Analisis Total Faktor Produktivitas Pada Industri Tanaman Pangan Di Indonesia Periode 1985 – 2004

(1)

ANALISIS TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS PADA

INDUSTRI TANAMAN PANGAN DI INDONESIA

PERIODE 1985 – 2004

OLEH:

DIYAH KUSUMASTUTI H14101088

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007


(2)

RINGKASAN

DIYAH KUSUMASTUTI. Analisis Total Faktor Produktivitas pada Industri

Tanaman Pangan di Indonesia Periode 1985-2004 (dibimbing oleh SRI

HARTOYO)

Pertanian adalah salah satu sektor dari seluruh perekonomian. Prosentase dari sumber-sumber suatu bangsa yang digunakan di sektor pertanian tergantung pada tingkat efisiensi dimana pertanian itu diorganisasikan. Di negara-negara berkembang, produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian bertambah pada umumnya tenaga kerja dipindahkan dari pertanian ke industri-industri. Indonesia sebagai negara berkembang peranan pertanian sendiri dapat dilihat pada saat krisis moneter tahun 1997, peranan sektor agribisnis dan agroindustri mampu bertahan dalam menghadapi fluktuasi perekonomian yang tidak stabil. Penggalian potensi secara optimal sektor agribisnis dan agroindustri harus dikembangkan, agar memiliki prospek ke depan dan mempunyai orientasi ekspor. Salah satu industri yang banyak menggunakan potensi sektor pertanian adalah tanaman pangan, yang meliputi tanaman padi dan palawija (jagung dan kedelai). Suatu hal penting dalam industri tanaman pangan ini adalah sebagai dasar pengadaan pangan di Indonesia. Oleh karenanya, subsektor tanaman pangan ini semakin diprioritaskan oleh pemerintah, karena industri ini dapat menyerap banyak tenaga kerja.

Penelitian ini bertujuan menganalisis perkembangan produksi dan produktivitas industri tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) di Indonesia periode 1985-2004, selain itu menganalisis tingkat total faktor produksi (TFP), sehingga dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi output produksi tanaman pangan. Analisis yang digunakan adalah analisis OLS (ordinary

least square) dengan menggunakan software e-views 4.1.

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data tersebut merupakan data statistik dan laporan tahunan mengenai industri tanaman pangan di Indonesia seperti data luas lahan, produksi, produktivitas, modal, tenaga kerja dan sebagainya. Data tersebut merupakan data berkala atau data time series tahunan periode 1985-2004.

Hasil penelitian berdasarkan analisis OLS menunjukkan bahwa variabel input produksi (I) yang berupa bibit, pupuk dan pestisida, luas areal (A) dan tenaga kerja (TK) mempunyai hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap output produksi (Q) tanaman pangan di Indonesia. Semakin besar kenaikan input produksi, luas areal dan tenaga kerja maka akan berpengaruh terhadap output produksi tanaman pangan di Indonesia Hasil regresi pada persamaan tingkat output produksi tanaman pangan menunjukkan bahwa variabel input produksi (I) dan luas lahan (A) yang berpengaruh terhadap output produksi (Q) sedangkan tenaga kerja (TK) tidak berpengaruh.


(3)

ANALISIS TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS PADA

INDUSTRI TANAMAN PANGAN DI INDONESIA

PERIODE 1985 – 2004

Oleh

DIYAH KUSUMASTUTI H14101088

Skripsi

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007


(4)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,

Nama Mahasiswa : Diyah Kusumastuti

Nomor Registrasi Pokok : H14101088

Program Studi : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Total Faktor Produktivitas pada

Industri Tanaman Pangan di Indonesia Periode 1985-2004

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS NIP. 131 124 021

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi

Dr. Ir. Rina Oktaviani, M.S NIP. 131 846 872


(5)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Oktober 2007

Diyah Kusumastuti H14101088


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Diyah Kusumastuti lahir tanggal 20 Pebruari 1983 di Lumajang, yang tepatnya berada di Provinsi Jawa Timur. Penulis lahir sebagai anak kedua dari tiga putri bersaudara dari pasangan Prof. Dr. Sudarmadji, M.A. dan Eni Dwi Astuti. Jenjang pendidikan penulis dilalui tanpa hambatan. Penulis menamatkan pendidikan Sekolah Dasar pada SD Negeri Kepatihan XVII Jember pada tahun 1994, dan melanjutkan ke SMP Negeri 2 Jember lulus pada tahun 1997. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMA Negeri 1 Arjasa dan lulus pada tahun 2001.

Pada tahun 2001 penulis meninggalkan kota Jember untuk melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi, melalui Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis berhasil diterima di Institut Pertanian Bogor pada Departemen Ilmu Ekonomi dan Manajemen.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi: “Analisis Total Faktor Produktivitas Tanaman Pangan Di Indonesia Periode 1985-2004”. Tanaman pangan merupakan topik yang menarik karena memberikan kontribusi terhadap pembangunan perekonomian Indonesia. Skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, terutama kepada Bapak Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS, yang telah memberikan bimbingan dalam proses pembuatan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Ibu Tanti Novianti, S.P, M.Si yang telah menguji hasil karya ini. Semua saran dan kritikan beliau merupakan hal yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Zaenal Effendi MA, terutama atas perbaikan tata cara penulisan skripsi. Penulis juga sangat terbantu oleh kritik dan saran dari peserta pada Seminar Hasil skripsi ini. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada mereka. Penulis juga berterima kasih kepada pihak-pihak lain yang telah membantu penulis dalam penyelasaian skripsi ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua penulis, yaitu Bapak Sudarmadji dan Ibu Eni Dwi Astuti serta saudara-saudara penulis, yaitu Diyah Anggraeni dan Diyah Nuraini. Kesabaran dan dorongan mereka sangat besar artinya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Bogor, Oktober 2007

Diyah Kusumastuti H14101088


(8)

` DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……….. i

DAFTAR ISI………. iii

DAFTAR TABEL………. vi

DAFTAR GAMBAR……… vii

DAFTAR LAMPIRAN………. viii

I. PENDAHULUAN………. 1

1.1. Latar Belakang……… 1

1.2. Perumusan Masalah……… 3

1.3. Tujuan Penelitian……… 5

1.4. Kegunaan Penelitian………... 5

1.5. Ruang Lingkup………... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI... 6

2.1. Teori Produksi ……… 6

2.2. Konsep Skala Pengembalian …...………... 7

2.3. Penelitian Terdahulu ………... 7

2.4. Model Shenggen Fan dan Xiaobo Zhang ………...……… 10

2.5. Kerangka Pemikitan...….………... 11

III. METODOLOGI PENELITIAN ………... 12

3.1. Jenis dan Sumber Data……… 12

3.2. Metode Analisis……….. 12

3.3. Konsep Agregasi Input dan Output Dalam Pertanian………. 12

3.3.1. Agregasi Bias Pada Output………... 13

3.3.2. Agregasi Bias Pada Input……….. 14

3.4. Analisis Fungsi Produksi………. 16

3.5. Uji Statistika dan Ekonometrika….……… 16

3.5.1. Uji Multikolinieritas..……… 16

3.5.2. Uji Autokorelasi …………..………. 17


(9)

3.5.4. Uji Normalitas ……….. 17

3.5.5. Uji R-Square……….. 17

3.5.6. Uji F...………... 18

3.5.7. Uji t... 17

IV. Analisis Perkembangan Tanaman Pangan……… 19

4.1. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Pangan Di Indonesia……… 19

4.1.1. Padi……… 19

4.1.2. Jagung... 22

4.1.3. Kedelai... 24

4.2. Total Faktor Produktivitas………... 26

V. Analisis Total Faktor Produktivitas Tanaman Pangan 28 5.1. Hasil Estimasi Analisis Total Faktor Produktivitas Tanaman Pangan Di Indonesia Periode 1985-2004... 28

5.1.1. Uji Ekonometrika... 28

5.2. Estimasi Model Analisis Total Faktor Produktivitas Tanaman Pangan Di Indonesia Periode 1985-2004... 30

5.2.1. Uji Statistik... 31

5.2.1.1. Uji Koefisien Determinasi... 32

5.2.1.2. Uji F Statistik... 32

5.2.1.3. Uji t Statistik... 32

5.2.2. Interpretasi dan Uji Ekonomi... 33

5.2.2.1. Input Produksi... 33

5.2.2.2. Luas Areal Panen... 33

5.2.2.3. Tenaga Kerja... 34

VI. Kesimpulan dan Saran... 36

6.1. Kesimpulan... 36

6.2. Saran... 37

VII. Daftar Pustaka... 38


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan Luas Panen, Produkstivitas, Produksi Padi di

Indonesia 1985-2004... 20

2. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, Produksi Jagung di Indonesia 1985-2004………. 23

3. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, Produksi Kedelai di Indonesia 1985-2004... 25

4. Faktor Produktivitas Tanaman Pangan Indonesia 1985-2004…... 27

5. Multikolinieritas……….... 28

6. Autokorelasi... 29

7. Heteroskedastisitas……… 29

8. Hasil Analisis Total Faktor Produktivitas Tanaman Pangan Di Indonesia Periode 1985-2004... 31


(11)

ANALISIS TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS PADA

INDUSTRI TANAMAN PANGAN DI INDONESIA

PERIODE 1985 – 2004

OLEH:

DIYAH KUSUMASTUTI H14101088

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007


(12)

RINGKASAN

DIYAH KUSUMASTUTI. Analisis Total Faktor Produktivitas pada Industri

Tanaman Pangan di Indonesia Periode 1985-2004 (dibimbing oleh SRI

HARTOYO)

Pertanian adalah salah satu sektor dari seluruh perekonomian. Prosentase dari sumber-sumber suatu bangsa yang digunakan di sektor pertanian tergantung pada tingkat efisiensi dimana pertanian itu diorganisasikan. Di negara-negara berkembang, produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian bertambah pada umumnya tenaga kerja dipindahkan dari pertanian ke industri-industri. Indonesia sebagai negara berkembang peranan pertanian sendiri dapat dilihat pada saat krisis moneter tahun 1997, peranan sektor agribisnis dan agroindustri mampu bertahan dalam menghadapi fluktuasi perekonomian yang tidak stabil. Penggalian potensi secara optimal sektor agribisnis dan agroindustri harus dikembangkan, agar memiliki prospek ke depan dan mempunyai orientasi ekspor. Salah satu industri yang banyak menggunakan potensi sektor pertanian adalah tanaman pangan, yang meliputi tanaman padi dan palawija (jagung dan kedelai). Suatu hal penting dalam industri tanaman pangan ini adalah sebagai dasar pengadaan pangan di Indonesia. Oleh karenanya, subsektor tanaman pangan ini semakin diprioritaskan oleh pemerintah, karena industri ini dapat menyerap banyak tenaga kerja.

Penelitian ini bertujuan menganalisis perkembangan produksi dan produktivitas industri tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) di Indonesia periode 1985-2004, selain itu menganalisis tingkat total faktor produksi (TFP), sehingga dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi output produksi tanaman pangan. Analisis yang digunakan adalah analisis OLS (ordinary

least square) dengan menggunakan software e-views 4.1.

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data tersebut merupakan data statistik dan laporan tahunan mengenai industri tanaman pangan di Indonesia seperti data luas lahan, produksi, produktivitas, modal, tenaga kerja dan sebagainya. Data tersebut merupakan data berkala atau data time series tahunan periode 1985-2004.

