I. PENDAHULUAN
Ikan lele dumbo Clarias sp. merupakan salah satu komoditas air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat. Budidaya ikan lele
berkembang secara pesat karena dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar yang tinggi, teknologi yang digunakan sederhana
sehingga mudah dikuasai oleh masyarakat. Lele merupakan komoditas yang mempunyai tingkat serapan pasar cukup tinggi. Khusus untuk pasar dalam negeri,
permintaan lele dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup siginifikan. Permintaan lele ukuran konsumsi bisa mencapai 150 ton per hari
untuk daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi Jabodetabek, yang sekitar 70 nya diserap oleh warung tenda KKP, 2010a.
Permasalahan yang muncul seringkali diakibatkan padat tebar yang tinggi, yaitu timbulnya penyakit. Penyakit yang sering menyerang ikan lele adalah
penyakit bakterial yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophila. Penyakit ini dapat menurunkan tingkat pertumbuhan, derajat kelangsungan hidup dan dikenal
dengan nama Motile Aeromonad Septicaemia MAS. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan keamanan
pangan, menuntut berbagai pihak yang terkait dengan perikanan budidaya untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Seluruh tahapan dalam budidaya ikan
harus memperhatikan sanitasi dan pengendalian dalam upaya mencegah tercemarnya hasil perikanan budidaya dari berbagai bahaya keamanan pangan
seperti bakteri, logam berat serta pestisida, maupun residu bahan terlarang seperti antibiotik dan hormon KKP, 2010b.
Penggunaan antibiotik terhadap pengendalian bakteri infeksi ini sudah jelas tidak dianjurkan, karena antibiotik dapat menyebabkan bakteri patogen tersebut
bersifat resisten. Sehingga harus diberikan solusi yang aman dan memiliki efek positif terhadap pengendalian penyakit ini. Salah satu alternatif yang dapat
digunakan untuk pencegahan penyakit MAS yang disebabkan oleh bakteri A. hydrophila adalah fitofarmaka. Fitofarmaka merupakan bahan alami yang ramah
lingkungan, tidak menimbulkan residu jika dikonsumsi ikan dan aman bagi konsumen.
Berbagai macam fitofarmaka sudah digunakan untuk mencegah maupun mengobati penyakit bakterial atau infeksi. Dosis 5 ppt 0.5 dari ekstrak lidah
buaya Aloe vera merupakan dosis yang efektif digunakan untuk mencegah infeksi A.hydrophila pada ikan lele dumbo Faridah, 2010. Dosis efektif dari ekstrak
daun pepaya Carica papaya L. yang berguna dalam pencegahan penyakit MAS pada ikan lele adalah 20 mgml 2 Setiaji, 2009. Kombinasi tepung meniran
Phyllanthus niruri dan bawang putih Allium sativum dalam pakan dengan dosis 2.1 efektif untuk mencegah penyakit MAS Kurniawan, 2010. Ikan lele uji
dengan perlakuan pencegahan yang diberikan ekstrak paci-paci Leucas lavandulaefolia dengan konsentrasi 4 g100 ml 4 yang dicampur ke dalam
pakan cukup efektif untuk menekan infeksi yang disebabkan A. hydrophila Utami, 2009. Lidah buaya, daun pepaya, meniran ditambah bawang putih, dan
paci-paci, terbukti dapat mencegah penyakit MAS yang disebabkan bakteri A. hydrophila pada ikan lele dumbo.
Bahan perlakuan pada penelitian Utami 2009, Setiaji 2009 dan Faridah 2010 diekstrak dan dicampurkan ke pakan dengan menggunakan binder berupa
putih telur. Pada penelitian ini mengacu pada metode penelitian Kurniawan 2010 yaitu penepungan bahan fitofarmaka dan dicampurkan ke dalam tepung pakan
komersil kemudian direpelleting. Hal ini dianggap lebih praktis dalam pembuatan dan pemberiannya pada ikan, karena kemungkinan leaching sangat kecil karena
bahan perlakuan tercampur secara homogen di dalam pakan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bahan perlakuan yang paling
efektif diantara lidah buaya, daun pepaya, meniran ditambah bawang putih, dan paci-paci, dalam pakan sebagai upaya pencegahan penyakit MAS pada ikan lele
dumbo Clarias sp.
II. METODOLOGI 2.1 Metode Penelitian