Gambar 5.1 Aliran Bahan Baku Rotan
Aliran bahan baku rotan yang berasal dari pemasok menuju terminal bahan baku yang dibuka dan diolah sesuai permintaan bahan baku rotan olahan pada
masing-masing industri rotan tersebut menunjukkan angka yang logis sehingga model mix integer non linear programming dapat dinyatakan valid.
5.2 Interpretasi Penentuan Lokasi dan Alokasi Terminal Bahan Baku
Penentuan lokasi dan alokasi terminal bahan baku bertujuan untuk merencanakan penentuan lokasi terminal bahan baku dan besarnya alokasi bahan
baku rotan baik yang dikirim dari pemasok ke terminal bahan baku dan bahan baku rotan yang yang didistribusikan dari terminal bahan baku ke sentra industri
barang jadi rotan. Perencanaan penentuan lokasi dan alokasi ini merupakan keputusan strategis dalam manajemen rantai pasok dengan menggunakan periode
tahunan untuk perencanaan selama lima tahun. Dengan merencanakan penentuan lokasi dan alokasi tersebut, diharapkan keputusan yang diambil akan dapat
memperoleh total biaya supply chain yaitu biaya pembelian, biaya transportasi, biaya persediaan, biaya pengolahan dan biaya sewa dan operasional terminal
bahan baku yang minimal.
5.2.1 Interpretasi Hasil Penentuan Lokasi Terminal Bahan Baku
Penentuan lokasi terminal bahan baku bertujuan untuk merencanakan dimana lokasi terminal bahan baku yang akan dibuka sebagai upaya untuk
mendukung pengadaan bahan baku rotan dalam jumlah yang besar dan menyediakan rotan olahan untuk memenuhi kebutuhan akan rotan olahan sebagai
bahan baku pada sentra industri barang jadi rotan. Dengan adanya terminal bahan baku akan dapat mempermudah memperoleh bahan baku rotan dengan harga yang
kompetitif dan tingkat ketersediaan yang kontinyu. Berdasarkan hasil perhitungan dari model mix integer non linear
programming yang dijalankan pada software Premium Solver Platform V9.0
dalam Microsoft Excel 2007 dapat diketahui bahwa pada periode tahun pertama, terminal bahan baku yang dibuka berjumlah satu yaitu terminal bahan baku yang
terletak di Luwang. Pada periode tahun perencanaan kedua, terminal bahan baku yang dibuka berjumlah dua yang terletak di Baki dan Luwang. Pembukaan kedua
terminal ini berlanjut dan tetap sampai pada periode kelima. Pada gambar 5.2 berikut ini menunjukan grafik perbandingan tiap periode untuk pembukaan
terminal bahan baku.
Gambar 5.2 Grafik pembukaan terminal bahan baku tiap periode
Dari grafik diatas terlihat bahwa dari periode tahun pertama hanya berjumlah satu dan mengalami peningkatan menjadi dua pada tahun kedua.
Penambahan pembukaan terminal bahan baku ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah permintaan bahan baku, sehingga persediaan di terminal satu terminal
bahan baku tidak mencukupi sehingga membutuhkan penambahan terminal bahan baku untuk mengakomodir permintaan tersebut. Dari kelima lokasi potensial
tersebut, model akan memilih dimana lokasi terminal bahan baku yang dibuka dengan pertimbangan jarak lokasi terminal bahan baku yang lebih dekat baik
dekat pemasok dan sentra industri barang jadi rotan. Hal ini dikarenakan adanya fungsi tujuan yang meminimalkan biaya transportasi. Pertimbangan lain selain
biaya transportasi adalah biaya sewa dan operasional terminal bahan baku. Hal ini juga dikarenakan terdapat minimasi biaya sewa dan operasional dalam fungsi
tujuan dari model. Jumlah terminal bahan baku yang dibuka dalam setiap periode perencanaan dibatasi dengan jumlah lokasi potensial yang tersedia.
5.2.2 Interpretasi Penentuan Alokasi Bahan Baku Rotan
Penentuan alokasi bahan baku rotan bertujuan untuk menentukan besarnya bahan baku rotan yang dikirim baik dari pemasok ke terminal bahan baku dan dari
terminal bahan baku ke sentra industri barang jadi rotan agar dapat memenuhi permintaan bahan baku rotan. Penentuan alokasi bahan baku rotan digunakan
untuk merencanakan besarnya alokasi bahan baku rotan bagi sentra industri barang jadi rotan selama lima tahun periode perencanaan.
a. Alokasi bahan baku rotan dari pemasok menuju terminal bahan baku.