II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Teori Produksi
Fungsi produksi merupakan hubungan baik antara input yang digunakan dalam proses produksi dengan kuantitas output yang dihasilkan. Secara jenis
input, produksi dapat dibedakan menjadi modal K dan tenaga kerja L. Hubungan tersebut secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut Lipsey,
1995; Nicholson, 2002: q = fK,L
2.1 Bentuk persamaan fungsi produksi yang digunakan adalah bentuk fungsi
produksi Cobb-Douglas. Secara matematis fungsi Cobb-Douglas dapat dituliskan sebagi berikut:
q = AK
α
L
β
2.2 Dimana:
q = Output produksi
A = Parameter efisiensi atau intersep tingkat teknologi
K = Modal L = Tenaga kerja
α , β = Konstanta
Bentuk persamaan fungsi produksi tersebut mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Kelebihannya adalah pertama, koefisien fungsi produksi sudah
merupakan elastisitas produksi. Kedua, jumlah koefisien dapat digunakan secara layak untuk menetukan return to scale. Keterbatasan dari fungsi ini adalah
elastisitas produksi konstan, nilai dugaan elastisitas produksi yang dihasilkan
berbias bila faktor produksi yang digunakan tidak lengkap. Selain itu tidak dapat digunakan untuk menduga tingkat produksi pada taraf penggunaan faktor produksi
sama dengan nol.
Konsep Skala Pengembalian return to scale
Konsep skala pengembalian menunjukkan reaksi keluaran peningkatan dengan merubah faktor produksi yang ada dalam semua masukkan Nicholson,
2002. Dalam fungsi produksi dapat terbagi tiga macam skala pengembalian: 1.
Jika α +
β = 1, maka terdapat pengaruh skala terhadap hasil yang konstan constant return to scale. Jika input dinaikkan n kali maka output menjadi n
kali. 2.
Jika α +
β 1, maka ada pengaruh skala yang meningkat terhadap tingkat hasil increasing return to scale. Jika input dinaikkan n kali maka output
menjadi lebih besar. 3.
Jika α +
β 1, maka ada pengaruh skala yang menurun terhadap tingkat hasil decreasing return to scale. Jika input dinaikkan n kali maka output
menjadi lebih kecil dari n kali. Dimana:
α = koefisien elastisitas output terhadap perubahan input modal K β = koefisien elastisitas output terhadap perubahan input tenaga kerja L
Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian berikut, tanaman pangan telah diteliti dalam berbagai
aspek seperti peranannya dalam pembangunan pertanian. Pada penelitian ini terdapat penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki ruang lingkup yang sama.
Dalam penelitian Pramesti 2005 yang berjudul ’’Peranan Pesantren Al Zaytun Terhadap Peningkatan Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Di
Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat’’ menjelaskan bahwa Pesantren Al Zaytun berperan baik dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial
ekonomi, dan agen teknologi. Masyarakat Koperasi Desa Mekarjaya-Ma’had Al Zaytun membantu permodalan masyarakat untuk berusahatani padi. Pesantren Al
Zaytun secara tidak langsung memberikan pengenalan teknologi pertanian pengenalan pupuk majemuk PHONSKA dan pola tanam baru kepada
masyarakat tentang cara mengelola lahan pertanian dengan status lahan tadah hujan. Usahatani yang dilakukan sangat efisien, hal tersebut dapat dilihat dari
rasio penerimaan dan biaya usahatani yang nilainya lebih besar dari satu. Dalam penelitian Amalia 2001 yang berjudul ’’Analisis Produktivitas
Tanaman Pangan Di Indonesia’’ menjelaskan bahwa perkembangan produksi, luas panen, dan produktivitas tanaman pangan di Indonesia berfluktuasi. Model fungsi
produksi dengan menggunakan dummy teknologi dari luar faktor produksi yang terdiri dari variabel bibit, pupuk kimia, pestisida, tenaga kerja, bimas, insus, supra
insus. Variabel pupuk kimia dan supra insus yang tidak berpengaruh nyata pada output produksi tanaman pangan. Peningkatan produksi tanaman pangan dapat
didukung oleh kebijaksanaan pemerintah dalam program pembangunan pertanian 2000-2004 melalui program ketahanan pangan dan program pengembangan
agribisnis.