Hasil penelitian berdasarkan analisis OLS menunjukkan bahwa variabel input produksi (I) yang berupa bibit, pupuk dan pestisida, luas areal (A) dan tenaga kerja (TK) mempunyai hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap output produksi (Q) tanaman pangan di Indonesia. Semakin besar kenaikan input produksi, luas areal dan tenaga kerja maka akan berpengaruh terhadap output produksi tanaman pangan di Indonesia Hasil regresi pada persamaan tingkat output produksi tanaman pangan menunjukkan bahwa variabel input produksi (I) dan luas lahan (A) yang berpengaruh terhadap output produksi (Q) sedangkan tenaga kerja (TK) tidak berpengaruh.


(13)

ANALISIS TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS PADA

INDUSTRI TANAMAN PANGAN DI INDONESIA

PERIODE 1985 – 2004

Oleh

DIYAH KUSUMASTUTI H14101088

Skripsi

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007


(14)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,

Nama Mahasiswa : Diyah Kusumastuti

Nomor Registrasi Pokok : H14101088

Program Studi : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Total Faktor Produktivitas pada

Industri Tanaman Pangan di Indonesia Periode 1985-2004

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS NIP. 131 124 021

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi

Dr. Ir. Rina Oktaviani, M.S NIP. 131 846 872


(15)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Oktober 2007

Diyah Kusumastuti H14101088


(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Diyah Kusumastuti lahir tanggal 20 Pebruari 1983 di Lumajang, yang tepatnya berada di Provinsi Jawa Timur. Penulis lahir sebagai anak kedua dari tiga putri bersaudara dari pasangan Prof. Dr. Sudarmadji, M.A. dan Eni Dwi Astuti. Jenjang pendidikan penulis dilalui tanpa hambatan. Penulis menamatkan pendidikan Sekolah Dasar pada SD Negeri Kepatihan XVII Jember pada tahun 1994, dan melanjutkan ke SMP Negeri 2 Jember lulus pada tahun 1997. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMA Negeri 1 Arjasa dan lulus pada tahun 2001.

Pada tahun 2001 penulis meninggalkan kota Jember untuk melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi, melalui Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis berhasil diterima di Institut Pertanian Bogor pada Departemen Ilmu Ekonomi dan Manajemen.


(17)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi: “Analisis Total Faktor Produktivitas Tanaman Pangan Di Indonesia Periode 1985-2004”. Tanaman pangan merupakan topik yang menarik karena memberikan kontribusi terhadap pembangunan perekonomian Indonesia. Skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, terutama kepada Bapak Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS, yang telah memberikan bimbingan dalam proses pembuatan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Ibu Tanti Novianti, S.P, M.Si yang telah menguji hasil karya ini. Semua saran dan kritikan beliau merupakan hal yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Zaenal Effendi MA, terutama atas perbaikan tata cara penulisan skripsi. Penulis juga sangat terbantu oleh kritik dan saran dari peserta pada Seminar Hasil skripsi ini. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada mereka. Penulis juga berterima kasih kepada pihak-pihak lain yang telah membantu penulis dalam penyelasaian skripsi ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua penulis, yaitu Bapak Sudarmadji dan Ibu Eni Dwi Astuti serta saudara-saudara penulis, yaitu Diyah Anggraeni dan Diyah Nuraini. Kesabaran dan dorongan mereka sangat besar artinya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Bogor, Oktober 2007

Diyah Kusumastuti H14101088


(18)

` DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……….. i

DAFTAR ISI………. iii

DAFTAR TABEL………. vi

DAFTAR GAMBAR……… vii

DAFTAR LAMPIRAN………. viii

I. PENDAHULUAN………. 1

1.1. Latar Belakang……… 1

1.2. Perumusan Masalah……… 3

1.3. Tujuan Penelitian……… 5

1.4. Kegunaan Penelitian………... 5

1.5. Ruang Lingkup………... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI... 6

2.1. Teori Produksi ……… 6

2.2. Konsep Skala Pengembalian …...………... 7

2.3. Penelitian Terdahulu ………... 7

2.4. Model Shenggen Fan dan Xiaobo Zhang ………...……… 10

2.5. Kerangka Pemikitan...….………... 11

III. METODOLOGI PENELITIAN ………... 12

3.1. Jenis dan Sumber Data……… 12

3.2. Metode Analisis……….. 12

3.3. Konsep Agregasi Input dan Output Dalam Pertanian………. 12

3.3.1. Agregasi Bias Pada Output………... 13

3.3.2. Agregasi Bias Pada Input……….. 14

3.4. Analisis Fungsi Produksi………. 16

3.5. Uji Statistika dan Ekonometrika….……… 16

3.5.1. Uji Multikolinieritas..……… 16

3.5.2. Uji Autokorelasi …………..………. 17


(19)

3.5.4. Uji Normalitas ……….. 17

3.5.5. Uji R-Square……….. 17

3.5.6. Uji F...………... 18

3.5.7. Uji t... 17

IV. Analisis Perkembangan Tanaman Pangan……… 19

4.1. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Pangan Di Indonesia……… 19

4.1.1. Padi……… 19

4.1.2. Jagung... 22

4.1.3. Kedelai... 24

4.2. Total Faktor Produktivitas………... 26

V. Analisis Total Faktor Produktivitas Tanaman Pangan 28 5.1. Hasil Estimasi Analisis Total Faktor Produktivitas Tanaman Pangan Di Indonesia Periode 1985-2004... 28

5.1.1. Uji Ekonometrika... 28

5.2. Estimasi Model Analisis Total Faktor Produktivitas Tanaman Pangan Di Indonesia Periode 1985-2004... 30

5.2.1. Uji Statistik... 31

5.2.1.1. Uji Koefisien Determinasi... 32

5.2.1.2. Uji F Statistik... 32

5.2.1.3. Uji t Statistik... 32

5.2.2. Interpretasi dan Uji Ekonomi... 33

5.2.2.1. Input Produksi... 33

5.2.2.2. Luas Areal Panen... 33

5.2.2.3. Tenaga Kerja... 34

VI. Kesimpulan dan Saran... 36

6.1. Kesimpulan... 36

6.2. Saran... 37

VII. Daftar Pustaka... 38


(20)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan Luas Panen, Produkstivitas, Produksi Padi di

Indonesia 1985-2004... 20

2. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, Produksi Jagung di Indonesia 1985-2004………. 23

3. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, Produksi Kedelai di Indonesia 1985-2004... 25

4. Faktor Produktivitas Tanaman Pangan Indonesia 1985-2004…... 27

5. Multikolinieritas……….... 28

6. Autokorelasi... 29

7. Heteroskedastisitas……… 29

8. Hasil Analisis Total Faktor Produktivitas Tanaman Pangan Di Indonesia Periode 1985-2004... 31


(21)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Agregasi Bias dalam Output... 13

2. Agregasi Bias dalam Input... 14


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Perkembangan Luas Panen, Produkstivitas, Produksi Padi di Indonesia 1985-2004 ...

41 2. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, Produksi Jagung di

Indonesia 1985-2004 ...

42

3. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, Produksi Kedelai di Indonesia 1985-2004 ...

43

4. Total Faktor Produktivitas Tanaman Pangan Indonesia 1985-2004 ... 44

5. Uji Multikolinieritas... 45

6. Uji Autokorelasi... 45

7. Uji Heteroskedastisitas………. 45

8. Uji Normalitas... 45

9. Data Output Produksi (Q)... 46

10. Data Input Produksi (K)... 48

11. Data Tenaga Kerja (L)... 52


(23)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertanian di Indonesia masih mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian nasional. Adapun peranan sektor pertanian bagi perekonomian Indonesia meliputi: pertama, sektor pertanian secara langsung dapat menyediakan kebutuhan pangan masyarakat. Kedua, menyumbang pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Ketiga, menyerap tenaga kerja di pedesaan. Keempat, berperan menghasilkan devisa negara, dan kelima, berfungsi dalam pengendalian inflasi. Walaupun dalam sumbangannya terhadap PDB mengalami penurunan, namun sektor pertanian masih tetap memegang peranan penting dalam perekonomian secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat dari kesempatan kerja yang diserap pada sektor pertanian cukup tinggi. Sampai saat ini sektor pertanian tetap menyerap tenaga kerja terbesar dan menjadi penopang perkonomian di pedesaan. Pada tahun 2004, lebih dari 25,5 juta keluarga atau 100 juta lebih penduduk Indonesia merupakan tenaga kerja di sektor pertanian dari seluruh

kesempatan kerja yang ada1. Bahkan pada saat krisis ekonomi, penyerapan tenaga

kerja sektor petanian mengalami sedikit peningkatan. Sebagai ilustrasi, pada tahun 1997 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian telah turun 41 persen, namum pada tahun 1998 melonjak kembali menjadi 45 persen (BPS, 1999).

Salah satu subsektor pertanian yang penting dalam sektor pertanian adalah subsektor tanaman pangan. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa subsektor tanaman pangan memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang signifikan yaitu sebesar 9,56 persen pada tahun 1998 dan kemudian

1


(24)

2

meningkat sebesar 10,57 persen pada tahun 1999 (BPS, 1999). Menurut Sensus Pertanian 2003 menunjukkan bahwa dari 25,58 juta keluarga petani terdapat 18,12 juta keluarga petani (70,84 persen) yang mengusahakan tanaman pangan (padi dan palawija), atau sekitar 34,4 persen dari total keluarga nasional yang berjumlah 52,6 juta keluarga.

Di Indonesia tanaman pangan yang paling penting adalah padi, karena padi merupakan penghasil bahan makanan pokok yaitu beras. Selain itu, kontribusi PDB padi tahun 2003 mencapai 60 persen dari total PDB subsektor tanaman pangan. Tanaman palawija merupakan tanaman penting kedua setelah padi. Ada beberapa jenis palawija yang telah lama dikenal dan dikembangkan di Indonesia, antara lain jagung dan kedelai. Jagung merupakan komoditi pangan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kebutuhan jagung untuk bahan industri terus naik sekitar 10 sampai 15 persen setiap tahun. Misalnya pada tahun 2004, kebutuhan bahan baku jagung untuk pakan ternak saja mencapai 6,7 juta ton. Kedelai juga merupakan komoditi utama dalam ketahanan pangan. Konsumsi kedelai tahun 1998 sebesar 6,83 kg per kapita per tahun meningkat menjadi 11,84 kg per kapita per tahun pada tahun 2004 (Departemen Pertanian, 2004).

Perkembangan produksi, luas panen, dan produktivitas padi dan palawija menunjukkan hasil yang terus meningkat meskipun pertumbuhan angkanya kecil. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan rata-rata luas panen, produksi, dan produktivitas dari padi, jagung, dan kedelai periode 1985-2004. Pertumbuhan rata-rata padi untuk luas panen sebesar 1,02 persen, produktivitas sebesar 0,77


(25)

3

persen, dan produksi sebesar 1,78 persen. Pertumbuhan rata-rata jagung untuk luas panen sebesar 2,77 persen, produktivitas sebesar 3,27 persen, dan produksi sebesar 6,19 persen. Pertumbuhan ratarata kedelai untuk luas panen sebesar -0,87 persen, produktivitas sebesar 1,50 persen, dan produksi sebesar 0,51 persen. Ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan rata-rata dari padi, jagung, dan kedelai cenderung meningkat. Meskipun pada pertumbuhan rata-rata luas panen komoditi kedelai sempat menurun, tetapi produktivitas masih meningkat.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan pangan akan meningkat. Peningkatan jumlah penduduk tahun 2000-2003 sekitar 1,5 persen per tahun menyebabkan peningkatan tekanan terhadap sumberdaya lahan. Sempitnya

luas lahan pertanian per kapita penduduk Indonesia sebesar 900m2 per kapita. (

BPS, 2004). Hal ini menyebabkan luas areal panen berkurang sehingga hasil produksipun menurun. Peningkatan laju produksi dari tahun ke tahun belum tentu mampu mengimbangi laju konsumsi yang semakin besar. Kondisi demikian akan memberikan peluang dan memicu bagi petani untuk meningkatkan produksi tanaman pangan.

