Unsur-Unsur Dakwah Ruang Lingkup Dakwah

seorang yang mempunyai nilai keteladanan yang baik uswatun hasanah dalam segala hal, baik lisan, iman dan amal perbuatan. 26 Sebagai pelaksana misi dakwah, selain ia dai atau muballigh, ia juga adalah seorang kader atau pemimpin. Dia hidup dalam masyarakat yang terus berubah dan harus sadar akan perubahan ini, kemudian memberikan petunjuknya. Wilayah dai adalah mulai dari masyarakat desa yang primitif hingga masyarakat industri yang telah banyak terkontaminasi oleh budaya-budaya yang tidak sesuai dengan nilai dan moral agama. Dai berada di tengah masyarakat yang senantiasa bergejolak. Ia harus membekali diri, selain penguasaan atas materi dakwah yang disampaikan, ia juga harus paham benar tentang kondisi masyarakat secara psikologi, sosial, kultural, etnis, ekonomi, maupun politik 27 Sebagai orang yang akan menjalankan amanah Allah di atas muka bumi, maka juru dakwah harus memiliki sifat-sifat khusus, harus memiliki kepribadian muslim sejati. Menurut Muhammad Ghazali bahwa ada tiga sifat dasar yang harus dimiliki seorang juru dakwah ke jalan Allah, yaitu : setia pada kebenaran, menegakkan perintah kebenaran dan menghadapi semua manusia dengan kebenaran. 28 26 Rafiudin dan Maman Abdul Jalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997, cet. Ke-1, h. 47. 27 M. Syafaat Habin, Buku Pedoman Dakwah, Jakarta : Wijaya, 1982, cet. Ke-1, h. 106- 107. 28 A. Hasymi, Dustur Dakwah menurut al-Quran, Jakarta : Bulan Bintang, 1994, h. 142. Muhammad Ghazali juga menegaskan dua syarat utama yang harus dimiliki oleh seorang juru dakwah, yaitu : pengetahuan mendalam tentang Islam dan juru dakwah harus memiliki jiwa kebenaran ruh yang penuh dengan kebenaran, kegiatan, kesadaran, kemajuan. 29 b. Mad‟u Objek Dakwah Sedangkan yang menjadi obyek dakwah atau madu atau sasaran dakwah, adalah mereka yang diseru, dipanggil, atau diundang. Maksudnya ialah orang yang diajak ke dalam Islam sebagai penerima dakwah. 30 Sehubungan dengan kenyataan yang berkembang dalam masyarakat, bila dilihat dari aspek kehidupan psikologis, maka dalam pelaksanaan program kegiatan dakwah, sasaran dakwahnya terbagi menjadi : 1. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi sosiologis berupa masyarakat terasing, pedesaan, kota besar dan kecil, serta masyarakat di daerah marginal dari kota besar. 2. Sasaran yang berupa kelompok-kelompok masyarakat dilihat dari segi struktur kelembagaan berupa masyarakat, pemerintah dan keluarga. 29 A. Hasymi, Dustur Dakwah menurut al-Quran, Jakarta : Bulan Bintang, 1994, h. 167. 30 Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996, cet. Ke-1, h.34. 3. Sasaran yang berupa kelompok-kelompok masyarakat dilihat dari segi sosial kultural berupa golongan priyai, abangan dan santri. Klasifikasi ini terutama terdapat dalam masyarakat di Jawa. 4. Sasaran yang berhubungan dengan golongan dilihat dari segi tingkat usia berupa golongan anak-anak, remaja dan orang tua. 5. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi tingkat hidup sosial ekonomi berupa golongan orang kaya, menengah dan miskin. 6. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi okupasional profesi dan pekerjaan berupa golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri, dan sebagainya. 