Pengertian Laporan Keuangan Laporan Keuangan

3. Komponen Laporan keuangan BMT

Menurut Standar Operasional Prosedur SOP BMT, komponen laporan keuangan BMT terdiri dari. a. Neraca 1. Neraca harus menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas BMT pada waktu tertentu. 2. Penyajian pos aktiva dan kewajiban dalam neraca BMT tidak dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar, namun sedapat mungkin tetap disusun menurut tingkat likuiditas dan jatuh temponya. b. Laporan laba rugi Perhitungan SHU Laporan perhitungan hasil usaha adalah laporan yang menggambarkan kinerja dan kegiatan usaha BMT pada suatu periode tertentu yang meliputi pendapatan dan beban yang timbul pada operasi utama BMT dan operasi lainnya. c. Laporan arus kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas pada BMT selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. 1. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan BMT. 2. Aktivitas investasi adalah aktivitas perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak setara kas. 3. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman BMT. d. Laporan perubahan modal Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan perubahan modal BMT yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan. e. Laporan promosi ekonomi anggota Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota BMT selama satu tahun tertentu. Laporan promosi ekonomi anggota mencakup. 1. Manfaat ekonomi dari kegiatan jasa keuangan syariah lewat BMT. 2. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian SHU. f. Laporan perubahan dana investasi terikat mudharabah muqayyadah Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara pemilik danamitra usaha shahibul maal dan pengelola dana, yaitu BMT mudharib dengan nisbah pembagian hasil keuntungan atau kerugian menurut kesepakatan dimuka dimana shahibul maal memberikan batasan kepada mudharib mengenai tempat, cara, dan obyek investasi.