Alokasi bahan baku rotan asalan dari pemasok ke terminal bahan baku Baki dimulai pada periode tahun ke-2, karena terminal bahan baku Baki baru dibuka
pada periode tahun ke-2. Dari grafik perbandingan alokasi rotan asalan dengan jumlah produksi terlihat bahwa pada tahun ke-2 terjadi pengalokasian yang cukup
besar dari pemasok yaitu sebesar 10.330 ton rotan asalan menuju terminal bahan baku Baki. Pada periode tahun ke-3 dan ke-4 mengalami penurunan volume
alokasi rotan asalan, bahakan pada periode tahun ke-5 tidak terjadi pengalokasian rotan asalan. Hal ini dikarenakan pada pengalokasian pertama, kedua dan ketiga
sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan rotan asalan pada terminal bahan baku Baki.
b. Alokasi bahan baku rotan terminal bahan baku menuju sentra industri
barang jadi rotan
Penentuan alokasi bahan baku yang berasal dari terminal bahan baku menuju sentra industri barang jadi rotan salah satunya dipengaruhi oleh jarak
antara terminal bahan baku dan lokasi sentra industri barang jadi rotan. Model akan memilih pemasok yang mempunyai jarak yang lebih dekat dengan terminal
bahan baku karena akan menimbulkan biaya transportasi yang minimal. Penentuan besarnya alokasi bahan baku yang berasal dari pemasok menuju
terminal bahan mempertimbangkan kebutuhan rotan olahan yang berasal dari sentra industri barang jadi rotan. Selain itu juga dipengaruhi oleh keterbatasan
kapasitas simpan dan pengolahan terminal bahan baku serta adanya persediaan rotan olahan yang berada di terminal bahan baku.
Besar alokasi rotan olahan dari terminal bahan baku menuju sentra industri barang jadi rotan untuk setiap jenis rotan olahan selama lima tahun periode
perencanaan dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini.
Tabel 5.2
Alokasi Rotan Olahan pada Sentra industri barang jadi Rotan
Industri Barang Jadi Rotan, k Jenis Rotan
Batang Poles 21.855
5.457 1.322
1.151 327
654 Hati
5.883 1.471
355 313
85 178
Fitrit 7.944
1.982 483
419 121
242 Peel
3.972 995
242 206
57 121
Jumlah 39.654
9.905 2.402
2.089 590
1.194 Trangsan
Luwang Tembungan
Baki Grogol
Kartasuro
Tabel di atas menunjukan bahwa alokasi rotan olahan selama lima tahun periode perencanaan pada sentra industri barang jadi rotan yang terbesar terdapat pada
klaster Trangsan. Besarnya rotan olahan yang dialokasikan ke Trangsan yaitu 39.654 ton dan alokasi terkecil terjadi pada Grogol sebesar 590 ton. Penentuan
besar alokasi pada masing-masing sentra industri barang jadi rotan berdasarkan permintaan terhadap rotan olahan. Dari keempat jenis rotan olahan yang
dialokasikan ke masing-masing sentra industri barang jadi, jenis rotan batang poles merupakan yang terbesar. Hal ini dikarenakan kebutuhan rotan batang poles
untuk membuat sebuah produk rotan mempunyai prosentase terbesar dari bahan baku lain yang digunakan.
Alokasi rotan olahan dari terminal bahan baku menuju sentra industri barang jadi rotan yang dibuka pada tiap periode menunjukan pola yang sama
untuk tiap-tiap jenis rotan olahan. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa pengalokasian rotan olahan pada sentra industri barang jadi rotan berdasarkan
permintan rotan olahan pada setiap sentra industri barang jadi rotan. Model akan mengalokasikan tiap jenis rotan olahan ke tiap-tiap sentra industri barang jadi
rotan dengan kenaikan setiap tahunnya sesuai dengan peningkatan permintaan kebutuhan bahan baku rotan olahan. Besar alokasi rotan olahan pada setiap
terminal bahan baku per periode perencanaan ditunjukkan dalam diagram batang dibawah ini.
Gambar 5.5 Grafik Alokasi Rotan Olahan Periode ke-1
Gambar 5.5 menunjukan pengalokasian rotan olahan dari terminal bahan baku yang dibuka yaitu Luwang menuju masing-masing sentra industri barang
jadi rotan pada periode ke-1. Pada periode tahun ke-1 ini, besarnya alokasi rotan
olahan menuju sentra industri barang jadi rotan hanya berasal dari Luwang sesuai dengan permintaan rotan olahan dari sentra industri barang jadi rotan. Dari alokasi
ke masing-masing sentra industri barang jadi rotan, besarnya pengalokasian terjadi di Trangsan dimana besarnya 5581 ton dengan rincian rotan batang poles
sebesar 3076 ton, rotan hati 828 ton, rotan fitrit 1118 ton dan rotan kulit peel sebesar 559 ton. Sedangkan yang paling sedikit yaitu alokasi rotan olahan ke
Grogol yaitu 83 ton meliputi rotan batang poles sebesar 46 ton, rotan hati 12 ton, rotan fitrit 17 ton dan rotan kulit peel sebesar 8 ton. Sedikitnya alokasi ini
disebabkan karena permintaan bahan baku rotan olahan tergolong kecil.
