harus segera disampaikan karena sifatnya aktual dan faktual, biasanya disebut sebagai strightnews. Sementara itu softnews berita lunak merupakan segala
informasi penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam indepth namun tidak harus segera disampaikan kepada khalayak.
2.1.3 Agenda Setting Theory
2.1.3.1 Konsep Agenda setting
Nurudin 2009 menjelaskan bahwa Mc.Combs dan Donald L. Shaw memperkenalkan teori agenda setting pada tahun 1973 lewat publikasi yang
berjudul “The agenda setting function of the mass media”. Secara singkat teori ini menekankan bahwa media tidak selalu berhasil memberitahu apa yang kita
pikirkan, tetapi media benar-benar berhasil memberitahu kita agar berpikir tentang apa. Selain itu, media memberikan agenda-agenda melalui pemberitaannya
sedangkan masyarakat akan mengikutinya. Mengutip pernyataan Cragen dan Shield 2002 bahwa dalam teori agenda
setting media tidak mempengaruhi sikap khalayak, tetapi media berpengaruh terhadap apa yang dipikirkan khalayak. Dengan kata lain, media mempengaruhi
persepsi khalayak tentang hal yang dianggap penting. Hal ini diperkuat oleh Rakhmat 2002 yang menunjukkan bahwa kenyataannya media yang memilih
informasi kemudian khalayak akan membentuk persepsi tentang peristiwa. Artinya, teori agenda setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara
perhatian media dan perhatian khalayak pada suatu peristiwa. Fiske 2004 dalam Sulistiawan 2005 mengemukakan bahwa agenda
setting adalah kemampuan media untuk menentukan informasi apa yang dianggap penting. Selain itu, agenda setting menurut Sulistiawan 2005 diartikan sebagai
teori yang menyajikan topik diskusi dan kepentingan bagi publik. Sementara DeFleur dan Denis dalam Descartes 2004 mengartikan agenda merupakan
seleksi terhadap berita yang terdapat indikasi bahwa kadar suatu berita tersebut menjadi lebih penting dibandingkan dengan berita yang lain. Oleh karena itu,
terjadinya agenda setting menurut Winarso 2005 dikarenakan pers harus selektif dalam melaporkan berita.
Nurudin 2009 mengartikan bahwa agenda media juga bisa dimunculkan secara sengaja dan bertujuan untuk membentuk agenda publik. Misalnya, kasus
Century bertahun-tahun menjadi topik pembicaraan karena media seringi membuat berita tersebut pasang surut. Kemudian contoh lainnya seperti berita
KKN Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang melibatkan mantan pejabat Orde Baru. Khalayak mungkin saja sudah melupakan kejadian tersebut, akan tetapi
media dapat mengingatkan masyarakat tentang kasus tersebut dengan kemasan berita yang agak berbeda. Dengan demikian, Winarso 2005 menerjemahkan
bahwa agenda setting dibangun dengan beberapa kombinasi dari pemrograman internal, editorial, keputusan manajerial, dan pengaruh-pengaruh luar dari sumber
nonmedia, seperti kelompok sosial, pejabat pemerintah, sponsor dan iklan, dan lain-lain.
2.1.3.2 Macam-Macam Agenda