Gambaran Riwayat Penyakit Diare di Kelurahan Andir Kecamatan
93
mayoritas reponden telah memiliki sarana air bersih yang sudah terlindung seperti pompa listrik, sumur pompa tangan dan sumur
gali. Sungai Citarum pun dapat menjadi sumber kontaminasi, terutama bakteri Escherichia coli sebagai penyebab diare. Menurut
Affandi 2000 rata-rata sungai di Bandung sudah tercemar, begitupun dengan Sungai Citarum dengan kandungan E coli yang
cukup tinggi. Sebanyak 38 sungai yang ada di Bandung sudah terjadi pencemaran dan beban pencemaran yang paling tinggi
terjadi pada Sungai Citarum, sebagai tempat pertemuan semua aliran air dari sungai-sungai kecil, antara lain Sungai
Cikapundung, Sungai Cikijing dan Sungai Cicadas. Penyebab utama munculnya E coli adalah limbah yang dihasilkan
masyarakat. Sekitar 70 dari seluruh limbah yang dihasilkan dari 2,5 juta penduduk Bandung merupakan limbah domestik. Hal ini
karena dapat dikaitkan dengan saluran pembuangan dan pengelolaan sampah yang masih belum baik seperti dalam hasil
penelitian ini. Hasil observasi masih menemukan dari 185 75,8 sarana
air bersih yang memenuhi syarat secara fisik masih kurang begitu baik meskipun dalam persyaratan masih memenuhi syarat. Hal ini
terlihat dari sarana air bersih yang fisiknya terlindung namun tidak permanen. Sehingga dari ada kemungkinan terkontaminasi secara
94
fisik. Hal ini dapat diakibatkan oleh faktor ekonomi dari masyarakat daerah aliran sungai yang masih kurang.
Hasil uji statistik menunjukkan ketidaksesuaian hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya. Anwar dan Anwar
2009 dan Kamilla dkk. 2012 menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian diare adalah kualitas fisik dan
akses terhadap sarana air bersih. Hartoyo 2003 dan Angeline dkk. 2012 pun menyebutkan ada hubungan keadaan sarana air bersih
dengan kejadian diare. Herwanti 2011 dan Hannif dkk 2011 juga menyebutkan ada hubungan antara sarana air bersih dengan
kejadian diare pada balita. Mansur 2013, Bumulo 2012, Ibrahim 2003 dan Suwantoro 2006 menyebutkan ada hubungan antara
kepemilikan sarana air bersih dengan kejadian diare pada balita. Penggunaan air bersih pun terdapat hubungan yang
signifikan dengan kejadian diare. Hal ini disampaikan dalam penelitian Suwantoro 2006, Hamzah dkk. 2012, Amaliah 2010
dan Elfiatri dkk. 2008. Jenis sarana air bersih dalam penelitian Ibrahim 2003
disebutkan memiliki hubungan terhadap kejadian diare. Penelitian Longginus 2004 menyebutkan bahwa sarana air bersih non
perpipaan memiliki hubungan terhadap kejadian diare. Ketidaksesuaian hasil penelitian ini dapat disebabkan oleh
karena sarana air bersih tidak langsung berkaitan dengan agen