31 c. Maudu PesanMateri Dakwah Maudu atau pesan dakwah adalah pesan-pesan , materi atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh da‟i subjek dakwah kepada mad‟u objek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada di dalam Kitabullah maupun Sunah Rasul-Nya. 32 Atau disebut juga al-baq kebenaran hakiki yaitu al-Islam yang bersumber dari Al- Qur‟an lihat QS. al-isra :105 “Dan kami turunkan Al-Qur’an itu dengan sebenar-benarnya dan Al Qur’an telah turun dengan membawa kebenaran. Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan ”. Al isra: 105. 33 31 M. Arifin, Psikologi Dakwah, Jakarta : Bumi Aksara, 1997, ed. Ke-2, cet. Ke-4, h.47 32 Enjang AS dan Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah Pendekatan Filosofis Praktis , Bandung : Widya Padjadjaran, 2009 cet. Ke-1 h.78. 33 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur‟an, Al-Qur’an dan Terjemahannya Jakarta, CV.Indah Press 2002.h. 440. Pendapat diatas senada dengan pendapat Endang Saepudin Anshari; materi dakwah adalah al-Islam al- Qur‟an dan al-Sunah tentang berbagai soal prikehidupan manusia. Selanjutnya Muhaemin menjelaskan secara pokok isi Al- Qur‟an meliputi : 1 Akidah : Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan keyakinan, meliputi rukun iman, atau segala sesuatu yang harus diimani atau diyakini menurut al- Qur‟an dan al-Sunnah. 2 Ibadah : Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan kegiatan ritual dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT. 3 Muamalah: Aspek ajaran Islam yang mengajarkan berbagai aturan dalam tata kehidupan bersosial bermasyarakat dalam berbagai aspeknya. 4 Akhlak: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan tata prilaku manusia sebagai hamba Allah, anggota masyarakat, dan bagian dari alam sekitar. 5 Sejarah: peristiwa-peristiwa perjalanan hidup yang sudah dialami umat manusia yang diterangkan Al- Qur‟an untuk senantiasa diambil hikmah dan pelajarannya. 6 Prinsip-prinsip pengetahuan dan teknologi ; yaitu petunjuk-petunjuk singkat yang memberikan dorongan kepada manusia untuk mengadakan analisa dan mempelajari isi alam dan perubahan- perubahannya. 7 Lain-lain berupa anjuran-anjuran, janji-janji ataupun ancaman . Pesan dakwah atau materi dakwah adalah seluruh ajaran Islam yang disebut juga syari‟at Islam, yang oleh Schiko Murata dan William C. Chitick disebut sebagai Trilogi Islam Islam, Iman, dan Ihsan 34 Dengan demikian yang menjadi pesan dalam dakwah adalah syariat Islam sebagai kebenaran hakiki yang datang dari Allah melalui malaikat jibril disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Pesan dakwah ini dalam Al- Qur‟an diungkapkan dengan istilah yang beraneka ragam yang kandungannya menunjukan fungsi ajaran Islam. d. Tujuan Dakwah Kegiatan dakwah yaitu menyeru ke jalan Allah. Yang disampaikan berupa apa saja mengenai perintah dan larangan Allah SWT sebagaimana terdapat dalam ajaran Islam dan yang telah ribuan tahun dijalankan oleh para Rasul, Nabi dan para pengikutnya sampai sekarang. Sebagian penyampai dakwah ada yang menyisipkan, menambahkan atau melengkapi dengan realitas kehidupan dan beberapa metode supaya tujuannya tercapai. 35 Tujuan dari dakwah adalah untuk mengajak umat manusia kepada jalan yang baik, jalan yang diridhoi Allah SWT sehingga terbentuknya : 1. Khoirul Bariyyah sebaik-baik manusia 2. Khoirul Usroh sebaik-baik saudara 3. Khoirul Jamaah sebaik-baik kelompok 34 Sachiko Murata dan William C. Chitick, Trilogi Islam Islam, Iman, dan Ihsan, terj. Gufron A. Mas‟ad, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1997, h.315 35 Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, Jakarta:Grafindo, 2005, cet.ke-1, h.98 4. Khoirul Ummah sebaik-baik umat Dari penjelasan di atas telah jelas bahwasanya dakwah bertujuan mengajak kepada situasi yang lebih baik lagi, tentunya dengan ajaran yang telah di turunkan oleh Rasullah SAW. Titik tuju dakwah islam adalah memberi pengertian kepada umat Islam agar mengambil segala ajaran Allah SWT yang terkandung dalam kitab suci al- Qur‟an dan Sunnah Nabi sebagai pedoman hidupnya. 