1.2. Perumusan Masalah

Peningkatan produksi tanaman pangan dapat dilakukan dengan meningkatnya produktivitasnya. Dalam meningkatkan produktivitas harus didukung oleh perkembangan luas areal panen, tenaga kerja, dan input produksi lainnya (pupuk, bibit, dan pestisida). Upaya peningkatan produksi tersebut tidak akan tercapai apabila tidak didukung sepenuhnya oleh petani, oleh karena itu


(26)

4

perlu diciptakan keadaan yang kondusif agar petani meningkatkan produksi. Selain itu peningkatan laju konsumsi setiap tahunnya tidak diimbangi dengan peningkatan laju produksinya. Hal ini tidak mudah dicapai, karena terdapat beberapa masalah dalam menciptakan pembangunan subsektor tanaman pangan yang berkelanjutan.

Angka pertumbuhan rata-rata luas areal panen, produksi, dan produktivitas tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) di Indonesia pada umumnya memang relatif rendah. Upaya-upaya peningkatan produksi tanaman pangan terus dilakukan seperti perluasan areal panen (ekstensifikasi), penetapan harga input yang stabil, dan pemerataan tenaga kerja.

Sehubungan dengan masalah tersebut, maka dalam penelitian ini perlu dibahas tentang:

1. Bagaimanakah perkembangan luas lahan, produksi, dan produktivitas tanaman

pangan di Indonesia periode 1985-2004?

2. Berapakah total faktor produktivitas (TFP) tanaman pangan di Indonesia

periode 1985-2004?

3. Berapakah tingkat input produksi terhadap output tanaman pangan di


(27)

5

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis perkembangan luas lahan, produksi, dan produktivitas tanaman

pangan di Indonesia periode 1985-2004.

2. Menganalisis total faktor produktivitas (TFP) tanaman pangan di Indonesia

periode 1985-2004.

3. Menganalisis tingkat input produksi terhadap output tanaman pangan di

Indonesia periode 1985-2004.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi penelitian mengenai tanaman pangan. Menunjukkan kepada masyarakat umum mengenai perkembangan tanaman pangan, serta sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan pertanian tanaman pangan dalam menetapkan strategi untuk menghadapi persaingan dan pencapaian tujuan. Bagi penulis sendiri, penelitian ini sebagai pengalaman dalam penerapan ilmu pengetahuan dari bangku kuliah.

1.5. Ruang Lingkup

Penelitian ini membatasi ruang lingkup hanya pada tanaman pangan di Indonesia periode 1985-2004 dengan menggunakan pendugaan total faktor produktivitas.


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Teori Produksi

Fungsi produksi merupakan hubungan baik antara input yang digunakan dalam proses produksi dengan kuantitas output yang dihasilkan. Secara jenis input, produksi dapat dibedakan menjadi modal (K) dan tenaga kerja (L). Hubungan tersebut secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut (Lipsey, 1995; Nicholson, 2002):

q = f(K,L) (2.1) Bentuk persamaan fungsi produksi yang digunakan adalah bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas. Secara matematis fungsi Cobb-Douglas dapat dituliskan sebagi berikut:

q = AK αLβ (2.2) Dimana:

q = Output produksi

A = Parameter efisiensi atau intersep (tingkat teknologi) K = Modal

L = Tenaga kerja

α, β = Konstanta

Bentuk persamaan fungsi produksi tersebut mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Kelebihannya adalah pertama, koefisien fungsi produksi sudah merupakan elastisitas produksi. Kedua, jumlah koefisien dapat digunakan secara

layak untuk menetukan return to scale. Keterbatasan dari fungsi ini adalah


(29)

7

berbias bila faktor produksi yang digunakan tidak lengkap. Selain itu tidak dapat digunakan untuk menduga tingkat produksi pada taraf penggunaan faktor produksi sama dengan nol.

Konsep Skala Pengembalian (return to scale)

Konsep skala pengembalian menunjukkan reaksi keluaran peningkatan dengan merubah faktor produksi yang ada dalam semua masukkan (Nicholson, 2002). Dalam fungsi produksi dapat terbagi tiga macam skala pengembalian:

1. Jika α+ β = 1, maka terdapat pengaruh skala terhadap hasil yang konstan

(constant return to scale). Jika input dinaikkan n kali maka output menjadi n kali.

2. Jika α+ β> 1, maka ada pengaruh skala yang meningkat terhadap tingkat

hasil (increasing return to scale). Jika input dinaikkan n kali maka output

menjadi lebih besar.

3. Jika α+ β< 1, maka ada pengaruh skala yang menurun terhadap tingkat

hasil (decreasing return to scale). Jika input dinaikkan n kali maka output

menjadi lebih kecil dari n kali. Dimana:

α = koefisien elastisitas output terhadap perubahan input modal (K)

β = koefisien elastisitas output terhadap perubahan input tenaga kerja (L)

Penelitian Terdahulu


(30)

8

aspek seperti peranannya dalam pembangunan pertanian. Pada penelitian ini terdapat penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki ruang lingkup yang sama.

Dalam penelitian Pramesti (2005) yang berjudul ’’Peranan Pesantren Al Zaytun Terhadap Peningkatan Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Di Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat’’ menjelaskan bahwa Pesantren Al Zaytun berperan baik dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial ekonomi, dan agen teknologi. Masyarakat Koperasi Desa Mekarjaya-Ma’had Al Zaytun membantu permodalan masyarakat untuk berusahatani padi. Pesantren Al Zaytun secara tidak langsung memberikan pengenalan teknologi pertanian (pengenalan pupuk majemuk PHONSKA dan pola tanam baru) kepada masyarakat tentang cara mengelola lahan pertanian dengan status lahan tadah hujan. Usahatani yang dilakukan sangat efisien, hal tersebut dapat dilihat dari rasio penerimaan dan biaya usahatani yang nilainya lebih besar dari satu.

Dalam penelitian Amalia (2001) yang berjudul ’’Analisis Produktivitas Tanaman Pangan Di Indonesia’’ menjelaskan bahwa perkembangan produksi, luas panen, dan produktivitas tanaman pangan di Indonesia berfluktuasi. Model fungsi produksi dengan menggunakan dummy teknologi dari luar faktor produksi yang terdiri dari variabel bibit, pupuk kimia, pestisida, tenaga kerja, bimas, insus, supra insus. Variabel pupuk kimia dan supra insus yang tidak berpengaruh nyata pada output produksi tanaman pangan. Peningkatan produksi tanaman pangan dapat didukung oleh kebijaksanaan pemerintah dalam program pembangunan pertanian 2000-2004 melalui program ketahanan pangan dan program pengembangan agribisnis.


(31)

9

Dalam penelitian Fauzia (2006) yang berjudul ’’Pendugaan Elastisitas Permintaan Input dan Penawaran Output Usahatani Kacang Tanah Di Jawa’’ menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keuntungan petani pada usaha tani kacang tanah di Jawa yaitu pupuk urea, harga pupuk TSP, harga benih, upah tenaga kerja. Nilai elastisitas permintaan input terhadap harga sendiri bersifat inelastis yang berarti proporsi perubahannya tidak terlalu besar. Dari hasil pendugaan elastisitas penawaran output menunjukkan bahwa nilai elastisitas harga sendiri bernilai positif dan elastis, artinya bahwa petani akan menaikkan (menurunkan) produksi kacang tanah jika terjadi kenaikan (penurunan) harga kacang tanah, dengan proporsi perubahnya yang besar.

Dalam penelitian Hadipurnomo (2000) yang berjudul ’’Dampak Kebijakan Produksi dan Perdagangan Terhadap Penawaran dan Permintaan Kedelai Di Indonesia’’ menjelaskan bahwa di seluruh wilayah potensial, respon luas areal panen lebih besar daripada respon produktivitas terhadap perubahan harga produsen, harga benih, harga pupuk, upah tenaga kerja dan harga pestisida. Permintaan kedelai untuk industri tahu, tempe, dan kecap kurang responsif terhadap harga pedagang besar, harga kedelai impor, harga output panen, produktivitas dan produksi terutama di wilayah potensial luas pulau Jawa lebih besar daripada di pulau Jawa.

Berdasarkan pada penelitian-penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa tanaman pangan memiliki peranan penting dalam pembangunan pertanian. Tanaman pangan mampu memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia.


(32)

10

Model Shenggen Fan dan Xiaobo Zhang

Penelitian yang dilakukan Fan dan Zhang (2002), menyatakan bahwa pertumbuhan output pertanian di China sudah mengalami pertumbuhan secara cepat pada beberapa dekade terakhir, terutama sejak pembaharuan pedesaan yaitu mulai tahun 1979. Pertumbuhan output mencapai 4,4 persen per tahun. Pertumbuhan pertanian di China dengan menggunakan Gross Value of Agriculture Output (GVAO) biasanya mengukur dalam harga konstan (atau harga perbandingan sebagai penggambaran oleh system statistic China) untuk mewakili total output dalam tahun tertentu, tetapi harga konstan tidak tepat bila digunakan dalam pengagregatan total output karena perhitungan tingkat pertumbuhan dari harga konstan ini hasilnya tidak seimbang, khususnya saat harga relatif mengalami perubahan. Hasil produksi pertanian dapat dilihat dari perkembangan total faktor produktivitas (TFP) tiap tahunnya. Total Faktor Produktivitas (TFP) dapat menggunakan estimasi agregat output dan pertumbuhan input. TFP dapat dihitung menggunakan Index Tornqvist-Theil (TT). Adapun persamaan pada agregat output dengan menggunakan Index Tornqvist-Theil (TT) dapat dituliskan berikut ini:

TFP = TT1 – TT2 (2.3)

TFP = ∑i

2 1

x (Si, t + Si, t-1) x ln(Yi, t/Yi, t-1)

- ∑j

2 1

x (Wj, t + Wj, t-1) x ln(Xj, t/Xj, t-1) (2.4)

dimana:


(33)

11

Y = kuantitas output

W = jumlah input yang dibagi dari total biaya input (nilai fisik)

X = kuantitas input

t = periode waktu

Index TT1 adalah index TFP menggunakan index pertumbuhan output TT1 dan index pertumbuhan input TT. Index TT2 adalah index TFP menggunakan index pertumbuhan output TT2 dan index pertumbuhan input TT. Perbedaan pokok antara TT1 dan TT2 dikarenakan output pertanian antara badan statistik dan angka taksiran output.

Kerangka Pemikiran

Proses produksi secara keseluruhan menekankan bahwa penggunaannya input harus maksimal. Dalam penelitian mengenai tanaman pangan ini akan dijelaskan tentang total faktor produktivitas (TFP) tanaman pangan. Pada model

TFP dikatakan bahwa input dan output mempengaruhi hasilTFP tanaman pangan.

Input yang digunakan dalam penelitian ini berupa input produksi (pupuk, bibit, dan pestisida), luas areal panen, dan tenaga kerja. Selain itu juga dibahas mengenai hubungan input dan output dalam menghasilkan nilai TFP tanaman pangan.


