rotan di Sukoharjo. Jaringan rantai pasok bahan baku rotan yang baru dapat dilihat pada gambar 3.2b. Dalam jaringan rantai pasok usulan, yang bertindak sebagai
pemasok adalah pengepul rotan yang menyediakan rotan asalan. Bahan baku rotan yang berasal dari pengepul lokal langsung didistribusikan menuju terminal bahan
baku. Terminal bahan baku berfungsi mendukung pengadaan bahan baku rotan dalam jumlah yang besar untuk menyediakan bahan baku rotan untuk sentra
industri barang jadi rotan di Sukoharjo. Pemasok bahan baku rotan kering asalan berasal dari lima daerah yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur, Makasar dan Gorontalo. Ada lima potensi tempat terminal bahan baku yang akan dibuka, yaitu Grogol, Baki, Trangsan, Tembungan dan
Luwang Veriawan,dkk 2009. Setiap terminal bahan baku yang dibuka, selain sebagai tempat menyimpan sementara rotan asalan, juga sebagai tempat
pengolahan rotan asalan menjadi rotan olahan. Rotan olahan tersebut merupakan bentuk produk rotan setengah jadi yang selanjutnya siap disuplai ke sentra industri
barang jadi rotan di Sukoharjo yang terdapat di daerah Trangsan, Luwang, Tembungan, Grogol, Baki, dan Kartasura. Secara lebih sederhana jaringan rantai
pasok bahan baku rotan usulan dari pemasok, terminal bahan baku dan ke sentra industri barang jadi rotan di Sukoharjo dapat dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini.
Gambar 3.3
Ilustrasi Sistem Supply Chain Bahan Baku Rotan Usulan
3.2 PENENTUAN VARIABEL - VARIABEL YANG MEMPENGARUHI
TOTAL BIAYA SUPPLY CHAIN
Langkah awal yang dilakukan untuk mencari variabel-variabel yang mempengaruhi biaya yang muncul dari masalah lokasi dan alokasi terminal bahan
baku. Dari karakteristik sistem yang sudah diketahui dapat diperoleh biaya-biaya yang berpengaruh dalam jaringan rantai pasokan yang dibuat. Langkah ini ialah
dengan menyusun influence diagram. Influence diagram disusun sebagai alat untuk membantu dalam penyusunan model matematis. Dari influence diagram
terdapat variabel-variabel yang mempengaruhi total biaya supply chain yaitu biaya pembelian, biaya transportasi dari pemasok ke terminal bahan baku, biaya
persediaan di terminal bahan baku baik rotan asalan maupun rotan olahan, biaya pengolahan, biaya transportasi dari terminal bahan baku ke sentra industri barang
jadi rotan dan biaya operasional dan sewa terminal bahan baku.
Gambar 3.4 Influence Diagram
Biaya pembelian bahan baku dari pemasok dipengaruhi oleh besarnya harga pembelian per ton bahan baku rotan pemasok, dimana harga beli merupakan input
yang tidak bisa dikontrol. Selain itu juga dipengaruhi jumlah bahan baku rotan yang dikirim dari pemasok ke terminal bahan baku.
Biaya transportasi dari pemasok ke terminal bahan baku merupakan biaya yang diakibatkan karena adanya pengangkutan rotan asalan dari pemasok ke terminal
bahan baku, dimana biaya ini dipengaruhi biaya transportasi per ton bahan baku rotan dari pemasok ke terminal bahan baku. Biaya transportasi juga dipengaruhi
oleh faktor yang tak terkontrol yaitu besarnya permintaan bahan baku rotan, dimana permintaan ini mempengaruhi jumlah bahan baku rotan yang diangkut.
Biaya pengolahan bahan baku diakibatkan adanya kegiatan pengolahan bahan baku di terminal bahan baku, yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah bahan baku
yang diolah dan biaya per ton pengolahan bahan baku. Biaya persediaan di terminal bahan baku terdiri dari biaya simpan dan biaya
kekurangan bahan baku rotan baik rotan asalan dan rotan olahan. Semakin besar biaya simpan dan biaya kekurangan bahan baku maka biaya persediaan akan
betrambah. Biaya operasional fasilitas dipengaruhi oleh biaya tenaga kerja, biaya penggunaan listrik, pajak bumi dan bangunan.
3.3 PENGEMBANGAN MODEL LOKASI DAN ALOKASI TERMINAL