36 e. Uslub Metode Dakwah “ Dalam bahasa Yunani, metode berasal dari kata methodos artinya jalan, yang dalam bahasa Arab disebut thariq atau disebut thariqah. Dalam bahasa Inggris, metode berasal dari kata method, yang mempunyai arti pelajaran atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan dengan hasil yang efektif. Metode dakwah berarti jalan atau cara atau teknik berkomunikasi yang digunakan oleh seorang dai dalam menyampaikan risalah Islam kepada masyarakat madu yang menjadi obyek dakwahnya. ” 37 Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa metode yang baik dan tepat adalah salah satu faktor keberhasilan berdakwah. Pedoman dasar atau prinsip penggunaan metode dakwah Islam sudah termaktub dalam al-Quran dan Hadits Rasulullah SAW. 36 Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, Jakarta:Grafindo, 2005, cet.ke-1, h. 98. 37 Said bin Ali Qathani, Dakwah Islam Dakwah Bijak, Jakarta : Gema Insani Press, 1994, cet. Ke-1, h. 101. Macam-macam metode dakwah seperti yang tersebut di bawah ini adalah : 38 1. Dakwah bil Lisan dengan bicara dalam pergaulannya sehari- sehari yang disertai dengan misi agama seperti penyebarluasan salam. 2. Dakwah bil Kitab dengan menggunakan keterampilan tulis menulis berupa artikel. 3. Dakwah dengan alat-alat elektronika dengan memanfaatkan alat-alat elektronik seperti radio, televisi, komputer dan sebagainya yang berfungsi sebagai alat bantu. 4. Dakwah bil Hal dengan melakukan berbagai kegiatan yang langsung menyentuh kepada masyarakat. f. Wasilah Al-dakwah Media Dakwah Dalam kamus komunikasi pengertian media adalah “sarana yang dipergunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, apabila komunikan jauh tempatnya, banyak jumlahnya atau kedua- duanya.” 39 Media adalah segala yang membantu juru dakwah dalam menyampaikan dakwahnya secara efektif dan efisien, 40 Dalam arti sempit media dakwah dapat diartikan sebagai alat bantu dakwah. Alat bantu dakwah berarti media dakwah memiliki 38 Ibid.,h.102. 39 Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi, Bandung , CV Mandar Maju, 1998, h.220 40 Abdul Karim Zaidan, Dasar-dasar Ilmu Dakwah 2, Jakarta, Media Dakwah, 1984, h. 225 peranan atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya tujuan. Artinya proses dakwah tanpa adanya media masih kurang dapat mencapai tujuan yang maksimal. Hakekat dakwah adalah mempengaruhi dan mengajak manusia untuk mengikuti menjalankan ideologi pengajaknya. Sedangkan pengajak dai sudah barang tentu memiliki tujuan yang hendak dicapainya. Proses dakwah tersebut agar mencapai tujuan yang efektif dan efisien, dai harus mengorganisir komponen-komponen unsur dakwah secara baik dan tepat. Salah satu komponennya adalah media dakwah . 41 Menurut M. Bahri Ghazali, kepentingan dakwah terhadap adanya media atau alat yang tepat dalam berdakwah sangat urgen sekali, sehingga dapat dikatakan dengan media dakwah akan mudah diterima oleh komunikan mad’u. 42 Ada beberapa media komunikasi dakwah, yang dapat digolongkan menjadi lima golongan besar, yaitu: 43 1. Lisan : termasuk dalam bentuk ini adalah khutbah, pidato, diskusi, seminar, musyawarah, nasihat, ramah tamah dalam suatu acara, obrolan secara bebas setiap ada kesempatan yang semuanya dilakukan dengan lisan atau bersuara. 