(34)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder atau data hasil olahan dari Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Pusat Penelitian Ekonomi Pertanian, jurnal, hasil-hasil penelitian, literatur, dan lembaga non-pemerintah yang terkait. Data tersebut merupakan data statistik dan laporan tahunan mengenai tanaman pangan di Indonesia seperti data luas lahan, produksi, produktivitas, tenaga kerja, dan sebagainya. Data tersebut merupakan data berkala atau data time series tahunan periode 1985-2004.

3.2. Metode Analisis

Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif, yaitu dengan memaparkan dan menjelaskan jawaban permasalahan berdasarkan data-data yang akurat. Pendekatan Ordinary Least Squares (OLS) digunakan untuk menganalisis total faktor produktivitas tanaman pangan.

3.3. Konsep Agregasi Input dan Output Dalam Pertanian

Total pertumbuhan input dan output dapat diukur dengan total faktor produkstivitas (TFP). Menurut Shenggen Fan dan Xiaobo Zhang (2002) TFP dapat digambarkan dengan kurva agregasi bias pada output dan kurva agregasi bias pada input. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.


(35)

13

3.3.1. Agregasi Bias Pada Output

Menjelaskan bahwa agregat m

Gambar 2.1. menjelaskan bahwa potensial bias output terjadi dimana titik Q0 menggambarkan kurva produksi dengan indikasi kombinasi produk pada Y1

dan menggunakan kuantitas yang sama pada input di Y2. Keuntungan maksimal

produsen dapat diperoleh dari mengombinasi perbedaan dasar pada Y1 dan Y2 dengan menggunakan relatif harga pada dua produk. Produsen dapat menggunakan pada titik a yang menunjukkan titik kurva produksi ketika menggunakan relatif harga di P1 dan b terjadi ketika menggunakan harga di P2. Jika total agregat output menggunakan agregasi linier dengan dua produk yang menggunakan harga di P1, maka agregat output ada di a (sama untuk output di b’)

P1 Y2

Tb

Ta

P2 P2

b’

b

a’

a

P1 Q0

Y1

Gambar 2.1. Agregasi Bias Dalam Output Sumber: Shenggen Fan dan Xiaobo Zhang (2002)


(36)

14

akan menjadi lebih baik jika di titik b . Jika harga di P2 maka agregat output terjadi di b (sama untuk output di a’) akan menjadi lebih baik jika di titik a. Ukuran perbedaan output dapat diperoleh dengan menggunakan ukuran perbedaan harga.

3.3.2. Agregasi Bias Pada Input

Gambar 2.2. Agregasi Bias Pada Input Sumber: Shenggen Fan dan Xiaobo Zhang (2002)

Gambar 2.2. menjelaskan bahwa potensial bias input terjadi dari agregasi input dimana titik I0 menggambarkan isokuant. Produksi output menggunakan perbedaan kombinasi input X1 dan X2. Produsen dapat meminimalkan biaya atau harga dengan dasar kombinasi input pada relative harga input di W1 dan W2. Jika di W1 maka didapat kombinasi input secara optimal di poin c. Tetapi jika di W2 maka akan terjadi di poin d. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya efek substitusi pada isokuant yang sama. Contoh, jika relatif harga di W1, agregat input di d maka

X2 Ed

Ec

I0

W1

X1 W2

c’ c d

W1 W2


(37)

15

agregat output di d’. Dan jika relatif harga di W2, agregat input di c maka agregat output di c’. Hasil index produktivitas menggunakan estimasi bias pada agregat output dan input.

Adapun persamaan pada agregat output dengan menggunakan Index Tornqvist-Theil (TT) dapat digambarkan berikut ini:

ln QIt = ∑i

2 1

x (Si, t + Si, t-1) x ln(Yi, t/Yi, t-1) (3.2)

dimana:

ln QIt = log index agregat ouput

S = jumlah output yang dibagi dari total nilai produksi (nilai fisik) Y = kuantitas output

t = periode waktu

Dapat dispesifikkan index TFP menjadi persamaan di bawah ini:

ln TFPt = ∑i

2 1

x (Si, t + Si, t-1) x ln(Yi, t/Yi, t-1)

- ∑j

2 1

x (Wj, t + Wj, t-1) x ln(Xj, t/Xj, t-1) (3.3)

dimana:

ln TFPt = log indek TFP

W = jumlah input yang dibagi dari total biaya input (nilai fisik) X = kuantitas input


(38)

16

3.4. Analisis Fungsi Produksi

Fungsi produksi yang dipakai untuk menjelaskan parameter X dan Y. Secara matematis fungsi produksi dalam penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut

Q = AKαLβPu

Q = f (Input Produksi (K), Luas Areal Panen (P), Tenaga Kerja (L)) (3.1) Dimana:

Q = index agregat output yang dibagi dari total nilai produksi (nilai fisik)

Input Produksi (K) = kuantitas input dari index agregat input produksi yang berupa bibit, pupuk, dan pestisida

Luas Areal Panen (P) = index agregat input luas areal panen Tenaga Kerja (L) = index agregat input tenaga kerja

Diketahui bahwa output yang dihasilkan secara fisik sangat dipengaruhi oleh jumlah input yang digunakan. Dalam hal ini, output (Q) sebagai variabel dependen merespon setiap perubahan input sebagai variabel independen yang berupa input produksi (K), luas areal panen (P) dan tenaga kerja (L).

3.5. Uji Statistika dan Ekonometrika 3.5.1. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas didefinisikan sebagai adanya korelasi yang kuat antar variabel bebas pada model persamaan. Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat koefisien korelasi antar variabel bebas yang terdapat pada matriks


(39)

17

korelasi. Jika terdapat koefisien yang lebih besar dari |0.8| maka dapat disimpulkan terjadi multikolinieritas pada persamaan yang digunakan.

3.5.2. Uji Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi yang terjadi antara unsur gangguan (galat) pada tahun sekarang dengan tahun sebelumnya. Pengujian autokorelasi dapat diketahui dengan menggunakan Breusch-godfrey serial Correlation LM Test, yang hasil kesimpulannya dapat diketahui dari nilai Probability Obs* R-squared. Jika nilai Probability Obs* R-squared lebih kecil dari taraf nyata, maka terjadi autokorelasi di dalam model persamaan.

3.5.3. Uji Heteroskedastisitas

Gejala adanya heteroskedastisitas dapat ditunjukkan oleh Probability Obs* squared pada uji White Heteroskedasticity, jika nilai probabilitas Obs* R-squared lebih besar dari taraf nyata yang digunakan, maka persamaan tidak mengalami heterokedastisitas.

3.5.4. Uji Normalitas

Uji normalitas perlu dilakukan jika data time series n < 30. Uji ini disebut uji Jarque-Bera Test, dimana jika nilai probability Jarque-Bera pada model lebih besar dari taraf nyata yang digunakan maka disimpulkan bahwa model memiliki error term terdistribusi normal.

3.5.5. Uji R-Squared (R2)

Nilai R2 memiliki dua sifat yaitu memiliki besaran positif dan besarannya adalah 0 ≤ R2 ≤ 1. Jika sebesar nol maka hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebasnya. Jika R2 sebesar satu


(40)

18

maka terdapat kecocokan yang sempurna antara variabel terikat dengan variabel bebasnya.

3.5.6. Uji F

Probability F-statistik digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh secara keseluruhan dari variabel bebas terhadap output. Hipotesis untuk melakukan uji F adalah:

H0 : βi = 0, artinya tidak ada variabel bebas yang berpengaruh terhadap output.

H1 : βi ≠ 0, artinya minimal ada satu variabel bebas yang berpengaruh terhadap

output.

Apabila probabilitas F-statistik kurang dari taraf nyata, maka kesimpulannya adalah tolak H0, artinya minimal ada satu variabel bebas yang mempengaruhi

output secara nyata. Sebaliknya jika probabilitas F-statistik lebih besar dari taraf nyata, maka kesimpulannya adalah terima H0, artinya tidak ada variabel bebas

yang mempengaruhi output. 3.5.7. Uji t

Probability t-statistik menunjukkan besarnya pengaruh nyata untuk masing-masing variabel. Apabila probabilitas untuk masing-masing variabel bebas bernilai lebih kecil dari taraf nyata, maka dapat disimpulkan variabel bebas tersebut berpengaruh nyata.


(41)

IV. ANALISIS PERKEMBANGAN TANAMAN PANGAN

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Tanaman Pangan di Indonesia

Padi

Padi merupakan tanaman penting bagi masyarakat Indonesia, karena tanaman padi merupakan penghasil bahan makanan pokok yaitu beras. Pertumbuhan produksi padi sangat penting untuk mencukupi kebutuhan primer masyarakat, sehingga dapat mengurangi impor beras yang sering dilakukan dewasa ini.

Perkembangan produksi dan produktivitas tanaman padi dari tahun 1985-2004 menunjukkan hasil yang terus meningkat, namun cenderung berfluktuasi. Kenaikan luas panen tertinggi dicapai pada tahun 1992, yaitu mencapai angka 11.103.317 ha, atau menunjukkan kenaikan 7,99 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan luas lahan terparah dialami pada tahun 1997, penurunan mencapai angka -3,70 persen dari tahun sebelumnya. Produktivitas tertinggi dicapai pada tahun 2000, yaitu mencapai angka 4.409 kg/ha, atau menunjukkan kenaikan 3,69 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan produktivitas terparah dialami pada tahun 1998, penurunan mencapai angka -5,30 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan produksi tertinggi dicapai pada tahun 1992, yaitu mencapai angka 48.240.009 ton, atau menunjukkan kenaikan 7,94 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan penurunan produksi terjadi pada tahun 1997, penurunannya mencapai -3,37 persen dari tahun sebelumnya. Lebih jelasnya di bawah ini tabel perkembangan padi.


(42)

20

Tabel 4.1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, Produksi Padi di Indonesia 1985-2004

Tahun Luas Panen Produktivitas

Padi Produksi Padi

Ha Ton/Ha Ton

1985 9.902.293 3.942 39.032.945

1986 9.988.453 3.977 39.726.761

1987 9.922.594 4.039 40.078.195

1988 10.140.155 4.110 41.676.170

1989 10.531.207 4.247 44.725.582

1990 10.502.357 4.302 45.178.751

1991 10.281.519 4.346 44.688.247

1992 11.103.317 4.345 48.240.009

1993 11.012.776 4.375 48.181.087

1994 10.733.830 4.345 46.641.524

1995 11.436.764 4.349 49.744.140

1996 11.569.729 4.417 51.101.506

1997 11.140.594 4.432 49.377.054

1998 11.730.335 4.197 49.236.692

1999 11.963.204 4.252 50.866.387

2000 11.793.475 4.409 51.898.852

2001 11.499.994 4.388 50.460.782

2002 11.521.166 4.456 51.489.694

2003 11.488.034 4.538 52.137.604

2004 11.922.974 4.536 54.088.468

Pertumbuhan Rata-rata (%):

1985-1994 0,94 1,09 2,05 1995-2004 1,10 0,45 1,52

1985-2004 1,02 0,77 1,78 Sumber: BPS, 2005a; Deptan, 2001; dan Deptan, 2005.

Tabel 4.1. menggambarkan bahwa pertumbuhan rata-rata luas panen padi periode 1985-2004 mencapai 1,02 persen. Pertumbuhan rata-rata produktivitas padi periode 1985-2004 mencapai 0,77 persen. Pertumbuhan rata-rata produksi padi periode 1985-2004 mencapai 1,78 persen.

