BAHAN DAN ALAT Bahan Alat Penyulingan

III. METODOLOGI

A. BAHAN DAN ALAT

A. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan baku utama dan bahan pendukung. Bahan utama yang digunakan adalah tanaman nilam Pogostemon cablin benth, L yang berasal dari perkebunan nilam rakyat di Kuningan, Jawa Barat. Sedangkan bahan pendukung yang digunakan antara lain kayu bakar sebagai sumber energi, aquades, natrium sulfat anhidrat, alkohol 90, indikator phenolphtalein, KOH 0,1 N dan 0,5 N, dan HCL 0,5 N. Gambar 2. Nilam Kering dan Kayu Bakar

B. Alat Penyulingan

Penelitian ini menggunakan sistem penyulingan uap dan air water and steam distillation yang terdiri dari beberapa alat diantaranya : ketel suling dengan tungku pembakaran, pipa kohobasi, kondensor, dan separator. skema sistem peralatan penyulingan metode uap dan air yang digunakan dalam penelitian ini dpat dilihat pada Gambar 3. Titik-titik pengukuran pada alat penyulingan adalah pengukuran suhu pada dinding ketel suling, dinding tungku, tutup ketel suling, pipa penghubung ketel dengan kondensor, suhu destilat yang keluar dari kondensor serta suhu air pendingin masuk dan suhu air pendingin keluar di kondensor. Pengukuran laju destilat dan laju air pendingin dilakukan di kondensor. Gambar 3. Skema peralatan penyulingan minyak nilam : A Ketel suling, B Separator dan C kondensor a. Ketel Suling Ketel suling yang digunakan terbuat dari stainless steel berbentuk silinder dengan diameter 76 cm dan tinggi 122 cm, dengan volume keseluruhan 551,8 liter. Volume yang dapat diisikan bahan adalah 417,14 liter dan volume yang dapat diisikan air adalah 180 liter. Selain itu ketel suling ini dilengkapi dengan tutup ketel yang dilengkapi dengan 12 buah mur dan baut serta karet pada bagian atas ketel untuk mencegah kebocoran saat penyulingan berlangsung. Tutup ketel mempunyai penyangga yang disambungkan pada dinding ketel Selain itu didalam ketel suling dipasang suatu saringan yang berada 45 cm diatas dasar ketel suling yang berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan bahan yang akan disuling sehingga air yang mendidih tidak kontak dengan bahan yang disuling. Saringan bersifat tidak permanen sehingga bisa dilepaskan dari ketel suling untuk mempermudah pembersihan ketel suling. Saringan terbuat dari plat stainless steel yang berlubang, pada bagian tengah terdapat bagian yang menjadi tumpuan untuk mengangkat rak yang terbuat dari kawat. A C B Selain itu ketel suling dilengkapi dengan water level untuk mengetahui banyaknya air di dalam ketel. Pipa penghubung antara ketel dan pendingin diletakkan pada bagian samping atas dinding ketel. Peletakan pipa disamping bukan diatas tutup ketel dimaksudkan untuk mempermudah dalam penanganan bahan baku sehingga tutup ketel tidak perlu dilepas terlebih dahulu jika ingin memasukkan dan mengeluarkan bahan. Pipa yang menghubungkan ketel dan kondensor terbuat dari stainless steel dengan panjang 2,15 m dan diameter 0.06 m. Sketsa ketel suling dengan tungku pembakarannya dapat dilihat pada Gambar 4 dan foto ketel suling terdapat pada Lampiran 7. Gambar 4. Ketel suling dengan tungku pembakaran Keterangan : A : Cerobong E : Ketel suling B : Tutup ketel F : Saringan C : Pipa penghubung G : Pipa kohobasi D : Kunci pengaman H : Pipa udara panas I : Tungku pembakaran b. Tungku Pembakaran Tungku pembakaran merupakan tempat terjadinya proses pembakaran selama penyulingan berangsung dengan menggunakan bahan bakar biomassa yaitu kayu. Tungku ini terbuat dari plat besi pada bagian luarnya dan dilapisi oleh batu bata pada bagian dalam dengan ketebalan 6 cm. Diameter dalam tungku adalah 88 cm sedangkan diameter luarnya adalah 93 cm. Pada bagian depan tungku terdapat lubang berbentuk persegi dengan panjang 40 cm dan lebar 38 cm sebagai tempat memasukkan kayu bakar selain itu pada