2. Tulisan : dakwah yang dilakukan dengan perantara tulisan umpamanya; buku-buku, majalah surat kabar, buletin, risalah, 41 Abdul Karim Zaidan, Dasar-dasar Ilmu Dakwah 2, Jakarta, Media Dakwah, 1984, h. 165. 42 M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya, 1997, h.12. 43 DR. Hamzah Yakub, Publisistik Islam : Teknik Dakwah dan Leadership, Bandung : Diponegoro, 1998, h.47-48. kuliah-kuliah tertulis, pamplet, pengumuman tertulis, spanduk- spanduk dan lain sebagainya. 3. Lukisan : yakni gambar-ganbar dalam seni lukis, foto dan lain sebagainya. Bentuk terlukis ini banyak menarik perhatian orang banyak dan dipakai untuk menggambarkan suatu maksud yang ingin disampaikan kepada orang lain termasuk umpamanya komik- komik bergambar islami untuk anak-anak. 4. Audio Visual : yaitu suatu cara menyampaikan sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran. Bentuk ini dilaksanakan dalam televisi, radio, film, dan sebagainya. 5. Akhlak : yaitu suatu cara menyampaikan langsung ditunjukkan dalam bentuk perbuatan yang nyata. Di zaman maju seperti sekarang ini dakwah tidak cukup disampaikan dengan lisan tanpa bantuan alat-alat modern yang sekarang ini dikenal dengan sebutan alat-alat atau media komunikasi massa, yaitu; pers percetakan, radio, film dan televisi. Kata-kata yang terucapkan dulu terbatas jarak antara ruang dan waktu. Sekarang sudah tidak ada halangan lagi. Beberapa media baik elektronik maupun cetak, keduanya sama-sama berperan besar dalam mempercepat informasi dan kabar yang baru saja terjadi di tempat lain. Dakwah yang disampaikan dalam surat-surat kabar, majalah, brosur dan buku-buku, misalnya bukan hanya sampai pada masyarakat yang hidup pada zaman ini, tetapi sampai pada masyarakat yang hidup berabad-abad sampai pada zaman yang akan datang. Dakwah yang disampaikan dengan radio tidak hanya didengar oleh masyarakat setempat, tetapi pada saat itu juga dapat menembus luar angkasa dan didengar bukan hanya penduduk Indonesia, tetapi seluruh dunia mendengar. Lain pula dengan film dan televisi, penyampaian dakwah itu berbentuk audio visual, sehingga panca indera penglihatan dan pendengaran serta emosi manusia sekaligus menerima dan menanggapi maksud-maksud dan tujuan dakwah yang diharapkan itu. 44 Kenyataan membuktikan bahwa hubungan antara manusia sekarang ini, hampir-hampir tidak bisa menghindarkan diri dari pemakaian alat-alat komunikasi massa bahkan menurut Carl Hovlan, ciri yang menonjol bagi era abad 20 ini ialah kenyataan bahwa kita hidup dalam abad komunikasi massa. Bagi masyarakat kita, koran, radio, televisi, film, majalah-majalah, buku-buku dan lain-lain semua itu menjadi sumber pokok untuk mengetahui kenyataan, pendapat, hiburan dan penerangan. 45 Khusus penggunaan media komunikasi untuk berdakwah akhir- akhir sudah semakin marak. Mulai dari beberapa program acara beraroma religi di televisi, radio dan beberapa media cetak yang meliput suatu kegiatan dakwah. Bahkan ada salah satu media cetak dan media elektronik yang secara tidak langsung berdiri atas dasar semangat Islam dan dakwah Islamiyah. 44 Abdul Munir Mulkan, Idiologisasi Gerakan Dakwah, Yogyakarta : SIPERS, 1996, h. 58. 45 Suminto, Problematika Dakwah, Jakarta : Tintamas, 1973, h.47. 45

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Profil Stasiun Televisi JAK-TV

1. Sejarah dan Perkembangan

