metabolismenya. Enzim fosfatase sangat berpengaruh dalam mineralisasi P organik. Peningkatan mineralisasi P organik juga dipengaruhi oleh kenaikan pH
tanah Tisdale et al., 1985.
2.2.4 Pseudomonas sp.
Pseudomonas adalah bakteri yang dapat ditemukan hampir dalam semua
media alami seperti di dalam tanah dan air. Bakteri ini memiliki ciri berbentuk batang, pada umumnya motil, memiliki flagella monotrikus, politrikus dan
lofotrikus, Gram negatif, beberapa diketahui bersifat aerob fakultatif, serta bersel satu dengan ukuran 0,5-1,0x1,5-4,0 µm Schaad et al, 2001. Banyak diantara
bakteri ini yang merugikan karena dapat menimbulkan penyakit bagi manusia. Beberapa contohnya adalah Pseudomonas syringae, P. aeruginosa, P.
solanacearum Anas, 1989. Sejak tahun 1970, telah banyak pula penelitian yang
menunjukkan bahwa beberapa species dari Pseudomonas terutama dari Pseudomonas fluorescens
dan Pseudomonas putida dapat membantu pertumbuhan tanaman yang akhirnya dapat meningkatkan produksi tanaman.
Bakteri Pseudomonas berpotensi ekonomis sebagai agen biokontrol Dupler dan Baker, 1984. Pseudomonas menghasilkan siderofor senyawa
organik yang dapat membentuk khelat dengan Fe
3+
, dengan KSp lebih dari 30 dan antibiotik yang dapat melawan organisme penyebab penyakit. Selain itu
Pseudomonas memproduksi senyawa -ketoglukonik yang dapat melarutkan
fosfat serta dapat menghasilkan zat tumbuh seperti IAA Anas, 1989.
2.2.5 Mikrob Pendegradasi Selulosa
Selulosa merupakan polimer dari untaian rantai lurus unit glukosa dengan ikatan
β-1,4-glikosida yang menyebabkannya sukar larut Murashima et al., 2003. Ikatan ini dapat terurai jika dihidrolisis oleh enzim selulase. Enzim selulase
terdiri atas tiga komponen, yaitu: endo 1,4 β-D glukanase, ekso 1,4 β glukanase
dan β-D glukosidase Fikrinda dan Anas, 2000.
Mikrob selulolotik menghasilkan seperangkat enzim yang menghidrolisis selulosa secara sinergis menjadi oligosakarida yang lebih kecil dan akhirnya
menjadi glukosa yang menjadi sumber karbon dan unsur hara bagi pertumbuhan mikrob tersebut. Proses pendegradasian selulosa berlangsung jika terjadi kontak
langsung antara bakteri dan permukaan selulosa Ilmen et al., 1997. Banyaknya bahan organik sebagai sumber selulosa sangat berpengaruh terhadap banyaknya
jumlah mikrob pendegradasi selulosa di dalam tanah. Fungi berfilamen lebih berperan dalam mendegradasi selulosa pada tanah-
tanah yang masam. Sementara pada tanah-tanah netral sampai alkalin yang lebih berperan dalam mendegradasi selulosa adalah dari golongan bakteri. Di alam
bahan berselulosa dihancurkan oleh kerjasama banyak mikrob. Menurut Lewis et al.
1988 kultur campuran bakteri selulolitik dengan bakteri non selulolitik yang lain sangat ideal dalam proses degradasi selulosa.
2.2.6 Mikrob Pendegradasi Protein