bagian belakang juga terdapat lubang dengan panjang 11 cm dan lebar 31 cm. Lubang tersebut juga berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara. Tungku pembakaran dapat dilihat pada Gambar 4 dan foto tungku pembakaran terdapat pada Lampiran 7. c. Kondensor Kondensor yang digunakan adalah jenis penukar panas tipe coil berbentuk persegi panjang dengan air sebagai media pendingin. Kondensor ini terdiri dari pipa dan bak kondensor. Pipa pada kondensor terdiri dari 2 pipa dengan ukuran yang berbeda. Pipa pertama mempunyai diameter 31,75 mm dengan panjang 7,05 meter dan pipa kedua mempunyai diameter 25,4 mm dengan panjang 11,73 meter. Pipa kondensor terbuat dari stainless steel sedangkan bak kondensor terbuat dari besi dengan volume bak kondensor 511,09 liter. Kondensor yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5 dan foto kondensor terdapat pada Lampiran 7. Gambar 5. Kondensor Keterangan : A : Pipa Destilat D : Pipa Kondensor B : Pipa Uap E : Pipa Air Pendingin Keluar C : Bak Kondensor d. Pipa Kohobasi Alat kohobasi ini memiliki sambungan langsung dengan ketel suling sehingga air kondensat dapat dialirkan kembali kedalam ketel setelah dipisahkan antara minyak dan air di separator untuk menghemat penggunaan air selama proses penyulingan. Pada penyulingan non kohobasi air ditambahkan melalui pipa kohobasi selama penyulingan berlangsung. Secara keseluruhan panjang alat kohobasi yang digunakan adalah 150 cm dan diameter 2,54 cm. Selain itu pipa kohobasi ini dilengkapi dengan kran untuk mengeluarkan air dari dalam ketel setelah penyulingan selesai tetapi karena letaknya tidak didasar ketel maka tidak dapat membuang semua air yang terdapat di dalam ketel dan menyulitkan ketika akan dilakukan pembersihan. Skema pipa kohobasi dapat dilihat pada Gambar 4 dan foto pipa kohobasi terdapat pada Lampiran 7. e. Separator Separator berfungsi untuk memisahkan minyak yang dihasilkan dari air. Prinsip kerja dari separator adalah adanya perbedaan berat jenis antara minyak dan air sehingga keduanya dapat terpisah. Minyak yang memiliki berat yang lebih rendah akan berada diatas sedangkan air berada pada bagian bawah. Minyak nilam mempunyai bobot jenis lebih kecil dibandingkan dengan bobot jenis air sehingga minyak akan berada diatas air. Separator terbuat dari stainless steel dengan kapasitas 25 liter destilat. Sketsa separator dapat dilihat pada Gambar 6 dan foto separator terdapat pada Lampiran 7. Gambar 6. Separator Keterangan : A : Corong E : Pipa air B : Pipa destilat F : Kran air C : Pipa minyak D : Kran minyak 3 . Alat Ukur Alat-alat yang digunakan dalam pengujian antara lain : 3.1 Alat Ukur Proses a. Termometer raksa dan alkohol digunakan untuk mengukur suhu destilat b. Termometer digital digunakan untuk mengukur suhu air pendingin masuk dan air pendingin keluar c. Termometer infra red digunakan untuk mengukur suhu dinding ketel, tutup ketel, dinding tungku, dan pipa ketel ke kondensor d. Timbangan analitik digunakan untuk menimbang bobot minyak nilam hasil penyulingan e. Timbangan kapasitas 50 kg digunakan untuk menimbang bobot nilam kering f. Alat pengukur waktu stopwatch 3.2 Alat Ukur Analisa a. Alat pengukur kadar air aufhausher digunakan untuk mengetahui kadar air bahan b. Alat pengukur kadar minyak clavenger digunakan untuk mengetahui kandungan minyak dalam bahan c. Oven digunakan untuk mengukur kadar air kayu bakar d. Refraktometer digunakan untuk menentukan nilai indeks bias minyak nilam hasil penyulingan e. Polarimeter digunakan untuk menentukan nilai putaran optik minyak nilam hasil penyulingan f. Piknometer dgunakan untuk menentukan bobot jenis minyak nilam hasil penyulingan g. Peralatan gelas seperti gelas piala, erlenmeyer, buret, gelas ukur, corong, pipet dan labu distilasi digunakan untuk analisa minyak nilam.

B. METODE PENELITIAN