1 PT. Abdi Bangsa bekerjasama dengan PT Electronic City, mendirikan JAK TV pada tanggal 28 Oktober 2004. Sebuah stasiun televisi dengan investasi sebesar 150 milyar rupiah ini mencoba untuk mengerti gaya hidup masyarakat cosmopolitan. Melalui persiapan yang matang, peralatan canggih, dan tenaga handal yang saat ini telah mencapai 70 karyawan, segala sesuatunya dijalankan dengan profesional. Test signal di saluran 55 UHF telah dilakukan dengan sukses pada 31 oktober 2005 dari kawasan Meruya- Jakarta Barat. Daya jangkau siarannya sebesar 2 x40 kilowatt, mencakup wilayah Jadebotabek Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Untuk mendapat informasi lengkap cara mengakses siaran JAK TV, telah disiapkan Tune-in Hotline bagi masyarakat dengan pelayanan 24 jam, setiap hari, pada nomer telepon 5155111. Era globalisasi saat ini menuntut kita selalu dinamis mengikuti perkembangan jaman. Sejak pertama kali bersiaran, Jaktv terus berusaha memperbaiki penampilan dan pelayanannya. Penempatan antena pada posisi puncak top mounting dengan daya penuh di Cipondoh Tangerang dengan 1 Human Resource Development HRD JAK TV, company profile JAK TV Jakarta : HRD, 2013.h.2-3 45 46 ketinggian antena 250 meter pada akhir tahun 2009 merupakan salah satu upaya menjawab tuntutan globalisasi tersebut. Mengambil momentum ulang tahun yang ke LIMA pada tanggal 8 Oktober 2010 Manajemen JAK-TV mengambil keputusan berani dengan melakukan perubahan strategi termasuk dengan mengganti logo perusahaan. Hal ini bukan tanpa alasan, khususnya setelah melihat tren positif yang dicapai perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Peluang memperkuat posisi JAK TV sebagai stasiun televisi lokal terdepan di Ibu Kota DKI Jakarta semakin terbuka terkait semakin besar dan kuatnya jumlah pemirsa JAK TV. Kepercayaan para pengiklan TV yang kian meningkat dengan melihat dari tingginya permintaan slot iklan komersial pada saat ini yang telah mencapai 90 persen di triwulan pertama tahun 2010 dan terus meningkat ditiap tahunnya seperti sekarang ini 2013. Dari pendapatan yang dibukukan pada dua tahun terkahir juga membuktikan bahwa JAK TV mampu menunjukan kinerja positif yang sesuai dengan permintaan pasar. Selain itu, selama periode empat tahun terkahir, sinergi yang dilakukan JAK TV dengan TV Lokal se-Indonesia telah menciptakan suatu wadah media berjaringan yang sanggup menyiarkan tayangan program-program acara serentak dibeberapa kota besar di Indonesia. Tentu saja hal ini semakin membuka komunikasi dua arah antara pusat Jakarta dengan daerah lain. Sinergi ini tentunya tidak lepas dari komitmen tv lokal terhadap pasar. 47

2. Visi dan Misi JAK TV

2 Misi a. Selangkah lebih maju b. Terpercaya c. Dinamis d. Inovatif e. Sehat f. Menjadi inspirasi baru untuk cara berfikir, karakter, dan meningkatkan standar kehidupan bangsa. Misi Untuk membuat penggunaan yang efektif dan mengembangkan seluruh potensi sumber daya: manusia, peralatan, pasar, pemasok, dan lainnya untuk menjadi sebuah sinergi yang kreatif, berkelanjutan, transparan, bersih, namun berdasarkan niat baik dan profesionalisme. 3

3. Filosofi Logo

Logo adalah suatu unsur yang sangat berpengaruh sebagai bentuk identitas dari sebuah perusahaan yang merepresentasikan citra perusahaan dimata konsumen. Selain itu logo juga merupakan sebuah gambaran visi penyampaian citra positif melalui sebuah tampilan sederhana dalam bentuk simbol tertentu. 2 Human Resource Development HRD JAK TV, company profil JAK TV Jakarta : HRD, 2013.h.9