Gambar 5.6 Grafik Alokasi Rotan Olahan Periode ke-2
Gambar 5.6 menunjukan pengalokasian rotan olahan dari terminal bahan baku yang dibuka yaitu Luwang dan Baki menuju masing-masing sentra industri
barang jadi rotan pada periode ke-2. Pada periode tahun ke-3, besarnya alokasi rotan olahan menuju sentra industri barang jadi rotan hanya berasal dari Luwang
dan Baki. Besarnya pengalokasian juga sesuai dengan permintaan rotan olahan dari sentra industri barang jadi rotan. Jadi di terminal bahan baku hanya mengolah
rotan olahan sesuai volume permintaan sentra industri barang jadi rotan. Besarnya permintaan setiap periode mengalami kenaikan sebesar 10 sehingga alokasi
mengalami peningkatan dan pengolahan di terminal bahan baku juga meningkat. Dari alokasi ke masing-masing sentra industri barang jadi rotan, besarnya
pengalokasian terjadi di Trangsan yang berasal dari terminal Luwang dimana besarnya 4909 ton dengan rincian rotan batang poles sebesar 3384 ton, rotan hati
sebesar 991 ton, dan rotan kulit peel sebesar 615 ton. Untuk perincian alokasi rotan olahan ke sentra industri barang jadi rotan dapat dilihat pada tabel 4.24.
Gambar 5.7
Grafik Alokasi Rotan Olahan Periode ke-3 Gambar 5.7 menunjukan pengalokasian rotan olahan dari terminal bahan
baku yang dibuka yaitu Luwang dan Baki menuju masing-masing sentra industri barang jadi rotan pada periode ke-3. Pada periode tahun ke-3, besarnya
pengalokasian juga sesuai dengan permintaan rotan olahan dari sentra industri barang jadi rotan. Dari alokasi ke masing-masing sentra industri barang jadi rotan,
besarnya pengalokasian terjadi di Trangsan yang berasal dari terminal Luwang dimana besarnya 6753 dengan rincian rotan batang poles sebesar 3722 ton, rotan
hati 1002 ton, rotan fitrit 1353 ton dan rotan kulit peel sebesar 676 ton. Untuk perincian alokasi rotan olahan ke sentra industri barang jadi rotan dapat dilihat
pada tabel 4.24.
Gambar 5.8 Grafik Alokasi Rotan Olahan Periode ke-4
Pada periode tahun ke-4 dan ke-5, alokasi bahan baku rotan olahan secara keseluruhan ke masing-masing sentra industri barang jadi rotan mengalami
kenaikan dari periode sebelumnya. Hal dikarenakan permintaan rotan olahan naik sebesar 10 tiap tahunnya. Pada periode tahun ke-4 alokasi rotan olahan yang
terbesar masih terjadi di Trangsan karena merupakan klaster sentra industri barang jadi rotan di Sukoharjo dengan permintaan bahan baku rotan olahan terbesar. Dari
gambar 5.8 terlihat bahwa baik dari terminal baki dan Luwang mempunyai pola alokasi yang hampir mirip hasil dari besarnya permintaan tiap - tiap sentra industri
barang jadi rotan. Terminal Baki memasok daerah Baki, Grogol dan Trangsan sedangkan terminal Luwang mendistribusikan rotan olahan ke Trangsan, Luwang,
Tembungan dan Kartasura. Pemilihan ini dipengaruhi oleh jarak antara terminal bahan baku dan lokasi sentra industri barang jadi rotan.
Pada periode tahun ke-5, hampir sama pada periode - periode sebelumnya, dimana masih didominasi Trangsan sebagai penerima alokasi rotan olahan yang
terbesar. Dari gambar 5.9 terlihat bahwa baik dari terminal Baki dan Luwang mempunyai pola alokasi yang hampir mirip hasil dari besarnya permintaan tiap -
tiap sentra industri barang jadi rotan dan daerah distribusinya hampir sama dengan periode-periode sebelumnya.
Gambar 5.9
Grafik Alokasi Rotan Olahan Rotan Periode ke-5
5.3 Analisis Biaya Pengadaan