Perubahan produksi lebih disebabkan oleh perluasan areal. Hal ini dapat dilihat, apabila luas panen meningkat kecenderungan produksi padi juga meningkat. Namun pada beberapa tahun terjadi penurunan luas areal dan produksi padi. Penurunan ini disebabkan oleh (Budiman dan Effendi, 1987) :

1. Terlihat kecenderungan terjadinya pergeseran dalam penggunaan lahan. Lahan


(43)

21

karena digunakan untuk keperluan sektor lainnya seperti perumahan, industri, pasar, dan lain-lain.

2. Di sub sektor pertanian pangan pun terjadi pergeseran pendayagunaan lahan.

Lahan sawah ditanami tanaman hortikultura karena memberikan lebih banyak keuntungan dibandingkan dengan usahatani padi dan palawija.

3. Di luar Jawa seperti pada wilayah pasang surut, lahan kering dan sistem irigasi

kecil, diperlukan usaha yang lebih insentif bagi pengembangan dan adaptasi teknologi untuk produksi pangan.

4. Selain itu lahan tersebut umumnya terpencar, dengan ukuran kecil dan tingkat

pengelolaan yang rendah. Akibatnya produksinya pun relatif sedikit, tidak berkesinambungan dengan mutu yang rendah.

5. Selain itu dikhawatirkan bahwa perluasan lahan belum dapat mengimbangi

pengembangan efisiensi areal lahan usaha tani. Lahan-lahan sawah irigasi yang baru dibuka sangat peka terhadap gangguan lingkungan, sehingga diperlukan waktu yang lama untuk memperbaiki keadaan fisik sawah untuk dapat berproduksi secara mantap.

6. Pengembangan produksi di lahan kering baik untuk padi, palawija maupun

hortikultura tidak lepas dari masalah lingkungan produksi yang tidak menunjang. Pembukaan lahan kering yang tidak disertai usaha konversi tanah dan air akan cepat menurunkan produktivitas lahan.

7. Perluasan lahan sawah beririgasi masih mengalami barbagai hambatan antara

lain kurang tepatnya pemilihan lokasi pencetakan sawah, dan adanya perbedaan prioritas antar petani dalam sistem irigasi.


(44)

22

Jagung

Jagung merupakan salah satu komoditas strategis dan bernilai ekonomis, serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras, disamping itu jagung berperan sebagai pakan ternak, bahan baku industri dan rumah tangga (Ditjen Tanaman Pangan, 2002).

Perkembangan produksi dan produktivitas tanaman jagung dari tahun 1985-2004 menunjukkan hasil yang cenderung meningkat, tetapi masih berfluktuasi. Produksi tertinggi dicapai pada tahun 1986 mencapai angka 5.920.374 ton, atau menunjukkan kenaikan 36,74 persen dari tahun sebelumnya. Produksi terendah dialami pada tahun 1993 yang penurunannya mencapai -19,20 persen dari tahun sebelumnya. Produktivitas tertinggi dicapai pada tahun 1996 yaitu mencapai angka 2.486 kg/ha, atau mengalami kenaikan sebesar 10,09 persen dari tahun sebelumnya. Produktivitas terendah dialami pada tahun 1993, penurunannya mencapai -0,22 persen dari tahun sebelumnya.

Perkembangan luas panen dari tahun 1985-2004 cenderung meningkat, tetapi berfluktuasi. Luas panen tertinggi tahun 1988 mencapai angka 3.405.751 ha, atau kenaikannya sebesar 29,69 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan luas lahan terparah dialami pada tahun 1993, penurunan mencapai angka -19,00 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan hasil panen jagung ini didukung oleh semakin meluasnya areal tanah yang digunakan dalam program intensifikasi jagung. Program intensifikasi jagung ini meliputi: penggunaan varietas unggul nasional maupun hibrida, penggunaan pupuk yang lengkap, pengendalian hama


(45)

23

dan penyakit secara terpadu baik pada waktu pra panen maupun pasca panen. Lebih jelasnya di bawah ini tabel perkembangan jagung.

Tabel 4.2. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, Produksi Jagung di Indonesia 1985-2004

Tahun Luas Panen Produktivitas

Jagung Produksi Jagung

Ha Ton/Ha Ton

1985 2.439.966 1.774 4.329.503

1986 3.142.759 1.897 5.920.374

1987 2.626.033 1.971 5.155.680

1988 3.405.751 1.962 6.651.917

1989 2.944.199 2.117 6.192.512

1990 3.158.092 2.132 6.734.028

1991 2.909.100 2.150 6.255.906

1992 3.629.346 2.203 7.995.459

1993 2.939.534 2.198 6.459.737

1994 3.109.398 2.209 6.868.885

1995 3.651.838 2.258 8.245.902

1996 3.743.573 2.486 9.307.423

1997 3.355.224 2.614 8.770.851

1998 3.847.813 2.643 10.169.488

1999 3.456.357 2.663 9.204.036

2000 3.500.318 2.765 9.676.899

2001 3.285.866 2.848 9.347.192

2002 3.126.833 3.088 9.654.105

2003 3.358.511 3.241 10.886.442

2004 3.356.914 3.344 11.225.243

Pertumbuhan Rata-rata (%):

1985-1994 4,37 2,50 6,94 1995-2004 1,17 4,04 5,44

1985-2004 2,77 3,27 6,19 Sumber: BPS, 2005a; Deptan, 2001; dan Deptan, 2005.

Tabel 4.2. menggambarkan bahwa pertumbuhan rata-rata luas panen jagung periode 1985-2004 mencapai 2,77 persen. Pertumbuhan rata-rata produktivitas jagung periode 1985-2004 mencapai 3,27 persen. Pertumbuhan rata-rata produksi jagung periode 1985-2004 mencapai 6,19 persen.

Pertumbuhan rata-rata perkembangan jagung terlihat mengalami peningkatan. Pertumbuhan produksi lebih disebabkan oleh pertumbuhan produktivitas. Bebarapa tahun terakhir kebutuhan jagung terus meningkat, hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya laju pertumbuhan jumlah penduduk dan


(46)

24

peningkatan kebutuhan untuk pakan. Pada dekade terakhir, pangsa luas panen dan produksi komoditas jagung menduduki urutan terbesar dibanding dengan palawija lainnya. Kedepan pangsa ini perlu ditingkatkan mengingat komoditas jagung perannya semakin strategis sebagai sumber pakan. Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan peluang jagung ke depan (Wayan Sudana, 2005) :

1. Meningkatkan luas tanam adalah melalui pengaturan pola tanam baik di lahan

kering maupun di lahan sawah. Sebagai contoh melalui upaya khusus dengan pengaturan pola tanam dan intensifikasi yang dilakukan oleh Sekretaris BP Bimas.

2. Peningkatan produktivitas terutama dapat dilakukan di sentra produksi jagung

baik di Jawa maupun luar Jawa.

3. Peningkatan produksi malalui penggunaan varietas unggul, pemupukan

berimbang serta perbaikan manajemen masih cukup besar.

Kedelai

Kedelai merupakan bahan makanan tambahan bagi masyarakat Indonesia. Kedelai juga merupakan bahan makanan bagi ternak, bahan ekspor non migas dan bahan untuk mendukung perkembangan industri (Ditjen Tanaman Pangan, 1999).

Luas panen tertinggi pada tahun 1986 mencapai 1.253.767 ha, atau mencapai 39,89 persen dari tahun sebelumnya. Luas panen terendah pada tahun 2000 penurunannya mencapai -28,37 persen dari tahun sebelumnya. Produktivitas tertinggi dicapai tahun 1987 yaitu 1.055 kg/ha, atau kenaikannya 7,87 persen dari tahun sebelumnya. Produktivitas terendah terjadi tahun 1994, penurunannya mencapai -4,30 persen dari tahun sebelumnya. Produksi tertinggi pada tahun 1986


(47)

25

yaitu 1.226.727 ton, atau kenaikannya mencapai 41,04 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan produksi pada tahun 2000 yaitu mencapai -26,41 persen dari tahun sebelumnya.

Tabel 4.3. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, Produksi Kedelai di Indonesia 1985-2004

Tahun Luas Panen Produktivitas Kedelai Produksi Kedelai

Ha Ton/Ha Ton

1985 896.220 970 869.718

1986 1.253.767 978 1.226.727

1987 1.100.565 1.055 1.160.963

1988 1.177.360 1.079 1.270.418

1989 1.198.096 1.098 1.315.113

1990 1.334.100 1.115 1.487.433

1991 1.368.199 1.137 1.555.453

1992 1.665.706 1.122 1.869.713

1993 1.470.206 1.162 1.708.528

1994 1.406.918 1.112 1.564.847

1995 1.477.432 1.137 1.680.007

1996 1.279.286 1.186 1.517.181

1997 1.119.079 1.213 1.356.891

1998 1.095.071 1.192 1.305.640

1999 1.151.079 1.201 1.382.848

2000 824.484 1.234 1.017.634

2001 678.848 1.218 826.932

2002 544.522 1.195 673.056

2003 526.796 1.275 671.600

2004 565.165 1.280 723.483

Pertumbuhan Rata-rata (%):

1985-1994 6,22 1,57 7,71 1995-2004 -7,97 1,44 -6,69

1985-2004 -0,87 1,50 0,51

Sumber: BPS, 2005a; Deptan, 2001; dan Deptan, 2005.

Tabel 4.3. menggambarkan bahwa pertumbuhan rata-rata luas panen kedelai periode 1985-2004 mencapai -0,87 persen. Pertumbuhan rata-rata produktivitas kedelai periode 1985-2004 mencapai 1,50 persen. Pertumbuhan rata-rata produksi kedelai periode 1985-2004 mencapai 0,51 persen. Hal ini menunjukkan adanya stagnasi, bahkan cenderung menurun. Kecilnya angka


(48)

26

pertumbuhan rata-rata perkembangan kedelai ini membuat pemerintah menempuh kebijakan yang lebih efisien dengan mengimpor kedelai untuk memenuhi kebutuhan nasional. Kecilnya angka pertumbuhan rata-rata perkembangan kedelai ini dikarenakan (Supadi, 1988) :

1. Harga jual kedelai terlalu rendah sedangkan biaya produksi sangat tinggi. Hal

ini menyebabkan petani kedelai rugi.

2. Harga kedelai impor lebih murah dibandingkan harga kedelai nasional.

Total Faktor Produktivitas

Total Faktor Produktivitas (TFP) dapat menggunakan estimasi agregat output dan pertumbuhan input. Index TT1 adalah index TFP menggunakan index pertumbuhan output TT1 dan index pertumbuhan input TT. Index TT2 adalah index TFP menggunakan index pertumbuhan output TT2 dan index pertumbuhan input TT. Data TT1 yang digunakan adalah data pertumbuhan output produksi (Q) dan TT2 menggunakan data penjumlahan input produksi (K) yang berupa bibit, pupuk dan pestisida, luas areal panen (P) dan tenaga kerja (L). Maka TFP didapat dari TT1 dikurangi TT2. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: TFP = TT1 – TT2


(49)

27

Tabel 4.4. Total Faktor Produktivitas Tanaman Pangan Indonesia 1985-2004

Tahun TT1 TT2 TFP

Q K P L Q-K-P-L

1985 100 100 100 100

1986 107.2 115.0 181.8 128.0 100

1987 105.7 112.4 132.4 142.7 309.9

1988 114.5 123.5 187.8 197.3 40.5

1989 119.0 134.7 171.6 215.4 190.1

1990 122.2 129.4 204.3 198.0 102.2

1991 119.9 138.3 189.0 204.9 98.3

1992 133.6 142.8 310.0 223.7 62.8

1993 128.6 132.0 219.8 201.1 271.4

1994 125.4 128.3 216.9 198.4 63.0

1995 136.4 142.3 285.0 208.5 68.9

1996 140.6 140.7 255.9 213.7 159.5

1997 134.4 144.3 193.2 399.8 58.3

1998 136.9 162.9 228.3 412.1 112.1

1999 138.6 188.4 219.8 261.3 193.6

2000 140.4 163.7 157.2 220.5 134.9

2001 135.1 170.4 118.5 179.6 77.8

2002 136.4 191.8 90.6 148.7 94.2

2003 139.7 195.9 93.9 156.0 65.1

2004 144.5 246.7 104.5 150.9 82.8

Tabel 4.4. menunjukkan bahwa nilai TFP positif. Hal ini menandakan bahwa TFP yang dipengaruhi oleh ouput dan input dapat dihasilkan secara maksimal.