Dalam penelitian Fauzia 2006 yang berjudul ’’Pendugaan Elastisitas Permintaan Input dan Penawaran Output Usahatani Kacang Tanah Di Jawa’’
menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keuntungan petani pada usaha tani kacang tanah di Jawa yaitu pupuk urea, harga pupuk TSP, harga
benih, upah tenaga kerja. Nilai elastisitas permintaan input terhadap harga sendiri bersifat inelastis yang berarti proporsi perubahannya tidak terlalu besar. Dari hasil
pendugaan elastisitas penawaran output menunjukkan bahwa nilai elastisitas harga sendiri bernilai positif dan elastis, artinya bahwa petani akan menaikkan
menurunkan produksi kacang tanah jika terjadi kenaikan penurunan harga kacang tanah, dengan proporsi perubahnya yang besar.
Dalam penelitian Hadipurnomo 2000 yang berjudul ’’Dampak Kebijakan Produksi dan Perdagangan Terhadap Penawaran dan Permintaan Kedelai Di
Indonesia’’ menjelaskan bahwa di seluruh wilayah potensial, respon luas areal panen lebih besar daripada respon produktivitas terhadap perubahan harga
produsen, harga benih, harga pupuk, upah tenaga kerja dan harga pestisida. Permintaan kedelai untuk industri tahu, tempe, dan kecap kurang responsif
terhadap harga pedagang besar, harga kedelai impor, harga output panen, produktivitas dan produksi terutama di wilayah potensial luas pulau Jawa lebih
besar daripada di pulau Jawa. Berdasarkan pada penelitian-penelitian terdahulu, dapat disimpulkan
bahwa tanaman pangan memiliki peranan penting dalam pembangunan pertanian. Tanaman pangan mampu memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia.
Model Shenggen Fan dan Xiaobo Zhang
Penelitian yang dilakukan Fan dan Zhang 2002, menyatakan bahwa pertumbuhan output pertanian di China sudah mengalami pertumbuhan secara
cepat pada beberapa dekade terakhir, terutama sejak pembaharuan pedesaan yaitu mulai tahun 1979. Pertumbuhan output mencapai 4,4 persen per tahun.
Pertumbuhan pertanian di China dengan menggunakan Gross Value of Agriculture Output GVAO biasanya mengukur dalam harga konstan atau harga
perbandingan sebagai penggambaran oleh system statistic China untuk mewakili total output dalam tahun tertentu, tetapi harga konstan tidak tepat bila digunakan
dalam pengagregatan total output karena perhitungan tingkat pertumbuhan dari harga konstan ini hasilnya tidak seimbang, khususnya saat harga relatif
mengalami perubahan. Hasil produksi pertanian dapat dilihat dari perkembangan total faktor produktivitas TFP tiap tahunnya. Total Faktor Produktivitas TFP
dapat menggunakan estimasi agregat output dan pertumbuhan input. TFP dapat dihitung menggunakan Index Tornqvist-Theil TT. Adapun persamaan pada
agregat output dengan menggunakan Index Tornqvist-Theil TT dapat dituliskan berikut ini:
TFP = TT1 – TT2 2.3
TFP = ∑
i
2 1
x S
i
,
t
+ S
i
,
t-1
x lnY
i
,
t
Y
i
,
t-1
- ∑
j
2 1
x W
j
,
t
+ W
j
,
t-1
x lnX
j
,
t
X
j
,
t-1
2.4 dimana:
S = jumlah output yang dibagi dari total nilai produksi nilai fisik
Y = kuantitas output W
= jumlah input yang dibagi dari total biaya input nilai fisik X
= kuantitas input t
= periode waktu Index TT1 adalah index TFP menggunakan index pertumbuhan output
TT1 dan index pertumbuhan input TT. Index TT2 adalah index TFP menggunakan index pertumbuhan output TT2 dan index pertumbuhan input TT.
Perbedaan pokok antara TT1 dan TT2 dikarenakan output pertanian antara badan statistik dan angka taksiran output.
Kerangka Pemikiran
Proses produksi secara keseluruhan menekankan bahwa penggunaannya input harus maksimal. Dalam penelitian mengenai tanaman pangan ini akan
dijelaskan tentang total faktor produktivitas TFP tanaman pangan. Pada model TFP dikatakan bahwa input dan output mempengaruhi hasil TFP tanaman pangan.
Input yang digunakan dalam penelitian ini berupa input produksi pupuk, bibit, dan pestisida, luas areal panen, dan tenaga kerja. Selain itu juga dibahas
mengenai hubungan input dan output dalam menghasilkan nilai TFP tanaman pangan.
III. METODE PENELITIAN