capital menurut teori ini akan lebih besar daripada menurut teori klasik. Oleh dasar teori tersebut sama dengan teori klasik, maka kritik dari J.M Keynes adalah sama, yaitu bahwa tingkat bunga tidak dapat ditentukan begitu saja karena tidak diketahui tingkat pendapatan yang akan mempengaruhi saving, maka tingkat bunga pun tidak diketahui. Menurut Keynes tingkat bunga dapat ditentukan tinggi-rendahnya jika tingkat pendapatan telah diketahui dan tetap tidak berubah. 3. Teori Keynes Permintaan akan uang menurut Keynes disebut “Liquidity of Preference” permintaan uang tergantung daripada tingkat bunga. Permintaan akan uang mempunyai hubungan negatif dengan tingkat bunga. Keynes menyatakan bahwa masyarakat mempunyai keyakinan adanya suatu tingkat bunga yang normal. Apabila tingkat bunga turun dibawah tingkat normal, makin banyak orang yakin bahwa tingkat bunga akan kembali ke tingkat normal. Jika mereka memegang surat berharga diwaktu bunga naik, maka harganya akan turun, dan mereka akan menderita kerugian capital loss. Mereka akan menghindari kerugian ini dengan mengurangi surat berharga yang dipegangnya, dengan sendirinya akan menambah uang kas yang dipegang pada tingkat bunga naik. Universitas Sumatera Utara Permintaan uang dengan tingkat bunga berhubungan negatif juga berkaitan dengan ongkos memegang uang kas opportunity cost of holding money. Makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi pula ongkos memegang uang kas, sehingga keinginan memegang uang kas juga akan turun, sebalinya jika tingkat bunga turun, berarti ongkos memegang uang kas juga makin rendah, sehingga permintaan uang kas naik.

2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Bunga