Pemanenan Pengangkutan Pemasaran Kegiatan Pengelolaan

minggu kemudian. Pupuk yang digunakan berupa pupuk kompos dan pupuk kandang.

5.2.6.3 Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang terdapat di Desa Cikalong meliputi kegiatan pemupukan, pemangkasan, penjarangan, dan pengendalian hama penyakit. Pemupukan dilakukan pada masa-masa awal penanaman atau sekitar 1-2 tahun, dilakukan pada awal dan akhir musim hujan dengan menggunakan pupuk kandang dan pupuk anorganik jenis urea. Pemangkasan dan penjarangan tidak dilakukan secara berkala melainkan hanya dilakukan jika tanaman terkena hama dan atau penyakit saja. Pemangkasan dan penjarangan dilakukan dengan tujuan pemberantasan hama dan penyakit. Penyakit yang banyak menyerang tanaman sengon di Desa Cikalong adalah penyakit karat puru. Pencegahan penyakit karat puru dapat dilakukan dengan cara menanam tanaman secara campuran dengan jenis tanaman lain. Gambar 13 Batang pohon sengon yang terkena penyakit karat puru.

5.2.6.4 Pemanenan

Kegiatan pemanenan atau penebangan dilakukan oleh pemborong dengan sistem borongan. Pemborong membeli seluruh atau sebagian tegakan selanjutnya melakukan penebangan. Dalam melakukan kegiatan penebangan, petani hutan rakyat tidak perlu meminta izin kepada aparat desa atau dinas terkait karena hutan rakyat Desa Cikalong sepenuhnya hak milik petani sehingga ketika kegiatan penebangan berlangsung tidak dikenakan iuran atau pajak. Pajak sudah dibayarkan oleh petani atas tanahnya berupa pajak bumi. Gambar 14 Kegiatan penebangan kayu pada lahan pola tanam agroforestri.

5.2.6.5 Pengangkutan

Kegiatan pengangkutan mulai dari dalam lahan setelah penebangan sampai dengan tempat pengumpulan kayu dilakukan oleh pemborong. Pemborong berperan dalam mengangkut kayu rakyat dari dalam lahan ke industri pengolahan kayu rakyat. Alat angkut kayu di Desa Cikalong berupa sepeda motor dan truk besar. Kayu hasil penebangan dari dalam hutan diangkut ke tempat pengumpulan di pinggir-pinggir jalan dengan menggunakan sepeda. Gambar 15 Lokasi pengumpulan kayu rakyat. Selanjutnya kayu diangkut dengan truk menuju industri pengolahan kayu yang ada di Desa Cikalong maupun Kota Tasikmalaya. Industri pengolahan kayu rakyat adalah badan usaha yang mengolah kayu bulat dari hutan rakyat menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. A B Gambar 16 Kegiatan pengangkutan kayu rakyat. Ket: A Motor; B Truk.

5.2.6.6 Pemasaran

Kegiatan pemasaran hasil hutan rakyat melalui pemborong. Pemborong adalah orang atau sekelompok orang yang membeli hasil hutan rakyat berupa kayu langsung dari petani hutan rakyat. Dalam hal ini, pemborong mendatangi lahan milik petani untuk menaksir volume, jumlah, dan keadaan tegakan serta menentukan harga. Dalam proses penetapan harga kayu terjadi tawar menawar antara pemborong dan petani. Harga sengon bervariasi tergantung ukuran batang dan kemudahan dalam pengangkutan. Jarak lahan dengan angkutan berpengaruh terhadap harga sengon dengan tujuan mengimbangi biaya pengangkutan. Posisi tawar dari petani hutan rakyat pada kenyataannya sangat rendah karena kurangnya informasi yang dimiliki petani terhadap harga sengon di pasaran, sehingga jelas keuntungan lebih besar diperoleh pemborong dibandingkan petani. Sampai saat ini sistem borongan masih dilakukan karena tidak adanya keinginan petani untuk melakukan penebangan dan penjualan kayu sendiri. Kondisi tersebut didasarkan pada pertimbangan kepraktisan bila dibandingkan harus menanggung biaya penebangan dan pengangkutan. Besarnya biaya alat dan tenaga kerja sebagai buruh tebang apabila menebang sendiri, menyebabkan petani mempertahan sistem borongan. Dengan sistem borongan, petani lebih menganggap diuntungkan karena tidak perlu mengeluarkan biaya penebangan, pengangkutan, dan pemasaran karena semuanya sudah ditanggung oleh pemborong. Sistem ini sebenarnya justru merugikan petani karena harga yang ditawarkan oleh pemborong cenderung sangat rendah. A B Selain melibatkan pemborong, kegiatan pemasaran kayu rakyat juga melibatkan pihak industri dalam hal ini industri penggergajian kayu. Alur pemasaran dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 17 Alur kegiatan pemasaran kayu rakyat. Keterangan: 1. Petani – masyarakat setempat 2. Petani – pemborong – industri penggergajian skala kecil – konsumen 3. Petani – pemborong – industri penggergajian skala besar – konsumen Pada jalur pemasaran pertama merupakan saluran pemasaran yang paling sederhana karena kayu dari dalam lahan tebangan langsung untuk dijual ke masyarakat setempat sebagai bahan bangunan. Gambar 18 Penggunaan kayu untuk membangun rumah. Jalur pemasaran kedua dan ketiga dapat dikatakan sama yang berbeda hanya untuk memenuhi bahan baku industri penggergajiannya saja yang berada pada industri skala kecil atau skala besar. Petani menjual kayu dalam keadaan pohon berdiri kepada pemborong, selanjutnya ditebang menjadi kayu gelondongan yang Petani Pemborong Industri Penggergajian skala kecil Industri Penggergajian skala besar Konsumen Masyarakat Setempat akan dibawa ke industri penggergajian kayu pada tingkat desa skala kecil atau tingkat kota skala besar. Kayu sengon sebagai bahan baku industri bukan hanya berasal dari Desa Cikalong tetapi juga dari desa lainnya di Kecamatan Cikalong. Gambar 19 Industri penggergajian kayu. ket: A industri skala kecil di Desa Cikalong; B industri skala besar di Tasikmalaya. 5.3 Permasalahan Hutan Rakyat 5.3.1 Modal Pengelolaan hutan rakyat Desa Cikalong bersifat swadaya, maka modal pengelolaan adalah tanggung jawab pemilik lahan. Keterbatasan modal petani hutan rakyat terutama dirasakan dalam hal pengadaan dan pemeliharaan, sehingga sebagian besar petani mengharapkan adanya bantuan bibit secara gratis. Usaha lain dalam peningkatan permodalan juga bisa dikembangkan pola kemitraan atau subsidi dalam pengelolaan dan pengembangan hutan rakyat, atau dengan membentuk koperasi.

5.3.2 Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia sebagai pelaku utama pengelolaan dan pengembangan hutan rakyat di Desa Cikalong masih memiliki banyak keterbatasan. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar pengelolaan hutan rakyat dilakukan oleh tenaga yang sudah berusia lanjut dengan kualitas pendidikan rendah sehingga sistem informasi berjalan dengan baik.

5.3.3 Kelembagaan atau Organisasi

Desa Cikalong belum memiliki lembaga atau organisasi hutan rakyat yang berfungsi sebagai wadah dalam penyampaian inspirasi dan harapan yang memberi peluang dalam pencapaian kegiatan pengelolaan hutan rakyat lebih baik. A B