Analisis Laporan Keuangan PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) DI SUKOHARJO, KARANGANYAR DAN SOLO
selalu memenuhi kebutuhan nasabahnya dengan baik. Kegagalan BMT dalam memenuhi kebutuhan likuiditas akan menurunkan kepercayaan
masyarakat. PINBUK mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan BMT
dalam menyediakan dana lancar kas dan bank setiap saat untuk mengatasi penarikan tabungan sukarelajangka pendek anggota. BMT
dinilai sehat apabila memiliki dana dalam jumlah yang aman, tidak terlalu kecil sehingga tidak mencukupi kalau ada yang menarik dana, dan juga
tidak terlalu besar sehingga mubazir sia-sia karena tidak terputarkan dalam pembiayaan.
Rasio likuiditas merupakan alat untuk menganalisis kondisi keuangan dalam jangka pendek. Bagi pihak di luar BMT seperti kreditor
jangka pendek dan pihak lain yang berkepentingan dengan BMT, rasio ini menggambarkan kinerja dan tingkat kesehatan BMT. Bagi pihak
manajemen, analisis dengan rasio ini bermanfaat untuk mengecek efisiensi modal yang telah dipergunakan oleh BMT.
c. Efisiensi Efisiensi adalah kemampuan BMT untuk mengukur kinerja
manajemen dalam menggunakan semua faktor produksinya secara tepat guna dan berhasil guna. Efisiensi dapat dilihat dari bagaimana BMT
mengendalikan biaya operasional, sehingga semakin kecil pengeluaran
operasional terhadap pendapatan operasional maka semakin baik efisiensi BMT.
Efisiensi BMT dapat diukur dengan membagi biaya operasional dengan pendapatan operasionalnya. Semakin rendah rasio efisiensi berarti
semakin efisien BMT dalam mengendalikan biaya operasionalnya. Dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh BMT akan
semakin besar. d. Rentabilitas
Rentabilitas adalah kemampuan BMT dalam menghasilkan keuntungan atau laba. Kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba
merupakan informasi penting bagi berbagai pihak. Rentabilitas BMT diukur dengan membagi laba dengan harta.
Semakin besar rasio rentabilitas berarti semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai BMT dan semakin baik pula posisi BMT dalam
penggunaan aset. e. Pertumbuhan aset
Dilihat dari sisi debet neraca BMT, asetnya terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap. Sementara dilihat dari sisi kredit pada neraca, aset BMT
merupakan penjumlahan simpanan sukarela dan jumlah modal yang dimiliki. Nilai aset dapat mencerminkan kekayaan dan kewajiban BMT
kepada pemilik maupun pihak ketiga Situmorang, 2007.
f. Kemampuan pembiayaan Penilaian kemampuan pembiayaan ditujukan untuk mengetahui
transaksi keuangan perusahaan yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara pendapatan dan biaya perusahaan, sehingga dimungkinkan untuk
membentuk dana cadangan Hutomo, 2006.