(50)

V. ANALISIS TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN

5.1. Hasil Estimasi Analisis Total Faktor Produktivitas Tanaman Pangan Di Indonesia Periode 1985-2004

5.1.1. Uji Ekonometrika

Terjadinya multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat correlation matrix, jika korelasi antar variabel bebas dalam persamaan regresi kurang dari |0.8| (rule of thumbs) maka disimpulkan bahwa dalam persamaan regresi tidak terjadi gejala multikolinearitas dan sebaliknya jika coefficient matrix > dari |0.8| maka disimpulkan pada persamaan regresi terjadi gejala multikolinearitas. Namun menurut Uji Klein dalam Gujarati (1978) bahwa gejala multikolinearitas dimana coefficient matrix > rule of thumbs dapat diabaikan jika koefisien determinasi > dari koefisien matriknya. Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa ada coefficient matrix yang lebih besar dari rule of thumbs namun lebih kecil dari koefisien determinasi model sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa model tersebut tidak mengalami masalah multikolinearitas.

Tabel 5.1. Uji Multikolinieritas

Q K P L

Q 0.515565 0.100271 1.000000 0.576778 K 0.852339 1.000000 0.100271 0.345218 P 1.000000 0.852339 0.515565 0.586557 L 0.586557 0.345218 0.576778 1.000000

Autokorelasi merupakan pelanggaran asumsi klasik yang menyatakan bahwa dalam pengamatan yang berbeda tidak terdapat korelasi antar error term. Uji Autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 5.2. pengujian autokorelasi pada perangkat Eview’s 4 dapat diketahui melalui serial correlation Lagrange


(51)

29

Multiplier Test, dimana nilai probability obs*R-squared harus lebih besar dari derajat bebas (α). Nilai probability obs*R-squared pada model persamaan adalah 0,138839 yang artinya bernilai lebih besar dari α = 1 persen. Oleh karena itu, model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini tidak mempunyai masalah autokorelasi.

Tabel 5.2. Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.722135 Probability 0.214450 Obs*R-squared 3.948885 Probability 0.138839

Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah variabel pengganggu memiliki varians yang sama (homoskedastisitas) atau dapat juga dikatakan apakah dalam sebuah model regresi berganda terjadi ketidaksamaan varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hal ini dapat diketahui melalui uji white heteroskedasticity, dimana nilai probability obs*R-squared pada model persamaan adalah 0.023215 yang artinya bernilai lebih besar dari α = 1 persen. Oleh karena itu, model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini tidak mempunyai masalah heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Uji Heteroskedastisitas White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 5.923794 Probability 0.003594 Obs*R-squared 14.64390 Probability 0.023215

Uji normalitas perlu dilakukan jika data time series n < 30. pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah error term terdistribusi secara normal. Uji ini disebut uji Jarque-Bera Test, dimana jika nilai probability Jarque-Bera pada model lebih besar dari taraf nyata 1 persen yang digunakan maka disimpulkan


(52)

30

bahwa model memiliki error term terdistribusi normal. Sebaliknya jika probability Jarque-Bera lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan maka persamaan memiliki error term yang tidak terdistribusi normal.

0 1 2 3 4 5 6 7

-0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10

Series: Residuals Sample 1985 2004 Observations 20

Mean 2.37E-16

Median 0.005804

Maximum 0.081143

Minimum -0.103012

Std. Dev. 0.040163

Skewness -0.513170

Kurtosis 3.740693

Jarque-Bera 1.334999

Probability 0.512990

Gambar 5.1. Uji Normalitas

Dari Gambar 5.1. diperoleh bahwa probability Jarque-Bera > taraf nyata yang digunakan. Sehingga disimpulkan bahwa error term terdistribusi secara normal.

5.2. Estimasi Model Analisis Total Faktor Produktivitas Tanaman Pangan di Indonesia Periode 1985-2004

Penelitian ini membahas tentang analisis total faktor produktivitas tanaman pangan yang diolah dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Faktor-faktor produksi yang diduga berpengaruh terhadap produksi tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) adalah input produksi (K) yang berupa bibit, pupuk dan pestisida, luas areal panen (P) dan tenaga kerja (L). Faktor-faktor


(53)

31

produksi yang sudah disebutkan di atas merupakan variabel atau peubah bebas (Xn). Sedangkan peubah tak bebasnya adalah output produksi (Q).

Tabel 5.5. Hasil Analisis Total Faktor Produktivitas Tanaman Pangan di Indonesia Periode 1985-2004

Keterangan : * Signifikan pada taraf nyata 1 persen (α = 1%)

Berdasarkan Tabel 5.1, Tabel 5.2, Tabel 5.3 dan Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa metode tingkat analisis total faktor produktivitas tanaman pangan di Indonesia periode 1985-2004 tersebut bebas dari masalah multikolinieritas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan uji normalitas sehingga menghasilkan koefisien dugaan terbaik (BLUE).

5.2.1. Uji Statistik

Uji statistik model digunakan untuk mengetahui kelayakan suatu model dan untuk mangetahui apakah model tersebut baik untuk digunakan pada penelitian. Pengujian statistik ini dilakukan dengan tiga metode pengujian yaitu uji koefisien determinasi (R2), uji t-statistik dan uji F-statistik.

Variabel terikat Q

Jumlah observasi 20 dari tahun 1985 sampai tahun 2004

Variabel Koefisien Probabilitas

C 172.9929 0.0514

K 0.494481 0.0000*

P 0.153933 0.0005*

L 0.032630 0.3124

R-squared 0.918864 Durbin-Watson statistik 1.600048 Prob(F-statistik) 0.000000


(54)

32

5.2.1.1.Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan hasil estimasi model penelitian pada Tabel 5.5 diperoleh nilai koefisien determinasi (R-squared) sebesar 0.918864. Uji koefisien determinasi dengan nilai R2 sebesar 91.886 persen menunjukkan bahwa uji ketepatan perkiraan (goodness of fit) dari model persamaan adalah baik. Hal ini berarti 91.886 persen keragaman tingkat analisis total faktor produktivitas tanaman pangan di Indonesia periode 1985-2004 dapat dijelaskan oleh hubungan linier dengan variabel-variabel independennya. Sisanya (8.114 persen) dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

5.2.1.2.Uji F-Statistik

Uji-F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara serentak berpengaruh pada variabel dependennya. Nilai F-statistic 60.40031 dengan probabilitas F sebesar 0,000000. Ini menunjukkan hasil yang baik karena pada tingkat signifikansi 1 persen, nilai probabilitas F-hitung lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan. Hal ini menunjukkan keabsahan model yang dibentuk dapat diterima (signifikan).

5.2.1.3.Uji t-Statistik

Uji t-statistik dilakukan dengan melihat nilai probabilitas dari masing-masing variabel bebas, dimana jika nilai probabilitas variabel bebas < taraf nyata yang digunakan maka disimpulkan variabel bebas signifikan mempengaruhi variabel tak bebasnya. Demikian sebaliknya jika probabilitas variabel bebas > taraf nyata yang digunakan maka disimpulkan variabel bebas tidak signifikan berpengaruh terhadap variabel tak bebasnya pada taraf nyata yang digunakan.


(55)

33

Dari hasil estimasi penelitian seperti terlihat pada Tabel 5.5 bahwa input produksi (K) yang berupa bibit, pupuk dan pestisida, luas areal panen (P) memiliki probabilitas yang lebih kecil dari taraf nyata 1 persen, sehingga dapat disimpulkan kedua variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap variabel terikatnya pada taraf nyata 1 persen. Tenaga kerja (L) memiliki probabilitas yang lebih besar dari taraf nyata 1 persen, sehingga dapat disimpulkan variabel tenaga kerja (L) tidak berpengaruh pada variabel terikatnya pada taraf nyata 1 persen.

5.2.2. Interpretasi dan Uji Ekonomi 5.2.2.1.Input Produksi (K)

Berdasarkan hasil estimasi, variabel input produksi (K) yang berupa bibit, pupuk dan pestisida berpengaruh positif yang signifikan pada taraf nyata satu persen terhadap output produksi tanaman pangan (Q) dengan koefisien sebesar 0.494481 ≈ 0.494. Artinya adalah bahwa peningkatan sebesar satu persen input produksi (K) yang berupa bibit, pupuk dan pestisida akan meningkatkan sebesar 0.494 persen output produksi (Q) tanaman pangan Indonesia dan sebaliknya jika input produksi (K) yang berupa bibit, pupuk dan pestisida turun sebesar satu persen maka output produksi (Q) tanaman pangan Indonesia akan turun sebesar 0.494 persen, asumsi cateris paribus.

5.2.2.2.Luas Areal Panen (P)

Berdasarkan hasil estimasi, variabel luas areal panen (P) berpengaruh positif yang signifikan pada taraf nyata satu persen terhadap output produksi tanaman pangan (Q) dengan koefisien sebesar 0.153933 ≈ 0.153. Artinya adalah bahwa peningkatan sebesar satu persen luas areal panen (P) akan meningkatkan


(56)

34

sebesar 0.153 persen output produksi (Q) tanaman pangan Indonesia dan sebaliknya jika luas areal panen (P) turun sebesar satu persen maka output produksi (Q) tanaman pangan Indonesia akan turun sebesar 0.153 persen, asumsi cateris paribus.

5.2.2.3.Tenaga Kerja (L)

Berdasarkan hasil estimasi, variabel tenaga kerja (L) tidak berpengaruh pada taraf nyata satu persen terhadap output produksi tanaman pangan (Q). Tidak berpengaruhnya variabel tenaga kerja (L) terhadap output (Q) hal ini diduga karena (Husein, 1986) :

1. Adanya pergeseran kesempatan kerja di pertanian dan non pertanian secara makro.

2. Mulai berkembangnya pemakaian teknologi yang hemat tenaga di sektor pertanian. Penggunaan alat mekanis tersebut telah mensubstitusi tenaga kerja dengan mesin dan telah meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan mengurangi kebosanan kerja.

3. Diramalkan akan adanya perubahan pola tanam di daerah persawahan melalui perbaikan sistem irigasi dan pengolahan air yang baik, dan kebijaksanaan harga masukan dan keluaran.

4. Investasi besar-besaran di sektor pertanian di luar Jawa untuk mendukung program transmigrasi, khususnya pertanian tanaman komersial seperti kelapa sawit, karet, dan kelapa. Tanaman tersebut sedikit menyerap tenaga kerja, tetapi akan membuka kesempatan kerja yang lebih luas di sektor non pertanian seperti industri (hilir dan hulu).


