Kondisi Demografis Gambaran Umum Perekonomian Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Daerah Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Propinsi Sumatera Utara terletak pada garis 1º-4º Lintang Utara dan 98º- 100º Bujur Timur. Sebelah utara berbatasan dengan Propinsi Nangroe Aceh Darussalam, sebelah timur dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, sebelah selatan berbatasan dengan Propinsi Riau dan Sumatera Barat, dan di sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas daratan Propinsi Sumatera Utara adalah 71.680 km². Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara dibagi dalam tiga kelompok wilayah yaitu Pantai Barat, Daratan Tinggi dan Pantai Timur. Sumatera Utara memiliki 419 pulau dimana pulau-pulau terluar dari Propinsi Sumatera Utara adalah Pulau Simuk Kepulauan Nias, dan Pulau Berhala di Selat Sumatera Malaka. Selain itu Pesisir Timur Propinsi Sumatera Utara merupakan wilayah di dalam propinsi yang paling pesat perkembangannya karena persyaratan infrastruktur yang lebih lengkap dibanding wilayah lainnya.

4.1.2 Kondisi Demografis

Sumatera Utara merupakan propinsi keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Laju pertumbuhan penduduk Sumatera Utara selama kurun waktu tahun 1990- 2000 adalah 1,20 persen per tahun, dan pada tahun 2000-2003 menjadi 1,14 persen per tahun. Menurut data tahun 2010, laju pertumbuhan penduduk di Sumatera Utara berkembang pesat. Berdasarkan data BKKBN Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara jumlah penduduk sepanjang tahun 2010 sebanyak 12,9 juta dengan laju pertumbuhan penduduk 1,11 persen .

4.1.3 Gambaran Umum Perekonomian Sumatera Utara

Sumatera Utara sangat kaya akan sumber daya alam seperti gas alam di daerah Tandam dan Binjai, minyak bumi di Pangkalan Brandan dan Kabupaten Langkat, PT inalum di Kuala tanjung, Kabupaten Asahan, Danau Toba sebagai salah satu objek wisata yang banyak diminati, serta PLTA Asahan di Kabupaten Toba Samosir dan masih banyak lagi sumber daya alam lainnya. Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara atau wilayah dalam satu periode tertentu adalah data PDB atau PDRB, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDBPDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Salah satu indikator membaiknya ekonomi Sumatera Utara adalah meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi. Untuk melihat fluktuasi pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun, disajikan melalui PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha secara berkala. Tahun 1996-1998 PDRB atas harga konstan mengalami peningkatan tiap tahunnya. Tahun 1999 mengalami penurunan akibat Universitas Sumatera Utara krisis pada tahun 1998. Pada tahun 2000 kembali menunjukkan peningkatan hingga tahun-tahun berikutnya. Hal ini menunjukkan kondisi ekonomi yang kembali membaik. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tahun 2000 sebesar 4,83 persen, tahun 2001 sebesar 3,72 persen, tahun 2002 sebesar 4,07 persen dan tahun 2003 sebesar 4,42 persen. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar 6,58 persen, menunjukkan adanya pertumbuhan yang meningkat dibanding tahun 2010 sebesar 6,35 persen. Pertumbuhan terbesar berasal dari sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan yang tumbuh sebesar 13,61 persen, diikuti oleh sektor konstruksi sebesar 8,54 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor jasa tumbuh sebesar 8,30 persen sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh sebesar 8,12 persen. Inflasi merupakan salah satu indikator dalam perencanaan perekonomian dan pembangunan suatu daerah. Terlalu tinggi atau rendahnya inflasi tidak baik bagi perekonomian. Inflasi yang terlalu tinggi lebih dari dua digit dapat menghambat ekonomi, karena dapat memperkecil nilai riil dari pendapatan. Terlalu rendahnya angka inflasi deflasi dapat menghambat sektor-sektor usaha, karena turunnya nilai jual produk sehingga dapat mematikan usahanya. Berdasarkan data BPS Sumatera Utara, inflasi di Sumatera Utara pada tahun 2007 sebesar 6,6 persen kemudian pada tahun 2008 menjadi 10,72 persen, tahun 2009 Universitas Sumatera Utara turun menjadi 2,61 persen, tahun 2010 naik menjadi sebesar 8,0 persen, dan tahun 2011 sebesar 3,67 persen. Berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku, struktur perekonomian Sumatera Utara sejak tahun 1994 telah bergeser dari dominasi sektor pertanian ke sektor industri pengolahan. Hal ini ditandai dengan peranan sektor pertanian terhadap PDRB atas harga berlaku yang cenderung mengecil, sebaliknya peranan sektor industri semakin besar. Akan tetapi pada saat krisis ekonomi pada tahun 1998 peranan sektor pertanian kembali meningkat. PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku Sumatera Utara tahun 2003-2010 meningkat setiap tahunnya. Tahun 2007 sebesar Rp 181.819,74 milyar dan terus mengalami peningkatan, pada tahun 2010 sebesar Rp 275.700,21 milyar. Tiga sektor utama yang selalu memberi kontribusi terbesar adalah sektor industri pengolahan, sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Untuk tahun 2010 sektor yang memiliki kontribusi terbesar adalah industri pengolahan sebesar Rp 63.293,45 milyar, diikuti sektor pertanian diurutan kedua sebesar Rp 63.181,84 milyar, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran diurutan ketiga sebesar Rp 52.384,31 milyar. Dari tahun 2007 hingga tahun 2011 struktur perekonomian Sumatera Utara didominasi sektor industri pengolahan, diikuti sektor pertanian; sektor jasa-jasa; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan; dan sektor konstruksi. dari 9 sektor lapangan usaha, hanya terdapat 3 sektor yang mengalami penurunan kontribusi terhadap PDRB Sumatera Utara yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air Universitas Sumatera Utara bersih. Sedangkan ke enam sektor lain mengalami kenaikan kontribusi. Peranan sektor industri pengolahan dari tahun 2007 hingga tahun 2011 semakin menurun. Namun sektor industri pengolahan masih mendominasi kontribusi struktur perekonomian di Sumatera Utara.

4.1.4 Perkembangan Perbankan di Sumatera Utara