Penyediaan Bakteri Uji Regenerasi Bakteri Uji Penentuan Nilai LD

II. METODOLOGI 2.1 Metode Penelitian

2.1.1 Penyediaan Bakteri Uji

Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Aeromonas hydrophila yang diperoleh dari Laboratorium Kesehatan Ikan. Kemudian bakteri ini disuntikkan ke ikan lele secara intramuskular untuk menguji virulensinya. Setelah itu dilakukan reisolasi dengan cara menggoreskan ose ke bagian ginjal kemudian dibiakkan di Trypticase Soy Agar TSA dan diinkubasi selama 24 jam dalam inkubator. Koloni bakteri dari isolat yang berasal dari Laboratorium Kesehatan Ikan dan hasil reisolasi dilakukan pengamatan terhadap morfologinya. Untuk mendapatkan biakan murni maka diambil koloni yang tumbuh secara terpisah dan memiliki morfologi yang berlainan diisolasi kembali ke dalam media TSA miring dan diinkubasi selama 24 jam dalam inkubator. Identifikasi yang dilakukan yaitu pewarnaan Gram dan uji biokimia yang meliputi uji oksidatiffermentatif, motilitas, oksidase dan katalase Garrity, 2005.

2.1.2 Regenerasi Bakteri Uji

Bakteri yang diujikan diregenerasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Bakteri stok dari kultur primer dibiakkan dalam agar miring sebanyak satu ose dan digoreskan ke agar miring kemudian diinkubasi selama 24 jam dalam inkubator. Bakteri yang berumur 24 jam diambil sebanyak satu ose dan diinokulasikan ke dalam tabung yang berisi 10 ml media Trypticase Soy Broth TSB dan diinkubasi selama 24 jam dalam inkubator bergoyang shaker.

2.1.3 Penentuan Nilai LD

50 Penentuan tingkat virulensi bakteri dilakukan dengan menghitung nilai LD 50 nya. Hal ini penting untuk mengetahui konsentrasi bakteri yang digunakan untuk melakukan uji tantang in vivo. Pada uji LD 50 A. hydrophila yang digunakan dikultur pada media Trypticase Soy Broth TSB, kemudian dicuci dengan menggunakan Posphat Buffer Saline PBS sebanyak 2 kali, kemudian disuntikkan dengan kepadatan 10 5 sampai 10 8 cfuml secara intramuskuler sebanyak 0,1 mlekor pada seluruh ikan sesuai dengan label kepadatan bakteri pada setiap akuarium. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah ikan yang masih hidup dan yang mati sampai hari ke tujuh. Kemudian dilakukan penghitungan untuk mengetahui LD 50 yaitu konsentrasi pada waktu ikan mati sebanyak 50 dari populasi selama 7 hari. 2.1.4 Penyediaan Bahan 2.1.4.1 Pembuatan Tepung Lidah Buaya Aloe vera

Dokumen yang terkait

Lama pemberian pakan mengandung tepung meniran Phyllanthus niruri dan bawang putih Allium sativum untuk pencegahan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp

0 4 54

Penggunaan Kitosan Untuk Pencegahan Infeksi Aeromonas hydrophila Pada Ikan Lele Dumbo Clarias Sp.

0 11 11

Efektivitas Campuran Meniran Phyllanthus niruri dan Bawang Putih Allium sativum dalam Pakan untuk Pengendalian Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp.

1 18 84

Potensi Jeruk Nipis Citrus aurantifolia untuk Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp.

0 28 78

Efektivitas ekstrak lidah buaya Aloe vera untuk pengobatan infeksi Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp. melalui pakan

1 8 67

Efektivitas campuran bubuk meniran Phyllanthu niruri dan bawang putih Allium sativum dalam pakan untuk pengobatan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp.

0 2 54

Efektivitas Ekstrak Kipahit Tithonia diversifolia dan Kirinyuh Eupatorium inulaefolium untuk Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Akibat Infeksi Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Clarias sp. Melalui Pakan

0 7 34

PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana) DALAM CAMPURAN PAKAN IKAN LELE DUMBO (Clarias sp.) TERHADAP PENCEGAHAN INFEKSI Aeromonas hydrophila PADA KONDISI ORGAN DALAM DAN RESPON NAFSU MAKAN

0 0 15

APLIKASI PAKAN BERVAKSIN Aeromonas hydrophila PADA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI DAERAH CILACAP

0 0 16

PENGGUNAAN PAKAN BERVAKSIN Aeromonas hydrophila PADA SISTEM IMUN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

0 2 16