Kontrol K
+
: tidak diberi bahan fitofarmaka dalam pakan, diinfeksi A. hydrophila pada hari ke-15
A, B, C, D : diberi bahan fitofarmaka sesuai Tabel 1, diinfeksi A.
hydrophila pada hari ke-15
2.1.6 Pembuatan Pakan Perlakuan
Pakan komersil berprotein 30 ditepungkan, kemudian dicampur dengan masing-masing bahan perlakuan sesuai dosis perlakuan serta ditambahkan vitamin
C 0.1 dan diaduk rata. Setelah itu ditambahkan air sebanyak 30 lalu dicetak, kemudian di oven sekitar 2 jam pada suhu 60
o
C. Pakan disimpan dalam wadah kedap udara.
2.1.7 Persiapan Wadah dan Ikan Uji
Wadah yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium yang berukuran 60x30x30 cm sebanyak 18 buah. Sebelum digunakan akuarium dicuci
dan dikeringkan, kemudian didesinfeksi dengan kaporit 100 ppm selama 24 jam. Kemudian diisi air setinggi 20-25 cm, dikaporit 30 ppm selama 24 jam, dan
dinetralisir dengan thiosulfat 15 ppm dan diaerasi kuat. Akuarium dilengkapi dengan penutup berupa kain kasa dengan tujuan ikan lele tidak loncat, begitu pula
halnya dengan bagian dinding akuarium dilapisi plastik hitam, untuk menghindari stres pada ikan uji.
Ikan lele yang digunakan memiliki bobot awal 7.81±1.48 gram. Ikan lele diadaptasikan dalam penampungan selama 1-2 minggu sebelum dimasukkan ke
dalam akuarium. Mula-mula ikan direndam dengan larutan garam 30 ppt selama 5 menit yang bertujuan menghilangkan ektoparasit. Selama proses adaptasi ini ikan
diberi pakan 2 kali sehari. Pakan yang diberikan adalah pakan komersil yang mengandung protein 30.
Tahap selanjutnya adalah pengadaptasian ikan lele di dalam akuarium. Ikan lele diadaptasikan selama 3-5 hari. Setiap akuarium diisi ikan sebanyak 5 ekor.
Setelah beradaptasi, ikan lele diberi pakan perlakuan secara at satiation dengan FF Feeding Frequency 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore.
2.1.8 Uji In Vivo
Uji in vivo dilakukan untuk mengetahui pengaruh bahan perlakuan dengan dosis tertentu yang dicampurkan ke dalam pakan terhadap kelangsungan hidup
ikan lele setelah diinfeksi A. hydrophila dan menentukan bahan perlakuan yang paling efektif. Penginfeksian A. hydrophila dilakukan setelah bahan perlakuan
diberikan selama 14 hari. Ikan lele berjumlah 5 ekor per ulangan dengan jumlah ulangan sebanyak 3
ulangan untuk setiap perlakuan, diinfeksi dengan A. hydrophila dengan dosis LD
50
pada penelitian pendahuluan sebanyak 0.1 mlikan secara intramuskular.
Keterangan : K
-
= kontrol negatif, K
+
= kontrol positif, A = lidah buaya, B = daun pepaya, C = meniran+bawang putih, D = paci-paci
Gambar 1. Skema uji in vivo Ikan setiap perlakuan diberi tanda yang berbeda, yaitu pada sirip pektoral
kanan, pektoral kiri, dan sirip kaudal Gambar 2. Penanda pada ikan dilakukan setelah ikan diinfeksi, yaitu dengan melubangi sirip menggunakan besi yang
dipanaskan. Fungsi dari penandaan tagging adalah untuk membedakan antar ikan dalam satu perlakuan, satu ulangan selama pengamatan.
Perlakuan Hari
ke- Pengamatan
Pemberian pakan uji Injeksi
dengan PBS
Injeksi dengan A. hydrophila K
-
15 15
15 15
15 24
16 14
K
+
A B
K-
C D
Keterangan : Pki = Sirip pekto dilubangi, = Sirip kaudal dil
lubang,
Gambar 2.
2.2 Parameter Pengamatan 2.2.1 Respon Ikan terhadap Pakan
Pengamatan respon perlakuan. Respon ikan
pakan yang tidak termakan dari sejumlah pakan yang dibe
2.2.2 Pertumbuhan