I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan habitat berbagai jenis mikrob yang berperan penting dalam aliran energi dan daur nutrien yang berkaitan dengan ketersediaan hara
pada tumbuhan. Menurut Irianto 2002 perakaran tumbuhan pada saat fotosintesis akan memasok oksigen ke rizhosfer. Secara berkelanjutan perakaran
tumbuhan akan membebaskan nutrien yang berasal dari eksudat, sekresi akar atau lisisnya sel-sel akar. Beragam mikrob hidup dan berkembang di rizhosfer dan
mendapatkan keuntungan dari ketersediaan oksigen dan nutrien. Keanekaragaman dan jumlah mikrob tanah ditentukan oleh beberapa
faktor di dalam tanah yaitu kelembaban, aerasi, suhu, bahan organik, kemasaman, dan kandungan unsur hara Alexander, 1961. Ekosistem mikrob tanah terdiri dari
beberapa kelompok yaitu bakteri, fungi, aktinomisetes, ganggang, dan protozoa Killham, 1994. Bakteri dan fungi merupakan kelompok yang paling penting
dibandingkan yang lainnya karena jenisnya bervariasi. Kelompok bakteri yang bermanfaat antara lain bakteri penambat N
2
yang hidup bebas Azotobacter sp., Azospirillum
sp., bakteri nitrifikasi Nitrosomonas sp., Nitrobacter sp., bakteri pelarut fosfat, bakteri pendegradasi selulosa, dan bakteri pendegradasi protein.
Fungi tanah yang bermanfaat antara lain fungi pelarut fosfat dan fungi penghasil antibiotik .
Keberadaan mikrob tanah pada suatu lahan pertanian dapat meningkatkan produktivitas suatu tanaman. Mikrob tanah dapat melapukkan sisa tanaman
maupun organisme yang sudah mati, merombak senyawa organik seperti selulosa dan protein serta melarutkan unsur-unsur di dalam tanah sehingga tersedia oleh
tanaman. Namun belum banyak penelitian mengenai jumlah, jenis dan keanekaragaman mikrob tanah yang bersifat menguntungkan. Melihat begitu
banyaknya jenis dan manfaat mikrob tanah perlu dilakukan usaha untuk mengeksplorasi berbagai jenis mikrob tanah pada lahan pertanian maupun
nonpertanian. Indonesia saat ini berusaha untuk meningkatkan ketahanan pangan
dengan cara meningkatkan hasil pertanian menggunakan rekayasa genetik pada
tanaman seperti kapas tahan hama penyakit, padi toleran terhadap kekeringan, dan juga tebu dengan gen fitase untuk meningkatkan ketersediaan fosfor P didalam
jaringan tanaman yang dapat mengefisiensikan pemakaian pupuk P. Tanaman transgenik masih menjadi pro dan kontra di dalam masyarakat, terutama efeknya
terhadap kesehatan dan dampak lingkungan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melakukan penelitian tentang pengaruh tanaman transgenik terhadap
ekosistem di dalam tanah terutama pada mikrob tanah yang sangat sensitif dengan perubahan keadaan lingkungan.
1.2 Tujuan