Perlu diketahui bahwa sejak dilanda krisis ekonomi pada akhir tahun 1997, penanaman modal investasi di Kota Medan secara berangsur
angsur mulai menunjukkan pertumbuhan yang cukup berarti. Hal ini tidak saja didukung oleh
letak geografis dan potensi demografis yang cukup strategis, tetapi didukung juga oleh kebijakan-kebijakan yang bersahabat dengan pasar, sehingga menciptakan
iklim dan lingkungan penanaman modal yang semakin kondusif dari waktu ke waktu. Keadaan tersebut dapat menggambarkan bahwa investor sangat yakin pada
kondisi ekonomi Indonesia khususnya Kota Medan cukup tangguh dalam menghadapi krisis ekonomi global sehingga para investor tidak ragu untuk
berinvestasi di Kota Medan. Lapangan usaha yang menjadi tujuan utama berinvestasi di Kota Medan adalah sektor perdagangan, industri pengolahan dan
sektor jasa. Dari investasi yang ada diharapkan akan semakin mempercepat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Kota Medan sehingga dapat
meningkatkan pendapatan masyarakatnya dan mensejahterakan penduduknya.
4.2. Hasil Analisis Data a.
Untuk Persamaan Substruktural 1 :
Y
1
= PY
1
P + PY
1
G + PY
1
I + e1 Keterangan :
Y
1
: Sumber Penghasilan Perusahaan P
: Inflasi Kota Medan G : Pengeluaran Pemerintah Kota Medan
I : Investasi Kota Medan
e1 : Error
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Berdasarkan data yang diperoleh dan persamaan diatas dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS.19.0 sehingga diperoleh
hasil regresi sesuai dengan lampiran II dan dapat disampaikan pada tabel ini.
Tabel 4.7. Hasil Regresi Sumber Penghasilan Perusahaan Y
1
dengan Inflasi P, Pengeluaran Pemerintah G dan Investasi I.
Variabel Koefisien
T Sig
Konstanta P Inflasi
G Pengeluaran Pemerintah I Investasi
0,071 1,594
-0,676 1,497
0,681 3,270
-1,405 0,153
0,505 0,005
0,178
Dependent variabel : Sumber Penghasilan Perusahaan Nilai F Sig = 0,000
Nilai F Hitung = 35,993 R
2 =
0,864
Sumber : Lampiran II Nilai Koefisien Jalur adalah nilai Beta atau Standardized Coefficient yang ada pada tabel
Coefficient.
Berdasarkan hasil regresi yang ditunjukkan pada tabel 4.7 di atas dapat disajikan model estimasi sebagai berikut adalah :
Ȳ
1
= 0,071 P + 0,594 G - 0,676 I
t sig = 0,505
0,005 0,178
F Sig = 0,000
R
2
= 0,864
Berdasarkan hasil model estimasi tersebut di atas diketahui bahwa : a. Secara bersama-sama variable Inflasi, Pengeluaran Pemerintah dan Investasi
berpengaruh signifikan terhadap Sumber Penghasilan Perusahaan pada tingkat kepercayaan 95. Hal ini terlihat dari nilai F-Sig sebesar 0,000, pada
α = 5. b. Secara bersama-sama simultan variabel Inflasi, Pengeluaran Pemerintah dan
Investasi mampu memberikan pengaruh sebesar 86,4 persen terhadap Sumber Penghasilan Perusahaan Penghasilan Kena Pajak. Hal ini diketahui dari nilai
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
R
2
sebesar 0,864, sedangkan sisanya sebesar 13,6 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model persamaan tersebut.
c. Variabel Inflasi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Sumber Penghasilan Perusahaan. Hal ini dapat diketahui karena nilai t-sig sebesar
0,505 0,05. d. Variabel Pengeluaran Pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Sumber Penghasilan Perusahaan. Hal ini dapat diketahui karena nilai t-sig sebesar 0,005 0,05.
e. Variabel Investasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Sumber Penghasilan Perusahaan. Hal ini dapat diketahui karena nilai t-sig sebesar
0,178 0,05.
b. Untuk Persamaan Substruktural 2 :