(1)

MS

F

Significance F

0,063150843 34,68876187

3,11709E-07

0,001820499

t Stat

P-value

Lower 95%

Upper 95%

Lower 95.0%

Upper 95.0%

-0,368091216 0,717629623

-0,071154598 0,050100402 -0,071154598

0,050100402

8,135743286

4,4549E-07

0,32885767 0,560628244

0,32885767

0,560628244

2,409257344 0,028391089

0,011348053 0,177628514

0,011348053

0,177628514

1,052276232 0,308306241

-0,04505351 0,133864764

-0,04505351

0,133864764

MS

F

Significance F

904,0203785 26,51109286

1,90654E-06


(2)

t Stat

P-value

Lower 95%

Upper 95%

Lower 95.0%

Upper 95.0%

6,761908365 4,56571E-06

39,32726707 75,24714039

39,32726707

75,24714039

7,944883906 6,06512E-07

0,245436977 0,424082489

0,245436977

0,424082489

3,030312888

0,00795957

0,023896388

0,13518298

0,023896388

0,13518298


(3)

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

No Tahun Bibit Pupuk Pestisida Bibit Pupuk Pestisida Bibit Pupuk Pestisida Bibit Pupuk Pestisida Bibit Pupuk Pestisida Bibit Pupuk Pestisida Jumlah Nilai 0 1985 388565977,32 2393978355,68 23270388,55 91061486428 251439023856 40985590727 22629555 110297795,40 250941,60 4008792060 13631506200 535939560 92035518 189512159,22 5050729,62 48855439218 23992185678 10157578458 484667542185 1 1986 399238466,41 2617773762,24 36957276,10 100034356795 293750414277 48663743016 29513675 121251806,57 288366,41 5589293286 16801731567 1008028668 118953428 218233184,96 7039780,16 75743634659 29211944905 18894267108 589697414281 2 1987 399880538,20 2592873038,14 38102760,96 115677600852 357977423738 59714170692 29054916 132331935,60 363186,45 7084336905 19745236665 950888160 105093841 199473466,68 6066136,23 74623979761 30272908424 20183689638 686230234835 3 1988 445659812,25 2890248379,65 25350387,50 128942210980 399035379560 66559977420 33036721,6 150054532,00 412076,00 8756026320 22389855120 1078461760 136332213 258768960,98 7833227,30 96815283677 39271714781 26183413688 789032323306 4 1989 429251997,32 3281313477,06 28644883,04 172501170660 577099612393 129681282998 32636135,04 358338532,64 407352,64 11741340800 41349887248 1949302192 122478678 332488393,07 5329000,19 99687633941 66329859271 41660415850 1142000505353 5 1990 423560057,81 3181058911,73 25415703,94 199828346639 739229402159 131857092135 35313627 177502005,00 293502,00 12979458900 45727611600 1783691700 122849779 418573513,68 5495080,08 122215002308 74935206976 52035881884 1380591694301 6 1991 397997600,49 3216264773,58 48528769,68 198124871130 741585402432 134430860925 50869638,82 224398317,99 369413,73 17891938323 58063629162 2204168589 132771324 371462979,00 4945470,00 74112231600 101207589000 46228508100 1373849199261 7 1992 440468585,39 3366525714,40 27980358,84 223698527599 899468606853 149528370039 45173946,72 295962642,08 349798,26 21342690978 87301317166 2540201650 144593145 435122291,94 7766800,44 151216701090 127567882554 60312471828 1722976769757 8 1993 404279006,96 3267050128,16 32928200,24 214947361968 949929019432 176788093128 33858844,18 211062773,36 249935,02 18409919532 67391302628 1878923268 126076613 311884557,40 4967812,46 147952625288 101787243818 52253156384 1731337645446 9 1994 415721235,90 3050876500,90 29947385,70 236734620650 981598019670 164689153690 20358103,46 216749787,08 253245,24 21493486286 73477699468 2325635454 140917917 347226474,66 5348164,56 175951504626 123536382540 65723345526 1845529847910 10 1995 446720001,84 3327869588,72 39571203,44 292849778984 1205697971172 182553626968 39757695,12 212321752,72 236389,12 30808889496 73963200784 2799733640 149944468 410101407,40 5076054,82 186901068840 145054657198 61821965502 2182450892584 11 1996 451335128,29 3138636083,12 47551586,19 324357352515 1309704892529 216562187422 33965043,3 199734923,18 217478,62 32136943606 85048212566 2797798482 156069558 448742095,51 4829209,17 203631653335 152734034827 71300091358 2398273166640 12 1997 434483166,00 3413366595,66 42557069,08 352755768416 1412460210290 233551412616 31613981,75 185196383,71 201434,22 29798835612 78861497130 2594025122 154575170 442386284,40 4730865,84 200756472816 150575742672 70295298024 2531649262698 13 1998 490797216,40 3855057294,40 48094373,50 398409097940 1591337246100 263123144385 30661988 180073475,24 175211,36 25952087629 68680662978 2259131473 221326204 401134505,25 5194547,55 285484637722 214126945637 99962333927 2949335287791 14 1999 547914743,20 3591593104,88 112095221,48 929122238660 3700278813220 611834142172 71562581,43 420201388,95 402877,65 60560568348 160269333486 5271941820 319816713 576520347,60 7465731,12 410304139470 307747114566 143666935062 6329055226804 15 2000 474451499,25 3110411096,50 97060299,25 804645212300 3204558407425 524738876650 54341740,44 319034083,80 305059,08 45980648196 121683944592 4002869820 292381563 525467738,16 6790616,92 373970474802 280494482612 130943396062 5491018312459 16 2001 502549737,80 3294863280,94 102809946,36 847388557884 3374799739234 552620711676 47159570,56 275809153,92 257962,24 39751302336 105199038016 3460767104 286396081 512989399,92 6604590,66 365102428858 273840786574 127836616730 5689999948412 17 2002 577095204,94 3784587819,34 118091951,50 1137242774694 4219223806690 899872191596 43801349,68 254417014,06 234144,46 36090918160 97040354664 4025651146 290701664 517428324,84 6660154,29 368278390740 276221300387 128947466087 7166942854164 18 2003 591978392,02 3812189202,56 118901151,90 1145563774412 4249159551818 906256538158 41948765,48 243669489,80 237058,20 34566773132 108174924620 3855619924 327454823 577966157,99 7422309,31 419300022817 308556481103 144043178279 7319476864263 19 2004 667328854,78 5106609764,20 159171702,90 1534546368670 5644848579482 1203922299650 47569938,05 274483685,55 384312,20 38938738170 121856355980 4343293025 334785033 589239114,42 7553056,50 591458034574 314626764650 205050377862 9659590812063 Keterangan:

1 = Nomor 31 = HS Bibit Padi = (S Bibit Padi1 + S Bibit Padi2) : 2 = (22;1 + 22;2) / 2 2 = Tahun 32 = HS Pupuk Padi = (S Pupuk Padi1 + S Pupuk Padi2) : 2 = (23;1 + 23;2) / 2 3 = Q Bibit Padi/Ha 33 = HS Pestisida Padi = (S Pestisida Padi1 + S Pestisida Padi2) : 2 = (24;1 + 24;2) / 2 4 = Q Pupuk Padi/Ha 34 = HS Bibit Jagung = (S Bibit Jagung1 + S Bibit Jagung2) : 2 = (25;1 + 25;2) / 2 5 = Q Pestisida Padi/Ha 35 = HS Pupuk Jagung = (S Pupuk Jagung1 + S Pupuk Jagung2) : 2 = (26;1 + 26;2) / 2 6 = Nilai Bibit Padi/Ha 36 = HS Pestisida Jagung = (S Pestisida Jagung1 + S Pestisida Jagung2) : 2 = (27;1 + 27;2) / 2 7 = Nilai Pupuk Padi/Ha 37 = HS Bibit Kedelai = (S Bibit Kedelai1 + S Bibit Kedelai2) : 2 = (28;1 + 28;2) / 2 8 = Nilai Pestisida Padi/Ha 38 = HS Pupuk Kedelai = (S Pupuk Kedelai1 + S Pupuk Kedelai2) : 2 = (29;1 + 29;2) / 2 9 = Q Bibit Jagung/ha 39 = HS Pestisida Kedelai = (S Pestisida Kedelai1 + S Pestisida Kedelai2) : 2 = (30;1 + 30;2) / 2 10 = Q Pupuk Jagung/Ha 40 = LN Bibit Padi = LN (Q Bibit Padi2 : Q Bibit Padi1) = LN (3;2 + 3;1)

11 = Q Pestisida Jagung/Ha 41 = LN Pupuk Padi = LN (Q Pupuk Padi2 : Q Pupuk Padi1) = LN (4;2 + 4;1) 12 = Nilai Bibit Jagung/Ha 42 = LN Pestisida Padi = LN (Q Pestisida Padi2 : Q Pestisida Padi1) = LN (5;2 + 5;1) 13 = Nilai Pupuk Jagung/Ha 43 = LN Bibit Jagung = LN (Q Bibit Jagung2 : Q Bibit Jagung1) = LN (9;2 + 9;1) 14 = Nilai Pestisida Jagung/Ha 44 = LN Pupuk Jagung = LN (Q Pupuk Jagung2 : Q Pupuk Jagung1) = LN (10;2 + 10;1) 15 = Q Bibit Kedelai/Ha 45 = LN Pestisida Jagung = LN (Q Pestisida Jagung2 : Q Pestisida Jagung1) = LN (11;2 + 11;1) 16 = Q Pupuk Kedelai/Ha 46 = LN Bibit Kedelai = LN (Q Bibit Kedelai2 : Q Bibit Kedelai1) = LN (15;2 + 15;1) 17 = Q Pestisida Kedelai/Ha 47 = LN Pupuk Kedelai = LN (Q Pupuk Kedelai2 : Q Pupuk Kedelai1) = LN (16;2 + 16;1) 18 = Nilai Bibit Kedelai/Ha 48 = LN Pestisida Kedelai = LN (Q Pestisida Kedelai2 : Q Pestisida Kedelai1) = LN (17;2 + 17;1) 19 = Nilai Pupuk Kedelai/Ha 49 = Persamaan1 = (31*40)+(32*41)+(33*42)+(34*43)+(35*44)+(36*45)+(37*46)+(38*47)+(39*48) 20 = Nilai Pestisida Kedelai/ha 50 = Persamaan 2 = EXP Persamaan1 = EXP (49)

21 = Jumlah Nilai = Nilai Padi + Nilai Jagung + Nilai Kedelai = 6+7+8+12+13+14+18+19+20 22 = S Bibit Padi = Nilai Bibit Padi : Jumlah Nilai = 6/22

23 = S Pupuk Padi = Nilai Pupuk Padi : Jumlah Nilai = 7/22 24 = S Pestisida Padi = Nilai Pestisida Padi : Jumlah Nilai = 8/22 25 = S Bibit Jagung = Nilai Bibit Jagung : Jumlah Nilai = 12/22 26 = S Pupuk Jagung = Nilai Pupuk Jagung : Jumlah Nilai = 13/22 27 = S Pestisida Jagung = Nilai Pestisida Jagung : Jumlah Nilai = 14/22 28 = S Bibit Kedelai = Nilai Bibit Kedelai : Jumlah Nilai = 18/22 29 = S Pupuk Kedelai = Nilai Pupuk Kedelai : Jumlah Nilai = 19/22 30 = S Pestisida Kedelai = Nilai Pestisida Kedelai : Jumlah Nilai = 20/22

