Penerimaan Pajak Penghasilan di Kota Medan sejak tahun 2002 telah menembus angka 1 Triliun Rupiah dan terus mengalami kenaikan. Namun
berdasarkan perhitungan pemerintah masih ada potensi Pajak Penghasilan yang masih bisa digali lebih dalam lagi sehingga pada tahun 2008 Pemerintah kembali
menerbitkan Undang-Undang Pajak Penghasilan dengan terbitnya Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Meskipun pada tahun 2008 ini terjadi krisis ekonomi global yang mampu menggugurkan Lehman Brothers dan
Washington Mutual, dua bank terbesar di AS, namun penerimaan Pajak Penghasilan di Kota Medan masih bisa mengalami pertumbuhan sebesar 65
persen dibandingkan dengan tahun 2007. Kebijakan pemerintah ini ternyata masih mampu meningkatkan pertumbuhan penerimaan Pajak Penghasilan hingga tahun
2010 khususnya untuk Kota Medan penerimaan Pajak Penghasilan masih bisa tumbuh di atas 10 persen. Hal ini bisa menggambarkan bahwa kebijakan peraturan
perpajakan mampu mempengaruhi penerimaan pajak penghasilan khususnya di Kota Medan.
4.1.2. Perkembangan Sumber Penghasilan Perusahaan Penghasilan Bruto Sebelum Dikenakan Pajak
Pengertian Sumber Penghasilan Perusahaan dalam penelitian ini adalah jumlah total penerimaan perusahaan yang dapat dinilai dengan uang yang menjadi
dasar penghitungan pajak yang terutang. Sumber Penghasilan Perusahaan ini ditunjukkan oleh besarnya jumlah Penghasilan Kena Pajak. Penghasilan Kena
Pajak merupakan suatu nilai yang digunakan untuk menghitung besarnya pajak
penghasilan yang harus dibayar oleh Wajib Pajak dalam satu tahun pajak dan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
dicantumkan dalam Surat Pemberitahuan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak.
Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan, penghasilan bruto sebelum dikenakan pajak biasa disebut juga dengan
Penghasilan Kena Pajak yaitu laba bruto Wajib Pajak
yang menjadi dasar untuk menghitung
pajak penghasilan . Sehingga Sumber Penghasilan Perusahaan dalam
penelitian ini diwakili oleh Penghasilan Kena Pajak. Penghasilan Kena Pajak ini diperoleh dari Laporan Pajak Penghasilan Wajib Pajak yang dilaporkan oleh
perusahaan setiap tahun melalui Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan SPT Tahunan PPh. Semakin besar laba bruto perusahaan maka Penghasilan
Kena Pajak juga akan semakin besar dan Pajak Penghasilan yang akan dibayar juga semakin besar.
Penghasilan Kena Pajak di Kota Medan selalu mengalami fluktuasi dalam kurun waktu tahun 1990 sampai dengan 2010, sebagaimana dapat dilihat dalam
berikut ini.
Tabel 4.2. Perkembangan Penghasilan Kena Pajak di Kota Medan Tahun 1990 sd 2010 Dalam Miliar Rupiah
Tahun Penghasilan Kena
Pajak Perusahaan Tahun
Penghasilan Kena Pajak Perusahaan
1990 136,69
2001 912,54
1991 146,30
2002 1.986,78
1992 184,60
2003 1.998,95
1993 182,66
2004 1.989,79
1994 183,53
2005 1.980,66
1995 303,28
2006 3.256,53
1996 326,23
2007 3.195,48
1997 494,60
2008 3.036,32
1998 599,12
2009 4.734,82
1999 675,25
2010 4.932,20
2000 913,15
Sumber : Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2012
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Berdasarkan Tabel 4.2 tersebut di atas dapat dilihat bahwa Penghasilan Kena Pajak perusahaan di Kota Medan cenderung selalu mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Target penerimaan pajak yang selalu mengalami kenaikan setiap tahun memaksa Direktorat Jenderal Pajak agar melakukan segala tindakan
yang dianggap perlu untuk meningkatkan penerimaan pajak. Karena Penghasilan Kena Pajak merupakan dasar untuk menghitung Pajak Penghasilan maka agar
Pajak Penghasilan bisa naik maka salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan pembinaan terhadap wajib pajak agar melaporkan Penghasilan Kena
Pajaknya dengan benar sehingga diperoleh Pajak Penghasilan yang optimal. Pertumbuhan Penghasilan Kena Pajak di Kota Medan sejak tahun 1990 sampai
dengan 1994 hanya sekitar 8 persen per tahunnya. Pada tahun 1995 Penghasilan Kena Pajak mengalami kenaikan sampai 65,25 persen jika dibandingkan dengan
tahun 1994. Walaupun pada tahun 1996 Penghasilan Kena Pajak di Kota Medan mengalami kenaikan hanya sebesar 7,57 persen namun pada tahun 1997
Penghasilan Kena Pajak kembali mengalami kenaikan yang signifika lagi hingga 51,61 persen bahkan sampai dengan tahun 2002 masih mengalami pertumbuhan
di atas 10 persen. Pertumbuhan Penghasilan Kena Pajak di Kota Medan dalam kurun waktu
tahun 2000 sampai 2007 masih mengalami kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 31 persen per tahunnya. Namun pada tahun 2008, akibat
terjadinya krisis ekonomi global pada tahun 2008, Penghasilan Kena Pajak perusahaan di Kota Medan juga ikut terkoreksi mengalami penurunan hingga
mencapai -4,98 persen jika dibandingkan dengan Penghasilan Kena Pajak pada tahun 2007. Namun pada tahun 2009 Penghasilan Kena Pajak kembali mengalami
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
pertumbuhan lagi hingga mencapai 55,94 persen. Meskipun pada tahun 2010 pertumbuhan hanya 4,17 persen hal ini membuktikan bahwa ekonomi Kota
Medan masih sanggup menghadapi krisis ekonomi akibat krisis ekonomi global pada tahun 2008.
Laju pertumbuhan Penghasilan Kena Pajak yang selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi kota
Medan juga mengalami peningkatan.
Walaupun perekonomian nasional belum benar-benar pulih karena masih dipengaruhi oleh berfluktuasinya nilai Dollar
Amerika terhadap nilai Rupiah yang juga mempengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan. Walaupun ekonomi belum pulih sejak krisis ekonomi tahun
1997 namun perekonomian di Kota Medan sangat menjanjikan bagi para pelaku ekonomi sehingga para pelaku ekonomi selalu melakukan perbaikan dan antisipasi
dibidang ekonomi. Kondisi ini juga didukung oleh suku bunga bank yang telah menurun, sehingga kegiatan ekonomi sektor riil mulai bergerak menyebabkan laju
pertumbuhan ekonomi di Kota Medan mengalami kenaikan positif yang mendorong Penghasilan Kena Pajak juga mengalami kenaikan yang positif.
Selain itu data tersebut di atas juga dapat menggambarkan bahwa wajib pajak di Kota Medan
mempunyai itikat yang baik untuk membangun Indonesia dengan melaporkan Penghasilan Kena Pajaknya semakin baik dari tahun ke tahun.
4.1.3. Perkembangan Pendapatan Perkapita