Keterbatasan Penelitian Hubungan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar, Personal Hygine Ibu Balita dan Kebiasaan Jajan dengan Riwayat Penyakit Diare pada Balita Daerah Sepanjang Aliran Sungai Citarum di Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung Ta
92
didapat dan diterapkan di daerah pedesaan karena mudah dalam pembuatan dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri
dengan peralatan sederhana dan biaya yang murah Sanropie. dkk., 1984.
Hasil uji statistik menunjukkanbahwa nilai OR sebesar 1,369 dengan nilai interval CI 95 0,759-2,468, sehingga dapat
disimpulkan sarana air bersih merupakan penyebab sakit karena nilai OR1 namun tidak memiliki hubungan karena nilai interval
CI 95 yang tidak menunjukkan tidak ada hubungan. Sarana air bersih di Kelurahan Andir sudah cukup baik
terlihat dari 244 responden diantaranya sejumlah 185 responden telah memenuhi syarat. Sehingga kecil kemungkinannya sarana air
bersih menjadi faktor risiko terjadinya penyakit diare. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Amaliah 2010 yang
menyatakan bahwa sarana air bersih tidak berhubungan mengakibatkan diare pada balita. Pada sampel yang diambil pun
didapatkan banyak reponden yang telah memakai sumber air terlindung yang hal ini sudah sesuai dengan persyaratan sarana air
bersih menurut Depkes 1995 yang menurutnya sumber air bersih yang tidak terlindunglah yang dapat mudah terkontaminasi oleh
agen penyebab penyakit. Kontaminasi yang paling umum adalah karena penapisan air dari sarana pembuangan kotoran manusia dan
binatang. Hal ini menjadi tidak berisiko dalam penelitian ini karena
93
mayoritas reponden telah memiliki sarana air bersih yang sudah terlindung seperti pompa listrik, sumur pompa tangan dan sumur
gali. Sungai Citarum pun dapat menjadi sumber kontaminasi, terutama bakteri Escherichia coli sebagai penyebab diare. Menurut
Affandi 2000 rata-rata sungai di Bandung sudah tercemar, begitupun dengan Sungai Citarum dengan kandungan E coli yang
cukup tinggi. Sebanyak 38 sungai yang ada di Bandung sudah terjadi pencemaran dan beban pencemaran yang paling tinggi
terjadi pada Sungai Citarum, sebagai tempat pertemuan semua aliran air dari sungai-sungai kecil, antara lain Sungai
Cikapundung, Sungai Cikijing dan Sungai Cicadas. Penyebab utama munculnya E coli adalah limbah yang dihasilkan
masyarakat. Sekitar 70 dari seluruh limbah yang dihasilkan dari 2,5 juta penduduk Bandung merupakan limbah domestik. Hal ini
karena dapat dikaitkan dengan saluran pembuangan dan pengelolaan sampah yang masih belum baik seperti dalam hasil
penelitian ini. Hasil observasi masih menemukan dari 185 75,8 sarana
air bersih yang memenuhi syarat secara fisik masih kurang begitu baik meskipun dalam persyaratan masih memenuhi syarat. Hal ini
terlihat dari sarana air bersih yang fisiknya terlindung namun tidak permanen. Sehingga dari ada kemungkinan terkontaminasi secara