Lampiran 10. Data Input Produksi (K)

Total Nilai Total Kuantitas 1 2

Padi Jagung Kedelai

21

Total Kuantitas Total Kuantitas Total Nilai

INPUT


(4)

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 S Bibit S Pupuk S Pestisida S Bibit S Pupuk S Pestisida S Bibit S Pupuk S Pestisida HS Bibit HS Pupuk HS Pestisida HS Bibit HS Pupuk HS Pestisida HS Bibit HS Pupuk HS Pestisida LN Bibit 0,187884433 0,518786595 0,08456434 0,00827122 0,028125478 0,001105788 0,100801962 0,049502357 0,020957827

0,169636757 0,498137531 0,082523243 0,009478239 0,028492124 0,0017094 0,128444916 0,049537177 0,032040614 0,178760595 0,508462063 0,083543791 0,00887473 0,028308801 0,001407594 0,114623439 0,049519767 0,02649922 0,027095917 0,168569665 0,521657901 0,087017691 0,010323557 0,028773487 0,001385669 0,108744815 0,044114798 0,029412417 0,169103211 0,509897716 0,084770467 0,009900898 0,028632805 0,001547535 0,118594865 0,046825987 0,030726515 0,001606949 0,163418161 0,505727545 0,084356465 0,011097171 0,028376347 0,001366816 0,12270129 0,049771997 0,033184209 0,165993913 0,513692723 0,085687078 0,010710364 0,028574917 0,001376242 0,115723052 0,046943398 0,031298313 0,10839006 0,151051746 0,505340943 0,11355624 0,01028138 0,036208292 0,001706919 0,08729211 0,058082163 0,036480208 0,157234954 0,505534244 0,098956352 0,010689275 0,032292319 0,001536867 0,1049967 0,05392708 0,034832209 -0,037511755 0,14474109 0,535443901 0,095507667 0,009401374 0,033121749 0,001291976 0,08852364 0,054277602 0,037691 0,147896418 0,520392422 0,104531953 0,009841377 0,03466502 0,001499448 0,087907875 0,056179883 0,037085604 -0,013348836 0,144211513 0,53978661 0,097849794 0,013023219 0,042263466 0,001604374 0,053944954 0,073667175 0,033648895 0,144476301 0,537615256 0,096678731 0,011212296 0,037692608 0,001448175 0,071234297 0,063972389 0,035669948 -0,062249341 0,129832585 0,522043374 0,086784902 0,012387103 0,050668888 0,00147431 0,087764794 0,074039235 0,035004808 0,137022049 0,530914992 0,092317348 0,012705161 0,046466177 0,001539342 0,070854874 0,073853205 0,034326852 0,101393151 0,124151036 0,548667686 0,102110697 0,01063335 0,038924414 0,001085244 0,085455674 0,0587911 0,030180801 0,12699181 0,53535553 0,094447799 0,011510227 0,044796651 0,001279777 0,086610234 0,066415167 0,032592805 -0,085733876 0,12827461 0,531878702 0,089236787 0,011646241 0,039813878 0,001260145 0,09533929 0,066938166 0,035612182 0,126212823 0,540273194 0,095673742 0,011139796 0,039369146 0,001172694 0,090397482 0,062864633 0,032896492 0,027909679 0,134183903 0,552451363 0,083646156 0,014116647 0,033889973 0,001282839 0,085638155 0,06646411 0,028326853 0,131229256 0,542165033 0,086441471 0,012881444 0,036851925 0,001271492 0,090488723 0,066701138 0,031969518 0,071917075 0,135246208 0,546103301 0,090299216 0,013400035 0,035462271 0,001166589 0,084907614 0,063685003 0,029729762 0,134715056 0,549277332 0,086972686 0,013758341 0,034676122 0,001224714 0,085272885 0,065074557 0,029028308 0,010278138 0,139338325 0,557920969 0,092252673 0,011770523 0,031150246 0,001024638 0,079298691 0,059477332 0,027766602 0,137292267 0,552012135 0,091275945 0,012585279 0,033306258 0,001095614 0,082103153 0,061581168 0,028748182 -0,038052941 0,13508437 0,539557931 0,089214389 0,008799301 0,023286828 0,00076598 0,096796264 0,072601764 0,033893174 0,137211347 0,54873945 0,090733531 0,010284912 0,027218537 0,000895309 0,088047478 0,066039548 0,030829888 0,121873841 0,146802675 0,584649475 0,096670691 0,009568659 0,02532279 0,000832975 0,064828655 0,048624495 0,022699586 0,140943522 0,562103703 0,09294254 0,00918398 0,024304809 0,000799477 0,08081246 0,06061313 0,02829638 0,110088655 0,146538432 0,583600022 0,095563126 0,008373793 0,022160542 0,000728985 0,068105851 0,051082416 0,023846833 0,146670553 0,584124748 0,096116909 0,008971226 0,023741666 0,00078098 0,066467253 0,049853456 0,02327321 -0,143960298 0,148925934 0,59311068 0,097121391 0,006986169 0,018488408 0,000608219 0,06416563 0,048126676 0,022466892 0,147732183 0,588355351 0,096342259 0,007679981 0,020324475 0,000668602 0,06613574 0,049604546 0,023156863 0,057535217 0,158678923 0,588706216 0,125558723 0,005035748 0,013539993 0,000561697 0,051385702 0,038541022 0,017991976 0,153802429 0,590908448 0,111340057 0,006010959 0,0160142 0,000584958 0,057775666 0,043333849 0,020229434 0,138312637 0,156508969 0,580527766 0,123814387 0,004722574 0,014779051 0,000526762 0,057285518 0,042155537 0,019679436 0,157593946 0,584616991 0,124686555 0,004879161 0,014159522 0,000544229 0,05433561 0,04034828 0,018835706 0,025462881 0,158862461 0,584377609 0,124634917 0,004031096 0,012615064 0,000449635 0,061230133 0,032571438 0,021227646 0,157685715 0,582452687 0,124224652 0,004376835 0,013697058 0,000488198 0,059257826 0,037363488 0,020453541 0,119812826

Hasil Nilai Share Padi

Nilai Share

Kedelai


(5)

Persamaan1 Persamaan2

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

LN Pupuk LN Pestisida LN Bibit LN Pupuk LN Pestisida LN Bibit LN Pupuk LN Pestisida LN EXP 0,089367681 0,462580871 0,265596926 0,094685491 0,139011686 0,256557494 0,14111096 0,33204423 0,139356921 1,149534319 -0,009557705 0,0305242 -0,015666027 0,087444 0,23068441 -0,123878385 -0,089882919 -0,148855075 -0,022782504 0,977475057 0,108575901 -0,40749273 0,128432024 0,125685345 0,12629146 0,260240975 0,260254393 0,255652729 0,094325293 1,098917158 0,12690135 0,122180809 -0,012199607 0,870479387 -0,011528551 -0,107157685 0,25066933 -0,385210957 0,087155975 1,091066845 -0,03102966 -0,119607576 0,078848812 -0,702496257 -0,327794794 0,003025337 0,230247583 0,030689522 -0,040352863 0,960450472 0,011006546 0,646789563 0,364997335 0,234440773 0,230032782 0,077665982 -0,119403328 -0,105381155 0,066851822 1,069137043 0,045660589 -0,550654017 -0,118745738 0,276810559 -0,054560647 0,085295619 0,158177916 0,45138629 0,031789954 1,032300652 -0,029993791 0,162826647 -0,28832028 -0,338077644 -0,336155624 -0,137034136 -0,332994011 -0,446878701 -0,079009247 0,924031379 -0,06845855 -0,094887409 -0,508721204 0,02658804 0,013157383 0,111287811 0,107344121 0,073773835 -0,027911679 0,972474253 0,086903409 0,278659636 0,669324373 -0,020640808 -0,068879087 0,06208744 0,166427232 -0,05221908 0,103464675 1,109006617 -0,058543999 0,183713479 -0,157471553 -0,061111722 -0,083378714 0,040036781 0,090043861 -0,049851628 -0,011355489 0,988708741 0,083910739 -0,11096917 -0,071732374 -0,075574308 -0,07663767 -0,009621282 -0,014264878 -0,020574483 0,025202857 1,025523134 0,121686794 0,122319218 -0,030575772 -0,028051832 -0,13946986 0,358957135 -0,097886651 0,093501289 0,121415919 1,129094427 -0,070790003 0,846183507 0,84754862 0,84736913 0,832639901 0,368110412 0,362713839 0,362713839 0,145412712 1,15651678 -0,143840963 -0,144016275 -0,275279699 -0,275436151 -0,278127455 -0,08968839 -0,092721838 -0,094781571 -0,14099404 0,868494488 0,057609771 0,057549676 -0,141755663 -0,145588788 -0,167692245 -0,02068392 -0,024033614 -0,027776833 0,040576123 1,041410582 0,138572308 0,138581468 -0,073872338 -0,080734447 -0,096874942 0,014921782 0,008615831 0,008377689 0,118197376 1,125466229 0,007266635 0,006828921 -0,043215627 -0,043161951 0,012367405 0,119052567 0,110644304 0,108347586 0,021271096 1,021498938 0,292332115 0,29169102 0,125752004 0,119079069 0,483149562 0,022138535 0,019316751 0,017462079 0,230205698 1,258858928

Nilai LN Persamaan


(6)

896.220

970

869.718

1.253.767

139,895

-39,895

978

100,825

-0,82474

1.226.727

141,0488

-41,0488

1.100.565

87,78066 12,21934

1.055

107,873

-7,87321

1.160.963

94,63907 5,360932

1.177.360

106,9778

-6,97778

1.079

102,275

-2,27488

1.270.418

109,4279

-9,42795

1.198.096

101,7612

-1,76123

1.098

101,761

-1,76089

1.315.113

103,5181

-3,51813

1.334.100

111,3517

-11,3517

1.115

101,548

-1,54827

1.487.433

113,1031

-13,1031

1.368.199

102,556

-2,55596

1.137

101,973

-1,97309

1.555.453

104,573

-4,57298

1.665.706

121,7444

-21,7444

1.122

98,6807 1,319261

1.869.713

120,2038

-20,2038

1.470.206

88,26323 11,73677

1.162

103,565

-3,56506

1.708.528

91,37916 8,620842

1.406.918

95,6953 4,304703

1.112

95,6971 4,302926

1.564.847

91,59036 8,409637

1.477.432

105,0119

-5,01195

1.137

102,248

-2,2482

1.680.007

107,3592

-7,35919

1.279.286

86,58849 13,41151

1.186

104,31

-4,30959

1.517.181

90,30802 9,691983

1.119.079

87,47684 12,52316

1.213

102,277

-2,27656

1.356.891

89,43501 10,56499

1.095.071

97,85466 2,145336

1.192

98,2688 1,731245

1.305.640

96,22291

3,77709

1.151.079

105,1146

-5,11455

1.201

100,755

-0,75503

1.382.848

105,9134

-5,91342

824.484

71,62706 28,37294

1.234

102,748

-2,74771

1.017.634

73,58972 26,41028

678.848

82,3361

17,6639

1.218

98,7034 1,296596

826.932

81,26026 18,73974

544.522

80,21265 19,78735

1.195

98,1117 1,888342

673.056

81,39194 18,60806

526.796

96,74467 3,255332

1.275

106,695

-6,69456

671.600

99,78367 0,216327