Validasi Model Mix Integer Non Linear Programming

Biaya,Periode 4 5 Transportasi dari Terminal 362.991.027,55 Rp 444.273.092,31 Rp Transportasi dari Supplier 33.591.550.865,59 Rp - Rp Operasional 314.387.323,29 Rp 337.023.210,57 Rp Pembukaan dan Penutupan - Rp - Rp Pembelian 101.419.088.678,47 Rp - Rp Pengolahan 22.466.246.858,46 Rp 26.492.198.295,50 Rp Persediaan Rotan Mentah 163.670.580,52 Rp - Rp Persediaan Rotan Olahan - Rp - Rp Total 158.317.935.333,88 Rp 27.273.494.598,38 Rp Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada periode tahun perencanaan pertama total biaya yang terkait dengan pembukaan terminal bahan baku yaitu sebesar Rp 182.155.592.450,00. Pada tahun kedua total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 196.958.454.729,60. Dan pada periode tahun perencanaan ketiga, keempat dan kelima berturut-turut yaitu sebesar Rp 212.665.987.175,68 ; Rp 158.317.935.333,88 dan Rp 27.273.494.598,38.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Pada bab ini diuraikan analisis dan interpretasi terhadap hasil dari pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan dari proses pengembangan model penentuan lokasi alokasi terminal bahan baku rotan di Sukoharjo.

5.1 Validasi Model Mix Integer Non Linear Programming

Validasi model mix integer non linear programming diperlukan untuk mengetahui sejauh mana model tersebut mampu merepresentasikan karakteristik atau perilaku sistem dan mampu menghasilkan solusi yang logis dalam masalah penentuan lokasi dan alokasi terminal bahan baku pada sentra industri barang jadi rotan di Sukoharjo. Pendekatan yang digunakan dalam validasi yaitu ada dua bagian yaitu validasi internal atau verifikasi dan validasi eksternal atau validasi. Dalam validasi model ini menggunakan validasi internal atau verifikasi dengan melakukan pemerikasaan kesesuaian antara logika operasional model atau program komputer dengan logika diagram alur. Sedangkan untuk validasi eksternal tidak dilakukan karena model yang dikembangkan ini belum diaplikasikan pada sistem nyata sehingga belum bisa menentukan seberapa akurat model merepresentasikan konseptual dari sistem nyata. Model mix integer non linear programming dikatakan valid jika model tersebut mampu menghasilkan output yang logis serta mampu menyelesaikan permasalahan. Analisis verifikasi model bertujuan untuk mengecek hasil running dari model mix integer non linear programming menghasilkan nilai yang logis. Gambaran aliran bahan baku rotan dari pemasok ke terminal bahan baku dan menuju ke sentra industri barang jadi rotan dapat dilihat pada gambar 5.1. Dari gambar tersebut dapat dilihat sebagai contoh aliran bahan baku rotan dari pemasok ke terminal bahan baku dan menuju ke sentra industri barang jadi rotan. Contoh pada gambar tersebut menggunakan data pada periode tahun ke-1. Pada periode tahun ke-1 ini terdapat satu terminal bahan baku yang dibuka, yaitu Luwang. Pada terminal bahan baku Luwang mempunyai persediaan rotan mentah sebesar 0 ton. Pada periode tahun ke-1 ini, terminal bahan baku Luwang dipasok bahan baku rotan asalan dari 5 pemasok yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Makasar dan Gorontalo. Besarnya masing-masing rotan asalan yang dikirim ke terminal bahan baku yaitu 3040 ton, 4500 ton, 2791 ton, 7930 ton, dan 2558 ton. Sedangkan besarnya rotan asalan yang diolah di terminal bahan baku adalah sebesar 7858 ton dengan nilai konversi untuk masing-masing rotan poles sebesar 80, rotan core hati sebesar 60, rotan fitrit sebesar 50 dan rotan peel kulit sebesar 40 sehingga menghasilkan rotan batang poles sebesar 4330 ton, rotan core atau hati sebsar 1166 ton, rotan fitrit sebesar 1575 ton dan rotan peel atau kulit sebesar 878 ton. Sehingga inventori akhir periode untuk rotan asalan sebesar 8337 ton. Besarnya rotan olahan yang disalurkan ke sentra industri barang jadi rotan sebesar permintaan bahan baku rotan dari sentra industri barang jadi rotan yaitu Trangsan sebesar 5581 ton, Luwang sebesar 1394 ton, Tembungan sebesar 338 ton, Baki sebesar 294 ton, Grogol sebesar 83 ton dan Kartasura sebesar 168 ton. Jadi inventori rotan olahan di terminal bahan baku adalah 0. Gambar 5.1 Aliran Bahan Baku Rotan Aliran bahan baku rotan yang berasal dari pemasok menuju terminal bahan baku yang dibuka dan diolah sesuai permintaan bahan baku rotan olahan pada masing-masing industri rotan tersebut menunjukkan angka yang logis sehingga model mix integer non linear programming dapat dinyatakan valid.

5.2 Interpretasi Penentuan Lokasi dan Alokasi Terminal Bahan Baku