Gambar 9. Populasi mikrob pelarut fosfat pada perakaran tebu transgenik IPB 1 dan tebu isogenik PS 851
Populasi mikrob pelarut fosfat pada sampel tanah tebu transgenik IPB 1 tertinggi pada perakaran IPB 1-46 yaitu sebesar 209,3 x 10
4
CFUgram tanah Tabel Lampiran 1. Populasi mikrob pelarut fosfat terendah pada perakaran tebu
isogenik PS 851 yaitu sebesar 0,025 x 10
4
CFUgram tanah Tabel Lampiran 1. Beberapa sampel tanah dari perakaran tebu transgenik IPB 1 yang memiliki
populasi mikrob pelarut fosfat yang rendah seperti pada perakaran IPB 1-1, 1-6, 1- 62, dan 1-71. Perlakuan pada penanaman tebu transgenik dan tebu isogenik ini
dilakukan dengan cara tidak menambahkan pupuk fosfat. Penyerapan fosfat dari dalam tanah bergantung pada residu dalam tanah pada waktu tanam sebelumnya.
Pertumbuhan mikrob pelarut fosfat tergantung dari banyaknya fosfat di dalam tanah. Karena tidak adanya analisis banyaknya unsur P didalam tanah, jadi belum
diketahui banyaknya kandungan P yang sebenarnya pada perakaran tebu transgenik dan tebu isogenik. Jumlah bahan organik di dalam tanah juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan mikrob pelarut fosfat. Mikrob pelarut fosfat membutuhkan banyak bahan organik dan menghasilkan asam-asam organik
sebagai hasil metabolismenya.
4.5. Populasi Mikrob Pendegradasi Selulosa
Selulosa merupakan senyawa penyusun tumbuhan yang sulit terurai. Selulosa dapat terurai oleh proses mikrobiologi. Selulosa dapat dipecah menjadi
batas isogenik
glukosa oleh enzim selulase yang disekresikan oleh mikrob perombak selulosa. Tahap pertama dari perombakan selulosa adalah pemecahan polimer selulosa oleh
enzim selulase yang akan mengubah polimer tersebut menjadi monomer glukosa. Tahap kedua adalah metabolisme dari gula sederhana glukosa menjadi CO
2
, asam organik atau alkohol yang berlangsung secara aerob Alexander, 1961.
Mikrob pendegradasi selulosa sangat berperan dalam penyediaan sumber karbon dari bahan organik yang dapat dimanfaatkan mikrob lain.
Gambar 10. Pembentukan zona bening pada mikrob pendegradasi selulosa pada media CMC Carboxyl Methyl Celullose
Gambar 10 menunjukkan zona bening yang merupakan daerah perombakan selulosa. Koloni bakteri tersebut menghasilkan enzim selulolitik yang mampu
mendegradasikan selulosa secara nyata. Isolat dari sampel tanah perakaran tebu transgenik banyak dijumpai fungi. Fungi tumbuh pada isolat sampel tanah IPB 1-
37, 1-46, 1-51, 1-52, 1-53, 1-55, 1-56, serta 1-57. Kebanyakan dari jenis fungi tersebut adalah Aspergillus sp. Namun dari semua isolat tersebut tidak ditemukan
fungi yang dapat mendegradasi selulosa. Hasil isolasi yang terlihat hanya bakteri yang dominan dalam mendegradasikan selulosa.
Populasi bakteri pendegrdasi selulosa pada perakaran tebu transgenik dan isogenik yang paling tinggi pada perakaran tebu transgenik klon IPB 1-34 yaitu
sebesar 152 x 10
4
CFUgram tanah Tabel Lampiran 1. Perakaran Tebu transgenik IPB 1 yang tidak terdapat populasi mikrob pendegradasi selulosa
adalah pada klon IPB 1-1, 1-2, 1-3, 1-4, 1-5, 1-6,1-55, 1-56, 1-62, 1-71 dan pada
perakaran tebu isogenik juga tidak terdeteksi adanya pertumbuhan mikrob pendegradasi selulosa. Populasi mikrob pendegrasi selulosa pada perakaran tebu
transgenik maupun isogenik tidak terlalu bagus karena banyak dari perakaran yang memiliki sedikit mikrob pendegradasi selulosa, bahkan tidak ada sama
sekali. Menurut Alexander 1961 populasi bakteri selulolitik di tanah berkisar antara kurang dari 100 kebanyakan tidak ada sama sekali sampai lebih dari 5 x
10
5
CFU per gram tanah. Kemungkinan jumlah bahan organik yang rendah pada sebagian daerah perakaran klon tebu yang mungkin menyebabkan rendahnya
populasi mikrob pendegradasi selulosa yang sumber energinya dari bahan organik.
Gambar 11. Populasi mikrob pendegradasi selulosa pada perakaran tebu transgenik IPB 1 dan Tebu Isogenik PS 851
Rao 1994 dan Alexander 1961 mengatakan bahwa faktor lingkungan yang berpengaruh pada pendegradasian selulosa adalah banyaknya nitrogen, suhu,
aerasi, kelembaban, pH, banyaknya karbohidrat dan proporsi lignin. Dekomposisi selulosa berbanding lurus dengan banyaknya nitrogen yang ditambahkan. Bila
nitrogen diberikan dalam jumlah yang lebih tinggi dari yang dibutuhkan, maka pendekomposisian selulosa menjadi menurun Alexander, 1961. Proses
dekomposisi terutama pedekomposisian selulosa sangat baik pada C:N antara
batas isogenik
20:1, jika terlalu tinggi ataupun terlalu rendah maka proses dekomposisi kurang maksimal Paul dan Clark, 1996.
Tanah pada kebun percobaan milik PG Djatiroto yang ditanami tebu transgenik IPB 1 dan tebu isogenik PS 851 adalah jenis tanah Inceptisol yang
derajat kemasamannya cukup tinggi. Perlakuan yang diberikan pada penanaman tebu transgenik dan tebu isogenik ini adalah dengan memberikan pupuk ZA yang
dapat menambah kemasaman pada tanah. Sebagaimana yang telah diuraikan mikrob pendegradasi selulosa yang ditemukan dominan dari golongan bakteri.
Kebanyakan bakteri tidak cocok hidup di lingkungan yang memiliki kemasaman yang tinggi. Dalam lingkungan yang netral sampai alkalin, bakteri pendegradasi
selulosa dapat tumbuh dengan baik Alexander, 1961.
4.6. Populasi Mikrob Pendegradasi Protein